ATMOSPHERIC DISPERSION Dispersi/Persebaran Atmosfir - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

ATMOSPHERIC DISPERSION Dispersi/Persebaran Atmosfir

Description:

ATMOSPHERIC DISPERSION Dispersi/Persebaran Atmosfir Keharusan untuk mengurangi emisi atmosfir menjadi minimum atau paling tidak di bawah Nilai ambang batas yang ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:54
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 33
Provided by: ind54
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: ATMOSPHERIC DISPERSION Dispersi/Persebaran Atmosfir


1
ATMOSPHERIC DISPERSION Dispersi/Persebaran
Atmosfir
2
Suara Merdeka, 16 April 2009
3
  • Keharusan untuk mengurangi emisi atmosfir menjadi
    minimum atau paling tidak di bawah Nilai ambang
    batas yang ditentukan.
  • Bagaimanapun juga, terdapat beberapa residu emisi
    yang tidak dapat dihilangkan dan ini harus secara
    aman didispersikan ke lingkungan.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi dispersi gas-gas
    ke atmosfir adalah
  • Suhu
  • Kecepatan angin
  • Turbulensi

4
  • SUHU
  • Suhu merupakan faktor kritis.
  • Pada umumnya suhu atmosfir berkurang terhadap
    ketinggian dan perubahan nyata suhu terhadap
    ketinggian dikenal sebagai environmental lapse
    rate (ELR).
  • Udara yang berasal dari permukaan bumi, jika
    naik, akan dingin karena ekspansi perubahan
    tekanan.
  • Laju pendinginan dikenal sebagai dry adiabatic
    lapse rate (DALR) dan kira-kira 9,80C per
    kilometer, sampai terjadinya pengembunan.
  • The environmental lapse rate (ELR) akan
    menentukan apa yang terjadi dengan kantung udara
    jika dilakukan pemaksaan untuk naik

5
Gambar 1. Stabilitas Temperatur dan Atmosfir
6
  • Gambar 1.a. menunjukkan situasi di mana ELR
    mempunyai perubahan temperatur yang besar
    terhadap ketinggian dari pada DALR.
  • Hal ini berarti sejumlah kecil volume udara
    dipindahkan ke atas dan menjadi kurang berat
    daripada sekelilingnya dan akan berlanjut dengan
    gerakannya ke atas.
  • Hal ini merupakan kondisi yang dikehendaki untuk
    dispersi atmosfir dan dikenal dengan Unstable
    Conditions

7
  • Gambar 1.b. menunjukkan situasi di mana ELR dan
    DALR secara kasar sama, dikenal dengan Neutral
    Conditions.
  • Dalam hal ini, tidak ada kecenderungan untuk
    perpindahan volume untuk memperoleh atau
    kehilangan gaya ke atas.
  • Situasi ketiga ditunjukkan Gambar 1.c. di mana
    ELR pada kondisi suhu meningkat terhadap
    ketinggian, dikenal sebagai Inversion.
  • Hal ini dikenal dengan Stable Conditions dan
    memberikan tahan yang kuat terhadap gerakan ke
    atas dari suatu perpindahan volume udara.
  • Stable Conditions merupakan problem utama dalam
    titik pandang dispersi gas.

8
Gambar 2. Tipikal Variasi Stabilitas Atmosfir
Harian
9
  • Pada lapisan lebih bawah atmosfir. ELR berubah
    terhadap waktu tiap hari. Gambar 2. menunjukkan
    jenis variasi harian stabilitas atmosfir.
  • Dimulai sebelum terbit matahari, suhu minimum
    adalah pada permukaan bumi. Hal ini disebabkan
    oleh hilangnya panas radiasi gelombang panjang.
    Ini akan menyebabkan suatu inversi (meningkatnya
    suhu terhadap ketinggian) sampai mungkin 100
    meter. Segera setelah matahari terbit, pemanasan
    pada lapisan atas terjadi, tetapi inversi masih
    tersisa pada lapisan yang lebih tinggi.
  • Sekitar tengah hari, pemanasan telah meluas dari
    permukaan bumi, sehingga sekarang dalam kondisi
    tidak stabil (unstable conditions) yaitu
    berkurangnya suhu terhadap ketinggian melalui
    lapisan atmosfir lebih rendah.
  • Mendekati matahari terbenam, terdapat radiasi
    dari permukaan bumi, dan inversi mulai meluas ke
    permukaan

10
Gambar Sebaran polutan udara pada berbagai
stabilitas atmosfir.
11
  • KECEPATAN ANGIN
  • Tidak hanya perubahan arah angin akan tetapi juga
    kecepatan angin meningkat terhadap ketinggian di
    atas permukaan bumi ketinggian maksimum di mana
    kecepatannya sama dengan udara bebas (free air)
    atau kecepatan angin geostrophik.
  • Laju perubahan kecepatan angin terhadap
    ketinggian disebabkan oleh topografi.
  • Bangunan-bangunan di area pedesaan, misalnya
    memperlambat udara sampai ke tanah, hal ini
    berarti bahwa kecepatan maksimum terjadi pada
    ketinggian yang lebih tinggi dari pada ketinggian
    permukaan daerah kita.

12
  • TURBULENSI
  • Turbulansi mekanik disebabkan oleh kekasaran dari
    permukaan bumi.
  • Jauh dari permukaan, turbulensi konvektif
    (pemanasan udara yang naik dan pendinginan udara
    yang turun) menjadi sangat penting.
  • Banyaknya turbulensi dan ketinggian yang
    beroperasi tergantung pada kekasaran permukaan,
    kecepatan angin dan stabilitas atmosfir.
  • Masalah utama bagi perancang adalah untuk
    menentukan tinggi cerobong yang cocok.
  • Pada Gambar 3 menunjukkan ketinggian cerobong
    efektif merupakan kombinasi dari tinggi cerobong
    nyata dan tinggi kepulan (plume rise).
  • Tinggi kepulan merupakan fungsi kecepatan
    pembuangan, suhu emisi, dan stabilitas atmosfir.

13
Gambar 3. Ketinggian Cerobong
14
  • Emisi dari cerobong harus mematuhi peraturan
    lingkungan konsentrasi dan laju alir polutan.
  • Bagaimanapun juga, cerobong harus cukup tinggi
    sehingga polutan yang mencapai tanah harus lebih
    rendah dibandingkan dengan tingkat konsentrasi
    permukaan tanah yang tertentu dengan otoritas
    peraturan.
  • Tingkat konsentrasi polutan di permukaan tanah
    tergantung pada banyak faktor, yang paling
    penting adalah
  • Tinggi cerobong emisi
  • Kecepatan dan suhu emisi cerobong
  • Stabilitas atmosfir
  • Keadaan alam topografi sekitarnya

15
  • Iklim
  • biasanya minimal 10 tahun (idealnya berjangka
    waktu 30 tahun),
  • Harian diukur 3 kali (06.00, 12.00, dan 18.00)
  • Parameter-parameter yang ada (Data BMG)
  • kelembaban,
  • tekanan udara,
  • suhu udara (tertinggi dan terendah),
  • jumlah hari hujan,
  • curah hujan,
  • evaporasi,
  • radiasi surya,
  • arah angin,
  • kecepatan angin

16
Tabel Kriteria Iklim
No Klasifikasi Iklim Kriteria
1 Thornthwaite Evapotranspirasi potensial dan moisture budget
2 Koppen Suhu dan curah hujan rerata bulanan atau tahunan dikaitkan dengan pertumbuhan vegetasi.
3 Schmidt-Ferguson Curah hujan bulanan.
4 Oldeman Curah hujan dan kebutuhan air tanaman.
17
00
Gambar Penentuan Arah Mata Angin Untuk Dari Data
Mateorologi
U
BL
TL
B
T
BD
TG
S
18
Tabel Frekuensi sebaran angin suatu daerah pada
waktu tertentu.
No Arah angin Kecepatan (m/detik) Kecepatan (m/detik) Kecepatan (m/detik) Kecepatan (m/detik) Kecepatan (m/detik)
No Arah angin 0 0 - 5 5 - 10 10 - 15 gt 15
1 Utara .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
2 Timur Laut .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
3 Timur .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
4 Tenggara .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
5 Selatan .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
6 Barat Daya .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
7 Barat .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
8 Barat Laut .... (...) .... (...) .... (...) .... (...) .... (...)
19
5-10 m/det
0-5 m/det
? 10 m/dett
30
20
30
10
10
20
Malam, Oktober 2003 Siang, Oktober
2003 Gambar Pola angin di daerah studi.
20
Model Pendugaan Emisi Dan Penyebaran Polutan Di
Atmosfir
  • Box Model
  • Rollback Model
  • Gaussian Model

21
  • Box Model

Emission rate
Gambar Udara yang Terencerkan dari Box Model yang
Sederhana
22
  • Asumsi
  • Model paling sederhana, keadaan selalu tetap
    emisi, kecepatan angin dan karakteristik udara
  • Pelepasan polutan tercampur sempurna
  • Polutan udara secara kimia stabil
  • Laju emisi polutannya konstan, P (massa/waktu)
  • Memasuki suatu volume udara ambien yang bergerak
    pada satu arah yang tetap, U
  • Udara yang bergerak dibatasi dari atas oleh
    lapisan udara yang stabil pada ketinggian, h
  • Udara yang bergerak juga dibatasi oleh arah tegak
    lurus terhadap kecepatan angin
  • Model ini menggambarkan suatu lembah di manan
    udara melewati suatu daerah (zona) dengan lebar,
    w, yang terbentuk dari dua baris bukit.

23
  • Konsentrasi Polutan yang dilepaskan ke udara
    ambien
  • C P/(U h w)
  • C konsentrasi polutan j, ppm
  • U kecepatan angin, dianggap konstan, m/jam
  • P laju emisi polutan j, µg/jam
  • h tinggi kolom udara, m
  • w lebar kolom udara, m
  • Jika kecepatan angin sangat rendah (mendekati
    nol)
  • C P . t / (x w h)
  • x panjang kolom udara, m
  • t waktu emisi, detik

24
  • Rollback Model

kP b
b background level Mass of emissions per
unit time, P
Hubungan Linier Antara Emisi dan Konsentrasi pada
Rollback Model
25
  • Pendekatan sederhana untuk menduga emisi yang
    mempengaruhi kualitas udara ambien
  • Asumsi
  • Jumlah total polutan yang dilepas di suatu daerah
    pada suatu waktu tertentu (p) mempunyai hubungan
    linier dengan konsentrasi pada titik tertentu
  • c kp b
  • c konsentrasi polutan, µg/m3
  • b background concentration (emisi 0), µg/m3
  • k konstanta empirik
  • Nilai k
  • k (c b)/p
  • C konsentrasi partikulat dekat stasiun
    pengukuran, µg/m3

26
Gaussian Model
  • Model penyebaran yang paling banyak digunakan
  • Dapat menentukan konsentrasi di beberapa titik
    ruang
  • Asumsi
  • Laju emisi polutan konstant
  • Kecepatan dan arah angin rerata konstant
  • Sifat kimia senyawa stabil dan tidak berubah di
    udara
  • Daerah sekitar sumber pencemar adalah datar dan
    terbuka
  • Diturunkan dari Hukum Kekekalan Massa dalam
    bentuk persamaan differensial adveksi dan
    difusi
  • Konsentrasi polutan searah angin (downwind)
  • Sistem koordinat 3 dimensi

27
  • Gaussian Model
  • Rumus umum untuk 3 dimensi
  • Konsentrasi di permukaan tanah (z0)

28
  • Keterangan
  • Q Laju emisi konstant (µgr/detik)
  • U Kecepatan angin konstant (m/detik)
  • h Ketinggian emisi efektif dari cerobong (m)
  • ty koeffisien dispersi horizontal (m)
  • tz koeffisien dispersi vertikal (m)

29
Koeffisien Dispersi Horizontal
30
Koeffisien Dispersi Vertikal
31
Tabel Stabilitas atmosferik, Turner
Kec. angin pada ketinggian 10 m, m/det Siang Siang Siang Malam Malam
Kec. angin pada ketinggian 10 m, m/det Strong Moderate Slight gt 1/2 cloud clear to 1/2 cloud
lt 2 A A-B B - -
2-3 A-B B C E F
3-5 B B-C C D E
5-6 C C-D D D D
gt6 C D D D D
Sumber Perkins, 1974
32
Tabel Penggolongan Stabilitas atmosferik
(Forsdyke, 1970)
Kec. angin pada ketinggian 10 m, m/det Intensitas Radiasi Sinar Surya Siang Hari Intensitas Radiasi Sinar Surya Siang Hari Intensitas Radiasi Sinar Surya Siang Hari Penutupan Awan Rendah Malam Hari Penutupan Awan Rendah Malam Hari
Kec. angin pada ketinggian 10 m, m/det Strong Moderate Slight gt 4/8 lt 3/8
lt 2 A A-B B - -
2-3 A-B B C E F
3-5 B B-C C D E
5-6 C C-D D D D
gt6 C D D D D
A sangat tidak stabil D netral B tidak
stabil E agak stabil C agak tidak stabil F
stabil
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com