Title: Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) * * *
1Kromatografi Gas-Cair(Gas-Liquid Chromatography)
2Kromatografi
- DEFINISI
- Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran
didasarkan atas perbedaan distribusi dari
komponen-komponen campuran tersebut diantara dua
fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase.
3Kromatografi
Fasa Diam
Padat
Gel
Pertukaran Ion
Fasa Gerak
Cair
Cair
Gas
Cair
Anion
Kation
GPC
Plat
Kolom
4Jenis-Jenis Kromatografi
- Berdasarkan fase gerak yang digunakan,
kromatografi dibedakan menjadi dua golongan besar
yaitu gas chromatography dan liquid
chromatography. Masing-masing golongan dapat
dibagi lagi seperti yang telah disebutkan pada
definisi di atas.
5Kromatografi di dalam bentuk tempat
- Komatografi Kolom Kromatografi kolom merupakan
teknik pemisahan di mana tempat stasioner dalam
tabung. - Kromatografi Planar
- Kromatografi Kertas
- Kromatografi Lapisan Tipis
6Contoh Chromatography
7Kromatografi Gas-Cair
8Proses Kromatografi
- Pembawa gas
- Detektor
- Kolom
- Flow Controller
- Sampel Injeksi
9(No Transcript)
10GLC sebagai komatografi tak dieal linear
11Koefisien distribusi
- Suatu tetapan tanpa dimensi, K yang diperoleh
dari hukum henry dengan menggantikan tekanan
parsial dan fraksi mol suatu zat terlarut dengan
dua suku konsentrasi yang sama satuannya. -
12Kesetimbangan dalam perpindahan massa
- Suatu faktor pelebaran pita dalam kromatografi
yang disebakan oleh terhingganya waktu yang
diperlukan oleh suatu zat terlarut untuk
keseimbangan - Dapat dituliskan dari hukum Henry
- ClKCg .... (1)
13Resolusi
- Disebut separation
- Dua zat terlarut yang didasarkan pada waktu-waktu
retensi dan lebar pita
14Aspek-aspek percobaan glc
- Gas Pembawa (Pengemban)
- Sistem Pengambilan Sampel
- Jenis-jenis Detektor - Konduktivitas Termal
- -
Pengionan Nyala - Karakteristik Detektor - Detektor Integral
- - Detektor Diferensial
- -
Kepekaan - -
Stabilitas - -
Kelinieran - -
Keserbagunaan - -
Waktu Respons - Kolom - Kolom Isian
- - Kolom Kapiler
- - Pemilihan Fasa Cair
15Gas pembawa
- Gas yang telah digunakan dalam GLC Hidrogen,
helium, nitrogen, argon, karbon dioksida, dan uap
air. - Gas pembawa yang cocok bergantung pada
karakteristik detektor tersebut. - Gas hidrogen dan helium digunakan pada detektor
kinduktivitas termal sedangkan nitrogen digunakan
pada detektor pengionan nyala.
16Sistem pengambilan sampel
- Sampel-sampel cair diinjeksikan melalui suatu
karet septum dengan memakai suntikan syringe. - Sampel-sampel gas diinjeksikan atau dimasukkan
dengan memakai bermacam-macam alat pengambilan
sampel gas yang dirancang untuk kromatograf
komersial
17kolom
- Kolom Kapiler
- - Merupakan tabung yang panjang dan tipis dari
kaca atau bahan lainnya seperti baja tahan karat.
- - Hanya dapat menangani sampel-sampel yang
sangat kecil, dan penggunaannya secara luas
menunggu pengembangan detektor yang sangat
sensitif. - Kolom Isian
- Fasa stasioner dalam GLC adalah cairan, tetapi
cairan itu tidak boleh dibiarkan bergerak-gerak
di dalam tabung. Cairan tersebut harus
diimobilisasi, biasanya dalam bentuk suatu
lapisan tipis dengan luas permukaan besar. Ini
paling lazim dilakukan dengan mengimpregnasi
suatu bahan padat dengan fase cair kolom diisi.
18Kolom (2)
- Pemilihan fasa cair
- - Fasa cair stasioner harus dipilih dengan
mempertimbangkan masalah pemisahan tertentu. - - Fasa cair harus stabil secara termal pada
temperatur kolom (kecuali dalam kasus-kasus
khusus), tidak bereaksi secara kimia dengan
komponen-komponen sampel, memiliki daya pelarut
yang cukup untuk sampel.
19Karakteristik detektor
- Detektor Integral
- Memberikan suatu pengukuran setiap saat dari
jumlah total bahan yang dielusi yang telah
melewatinya sampai waktu itu. - Detektor Diferensial
- Menghasilkan kromatogram familiar yang terdiri
dari puncak-puncak dan bukan langkah-langkah. - Dibagi menjadi 2 kelas besar
- - detektor yang mengukur konsentrasi zat
terlarut dengan memakai beberapa sifat fisika
dari aliran gas buangan - - detektor yang merespons secara langsung
zat terlarut dengan demikian berarti mengukur
laju alir massanya.
20Karakteristik detektor (2)
- Kromatogram yang diperoleh dengan detektor
Integral - Kromatogram yang diperoleh dengan detektor
diferensial
21Karakteristik detektor . (3)
- Kepekaan
- Kepekaan detektor menunjukkan suatu batasan
yang paling penting pada jumlah zat
terlarut yang paling kecil yang dapat
ditentukan dengan GLC - Rumus umum untuk kepekaan
-
- Stabilitas
- Garis dasar suatu kromatogram dimaksudkan untuk
fluktuasi jangka pendek dari suatu sifat yang
sangat acak yang disebut noise. -
- Noise dapat dihubungkan dengan kepekaan, tingkat
noise dan batas deteksi. Hubungan antara
kepekaan, tingkat noise, dan batas deteksi dapat
dirumuskan sebagai berikut. Mengingat kembali
definisi kepekaan -
- Jika menggabungkan batas deteksi, Qo, dengan dua
kali tingkat noise puncak ke puncak, 2Rn, maka
kita bisa tulis - atau
22Karakteristik detektor (3)
- Keserbagunaan
- Waktu Respons
- Waktu respons keseluruhan untuk suatu
kromatograf adalah fungsi bukan hanya dari
detektor itu sendiri, tetapi juga kelembaman
komponen-komponen lain. Misalnya perekam. - Kelinieran
-
-
23Jenis-jenis detektor
- Detektor Konduktivitas Termal
- - Detektor yang banyak digunakan untuk GLC.
Alat ini mengandung filamen logam yang
dipanaskan maupun suatu termistor. - - Gas pembawanya adalah hidrogen
- dan helium
- - Detektor ini relatif sederhana,
- tidak mahal, memiliki kepekaan
- yang cukup bagi banyak kegunaan
-
24Jenis-jenis detektor . (2)
- Detektor Pengionan Nyala
- Prinsip dasar
- 1. Energi kalor dalam hidrogen menyebabkan
banyak molekul untuk mengionisasi - 2. Gas efluen dari kolom dicampur dengan
hidrogen dan dibakar pada ujung jet logam dalam
udara berlebih. - 3. Potensial diberikan antara jet dan
elektroda kedua yang bertempat di atas atau
sekitar nyala itu. - 4. Ketika ion-ion dibentuk dalam nyala,
ruang gas antara kedua elektroda menjadi lebih
konduktif, dan arus yang meningkat mengalir dalam
sirkuit. - 5. Arus melewati resistor, tegangan
terbentuk yang dikuatkan untuk menghasilkan
isyarat yang diterima perekam.
25Jenis-jenis detektor (3)
Gambar Detektor Pengionan Nyala
26Penerapan glc
- Identifikasi Senyawa
- Keserbagunaan GLC
- Pirolisis Kromatografi Gas
- Analisis Kuantitatif
- Bergantung pada hubungan antara jumlah suatu zat
terlarut dan ukuran dari pita elusi yang
dihasilkan.
27Kromatografi Cair
28Kromatografi Cair
- Kromatografi adalah kromatografi dengan fasa
gerak berupa zat cair.
29PROSES-PROSES DISTRIBUSI FASA
- Adsorpsi
- Pertukaran Ion
- Partisi Cair - Cair
30ADSORPSI
- Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu
campuran dengan cara pengikatan bahan tersebut
pada seluruh bagian adsorben cair yang diikuti
dengan pelarutan.
31(No Transcript)
32ADSORBEN
- Persyaratan adsorben
- Memiliki daya melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi yang sebesar mungkin (kebutuhan akan
cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil). - Selektif
- Memiliki tekanan uap yang rendah
- Tidak korosif
- Mempunyai viskositas yang rendah
- Stabil secara termis
- Murah
33Alat Absorpsi Secara Skematis
34Prinsip Pemisahan Ion
- Untuk memisahkan sejumlah anion dan kation satu
sama lainnya. Anorganik kation dipisahkan pada
kolom resin pemisah kation, sementara anorganik
anion dipisahkan pada kolom resin pemisah anion.
35Resin Pemisah Ion
36Contoh
- Pemisahan ion
- Na, NH4, K, Mg2 dan Ca2
- Resin-SO3-H Na, NH4, K, Mg2, Ca2 ?
Resin-SO3-Na, NH4, K, Mg2, Ca2 H
37(No Transcript)
38Partisi Cair - Cair
- Teknik ini tergantung pada partisi zat padat
diantara dua pelarut yang tidak dapat bercampur
salah satu diantaranya bertindak sebagai fasa
diam dan yang lainnya sebagai fasa gerak.
39(No Transcript)
40Kromatografi Cair-Cair
41Kromatografi Cair-Cair
- Ada dua macam sistem penggunaan dalam
kromatografi cair-cair - 1. kromatografi fasa normal
- fase gerak ? non polar ( ex heksana,
isopropil-eter) - fase diam ? sangat polar (ex air)
- digunakan untuk memisahkan senyawa polar, sebab
senyawa polar akan tertahan lebih lama didalam
kolom yang polar, sedangkan senyawa yang
non-polar akan keluar lebih awal dari dalam
kolom. -
-
42- 2. Kromatografi fasa terbalik
- fase gerak ? polar ( ex air, metanol)
- fase diam ? non polar (ex hidrokarbon
oktadekana) - digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa non
polar.
43Analisa Kualitatif
- Dasarnya adalah waktu retensi atau volume retensi
suatu senyawa. - Membandingkan t atau V senyawa dalam sampel yang
dianalisis dengan t atau V suatu senyawa standar
(yang telah diketahui)
44Analisis Kuantitatif
- Metode pengukuran tinggi puncak
- Tinggi puncak suatu kromatogram akan sebanding
dengan kadar senyawa yang membentuk kromatogram
tersebut. Pengukuran tinggi puncak didasarkan
pada rumus pengukuran tinggi suatu segitiga,
yaitu suatu garis tegak lurus dari titik tengah
alas kromatogram sampai dengan perpotongan sisi
segitiga kromatogram tersebut.
45Analisis Kuantitatif (lanjutan)
- Metode pengukuran luas puncak
- Dapat memberikan hasil yang lebih akurat jika
dibandingkan dengan cara pengukuran tinggi
puncak. Luas puncak diukur seperti menghitung
luas segitiga yaitu - Rumus tersebut memberikan hasil yang baik jika
kromatogramnya berbentuk lancip. Cara lain
menggunakan rumus
46Analisis Kuantitatif (lanjutan)
47Analisis Kuantitatif (lanjutan)
- Metode gunting dan timbang
- Kromatogram yang telah digambarkan pada kertas
digunting sesuai bentuknya, kemudian
guntingan-guntingan kertas kromatogram ini
ditimbang. Berat dari masing-masing guntingan
kromatogram ini akan sebanding dengan kadar
senyawa yang membentuk kromatogram tersebut.
48Analisis Kuantitatif (lanjutan)
- Metode Integrator
- Integrator adalah peralatan elektronik yang
sering dijumpai pada peralatan kromatografi yang
modern. Alat ini akan mengubah tanda-tanda
listrik dari detektor menjadi suatu gambaran
kromatogram sekaligus menghitung luas kromatogram
yang dibentuk secara elektronik.
49Kromatografi Kertas
- fase diam ? kertas serap
- Fase gerak ? pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai.Jarak relative pada pelarut disebut
sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku
rumus sebagai berikut - Rfjarak yang ditempuh oleh senyawa
jarak yang ditempuh oleh pelarut
50Kromatografi Kertas (lanjutan)
51Kromatografi Kertas Dua Arah
- Digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan
substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat
serupa. - Menggunakan dua pelarut yang berbeda
52(No Transcript)
53Kromatografi Lapis Tipis
- Menggunakan sebuah lapis tipis silika atau
alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas
atau logam atau plastik yang keras. - Fase diam ? Jel silika (atau alumina) atau
substansi yang dapat berpendarflour dalam sinar
ultra violet. - Fase gerak ? pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai.
54Kromatografi Lapis Tipis (lanjutan)
- Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat
bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari
campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. - Ketika bercak dari campuran itu mengering,
lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia
bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas
pelarut berada di bawah garis dimana posisi
bercak berada.Menutup gelas kimia untuk
meyakinkan bawah kondisi dalam gelas kimia
terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk
mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia
biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang
terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas
kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.
55Kromatografi Lapis Tipis (lanjutan)
- Perhitungan nilai RfNilai Rf untuk setiap warna
dihitung dengan rumus sebagai berikut - Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah
bergerak dari 1.7 cm dari garis awal, sementara
pelarut berjarak 5.0 cm, sehingga nilai Rf untuk
komponen berwarna merah menjadi
56Analisis Sampel yang Tidak Berwarna
- 1.Menggunakan pendarflour
- Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis
seringkali memiliki substansi yang ditambahkan
kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour
ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). - Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak
pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak
itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan
mata. Ketika sinar UV diberikan pada lempengan,
akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda
dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak
sebagai bidang kecil yang gelap.
57Analisis Sampel yang Tidak Berwarna
- 2. Penunjukkan bercak secara kimia
- Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat
bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan
mereaksikannya dengan zat kimia sehingga
menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh
yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari
campuran asam amino.Kromatogram dapat
dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan
ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino
menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya
coklat atau ungu. - Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan
kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah
bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan
gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.Uap
iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak
pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih
dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi
yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak
kecoklatan.
58Kromatografi Kolom
- Kolom kromatografi berkerja berdasarkan skala
yang lebih besar menggunakan material terpadatkan
pada sebuah kolom gelas vertikal.
59Penggunaan kolom
- Misalnya memisahkan campuran dari dua senyawa
yang berwarna, yaitu kuning dan biru. Warna
campuran yang tampak adalah hijau.Pertama
penutup kran dibuka untuk membiarkan pelarut yang
sudah berada dalam kolom mengering sehingga
material terpadatkan rata pada bagian atas, dan
kemudian tambahkan larutan secara hati-hati dari
bagian atas kolom. Lalu buka kran kembali
sehingga campuran berwarna akan diserap pada
bagian atas material terpadatkan, sehingga akan
tampak seperti gambar disamping. - menamambahkan pelarut baru melalui bagian atas
kolom, jangan sampai merusak material terpadatkan
dalam kolom. Lalu buka kran, supaya pelarut dapat
mengalir melalui kolom, kumpulkan dalam satu
gelas kimia atau labu dibawah kolom. Karena
pelarut mengalir kontinyu, anda tetap tambahkan
pelarut baru dari bagian atas kolom sehingga
kolom tidak pernah kering.
60Perubahan yang mungkin terjadi sejalan perubahan
waktu
61High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
- Peralatan HPLC secara prinsip terdiri dari
- Tempat pelarut
- Pompa
- Tempat injeksi sampel
- Kolom
- Detektor
- Rekorder
62i
63High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
lanjutan
- 1. Fasa mobile (pelarut)
- pelarut yang digunakan harus dilakukan degassing
untuk mengeluarkan gas terlarut yang tidak
diinginkan. - 2. Sistem pompa
- ada dua jenis pompa, yang mendasari pemakaiannya
yaitu tekanan tetap dan volume tetap. - 3. Flow controller (pengendali aliran)
- untuk menstabilkan aliran fasa mobile akibat
adanya perubahan tekanan gas, temperatur dan
viskositas. - 4. Kolom
- Tidak memerlukan temperatur yang tinggi, karena
sifat ikatan kimia terhadap fasa stasioner sangat
sensitif terhadap temperatur yang tinggi. -
64High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
lanjutan
- 5. Detektor
- karakteristik detektor untuk HPLC
- - sensivitasnya tinggi
- - respon yang menyeluruh terhadap sampel
- - tidak meruska sampel
- - tidak sensitif terhadap perubahan temperatur
dan kecepatan aliran fasa mobile - - dapat beroperasi secara terus menerus.
- 6. Rekaorder
- Mengeluarkan output berupa kromatogram.
-
65Keuntungan HPLC
- Cepat
- Resolusi
- Sensitivitas detektor
- Kolom yang dapat digunakan kembali
- Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
- Mudah rekoveri sampel
66 67Pertanyaan
- Fase diamnya dari GLC
- Mengapa larutan fase stasioner (khotib)
- Dampak pembuatan kromatografi sempit dan tebal
- Perbedaaan adsorpsi dari spektrokospi dengan
kromatografi (Daudi) - Keunggulan antara kromatografi dan spektrokospi.
(Daudi)
68- Bahwa metode ada kesamaannya yaitu analisis
senyawa dengan tingkat pemisahan yang lebih
akurat, tapi perbedaannya deteksi sampe yang
digunakan berbeda, yaitu stre menggunakan sinar,
kromatografi dengan fase cair dan gas.