Drs. ACHMAD NOOR FATIRUL,ST.MPd. - PowerPoint PPT Presentation

1 / 135
About This Presentation
Title:

Drs. ACHMAD NOOR FATIRUL,ST.MPd.

Description:

Drs. ACHMAD NOOR FATIRUL,ST.MPd. Bangkalan, 9 Agustus 1960 S-1 Teknik Listrik S-1 Teknik Elektro S-2 Teknologi Pembelajaran S-3 Teknologi Pembelajaran – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:217
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 136
Provided by: AchN150
Category:
Tags: achmad | fatirul | noor | dewey | drs | education | john | mpd

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Drs. ACHMAD NOOR FATIRUL,ST.MPd.


1
Drs. ACHMAD NOOR FATIRUL,ST.MPd.
  • Bangkalan, 9 Agustus 1960
  • S-1 Teknik Listrik
  • S-1 Teknik Elektro
  • S-2 Teknologi
  • Pembelajaran
  • S-3 Teknologi Pembelajaran
  • DI UNIPA Surabaya masuk Tahun 1985
  • HP 08123220337
  • Flexy (031) 70088850

2
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Drs. ACHMAD NOOR FATIRUL, ST. MPd.
3
Mac Donald (1965) Sistem Persekolahan Terbentuk
4 Subsistem
  • Mengajar (Teaching)
  • Kegiatan profesional guru
  • Belajar (Learning)
  • Kegiatan yang dilakukan peserta didik sebagai
    respon kegiatan mengajar guru
  • Pembelajaran (Intruction)
  • Segala kegiatan interaksi belajar mengajar
  • Kurikulum (Curriculum)
  • Rencana yang memberikan pedoman dalam proses
    belajar mengajar

4
KONSEP KURIKULUM
  • Pandangan lama kurikulum
  • Robert S.Zais 1976,h7
  • kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan
    guru atau dipelajari oleh peserta didik yaitu
  • ...a racecourse of subject matters to be
    masteres
  • Sehingga
  • orang awam kalau ditanya tentang kurikulum akan
    diartikan sebagai bidang studi / mata pelajaran
    atau
  • isi pelajaran.

5
  • Caswel dan Campbell
  • KURIKULUM
  • ....to be composed of all experiance children
    have under the guidance of teacher.
  • Ronald C.Doll
  • Penekanan isi pada proses yaitu dari konsep yang
    sempit kepada konsep yang lebih luas

6
HILDA TABA (1962)
  • Kurikulum berkenaan dengan tujuan isi dan metode
    yang lebih luas/umum.
  • Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran
    dan guru mempunyai tugas untuk menjabarkannya.

7
BEAUCHAMP
  • Mengemukakan
  • Kurikulum sebagai rencana pengajaran
  • Kurikulum sebagai suatu sistem.

8
Kurikulum Sebagai Rencana Pengajaran
  • Tujuan yang ingin dicapai.
  • Bahan yang akan disajikan.
  • Kegiatan pengajaran.
  • Alat-alat pengajaran.
  • Jadwal waktu pengajaran.

9
Kurikulum Sebagai SISTEM
  • Penentuan segala kebijakan tentang kurikulum.
  • Susunan personalia.
  • Prosedur pengembangan kurikulum, penerapan,
    evaluasi dan penyempurnaan.

10
Fungsi Utama Kurikulum
  • Penerapan.
  • Evaluasi.
  • Penyempurnaan tertulis maupun aplikasi.
  • Menjaga kurikulum tetap dinamis

11
SIMPULAN
  • Kurikulum sebagai suatu SUBSTANSI
  • Rencana kegiatan belajar atau perangkat tujuan
    yang akan dicapai di sekolah.
  • Dokumen rumusan tujuan, bahan ajar, kegiatan
    belajar-mengajar, jadwal dan evaluasi.
  • Dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan antara
    penyusun dan pemegang kebijakan dengan
    masyarakat.
  • Kurikulum mencakup lingkup sekolah, kabupaten,
    propinsi atau seluruh negara.

12
Kurikulum Sebagai Suatu SISTEM
  • Sebagai sistem sekolah, pendidikan dan
    masyarakat.
  • Sistem mencakup struktur personalia dan prosedur
    kerja bagaimana cara menyusun kurikulum,
    melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakan.
  • Hasilnya adalah kurikulum dan
  • Fungsinya adalah bagaimana memelihara kurikulum
    tetap dinamis.

13
Kurikulum sebagai BIDANG STUDI
  • Merupakan bidang kajian ahli kurikulum ,
    pendidikan dan pengajaran.
  • Mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
    kurikulum.
  • Melalui studi kepustakaan, penelitian dan
    percobaan untuk memperkuat bidang studi
    kurikulum.

14
Ahli Kurikulum Dituntut
  • Mengembangkan definisi deskriptif dan istilah
    teknis.
  • Mengklasifikasi pengetahuan yang telah ada dalam
    pengetahuan baru.
  • Melakukan penelitian inferensial dan prediktif.
  • Mengembangkan sub-sub teori kurikulum,
    mengembangkan dan melaksanakan model-model
    kurikulum.

15
PERTANYAAN ?
  • Apakah yang ingin dicapai dan peserta didik yang
    bagaimana yang diharapkan akan dibentuk ?
  • Apakah akan diutamakan kebutuhan peserta didik
    saat sekarang atau masa mendatang ?
  • Apakah hakekat peserta didik harus
    dipertimbangkan atau diperlakukan seperti orang
    dewasa ?
  • Apakah kebutuhan peserta didik tersebut ?
  • Apakah harus dipentingkan peserta didik sebagai
    individu atau kelompok ?
  • Apakah yang harus dipentingkan, mengajar
    kejujuran atau memberi pendidikan umum ?

16
  • Apakah pelajaran akan didasarkan pada disiplin
    ilmu atau dipusatkan pada masalah sosial dan
    pribadi ?
  • Apakah semua peserta didik harus mengikuti
    pelajaran yang sama ataukah diijinkan memilih
    pelajaran sesuai dengan minatnya ?
  • Apakah seluruh kurikulum sama bagi semua sekolah
    secara uniform atau diberi kelonggaran untuk
    menyesuaikan dengan keadaan daerahnya ?
  • Apakah hasil belajar anak akan diuji secara
    uniform atau diserahkan pada penilaian guru yang
    dapat mempelajari peserta didik delam segala
    aspek selama waktu yang panjang ?

17
Prinsip-prinsip / Asas-asas
  • Ralph Tyler (1949)
  • Asas Filosofis
  • Disesuaikan dengan tujuan pendidikan
    ( filsafat bangsa, masyarakat,
    sekolah dan guru )
  • Asas Psikologis
  • Memperhitungkan peserta didik ( psikologi
    anak, perkembangan anak, psikologi belajar,
    bagaimana proses belajar peserta didik,
    perkembangan fisik, mental, psikologis,
    emosional, sosial dan cara belajar peserta didik)

18
  • Asas Sosiologis
  • Disesuaikan dengan harapan / kebutuhan orang
    tua, masyarakat, pemerintah, perkembangan
    perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja
    manusia berupa pengetahuan, agama, ekonomi
  • Asas Organisatoris
  • Mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan
    pelajaran yang akan disajikan.

19
MODEL KONSEP KURIKULUM
  • A. Kurikulum Subjek Akademis.
  • B. Kurikulum Humanistik.
  • C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial.
  • D. Teknologi dan Kurikulum.

20
Kurikulum Subjek Akademis
  • Praktis, mudah dan mudah digabung dengan konsep
    lain.
  • Berorientasi masa lalu yang mengutamakan isi
    pendidikan yang sesuai dengan bidang disiplinnya
    para ahli.
  • Pengembang cukup menyusun dan mengembangkan bahan
    sendiri dengan memilih bahan materi yang
    dikembangkan ahli, kemudian mengorganisasinya
    secara sistematis.
  • Guru harus menguasai semua pengetahuan dalam
    kurikulum, juga dituntut menjadi model.
  • Karena kurikulum ini mengutamakan pengetahuan
    maka pendidikan lebih bersifat Intelektual.

21
CIRI-CIRI Kurikulum Subjek Akademis
  • TUJUAN
  • Memberikan pengetahuan yang solid serta melatih
    peserta didik menggunakan ide-ide dan proses
    penelitian.
  • Peserta didik diharapkan
  • Memiliki konsep-konsep dan cara-cara yang dapat
    terus dikembangkan dalam masyarakat yang lebih
    luas.
  • Peserta didik harus belajar menggunakan pemikiran
    dan dapat mengontrol dorongan-dorongannya.
  • Sekolah harus memberi kesempatan pada pserta
    didik untuk merealisasikan kemampuannya menguasai
    warisan budaya dan jika mungkin memperkayanya.

22
Metode
  • Metode paling banyak digunakan
  • Metode Ekspositori dan Inkuiri
  • Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi
    (dilaksanakan) siswa sampai dikuasainya.
  • Konsep utama disusun secara sistematis dengan
    ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji.
  • Dalam materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari
    berbagai masalah penting kemudian dirumuskan dan
    dicari cara pemecahannya.

23
  • Dengan proses peserta didik akan menemukan
    kemampuan berfikir dan mengamati
  • Ilmu kealaman,
  • Logika digunakan dalam matematika,
  • Perasaan digunakan dalam seni
  • Koherensi dalam sejarah
  • Mempelajari buku-buku untuk memperkaya
    pengetahuan, memahami budaya masa lalu dan
    mengerti keadaan masa kini.

24
Organisasi
  • Pola-pola Organisasi
  • Corelated Curriculum
  • YAITU
  • Materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu
    pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.

25
Unified atau Concentrated Curriculum
  • YAITU
  • Bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema
    pelajaran tertentu yang mencakup materi dari
    berbagai pelajaran disiplin ilmu.

26
Integrated Curriculum
  • YAITU
  • Bahan pelajaran yang sudah tidak nampak disiplin
    ilmunya, bahan ajar diintegrasikan dalam suatu
    persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.

27
Problem Solving Curriculum
  • YAITU
  • Berisi topik pemecahan masalah sosial yang
    dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan
    pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari
    barbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.

28
Evaluasi
  • Dalam bidang studi Humaniora lebih banyak
    digunakan bentuk Uraian (essay test) dari pada
    tes objektif. Bidang studi ini membutuhkan
    jawaban yang merefleksikan logika, koherensi, dan
    integrasi secara menyeluruh.
  • Dalam bidang studi seni yang sifatnya ekspresi
    membutuhkan penilaian subjektif yang jujur,
    disamping standar keindahan dan cita rasa.
  • Dalam bidang matematika, nilai tertinggi
    diberikan bila peserta didik menguasai landasan
    aksioma serta cara perhitungan yang benar. Dalam
    ilmu ini nilai tertinggi bukan hanya diberikan
    pada jawaban yang benar akan tetapi juga pada
    pola berfikir yang digunakan peserta didik.

29
Kurikulum Humanistik John Dewey dan JJ. Rousseau
  • Konsep pendidikan pribadi (personalized
    education) YAITU upaya menciptakan situasi yang
    permisif, rileks dan akrab
  • Sehingga mendorong siswa untuk memperluas
    kesadaran diri sendiri
  • Mengurangi kerenggangan dan ketersaingan dari
    lingkungan.
  • Pendidikan tidak hanya pada fisik dan intelektual
    saja melainkan juga segi sosial dan afektif
    (emosi, sikap, perasaan, nilai).

30
Yang Termasuk Humanistik adalah pendidikan
  • KONFLUEN
  • Menekankan keutuhan pribadi, individu harus
    merespon secara utuh (baik segi pikiran, perasaan
    maupun tindakan) terhadap kesatuan yang
    menyeluruh dari lingkungan.

31
KRITIKISME RADIKAL
  • Bersumber dari aliran naturalisme atau romantisme
  • Pendidikan sebagai upaya untuk membantu peserta
    didik menemukan dan mengembangkan sendiri segala
    potensi yang dimilikinya.
  • Pendidikan juga menciptakan situasi yang
    memungkinkan peserta didik berkembang secara
    optimal

32
MISTIKISME
  • Aliran yang menekankan
  • Latihan
  • Pengembangan kepekaan perasaan
  • Kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity
    training, yoga, meditasi

33
Ciri-ciri Utama Kurikulum Konfluen
  • Partisipasi
  • Menekankan partisipasi siswa, belajar bersama
    dalam kelompok. SEHINGGA, Siswa dapat mengadakan
    perundingan persetujuan, pertukaran kemampuan,
    bertanggung jawab bersama.
  • Integrasi
  • Melalui partisipasi akan terjadi interaksi,
    interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran,
    perasaan dan juga tindakan.

34
  • Relevansi
  • Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat
    dan kehidupan siswa.
  • Pribadi Anak
  • Pendidikan memberi tempat utama pada pribadi
    siswa yaitu sebagai pengembangan pribadi,
    peng-aktualisasikan segala potensi pribadi siswa
    secara utuh.
  • Tujuan
  • Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan pribadi
    yang utuh, serasi baik dalam dirinya maupun dalam
    lingkungan secara menyeluruh.

35
Karakteristik Kur. Humanistik
  • Tujuan
  • Diarahkan pada
  • Perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan
    pada pertumbuhan, integritas dan otonomi
    kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri
    sendiri, orang lain dan belajar yang merupakan
    cita-cita perkembangan manusia yang
    teraktualisasi (self actalizing person).
  • Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan
    diri adalah orang yang telah mencapai
    keseimbangan perkembangan seluruh aspek
    pribadinya baik kognitif, estetika maupun moral,
    karakter yang baik.

36
Metode
  • Menuntut hubungan emosional yang baik antara guru
    dan peserta didik yaitu
  • Mampu memberi materi yang menarik
  • Mampu menciptakan situasi yang memperlancar
    proses belajar.
  • Guru memberi dorongan pada siswa atas dasar
    saling percaya.
  • Peran mengajar tidak hanya dilakukan oleh guru
    tetapi juga peserta didik.
  • Guru tidak memaksakan sesuatu yang tidak
    disenangi peserta didik.

37
Organisasi Isi
  • Menekankan integrasi yaitu kesatuan perilaku yang
    bersifat intelektual, emosi dan tindakan serta
    memberikan pengalaman yang menyeluruh bukan
    terpenggal-penggal.
  • Kurikulum ini tidak menekankan Sekuens karena
    dengan sekuens siswa tidak mempunyai kesempatan
    untuk memperluas dan memperdalam aspek-aspek
    perkembangannya.

38
  • Evaluasi
  • Dalam kurikulum ini mengutamakan proses dari pada
    hasil.
  • jadi
  • kreteria, sasarannya adalah perkembangan siswa
    supaya menjadi manusia yang terbuka, lebih
    berdiri sendiri, sehingga penilaian bersifat
    subjektif baik dari guru maupun siswa.

39
Kurikulum Rekonstriksi Sosial
  • Difokuskan pada problema-problema yang dihadapi
    masyarakat.
  • Hakekatnya pendidikan bukan usaha sendiri akan
    tetapi merupakan interaksi antara siswa-guru,
    siswa-siswa, siswa-lingkungan, siswa-orang tua
    nantinya diharapkan siswa dapat memecahkan
    problema-problema yang dihadapi di masyarakat.
  • Harold Rug Selama ini terjadi kesenjangan antara
    kurikulum dan masyarakat.
  • Harold berharap siswa dengan pengetahuan dan
    konsep-konsep baru yang diperolehnya dapat
    mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah
    sosial yang nantinya dapat menciptakan masyarakat
    baru yang lebih stabil.

40
Ciri-ciri Kurikulum Rekonstruksi Sosial
  • Asumsi
  • Tujuan kurikulum menghadapkan siswa pada
    tantangan, ancaman, hambatan atau ganguan yang
    dihadapi manusia.
  • Tantangan tersebut merupakan bidang garapan studi
    sosial seperti ekonomi, sosiologi psikologi,
    estetika bahkan pengetahuan alam dan matematika.

41
  • Masalah-masalah Sosial Yang Mendesak.
  • Dapatkan kehidupan seperti yang sekarang ini
    memberi kekuatan untuk menghadapi ancaman yang
    akan mengganggu integritas kemanusiaan ?
  • Dapatkah tata ekonomi dan politik yang ada
    dibangun kembali agar setiap orang dapat
    memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
    manusia seadil mungkin ?

42
  • Pola-pola Organisasi
  • Pada tingkat sekolah menengah pola organisasi
    kurikulum disusun seperti roda yang
    ditengah-tengah sebagai poros dipilih tema utama
    dan dibahas secara pleno.
  • Dari tema dijabarkan menjadi topik-topik yang
    dibahas dalam diskusi kelompok, latihan-latihan
    kunjungan dan lain-lain.

43
Komponen Kurikulum Rekonstrusi Sosial
  • Tujuan dan Isi Kurikulum
  • Tujuan program pendidikan selalu berubah,
    kegiatan untuk mencapai tujuan adalah
  • Mengadakan survey secara kritis terhadap
    masyarakat.
  • Mengadakan studi tentang hubungan antara ekonomi
    lokal dan ekonomi nasional dan dunia.
  • Mengadakan studi tentang latar belakang historis
    dan kecenderungan perkembangan ekonomi,
    hubungannya dengan ekonomi lokal.
  • Mengkaji praktik politik dalam hubungannya dengan
    faktor ekonomi.
  • Memantapkan rencana perubahan praktik politik.
  • Mengevaluasi semua rencana dengan kriteria,
    apakah telah memenuhi kepentingan sebagian besar
    orang.

44
  • Metode
  • Kurikulum berusaha mencari keselarasan antara
    tujuan nasional dengan tujuan siswa antara lain
  • Guru membantu siswa menemukan minat dan
    kebutuhannya.
  • Setelah menemukan minat berusaha memecahkan
    masalah sosial yang dihadapinya.
  • Kerja dalam kelompok akan mewarnai metode
    rekonstruksi. Kerja kelompok ini juga terjadi
    antara siswa dengan sumber dari masyarakat. Siswa
    mengikuti survey kemasyarakatan dan
    kegiatan-kegiatan sosial.
  • Untuk kelas tinggi selain menghadapi
    masalah-masalah nyata juga diperkenalkan
    situasi-situasi ideal. Dengan demikian peserta
    didik diharapkan dapat menciptakan model-model
    kasar tentang situasi yang akan datang.

45
  • Evaluasi
  • Kegiatan evaluasi siswa dilibatkan dalam hal
    memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan
    diujikan.
  • Soal yang akan diujikan dinilai terlebih dahulu
    tentang ketepatan, keluasan isinya, keampuhan
    menilai pencapaian tujuan-tujuan masyarakat yang
    sifatnya kualitatif.
  • Evaluasi tidak hanya mengukur apa yang telah
    dikuasai siswa akan tetapi juga menilai pengaruh
    kegiatan sekolah terhadap masyarakat.
  • Pengaruh tersebut menyangkut perkembangan
    masyarakat dan peningkatan taraf kehidupan
    masyarakat.

46
Teknologi dan Kurikulum
  • Teknologi yang diharapkan
  • Penggunaan audio dan video cassette, OHP, film
    slide dan motion film, mesin pengajaran komputer,
    CD-rom dan Insternet.
  • Seiring dengan kemajuan teknologi kurukulum di
    pusatkan pada penguasaan kompetensi.
  • Penerapan teknologi dalam pendidikan khususnya
    kurikulum ada 2 bentuk
  • software yang dalam pendidikan dikenal sebagai
    Teknologi Alat (tools technology)
  • hardware yang dalam pendidikan dikenal sebagai
    Teknologi Sistem (System Technology).

47
Teknologi Pendidikan dalam arti Teknologi Alat
menekankan pada
  • Penggunaan alat teknologi untuk menunjang
    efisiensi dan efektifitas pendidikan.
  • Kurikulum berisi perencanaan penggunaan berbagai
    alat dan media.
  • Model-model pengajaran yang banyak melibatkan
    penggunaan alat.

48
Teknologi Pendidikan Dalam Arti Teknologi Sistem
Menekankan pada
  • Penyusunan program pengajaran dengan menggunakan
    pendekatan sistem.
  • Program sistem artinya pengajaran tidak
    membutuhkan alat dan media tetapi bahan dan
    proses pembelajaran disusun secara sistem.
  • Ditunjang alat dan media artinya program
    pengajaran disusun secara integrasi dengan
    penggunaan alat dan media yang bersifat on-off.
  • Dipadukan dengan alat dan media artinya program
    pengajaran telah disusun secara terpadu antara
    bahan dan kegiatan pembelajaran dengan alat dan
    media. Bahan ajar telah disusun dalam kaset
    audio, video atau film maupun komputer.

49
Ciri-ciri Kurikulum Teknologi Kurikulum
  • Tujuan
  • Diarahkan pada penguasaan kompetensi yang
    dirumuskan dalam bentuk perilaku.
  • Metode
  • Pengajaran bersifat individual

50
  • Pengetahuan Tentang Hasil
  • Kemajuan segera diketahui oleh peserta didik
    sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan
    balik selalu diberikan.
  • Organisasi Bahan Ajar
  • Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil
    dari disiplin ilmu, didisain UNTUK mendukung
    penguasaan kompetensi.

51
Langkah-langkah Pelaksanaan Pengajaran
  • Penegasan Tujuan
  • Peserta didik dijelaskan pentingnya bahan ajar
    yang harus dipelajari.
  • Pelaksanaan Pengajaran
  • Peserta didik belajar secara individual melalui
    media buku atau media elektronik.
  • Peserta didik belajar dengan cara memberi respon
    dengan cepat terhadap persoalan-persoalan yang
    diberikan.

52
  • Evaluasi
  • Evaluasi dilakukan setiap saat pada akhir
    pelajaran, suatu unit atau semester.
  • Fungsi evaluasi sebagai umpan balik
  • Penyempurnaan penguasaan satuan pelajaran
    (evaluasi formatif),
  • Umpan balik akhir program atau semester (evaluasi
    sumatif),
  • Umpan balik guru dan pengembang kurikulum untuk
    penyempurnaan kurikulum.

53
Kriteria Pengembangan Model Teknologis
  • Prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan
    disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang
    lain.
  • Hasil pengembangan terutama yang berbentuk model
    adalah yang bisa diuji coba ulang dan hendaknya
    memberikan hasil yang sama.

54
Inti Pengembangan Kurikulum Ditekankan Pada
  • Penguasaan kompetensi.
  • Pengembangan dan penggunaan alat dan media bukan
    sekedar hanya alat bantu akan tetapi bersatu
    dengan program pengajaran dan ditujukan pada
    penguasaan kompetentsi tertentu.
  • Pengembangan kurikulum membutuhkan kerjasama
    dengan para penyusun program dan penerbit media
    elektronik dan media cetak.
  • Pemecahan masih dilakukan lebih menekankan pada
    teknologi sistem dan kurang menekankan pada
    teknologi alat, sehingga biaya akan lebih ditekan
    dengan demikian akan memberi kesempatan bagi guru
    untuk mengembangkan sendiri program
    pengajarannya.

55
  • Pengembangan menekankan pada teknologi alat perlu
    mempertimbangkan hal-hal
  • Formulasi perlu dirumuskan dahulu apakah alat dan
    media tersebut betul-betul dibutuhkan ?
  • Diperlukan adanya spesifikasi alat dan media yang
    akan dikembangkan, baik kegunaannya maupun
    ketepatan penggunaannya. Spesifikasi meliputi
  • 1. Lingkungan tempat belajar.
  • 2. Standar perilaku belajar.
  • 3. Ketrampilan-ketrampilan untuk mencapai
    tujuan.
  • c. Prototipe. Sekuens-sekuens pengajaran perlu
    diuji cobakan dalam bentuk prototipe-prototipe,
    juga format-format media dan organisasi.
  • d. Percobaan pertama. Unit pengajaran
    diujicobakan pada sejumlah sampel untuk
    mengetahui keberhasilan dan kelemahannya.
  • e. Mencoba hasil. Hasil pengembangan diterapkan.
    Proses pelaksanaan, hasil dan kesulitan-kesulitan
    yang dihadapi dicatat untuk umpan balik
    penyempurnaan selanjutnya.

56
Komponen-Komponen Kurikulum.
  • Tujuan.
  • 2. Bahan Ajar.
  • 3. Strategi Mengajar.
  • 4. Media Mengajar.
  • Evaluasi Pengajaran.
  • Penyempurnaan Pengajaran.

57
TUJUAN
  • Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan
    oleh peserta didik.
  • Menunjukkan mutu tingkah laku yang diharapkan
    dilakukan oleh peserta didik dalam bentuk
  • Ketepatan atau ketelitian respons.
  • Kecepatan, panjangnya dan frekuensi respon.
  • Menggambarkan kondisi atau lingkungan yang
    menunjang tingkah laku siswa, berupa
  • 1. Kondisi atau lingkungan fisik.
  • 2. Kondisi atau lingkungan psikologis.

58
BAHAN AJAR
  • Cara menyusun sekuens bahan ajar
  • Sekuens Kronologis
  • Bahan ajar disusun berdasarkan urutan waktu
    seperti peristiwa sejarah, perkembangan historis
    suatu institusi, penemuan ilmiah
  • Sekuens Kausal
  • Siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau
    situasi yang menjadi sebab atau pendahuluan dari
    suatu peristiwa atau situasi lain. Dengan
    mempelajari hal tersebut peserta didik diharapkan
    akan mengetahui tentang akibat dari peristiwa
    tersebut
  • Sekuens Struktural
  • Bahan ajar disusun secara struktural dengan
    urutan awal sampai akhir, seperti tidak mungkin
    menerjunkan peserta didik/mahasiswa untuk praktek
    mengajar sebelum diajarkan metode-metode mengajar.

59
  • Sekuens logis dan psikologis
  • Sekuens logis disusun dari hal yang sederhana
    pada hal yang kongrit
  • Sekuens psikologis bahan ajar disusun dari hal
    yang komplek pada hal yang sederhana.
  • Sekuens Spiral
  • Dikembangkan Bruner (1960) bahan ajar
    dikembangkan dari topik atau pokok bahan tertentu
    yang kemudian bahan diperluas dan diperdalam.

60
  • Thomas Gilbert (1962)
  • Rangkaian ke Belakang (backward chaining), bahan
    ajar yang disusun mulai dengan langkah terakhir
    dan mundur ke belakang
  • Contoh proses pemecahan masalah ilmiah
  • Pembatasan masalah.
  • Penyusunan hipotesis.
  • Pengumpulan data.
  • Pengujian hipotesis.
  • Interpretasi hasil tes.
  • Dalam mengajar guru dimulai dari 5 kemudian guru
    menyajikan data dari 1 sampai 4, pada kesempatan
    lain guru menyampaikan 1 sampai 3, kemudian
    peserta didik dimita untuk membuat interpretasi
    dan seterusnya.

61
  • Sekuens berdasarkan Interaksi Belajar
  • (Gagne (1965)) dengan prosedur
  • Tujuan khusus utama dianalisis.
  • Kemudian dicari suatu hierarki urutan bahan ajar
    untuk mencapai tujuan tersebut. Hierarki
    menggambarkan urutan prilaku apa yang mula-mula
    harus dikuasai peserta didik.
  • Gagne (197063-64) mengemukakan 8 tipe belajar
    yang tersusun secara hierarki yaitu mulai dari
    yang paling sederhana Signal learning,
    Stimulus-respon learning, Motor-chain learning,
    Verbal association, Multiple descrimination,
    Concept learnig, Principles learning, dan problem
    solving learning.

62
STRATEGI MENGAJAR
  • Reception/ Exposition-Discovery Learning
  • Reception dan Exposition mempunyai makna yang
    sama hanya pelaku yang berbeda
  • Reception dilihat dari sisi siswa sedang
    Exposition dilihat dari sisi guru.
  • Bahan ajar keduanya disusun dan diberikan dalam
    bentuk jadi atau dalam bentuk akhir baik secara
    lisan maupun tertulis.
  • Siswa tidak dituntut untuk mengolah atau
    melakukan aktivitas lain kecuali menguasainya.
  • Discovery learning bahan ajar disusun agar siswa
    dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
    menghimpun informasi, membandingkan,
    mengkatagorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
    mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
  • Melalui kegiatan tersebut siswa akan dapat
    menguasai, menerapkan serta menemukan hal-hal
    yang bermanfaat bagi dirinya.

63
  • Rote Learning Meaningful Learning
  • Rote learning bahan ajar disampaikan tanpa
    memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa,
    Siswa menguasai bahan ajar dengan menhafalnya.
  • Meaningful learning penyampaian bahan
    mengutamakan makna bagi Siswa.
  • Ausubel dan Robinson mengemukakan bahwa
    Reception-Discovery Learning dan Rote
    Meaningful Learning dapat dikombinasi satu sama
    lainnya sehingga membentuk 4 kombinasi, yaitu
    Meaningful-receptionlearning, Rote-reception
    learning, Meaninful-discovery learning dan
    Rote-discovery learning.

64
  • Group Learning Individual Learning.
  • Pelaksanaan Discovery learning menuntut aktivitas
    belajar yang bersifat individual atau dalam
    kelompok kecil, karena kemampuan dan kecepatan
    belajar tidak sama maka kegiatan discovery hanya
    dilakukan oleh peserta didik yang pandai dan
    cepat, peserta didik yang kurang dan lambat akan
    mengikuti saja kegiatan dan menerima
    temuan-temuan peserta didik cepat. Peserta didik
    lambat akan kurang motif belajar, acuh tak acuh
    dan kemungkinan akan menjadi pengganggu kelas.
    Dalam kelas peserta didik dapat bekerja sama
    dengan baik, kerja sama akan dilakukan oleh
    peserta didik yang aktif yang lain hanya menanti
    atau menanti, sehinga dengan demikian akan
    terjadi perbedaan yang semakin jauh antara
    peserta didik yang pandai dengan yang kurang.

65
MEDIA MENGAJAR
  • Rowntree (1974104-113) mengelompokkan media
    mengajar menjadi 5 macam yang disebut MODES
  • Interaksi Insani
  • Komunikasi verbal atau non-verbal secara langsung
    antara dua orang atau lebih. Komunikasi verbal
    memegang peranan penting dalam perkembangan
    kognitif
  • Komunikasi non-verbal untuk perkembangan afektif
    seperti perilaku, penampilan fisik, roman muka,
    gerak, sikap sebagai bukti nyata.

66
  • Realita
  • Media bentuk perangsang nyata seperti orang,
    binatang, benda-benda, peristiwa sebagai objek
    pengamatan.
  • Pictorial
  • Media bentuk gambar dan diagram nyata atau
    simbol, bergerak atau tidak dan dibuat diatas
    kertas, film, kaset, CD, komputer.

67
  • Simbol Tertulis
  • Media berupa buku teks, buku paket, paket
    program, modul, jurnal dan majalah-majalah yang
    juga dapat dilengkapi dengan media Pictorial.
  • Rekaman Suara
  • Pesan yang disampaikan dalam pita rekaman suara,
    dapat tersendiri dapat juga digabung dengan
    Pictorial.

68
EVALUASI
  • Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian
    tujuan yang telah ditentukan dalam proses
    pembelajaran sebagai umpan balik yang dpergunakan
    untuk berbagai penyempurnaan

69
Evaluasi Hasil Belajar Mengajar.
  • Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur penguasaan
    siswa atau tujuan khusus juga untuk evaluasi
    hasil belajar mengajar (formatif dan sumatif).

70
Evaluasi formatif digunakan
  • Menilai penguasaan peserta didik dalam jangka
    waktu pendek setelah menyelesaikan satu pokok
    bahasan.
  • Menilai proses pengajaran/proses belajar
    mengajar.
  • Membantu mengatasi kesulitan belajar peserta
    didik.

71
Evaluasi Sumatif Digunakan
  • Menilai penguasaan peserta didik terhadap tujuan
    yang lebih luas dalam jangka waktu yang lama
    (semester,tahun atau selama jentang pendidikan).
  • Menilai kemajuan belajar peserta didik (kenaikan
    kelas,kelulusan ujian).
  • Menilai efektifitas proggram secara menyeluruh.

72
Evaluasi Pelaksanaan Mengajar
  • Mengukur keberhasilan proses belajar mengajar
    mulai dari awal sampai akhir termasuk evaluasi
    itu sendiri.
  • Stufflebeam (1977 243) mengutip model evaluasi
    EPIC bahwa komponen yang dievaluasi adalah
  • Kognitif, afektif dan psikomotor (komponen
    tingkah laku).
  • Isi, metode, organisasi, fasilitas dan biaya (sub
    komponen) serta siswa, guru, administrator,
    spesialis pendidikan, keluarga dan masyarakat
    (komponen populasi) sebagai komponen mengajar.
  • Evaluasi dilakukan tes dan non tes seperti
    observasi, studi dokumenter, analisis hasil
    pekerjaan, angket dan check list oleh guru atau
    kepala sekolah atau pihak yang berwenang.

73
Penyempurnaan Pengajaran
  • Dalam penyempurnaan dilakukan skala prioritas
    dilihat peranannya dan tingkahlaku kelemahannya
  • Rowntree (1974150-151)
  • Penyempurnaan dapat dilakukan langsung saat
    menerima umpan balik atau ditangguhkan sampai
    jangka waktu tertentu oleh guru atau bantuan
    orang lain.

74
Disain Kurikulum
  • Disain menyangkut pengorganisasian komponen
    kurikulum, dilihat dari 2 demensi
  • Dimensi Horisontal yang berkenaan dengan
    penyusunan dari lingkup isi kurikulum yang selalu
    diintegrasikan dengan proses belajar dan
    mengajarnya.
  • Dimensi Vertikal yang berkenaan dengan penyusunan
    sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat
    kesukaran.

75
Fokus Pengajaran ada 3 pola disain kurikulum
  • Subject Centered Design
  • Disain disusun berpusat pada bahan ajar yaitu isi
    atau materi (subject matter) yang akan diajarkan
    sehingga disebut juga subject academic curriculum

76
Kelebihan Desain
  • Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi dan
    disempurnakan.
  • Para pengajar tidak perlu dipersiapkan secara
    khusus, asal menguasai ilmu atau bahan yang akan
    diajarkan sering dipandang sudah dapat
    menyampaikannya.

77
Kelemahan Desain
  • Karena pengetahuan diberikan secara terpisah, hal
    ini bertentangan dengan kenyataan sebab
    pengetahuan merupakan satu kesatuan.
  • Karena mengutamakan bahan ajar maka peran serta
    peserta didik pasif.
  • Pengajaran lebih menekankan pada pengetahuan dan
    kehidupan masa lalu dengan demikian pengajaran
    lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis.

78
The Subject Design
  • Merupakan desain paling murni dari Subject
    Centered Design.
  • Peserta didik dituntut untuk menguasai semua
    pengetahuan yang diberikan
  • Apakah menyenangi atai tidak, membutuhkan atau
    tidak.
  • Karena pelajaran diberikan secara terpisah-pisah
    maka penguasaan peserta didikpun terpisah-pisah,
    tak jarang peserta didik menguasai bahan hanya
    pada tahap hafalan saja
  • Bahan diskusi hanya secara verbalistis

79
Kelemahan Desain
  • Kurikulum memberikan penguasaan terpisah-pisah.
  • Isi kurikulum diambil dari masa lalu, terlepas
    dari kejadian-kejadian hangat yang sedang ada.
  • Kurikulum tidak memperhatikan minat, kebutuhan
    dan pengalaman peserta didik.
  • Isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika
    ilmu, sring menimbulkan kesukaran dalam
    mempelajari dan menggunakannya.
  • Kurikulum lebih mengutamakan isi dan kurang
    memperhatikan cara penyampaian

80
Kelebihan Desain
  • Karena materi diambil dari ilmu yang sudah
    tersusun secara sistimatis logis, maka
    penyusunannya mudah.
  • Mudah dilaksanakan karena sudah dikenal oleh guru
    dan orang tua.
  • Peseta didik lebih mudah mengikuti pendidikan di
    Perguruan Tinggi karena Perguruan Tinggi
    menggunakan sistem ini.
  • Dapat dilaksanakan secara efisien, karena metode
    utamanya adalah metode ekspositori.
  • Bentuk ini ampuh sebagai alat untuk melestarikan
    dan mewariskan budaya masa lalu.

81
The Broad Fields Design
  • Model ini telah menyatukan beberapa mata
    pelajaran yang berdekatan atau berhubungan
    menjadi satu bida
  • SEPERTI
  • Sejarah, Geografi dan Ekonomi digabung menjadi
    Ilmu Pengetahuan Sosial. Aljabar, Ilmu Ukur dan
    berhitung menjadi Matematika

82
Kelebihan dari kurikulum
  • Karena pada dasarnya penyusunan bahan secara
    terpisah walaupun telah terjadi penyatuan, masih
    dimungkinkan penyusunan warisan budaya secara
    sistematis dan teratur.
  • Karena mengintegrasikan beberapa bidang studi,
    memungkinkan peserta didik melihat hubungan
    antara berbagai hal.

83
Kelemahan dari kurikulum
  • Kemampuan guru pada tingkat sekolah dasar dan
    menengah mampu menguasai bidang yang luas akan
    tetapi untuk Perguruan Tinggi sulit.
  • Karena bidang yang dipelajari luas, maka tidak
    bisa diberikan secara mendetail yang diajarkan
    hanya permukaan saja.
  • Pengintegrasian bahan ajar terbatas sekali, tidak
    menggambarkan kenyataan, tidak memberikan
    pengalaman sesungguhnya bagi peserta didik
    sehingga kurang mebangkitkan minar belajar.
  • Model ini tetap menekankan pada penguasaan bahan
    dan informasi, kurang menekannya proses
    pencapaian tujuan afektif daan kognitif tingkat
    tinggi.

84
Leaner-Centered Design
  • Model ini bersumber dari pemikiran Rousseeau yang
    menekankan pada peserta didik, pengorganisasian
    kurikulum berdasarkan minat, kebutuhan dan tujuan
    peserta didik.

85
2 Ciri Utama
  • Pengembangan berorientasi pada peserta didik
  • Bersifat not-preplaned (kurikulum tidak
    diorganisasi sebelumnya, tetapi dikembangkan
    bersama guru dan peserta didik dalam penyelesaian
    tugas-tugas pendidikan)

86
Ciri-ciri The Activity atau Experience Design
  • Struktur ditentukan oleh kebutuhan dan minat
    peserta didik. Dalam mengimplementasikan ciri ini
    guru hendaknya
  • Menemukan minat dan kebutuhan peserta didik
  • Membantu peserta didik mana yang lebih penting
    dan urgen.
  • 2. Karena disusun guru dan peserta didik maka
    tujuan yang dicapai, sumber belajar, kegiatan
    belajar dan prosedur evaluasi juga dirumuskan
    bersama peserta didIk.
  • 3. Kurikulum menekankan pada pemecahan masalah.
    Sehingga kesulitan-kesulitan yang ditemukan
    menunjukkan problema nyata yang dihadapi peserta
    didik, dan dalam menyelasaikan masalah tersebut
    siswa melakukan proses belajar yang nyata,
    sunguh-sunguh bermakna yang relevan dengan
    kehidupannya.

87
Kelebihan
  • Motivasi belajar bersifat instrinsik dan tidak
    perlu dirangsang dari luar.
  • Pengajaran memperhatikan perbedaan individual.
    Peserta didik juga memerlukan kerja kelompok akan
    tetapi juga bekerja secara individual.
  • Kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal
    kecakapan dan pengetahuan untuk menghadapi
    kehidupan diluar sekolah.

88
Kelemahan
  • Walaupun penekanannya pada minat dan kebutuhan
    tetapi belum tentu dapat menghadapi kenyataan
    kehidupan sekarang. Dunia modern sangatlah
    kompleks, peserta didik belum tentu dapat
    merasakan kebutuhan-kebutuhan yang esensial.
  • Sangat lemah dalam kontinuitas dan sekuens bahan.
    Untuk mengatasi kelemahan ini, dapat diatasi
    dengan
  • Usaha untuk menemukan sekuens perkembangan
    kemampuan peserta didik, sperti perkembangan
    kemampuan konitif dari Piaget.
  • Mengadakan penelitian tentang pusat-pusat minat
    padaberbagai tingkat, yang kemudian dijadikan
    dasar untuk penyusunan sekuens.
  • Kritik tidak dapat dilakukan oleh guru biasa akan
    tetapi oleh guru ahli general education dan ahli
    psikologi perkembangan dan human relation.
  • Model ini sulit menemukan buku sumber karena buku
    disusun berdasarkan subject atau discipline
    design.
  • Siswa sulit untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi
    karena Perguruan Tinggi menggunakan model subject
    atau discipline design.

89
Problem Centered Design
  • Model desain kurikulum ini mengutamakan peranan
    manusia dalam kesatuan kelompok yaitu
    kesejahteraan masyarakat.
  • ARTINYA
  • isi kurikulum berupa masalah sosial yang dihadapi
    siswa sekarang dan yang akan datang.
  • Sekuens bahan disusun berdasarkan kebutuhan,
    kepentingan dan kemampuan siswa

90
The Areas of Living Design
  • ciri-ciri
  • Prosedur belajar tujuan bersifat proses (process
    objective) dan yang bersifat isi diintegrasikan
    sedang penguasaan informasi lebih bersifat pasif
    tetap dirangsang.
  • Menggunakan pengalaman dan situasi-situasi nyata
    dari siswa sebagai pembuka jalan dalam
    mempelajari bidang kehidupan.
  • Pengalaman siswa sangat erat hubungannya dengan
    bidang kehidupan
  • sehingga dapat dikatakan desain kurikulum bidang
    kehidupan yang dirumuskan dengan baik akan
    merangkum pengalaman sosial siswa, sihingga akan
    menarik minat siswa dan mendekatkannya pada
    pemenuhan kebutuhan hidupnya dimasyarakat.

91
Kebaikan Kurikulum
  • The Areas of Living Design merupakan The subject
    matter design, tetapi dalam bentuk yang
    terintegrasi, pemisahan dalambentuk subject
    dihilangkan oleh problema-problema kehidupan
    sosial.
  • Karena kurikulum diorganisasi disekitar problema
    siswa dalam kehidupan sosial maka desain ini
    mendorong penggunaan prosedur belajar pemecahan
    masalah. Prinsip-prinsip belajar aktif diterapkan
    dalam hal ini.
  • Menyajikan bahan ajar dalam bentuk relevan untuk
    memecahkan maalah kehidupan.
  • Menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang
    fungsional, karena dihadapkan pada pemecahan
    masalah peserta didik dan secara langsung
    dipraktekkan dalam kehidupan.
  • Motivasi belajar datang dari dalam dan tidak
    perlu dirangsang dari luar.

92
Kelemahan kurikulum
  • Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang
    kehidupan yang esensial sangat sulit, sehingga
    timbul organisasi kurikulum yang berbeda-beda.
  • Sebagai akibat dari kesulitan tersebut, maka
    lemahnya atau kurangnya integritas dan
    kontinuitas organisasi isi kurikulum.
  • Desain ini mengabaikan warisan budaya, padahal
    yang ditemukan masa lalu penting untuk memecahkan
    masalah masa kini.
  • Karena kurikulum dipusatkan pada pemecahan
    masalah sosial sekarang maka kecenderungan untuk
    mengidoktrinasi peserta didik tidak melihat
    alternatif lain. Disain ini akan mempertahankan
    status quo.
  • Guru maupun buku dan media tidak banyak yang
    disiapkan, sehingga pelaksanaannya mengalami
    beberapa kesulitan.

93
The Core Design
  • Model kurikulum ini dipusatkan pada kebutuhan
    individual dan sosial.
  • Banyak pendapat tentang pandangan core curriculum
    yaitu sebagai model program pendidikan yang
    memberikan pendidikan umum,
  • Ada yang menyebutkan kelompok mata kuliah atau
    pelajaran dasar umum yang diarahkan pada
    pengembangan kemampuan pribadi dan sosial seperti
    kelompok matakuliah spesialisasi, kelompok
    penguasaan keahlian / kejuruan

94
Variasi Desain Core Curriculum
  • The Saparate subject Core
  • Salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan
    antar mata pelajaran, mata pelajaran yang
    dipandang mendasari atau menjadi inti mata
    pelajaran lainnya dijadikan core.
  • The Correlated Core
  • Model ini perkembangan dari The Saparate subject
    Core dengan mengintegrasikan beberapa mata
    pelajaran yang erat hubungannya.

95
  • The Fused Core.
  • Berpangkal dari saparated core, pengintegrasian
    bukan hanya dua atau tiga pelajaran tetapi lebih,
    misalnya sejarah, geografi, antropologi,
    sosiologi, ekonomi menjadi Studi Kemasyarakatan.
  • The Activity/Experience Core.
  • Model berkembang dari pendidikan progresif dengan
    leaner centered, the activity/experient core
    dipusatkan pada minat-minat dan kebutuhan peserta
    didik.

96
  • The Areas of Living Core.
  • Juga berpangkal dari pendidikan progresif, tetapi
    organisasinya berstruktur dan dirancang
    sebelumnya.
  • Berbentuk kepribadian umum yang isinya diambil
    dari masalah-masalah yang muncul di masyarakat.
  • Bentuk ini ini yang paling cocok untuk program
    pendidikan umum.

97
The Social Problems Core
  • Model ini merupakan produk dari pendidikan
    progresif.
  • Dalam beberapa hal model ini sama dengan the
    areas of living core yang berdasarkan kegiatan
    manusia secara universal tetapi tidak berisi
    hal-hal yang kontroversial
  • Sedang the social problems core didasarkan atas
    problema yang mendasar dan bersifat
    kontroversial.
  • Penyusunan kurikulumini mengikuti pola seperti
    urutan pertanyaan berikut
  • Bagaimana gambaran masyarakat yang ada dewasa ini
    ?
  • Apa akibatnya bila kita terus mempertahankan
    kondisi yang ada ini ?
  • Bagaimana gambaran keadaan masyarakat yang ideal
    ?
  • Jika gambaran pertanyaan ketiga berbeda dengan
    pertanyaan kedua, usaha apa yang akan dilakukan
    untuk mengatasinya, baiksecara kelompok maupun
    secara individual.

98
The Unencapsulation design
  • Desain yang menekankan pada kemampuan untuk
    mengamati dan memahami seluruh yang ada di dunia,
    akan tetapi terjadi kesulitan yaitu hanya
    sebagian kecil saja yang dapat dikuasai.
  • Model diarahkan pada pengembangan manusia yang
    memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih
    lengkap, tepat dan seimbang
  • Joseph Royce pencetus konsep ini mengatakan
    Pengetahuan dan kemampuan akan tercapai melalui 4
    cara yaitu
  • Pemikiran (Rasionalisme).
  • Pengamatan (Emperisme).
  • Perasaan (Intuisisme).
  • Kepercayaan (Otoritarianisme).

99
Beckerss Humanistik Design
  • Disain pendidikan umum.
  • Beckerss mengambangkan model pendidikan yang
    dapat menghilangkan ketersaingan .
  • Disain Beckerss lebih menekankan pada isi dari
    pada proses. Isi kurikulum dipusatkan pada 3
    bidang
  • DemenSi individu yang membahas keadaan dan
    keberadaan manusia.
  • Demensi sosial dan historis yang membahas
    kehidupan kemasyarakatan dan sejarah perkembangan
    manusia.
  • Demensi teologis yang membahas keharusan manusia
    beragama dan bahaya-bahaya sekulerisme.

100
PENGEMBANGAN KURIKULUM
  • Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
  • Kurikulum merangkum pengalaman belajar SISWA di
    sekolah. Sehingga kurikulum hendaknya
  • Kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai,
    pengetahuan dan perbuatan pendidikan.
  • Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli
    kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat
    pendidikan, penguasaha serta unsur masyarakat
    lainnya.
  • Kurikulum dirancang untuk memberikan pedoman pada
    pelaksana pendidikan dalam proses pembimbingan
    perkembangan siswa untuk mencapai cita-cita
    siswa, keluarga dan masyarakat.

101
Prinsip-prinsip Umum
  • Relevansi
  • Ada 2 relevansi yang harus dimiliki kurikulum
  • Relevansi Keluar maksudnya tujuan, isi dan
    proses belajar hendaknya relevan dengan tuntutan,
    kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
  • Relevansi di Dalam Kurikulum itu sendiri yaitu
    ada keseuaian atau konsistensi antara komponen
    kurikulum yaitu anata tujuan, isi, proses
    penyampaian dan penilaian.

102
Fleksibilitas
  • Kurikulum hendaknya
  • Bersifat lentur.
  • Mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan
    yang akan datang, disini dan ditempat lain, bagi
    anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan
    yang berbeda.
  • Kurikulum berisikan hal-hal yang solid akan
    tetapi dalam pelaksanaannya hendaknya
    memungkinkan terjadi penyesuaian dengan kondisi
    daerah, waktu, kemampuan dan latar belakang anak.

103
Kontinuitas
  • Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan
    kurikulum hendaknya berkesinambungan
  • Antara satu tingkat dengan kelas lainnya
  • Antara satu jenjang pendidikan ke jenjang lainnya
    juga jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
  • Pengembangan kurikulum dilakukan bersama-sama dan
    perlu adanya koordinasi antara pengembang
    kurikulum sekolah dasar, sekolah menengah dan
    perguruan tinggi.

104
Praktis
  • Prinsip ini berhubungan dengan efisiensi yaitu
    kurikulum hendaknya mudah dilaksanakan, digunakan
    alat-alat sederhana dan biaya yang murah.
  • Efektifitas
  • Walaupun kurikulum harus efektif akan tetapi
    keberhasilan harus tetap diperhatikan baik
    kuantitas maupun kualitas.

105
Prinsip-prinsip Khusus.
  • Prinsip Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
  • Tujuan bersifat jangka panjang, Jangka menengah
    dan Jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan
    bersumber pada
  • Ketentuan dan kebijakan pemerintah.
  • Survey mengenai persepsi orang tua / masyarakat
    tentang kebutuhan yang dikirim melalui angket
    atau wawancara.
  • Survey tentang pandangan para ahli dalam
    bidang-bidang tertentu melalui angket, wawancara,
    observasi dan media massa.
  • Survey tentang manpower.
  • Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang
    sama.
  • Penelitian.

106
Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Isi
Pendidikan.
  • Isi Pendidikan perlu mempertimbangkan
  • Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran
    dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus
    dan sederhana.
  • Isi pelajaran harus meliputi pengetahuan, sikap
    dan ketrampilan.
  • Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan
    yang logis dan sitematis. Ke 3 ranah belajar
    yaitu pengetahuan, sikap dan ketrampilan
    diberikan secara simultan dalam urutan situasi
    belajar. Untuk itu perlu pedoman guru tentang
    organisasi bahan dan alat pengajaran secara
    mendetail.

107
Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar
Mengajar
  • Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya
    memperhatika
  • Apakah metode/teknik belajar mengajar yang
    digunakan cocok untuk mengajar bahan pengajaran ?
  • Apakah metode/teknik memberikan kegiatan yang
    bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan
    individual peserta didik ?
  • Apakah metode/teknik memberikan urutan kegiatan
    yang bertingkat-tingkat ?
  • Apakah metode/teknik dapat menciptakan kegiatan
    untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan
    psikomotor ?

108
  • Apakah metode/teknik lebih mengaktifkan peserta
    didk atau guru atau kedua-duanya ?
  • Apakah metode/teknik mendorong berkembangnya
    kemampuan baru ?
  • Apakah metode/teknik menimbulkan jalinan kegiatan
    belajar di sekolah dan dirumah, juga mendorong
    penggunaan sumber yang ada dirumah dan mdi
    masyarakat ?
  • Untuk belajar ketrampilan sangat dibutuhkan
    kegiatan belajar yang menkankan pada learning by
    doing disamping learning by seeing and
    knowing.

109
Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media dan Alat
Pengajaran
  • Alat/media pengajaran apa yang diperlukan ?
    Apakah semuanya sudah tersedia ? Bila media
    tersebut tidak ada, apa penggantinya ?
  • Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya
    memperhatikan bagaimana pembuatannya, siapa,
    pembiayaan dan waktu pembuatannya.
  • Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan
    pengajaran ?, apakah dalam bentuk modul, paket
    belajar atau yang lainnya ?
  • Begaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan
    kegiatan belajar ?
  • Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan
    menggunakan multi media ?

110
Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Kegiatan
Peniliaian
  • Dalam penyusunan alat penilaian (tes) hendaknya
    mengikuti langkah-langkah
  • Rumuskan tujuan pendidikan yang umum dalam ketiga
    ranah.
  • Uraikan kedalam bentuk tingkah laku yang dapat
    diamati.
  • Hubungkan dengan bahan pelajaran.
  • Tuliskan butir-butir tes.

111
  • Dalam merencanakan penilaian hendaknya
    diperhatikan hal-hal
  • Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan
    tes ?
  • Apakah tes berbentuk uraian atau objektif ?
  • Berapa banyak butir tes yang disusun ?
  • Apakah tes tersbur diadministrasikan oleh guru
    atau murid ?

112
  • Dalam pengelolaan hasil niali hendaknya
    memperhatikan hal-hal
  • Norma apa yang digunakan dalam pengelolaan tes ?
  • Apakah digunakan formula quessing ?
  • Bagaimana pengubahan skor kedalam skor masak ?
  • Skor standar apa yang digunakan ?
  • Untuk apakah hasil-hasil tes digunakan ?

113
Pengembang Kurikulum
  • Dalam mengembangan kurikulum banyak pihak yang
    terlibat yang turut berpartisipasi antara lain
    yaitu
  • Administrator pendidikan,
  • Ahli pendidikan,
  • Ahli kurikulum,
  • Ahli bidang ilmu pengetahuan,
  • Guru-guru
  • Orang tua serta
  • Tokoh masyarakat.

114
Peranan Para Administrator Pendidikan
  • .
  • Para administrator terdiri dari
  • Direktur Bidang pendidikan.
  • Pusat Pengembangan Kurikulum.
  • Kepala kantor Wilayah.
  • Kepala Kantor Kabupaten dan Kecamatan.
  • Kepala Sekolah.

115
  • Peranan administrator ditingkat pusat (Direktur
    dan Kepala Pusat) dalam pengembangan kurikulum
    menyusun
  • Dasar hukum,
  • menyusun kerangka dasar
  • program inti kurikulum.
  • Administrator tingkat pusat bersama dengan ahli
    pendidikan dan ahli bidang studi di Perguruan
    Tinggi minta persetujuan dalam menyusun kurikulum
    sekolah.
  • Atas dasar kerangka dasar dan program inti para
    administrator daerah (Kapala kantor wilayah) dan
    administrator lokal (kabupaten, kecamatan, kepala
    sekolah) mengembangkan kurikulum sekolah
    daerahnya sesuai dengan kebutuhan daerahnya.

116
  • Kepala sekolah secara terus menerus terlibat
    dalam pengembangan kurikulum dan implementasinya
    untuk memberikan dorongan pada guru-guru
  • Walaupun guru dapat mengembangkan kurikulum
    sendiri akan tetapi dalam pelaksanaannya perlu
    didorong dan dibantu oleh administrator, Sehingga
    perlu ada kerjasama yang harmonis.

117
Peranan Para Ahli.
  • Pengembangan kurikulum tidak saja didasarkan atas
    tuntutan kehidupan di masyarakat akan tetapi juga
    pengembangan konsep-konsep dalam ilmu, sehingga
    pengembangan kurikulum juga membutuhkan bantuan
    pemikiran dari ahli pendidikan, ahli kurikulum,
    maupun ahli bidang studi.
  • Kurikulum bukan hanya sekedar meimilih dan
    menyusun bahan pelajaran dan metode akan tetapi
    juga menyangkut arah dan orientasi pendidikan,
    pemilihan sistem dan model kurikulum, baik model
    konsep, model desain, model pembelajaran, model
    media, model pengelolaan maupun model evaluasinya
    srta berbagai perangkat dan pedoman penjabarannya
    dan implementasi dari model-model tersebut.

118
Peranan Guru
  • Peranan guru adalah dalam perencana dan pelaksana
    dan pengembangan kurikulum di kelasnya, sekalipun
    bukan pencetus sendiri konsep-konsep tentang
    kurikulum akan tetapi guru sebagai penterjemah
    kurikulum.
  • Guru merupakan barisan pengembang kurikulum dalam
    lingkup yang lebih luas yang menilai dan
    menyempurnakannya.
  • Hasil penilaian untuk memahami hambatan-hambatan
    dalam implementasi kurikulum dan mencari cara
    untuk mengoptimalkan kegiatan guru.
  • Guru juga tidak hanya sebagai guru kelas
    melainkan juda sebagai komunikator, pendorong
    kegiatan belajar, pengembang alat belajar,
    penyusunan organisasi, pencoba, menejer sistem
    pengajaran, pembimbing baik siekolah maupun di
    masyarakat.
  • Sehingga guru juga perlu dipersiapkan dalam
    berbagai situasi dan kegiatan pendidikan,
    sehingga pula dapat meningkatkan kreativitas
    peserta didik.

119
Peranan Orang Tua Murid.
  • Dalam penyusunan kurikulum tidak semua orang tua
    yang terlibat hanya terbatas beberapa orang yang
    mempunyai cukup waktu dan mempunyai latar
    belakang yang memadai.
  • Pelaksanaan kurikulum orang tua mengamati
    pelaksanaan kurikulum di rumah, dimana juga orang
    tua menerima laporan tentang kemajuan belajar
    anaknya.
  • Orang tua juga ikut berperan serta dalam
    kegiatan-kegiatan seminar, diskusi, lokakarya,
    pertemuan orang tua-guru, pameran sekolah dan
    lain sebagaimnya.

120
Proses Pengembangan Kurikulum.
  • Pedoman Kurikulum
  • Latar belakang, yang berisi rumusan falsafah dan
    tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi
    sasaran, rasional bidang studi atau matakuliah,
    struktur organisasi bahan pelajaran.
  • Silabus, yang berisi matapelajaran secara lebih
    terinci yang diberikan yaitu scope (ruang
    lingkup) dan sequence (urutan penyajian)
  • Disain Evaluasi, termasuk strategi revisi atau
    perbaikan kurikulum mengenai
  • a. Bahan Pelajaran (scope dan sequence)
  • b. Organisasi bahan dan strategi
    instruksionalnya.

121
Pedoman Kurikulum disusun untuk menentukan dalam
garis besar
  • Apa yang akan diajarkan (ruang lingkup, scope).
  • Kepada siapa diajarkan.
  • Apa sebab diajarkan.
  • Dalam urutan yang bagaimana (sequence).

122
Selanjutnya perlu diuraikan
  • Falsafah dan misi lembaga pendidikan, sekolah,
    akademi atau universitas/institut. Di Perguruan
    Tinggi perlu juga dikemukakan falsafat dan misi
    tiap Fakultas/ Jurusan.
  • Alasan atau rasional kurikulum berhubungan dengan
    populasi yang dijadikan sasaran, yaitu untuk apa
    peserta didik dipersiapkan.
  • Tujuan filosofis mengenai bahan yang akan
    diajarkan, alasan memilihnya.
  • Organisasi bahan pelajaran secara umum.

123
Langkah-langkah dalam Pengembangan Pedoman
kurikulum
  • Kumpulkan keterangan mengenai faktor-faktor yang
    turut menentukan kurikulum serta latar
    belakangnya.
  • Pertanyaan yang perlu dijawab adalah
  • Apakah difinisi kurikulum yang akan dikembangkan
    ?
  • Apakah faktor-faktor utama yang mempengaruhi
    kurikulum tersebut ?
  • Apa, kepada siapa, apa sebab, bagaimana
    organisasi bahan yang akan diajarkan ?
  • Adakah alternatif lain ?

124
  • Tentukan matapelajaran atau matakuliah yang akan
    diajarkan.
  • Berhubung dengan pertimbangan di atas,
    matapelajaran apakah yang dianggap paling serasi
    untuk diberikan ?
  • Bagaimana scope dan sequencenya ?

125
  • Rumuskan tujuan tiap matapelajaran.
  • Apakah pada umumnya diharapkan dari siswa ?
  • Tentukan hasil belajar yang diharapkan dari siswa
    dalam tiap matapelajaran.
  • Apakah standar hasil belajar peserta didik dalam
    tiap matapelajaran dalam aspek kognitif, afektif
    dan psokomotor ?

126
  • Tentukan topik tiap matapelajaran.
  • Bagaimanakan menentukan topik tiap matapelajaran,
    beserta luas dan urutan bahannya berhubung dengan
    tujuan yang telah dirincikan ?
  • Bagaimanakah organisasi yang serasi bagi
    topik-topik tersebut ?
  • Tentukan syarat yang ditentukan dari peserta
    didik.
  • Bagaimanakah tingkat perkembangan dan pengetahuan
    siswa ?
  • Apakah syarat agar peserta didik dapat mengikuti
    pelajaran ?
  • Kegiatan-kegiatan apakah yang harus dapat
    dilakukan peserta didik agar dapat mencapai
    tujuan pelajaran ?

127
  • Tentukan Bahan yang harus dibaca peserta didik.
  • Sumber bahan apa yang tersedia antara lain di
    perpustakaan ?
  • Sumber bacaan apa yang dapat disediakan ?
  • Bacaan apa yang esensial dan bacaan apa sebagai
    pelengkap atau sebagai rujukan ?

128
  • Tentukan strategi mengajar yang serasi serta
    sediakan berbagai sumber / alat peraga proses
    belajar mengajar.
  • Berhubung dengan bahan pelajaran dan tarap
    perkembangan dan pengetahuan peserta didik
    strategi mengajar yang bagaimana akan paling
    efektif ?
  • Alat instruksional / alat peraga apakah yang
    telah ada dan alat serta sumber apakah yang dapat
    disediakan ?

129
  • Tentukan alat evaluasi hasil belajar peserta
    didik serta skala penilaiannya.
  • Alat apa, kegiatan apa yang akan digunakan untuk
    mengukur taraf kemajuan peserta didik ?
  • Aspek-aspek apa yang akan dinilai ?
  • Bagaimana cara memberi nilai peserta didik ?
  • Apakah akan dibeeri weight yang berbeda untuk
    aspek tertentu ?

130
  • Buat disain rencana penilaian kurikulum secara
    keseluruhan dan strategi perbaikannya.
  • Kapan dan berapa kali harus diadakan evaluasi
    kurikulum serta revisinya ?
  • Alat, proses atau prosedur apakah yang dapat
    digunakan ?
  • Menyusun silabus yang berisi pokok-pokok bahasan
    atau topik dan sub-topik tiap matapelajaran/mataku
    liah termasuk tanggung jawab pengajar.

131
Pedoman Instruksional
  • Untuk tiap matapelajaran yang dikembangkan
    berdasarkan silabus.
  • Pedoman dibuat untuk memud
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com