ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS

Description:

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB Definisi Trauma yang terjadi pada jaringan medula spinalis yang dapat menyebabkan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1737
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 17
Provided by: nardinurs
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS


1
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA
SPINALIS
  • Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB

2
(No Transcript)
3
(No Transcript)
4
Definisi
  • Trauma yang terjadi pada jaringan medula spinalis
    yang dapat menyebabkan fraktur atau pergeseran
    satu atau lebih tulang vertebra atau kerusakan
    jaringan medula spinalis lainnya termasuk
    akar-akar saraf yang berada sepanjang medula
    spinalis sehingga mengakibatkan defisit neurologi.

5
Etiologi
  1. Kecelakaan lalu lintas
  2. Injury atau jatuh dari ketinggian
  3. Kecelakaan sebab olah raga
  4. Luka jejas, tajam, tembak pada daerah vertebra

6
Tanda dan Gejala
  • Tanda spinal shock (pemotongan komplit
    ransangan), meliputi Flaccid paralisis dibawah
    batas luka, hilangnya sensasi dibawah batas luka,
    hilangnya reflek-reflek spinal dibawah batas
    luka, hilangnya tonus vaso motor
    (Hipotensi),Tidak ada keringat dibawah batas
    luka, inkontinensia urine dan retensi feses ?
    berlangsung lama hiperreflek/paralisis spastic
  • Pemotongan sebagian rangsangan tidak simetrisnya
    flaccid paralisis, tidak simetrisnya hilangnya
    reflek dibawah batas luka, beberapa sensasi tetap
    utuh dibawah batas luka, vasomotor menurun,
    menurunnya blader atau bowel, berkurangnya
    keluarnya keringat satu sisi tubuh

7
Tanda-gejala lanjut
  • Sindroma cidera medula spinalis sebagian
  • Anterior
  • - Paralisis dibawah batas luka (trauma)
  • - Hilangnya sensasi nyeri dan temperatur dibawah
    batas luka
  • - sensasi sentuhan, pergerakan, posisi dan
    vibrasi tetap
  • Central
  • Kelemahan motorik ekstermitas atas lebih besar
    dari ekstermitas bawah
  • Sindroma brown sequard
  • Terjadi akibat trauma pada bagian anteror dan
    posterior pada satu sisi
  • - Ipsilateral paralisis dibawah trauma
  • - Ipsilateral hilangnya sentuhan, vibrasi,
    proprioseption dibawah
  • trauma
  • - Kontralateral hilangnya sensasi nyeri dan
    temperatur dibawah lesi

8
(No Transcript)
9
Komplikasi
  • Autonomic Dysreflexia
  • terjadi adanya lesi diatas T6 dan Cervical
  • - Bradikardia, hipertensi paroksimal,
    berkeringat banyak, sakit kepala berat, goose
    flesh, nasal stuffness
  • Fungsi Seksual
  • - Impotensi, menurunnya sensasi dan kesulitan
    ejakulasi, pada wanita kenikmatan seksual berubah

10
Penatalaksanaan Medis
  • Cidera pada cervikal
  • - Immobilisasi sederhana
  • - Traksi skeletal
  • - Pembedahan untuk spinaldekompresi
  • Cidera pada thoracal dan lumbal
  • - Immobilisasi pada lokasi fraktur
  • - Hiperekstensi dan branching
  • - Bed-rest
  • Obat adrenal corticosteroid untuk mencegah dan
    mengurangi edema medspin.

11
Pengkajian
  • Data subyektif
  • Pengetahuan pasien tentang penyakit (cedera dan
    akibat dari gangguan neurologis)
  • Inforasi tentang kejadian cidera, bagaimana
    sampai terjadi
  • Adanya dyspnea
  • Sensasi yang tidak biasannya (parasthesia)
  • Riwayat hilangnya kesadaran
  • Tidak adanya sensasi -? gangguan sensorik
  • Data Obyektif
  • Tingkat Kesadaran (Sadar/tidak sadar), GCS, pupil
  • Status respirasi (Bervariasi)
  • Orientasi tempat, waktu dan orang
  • Sikap tubuh pasien, kekuatan motorik
  • TTV (TD, Temp, Nadi), Integritas kuli
  • Distensi bowel dan bladder

12
  • Pemeriksaan Diagnostik
  • Spinal X-ray melihat fraktur / pergeseran
    vertebra
  • Myelogram Lokasi obstuksi aliran CSF
  • Spinal CT Scan

13
Diagnosa Keperawatan
  1. Bersihan jalan napas inefektif b.d paralisis
    otot, edema medspin
  2. Gangguan pola nafas B.d paralisis otot, edema
    medspin, gangguan funsgi diafragma
  3. Gangguan perfusi jaringan b.d paralisis otot,
    edema medspin, penekanan massa
  4. Resiko Injury b.d tidak stabilnya columna
    vertebralis
  5. Gangguan eliminasi bowel/bladder b.d paralisis
    otot bowel/bladder, immobilisasi, menurunnya
    kontrol sphinter
  6. Gangguan mobilisasi fisik b.d kelemahan/kelumpuhan
    , defisit neurologis

14
Rencana Perawatan
  • Bersihan jalan napas inefektif b.d paralisis
    otot, edema medspin
  • Tujuan Bersihan jalan napas efektif
  • Kriteria auskultasi paru suara normal, tidak
    ada ronkhi, tidak ada skret
  • Intervensi
  • Kaji kemampuan pasien untuk mempertahankan
    patensi jalan nafas
  • Pertahankan jalan nafas dengan mengatur posisi,
    penghisapan skret (suction)
  • Monitor kecepatan, irama, kedalaman nafas
  • Lakukan auskultasi pasru untuk menetapkan
    adekuatnya udara yang masuk dan bunyi ventilasi
  • Anjurkan pasien latihan nafas efektif dan batuk
    dalam
  • Monitor analisa gas darah
  • Bila perlu berikan obat-obat mukolitik sesuai
    program

15
Renpra lanjutan
  • Resiko Injury b.d tidak stabilnya columna
    vertebralis
  • Tujuan Tidak terjadi injury dan tidak ada
    gangguan neurologi
  • Kriteria Tidak mengalami peningkatan defisit
    neurologi, terlindung bila perlu menggunakan alat
    bantu
  • Intervensi keperawatan
  • Pertahankan leher dalam keadaan ekstensi untuk
    mencegah cidera medula spinalis
  • Pertahankan hiperekstensi dengan menggunakan
    penyangga leher
  • Laporkan dengan segera pada tim medis adanya
    tanda hilangnya sensori dan motorik
  • Pasang penghalang tempat tidur
  • Pend-kes kepada pasien dan keluarga tentang
    kondisi pasien sehingga pasien dan keluarga dapat
    beradaptasi dengan kondisi penyakitnya
  • Kolaborasi Pemeriksaan lab darah, endoskopi
    untuk melihat adanya perdarahan gastik

16
Renpra lanjutan
  • Perubahan pola eliminasi urin b.d tidak ada
    kemampuan untuk mengontrol sphinter/sensasi untuk
    berkemih
  • Tujuan pasien terpenuhi kebutuhan eliminasi
    urine dan bebas dari infeksi
  • Monitor intake output
  • Kaji bau, profil, jumlah urine yang keluar
  • Anjurkan pasien intake cairan 2 3l/mnt jika
    tidak ada kontra indikasi
  • Palpasi bladder secara hati-hati
  • Observasi adanya tanda-tanda infeksi pada saluran
    kemih
  • Kolaborasi pasang Dower kateter- obs aliran
    urine
  • Lakukan pemeriksaan urin analisa, kultur bila
    perlu
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com