EFFECTS OF RILMENIDINE ON MEAN ARTERIAL PRESSURE, HEART RATE AND RENAL SYMPATHETIC NERVE ACTIVITY IN DIABETIC RATS - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

EFFECTS OF RILMENIDINE ON MEAN ARTERIAL PRESSURE, HEART RATE AND RENAL SYMPATHETIC NERVE ACTIVITY IN DIABETIC RATS

Description:

title: effects of rilmenidine on mean arterial pressure, heart rate and renal sympathetic nerve activity in diabetic rats author - last modified by – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:37
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 32
Provided by: 2400
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: EFFECTS OF RILMENIDINE ON MEAN ARTERIAL PRESSURE, HEART RATE AND RENAL SYMPATHETIC NERVE ACTIVITY IN DIABETIC RATS


1
HASIL PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL TAHUN I
(2009)
2
PENGEMBANGAN TUMBUHAN JAMBU BOL( Eugenia
malaccensis L. )SEBAGAI OBAT ANTIDIABETES
Helmi Arifin, Apt, MS, Ph.D FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
3
Team Peneliti1. Helmi Arifin, Apt, (MS-ITB,
Ph.D. USM Mal) (Farmakologi,
Toksikologi)2. Henny Lucida, Apt, ( Ph.D.
Curtin Univ. Aust) (Farmasetika dan
Stabilitas sediaan obat)3. Roslinda Rasyid,
Apt, (MSi-UNAND) (Ekstraksi dan Standarisasi)
4
PENDAHULUAN
  • (LITBANGKES)
  • Indonesia (Thn 2020) gt penduduk 178 jt
    prevalensi DM 4 /thn gt 7 juta penderita
    DM
  • Asean (2010) gt 19.4 juta
    penderita DM
  • Dunia (2020) gt 306 juta
    penderita DM

Ledakan DM tsb perlu diantisipasi dgn pembangunan
dibidang kesehatan gt a.l. Penyediaan obat DM
5
  • Komplikasi/Penyulit
  • stroke, neuropati autonomik (kardiovaskular),
    nefropati (mis. kegagalan ginjal), disfungsi
    saluran cerna, gangguan genitourinari dan
    seksual, neuropati perifer dengan risiko ulcer
    pada kaki (dapat menimbulkan amputasi),
    retinopati (dapat menyebabkan kebutaan) dsb.

Penting obat Antidiabetes yang rasional
6
Obat sintetis beresiko tinggi
obat dari bahan alam
Obat tradisional
Sediaan Fitofarmaka
Serangkaian pengujian
Khasiat dan keamanan
Pre klinis sampai klinis
Sediaan Fitofarmaka
7
Metodologi
8
SAMPEL
Identifikasi Ekstraksi
EKSTRAK
Pemeriksaan Ekstrak
EKSTRAK TERSTANDAR
UJI AKTIVITAS PENDAHULUAN
UJI EVEKTIVITAS (ED-50)
FORMULASI TABLET
UJI TOKSISTAS SUBKRONIS
Stabilitas Aktivitas
UJI TOKSISITAS AKUT
UJI TOKSISITAS KHUSUS
2009
SEDIAAN TERPILIH
2010
2011
9
HASIL YANG SUDAH DICAPAI TAHUN 2009
  • IDENTIFIKASI DAN EKSTRAKSI SAMPEL
  • SKRINING FITOKIMIA
  • STANDARISASI EKSTRAK
  • UJI AKTIVITAS EKSTRAK PREVENTIV TEST
  • UJI AKTIVITAS EKSTRAK CURATIV TEST

10
IDENTIFIKASI
Kingdom Plantae Divisio
Spermatophyta Sub division
Angiospermae Kelas Dicotyledonae Ordo
Myrtales Famili Myrtaceae Genus
Eugenia Spesies Eugenia
malaccensis L.
Syzygium malaccense (L.) Merr Perry Nama Daerah
Jambu ripu (Aceh), dharsana (Madura),
jambu bol (Sunda, Batak, Lampung), Myambu
bol (Bali), jambu jambak (Minangkabau),
jambu boa (Jambi), dan maufa (Nias). No.
Koleksi Fitri 05
11
Hasil skrining fitokimia dari ekstrak etanol daun
Eugenia malaccensis L.
Kandungan Kimia Pereaksi Hasil
Alkaloid Mayer
Flavonoid Mg / HCl
Terpenoid / steroid LB
Fenolik FeCL3
Saponin Busa
12
1
2
3
  • Terpenoid
  • Fraksi heksan dielusi dengan fasa gerak
    heksanetil asetat (1 ml 1 ml) didapatkan noda
    berwarna merah ungu pada Rf 0,9 dan Rf 0,85
    dengan penampak noda asam sulfat pekat 10
    dalam metanol.
  • 2. Alkaloid
  • Fraksi etil asetat dielusi dengan fasa
    gerak etil asetat metanol air (100 13,5
    10) didapatkan noda berwarna jingga pada Rf 0,83
    dengan penampak noda dragendorf.
  • 3. Flavonoid
  • Fraksi etil asetat dielusi dengan fasa
    gerak kloroform etil asetat ( 6 4 )
    didapatkan noda berwarna kuning pada Rf 0,1
    dengan penampak noda citro borax.

Kromatogram terdepan tiap gambar adalah
pengamatan di bawah UV 254 nm
13
No. Parameter Hasil
1. Organoleptis Bentuk Kental Warna Coklat tua Bau Khas Rasa Sepat
2. Kadar senyawa terlarut dalam Air Etanol 12,4 0,551 16 0,924
3. Kadar abu 2,4 1,03
5. Kadar abu yang tidak larut asam 0,1 0,046
7. Total cemaran bakteri 2,7 x 10 4 koloni/g (lt 106)
8. Total cemaran kapang 3,3 x 10 3 koloni/g (lt 104)
9. Uji cemaran logam timbal Pb Negatif
10 Kandungan kimia ekstrak Alkaloid Flavonoid Terpenoid Steroid Fenolik Saponin
11. Profil KLT Terpenoid Alkaloid Flavonoid () pada Rf 0,9 dan Rf 0,85 () pada Rf 0,83 () pada Rf 0,1
HASIL STANDARISASI EKSTRAK
14
HASIL UJI AKTIVITAS EKSTRAK
  • EKSTRAK ETANOL DAUN Eugenia malaccensis L.
    DENGAN DOSIS 100, 200, DAN 400 mg/KgBB
  • Secara OGTT dapat menurunkan kadar glukosa darah
    tikus pada waktu 30, 60 dan 120 menit, tidak ada
    pengaruh variasi dosis ekstrak
  • Secara kuratif test dapat menurunkan kadar
    glukosa darah tikus diabetes yang dinduksi dengan
    STZ, tertinggi pada dosis 400 mg/kg
  • Dapat menurunkan konsumsi air minum dan penge
    luaran volume urin tikus diabetes, dan dapat
    memperbaiki berat badan tikus diabetes yang
    diinduksi dengan STZ.

15
T1 kadar glukosa darah puasa T2 kadar glukosa
darah 30 menit setelah beban glukosa T3 kadar
glukosa darah 60 menit setelah beban glukosa T4
kadar glukosa darah 90 menit setelah beban
glukosa T5 kadar glukosa darah 120 menit
setelah beban glukosa
Kelompok D1 Kontrol Kelompok D2 Ekstrak
dosis 25 mg/kg BB Kelompok D3 Ekstrak dosis 50
mg/kg BB Kelompok D4 Ekstrak dosis 100 mg/kg
BB Kelompok D5 Ekstrak dosis 200 mg/kg BB
Kelompok D6 Ekstrak dosis 400 mg/kg BB
Kelompok D7 Glibenklamid dosis 0.65 mg/kg BB
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun Eugenia
malaccensis L. terhadap kadar rata-rata glukosa
darah tikus putih jantan selama 10 hari.
16
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun Eugenia
malaccensis L. terhadap kadar rata-rata glukosa
darah tikus putih jantan selama 10 hari.
17
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun Eugenia
malaccensis L. terhadap berat badan (g x 10)
tikus putih jantan selama 10 hari.
18
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun Eugenia
malaccensis L. terhadap volume air minum (ml x
10) tikus putih jantan selama 10 hari.
19
Pengaruh dosis ekstrak etanol daun Eugenia
malaccensis L. terhadap volume urin (ml x 10)
tikus putih jantan selama 10 hari.
20
KESIMPULAN
1. Hasil Pemeriksaan ekstrak daun Eugenia
malaccensis L.
  • Organoleptik ekstrak berkosistensi kental,
    berwarna coklat tua, berbau khas, dan berasa
    sepat)
  • kadar senyawa terlarut dalam air (12,4 ? 0,551)
  • kadar senyawa terlarut dalam etanol (16 ? 0,924)
  • kadar abu (2,4 ? 1,03)
  • kadar abu yang tidak larut asam ( 0,1 ? 0,046)
  • total cemaran bakteri (2,7x104) koloni/g
  • total cemaran kapang (3,3x 103) koloni/g
  • tidak ditemukan adanya cemaran logam Pb.
  • Profil KLT ekstrak menunjukkan adanya suatu
    terpenoid, alkaloid, dan flavonoid.

2. Ekstrak etanol daun Jambu Bol (Eugenia
malaccensis L.) dapat menurunkan kadar glukosa
darah pada waktu 30, 60, dan 120 menit setelah
pemberian beban glukosa dan penurunan kadar
glukosa darah tidak dipengaruhi oleh variasi
dosis yang diberikan.
21
3. Ekstrak etanol daun Jambu Bol dengan dosis
100, 200, dan 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar
glukosa darah tikus diabetes yang diinduksi
dengan STZ. Penurunan kadar glukosa darah yang
tertinggi yaitu pada dosis 400 mg/kgBB. Faktor
dosis dan waktu pengamatan mempengaruhi kadar
glukosa darah rata-rata tikus putih jantan secara
sangat signifikan ( plt0,01 )
4. Ekstrak etanol daun Jambu Bol pada dosis yang
digunakan dapat memperbaiki berat badan,
menurunkan konsumsi air minum dan pengeluaran
volume urin tikus diabetes yang diinduksi dengan
STZ
22
SARAN
Perlu dilanjutkan penelitian ini antara lain .
Tahun 2010
  • Penentuan dosis efektif (ED-50) untuk menentukan
    Indek Terapi Ekstrak
  • Penentuan tingkat keamanan ekstrak dengan cara
  • a. Uji toksisitas akut (penentuan harga LD-50
    ekstrak)
  • b. Uji toksisitas sub kronis yang meliputi
  • i. Pemeriksaan fungsi hati dan
    histopatologinya
  • ii. Pemeriksaan fungsi ginjal dan
    histopatologinya
  • 3. Pemeriksaan toksisitas khusus (efek
    teratogen)

Tahun 2011 Formulasi sediaan Farmasi yang Stabil
dari Ekstrak
23
RENCANA PENELITIAN HIBAH BERSAING XIII TAHUN 2010
  • Penentuan dosis efektif (ED-50) untuk menentukan
    Indek Terapi Ekstrak
  • Penentuan tingkat keamanan ekstrak dengan cara
  • a. Uji toksisitas akut (penentuan harga LD-50
    ekstrak)
  • b. Uji toksisitas sub kronis yang meliputi
  • i. Pemeriksaan fungsi hati dan
    histopatologinya
  • ii. Pemeriksaan fungsi ginjal dan
    histopatologinya
  • c. Pemeriksaan toksisitas khusus (efek
    teratogen)

24
Metodologi
25
SAMPEL
Identifikasi Ekstraksi
EKSTRAK
Pemeriksaan Ekstrak
EKSTRAK TERSTANDAR
UJI AKTIVITAS PENDAHULUAN
UJI EVEKTIVITAS (ED-50)
FORMULASI TABLET
UJI TOKSISTAS SUBKRONIS
Stabilitas Aktivitas
UJI TOKSISITAS AKUT
UJI TOKSISITAS KHUSUS
2009
SEDIAAN TERPILIH
2010
2011
26

UJI EFEKTIVITAS (ED-50)
Diberi ekstrak 2 x sehari /21 hari
PENGAMATAN PEMBERIAN 7 HARI
PENGAMATAN PEMBERIAN 14 HARI
PENGAMATAN PEMBERIAN 21 HARI
KADAR GULA DARAH
KADAR GULA DARAH
KADAR GULA DARAH
27

UJI TOKSISITAS AKUT (LD-50)
Diberi ekstrak 1 x pakai
PENGAMATAN JLH KEMATIAN 24 JAM
PENGAMATAN TOK TERTUNDA
BERAT RATIO ORGAN
  1. BERAT BADAN
  2. WATER INTACK
  3. WATER OUTPUT
  1. JUMLAH KEMATIAN
  2. PENGAMATAN VISUAL
  3. MORFOLOGI ORGAN
  1. ORGAN HATI
  2. ORGAN JANTUNG
  3. ORGAN GINJAL

28

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS
Diberi ekstrak 3 bln peroral 2x sehari
PENGAMATAN VISUAL
PENGAMATAN FUNGSI ORGAN
PENGAMATAN HISTOPATOLOGI
  • ORGAN HATI
  • ORGAN JANTUNG
  • ORGAN GINJAL
  1. BERAT BADAN
  2. WATER INTACK
  3. WATER OUTPUT
  4. RATIO BERAT ORGAN
  1. AKT. SGOT/SGPT
  2. KREATININ URIN
  3. KREATININ SERUM
  4. BERSIHAN GINJAL

29

UJI TOKSISITAS KHUSUS EFEK TERATOGEN
Pemberian ekstrak peroral 1 x sehari pada masa
kehamilan 6-15 hari
PENGAMATAN
JUMLAH TAPAK RESORBSI
Ditandai dengan adanya gumpalan merah sebagai
tempat tertanamnya fetus teresorbsi
JUMLH KEMATIAN FETUS
Dihitung jumlah fetus yang hidup dan yang mati
dalam kedua plasenta untuk setiap induk
BERAT RATA-RATA FETUS
Ditimbang berat rat-rata fetus dalam kedua
plasenta untuk setiap induk
Pengamatan secara visual terhadap adanya
kelainan, bentuk ekor, telinga, kelopak mata,
jumlah jari kaki depan dan belakang.
KELAINAN MORFOLOGI
30

PENGAMATAN CACAT MORFOLOGI
Periksa kecacatan bagian luar fetus meliputi
telinga, mata, kaki, ekor. Selanjutnya diamati
ada tidaknya celah pada langit-langit dengan cara
menyelipkan pisau bedah pada geraham, sayat
kepalanya menurut bidang datar tepat dibagian
tengah daun telinga.
FIKSASI DALAM LARUTAN BOUIN
Pengamatan dilakukan terhadap tulang dada, tulang
punggung, tulang ekor, tulang kaki dan jari-jari
kaki. Semua hasil pengamatan dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
RENDAM DALAM ALIZARIN MERAH
31
Terima Kasih
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com