Title: PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT TERHADAP AKTIVITAS MIGAS DI INDONESIA
1PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT TERHADAP AKTIVITAS
MIGAS DI INDONESIA
- Prof. Ir. MUKHTASOR, M.Eng, Ph.D.
2OUTLINE PRESENTASI
- PENDAHULUAN
- KEGIATAN MIGAS POTENSI
- PENCEMARAN LAUT
- PENANGGULANGAN
- PERATURAN TERKAIT
- PERISTIWA PENCEMARAN LAUT
- AKIBAT AKTIVITAS MIGAS
- DI INDONESIA
-
3 termasuk pertanian, layanan publik komersial,
perumahan, dan sektor lain
Sumber International Energy Agency, 2010
4 termasuk pertanian, layanan publik komersial,
perumahan, dan sektor lain
Sumber International Energy Agency, 2010
5 tidak termasuk China
Sumber International Energy Agency, 2010
6 tidak termasuk China
Sumber International Energy Agency, 2010
7SUMBER DIRJEN MIGAS, KEMENTERIAN ESDM (2010)
7
8(No Transcript)
9(No Transcript)
10INDUSTRI MINYAK GAS
- Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan
minyak dan gas saat ini lebih dari 50 dilakukan
di wilayah pesisir dan laut - Permintaan akan produksi minyak dan gas baik dari
dalam maupun luar negeri terus meningkat
PELUANG PENGEMBANGAN SEKTOR MINYAK GAS SERTA
INDUSTRI PENUNJANG LAIN
PENCEMARAN LAUT
11Peta Daerah Rawan Pencemaran Minyak(Mukhtasor
dkk 2008)
12UU NO. 32/ 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Sektor Migas
Ketidaksiapan sektor Migas dalam Implementasi UU
No. 32/ 2009 (efektif per 1 April 2010) akan
berpotensi mengakibatkan kehilangan sebagian
produksi migas di tahun 2010
KKKS MBOPD MMSCFD KETERANGAN
Pertamina EP 61 77 UKL/UPL, Limbah
CPI 76 - Emisi udara, suhu air produksi
Total 29 953 Air limbah (Amoniak)
PPEJ 36 - Flare gas
COPI Sumatera 77 1.100 Air limbah
Jumlah 279 2.130
disampaikan oleh Dirjen Migas pada Sidang
Anggota DEN ke-4, 19 Maret 2010
13Tahapan Kegiatan Industri Minyak Gas
2. Aktivitas Pengeboran
3. Proses Produksi Pemeliharaan
4. Transportasi Minyak Gas
14Konstruksi Anjungan (Platform)
- Sistem pendukung utama pada operasi pengeboran
dan produksi minyak dan gas lepas pantai
- Dapat berupa bangunan terapung, atau struktur
beton/baja yang dibangun untuk menopang fasilitas
pengeboran atau produksi minyak
15Potensi Pencemaran Laut pada Konstruksi Anjungan
- Keberadaan struktur (platform) akan mempengaruhi
perubahan lokal pada habitat dan distribusi ikan - Pada area sekitar 750 m dari platform,
konsentrasi hidrokarbon yang terkandung sangat
tinggi (1000 x konsentrasi background) ?
diversivitas rendah - Efek pada bentos tidak ditemukan pada jarak lebih
dari 3000 m dari platform
16Aktivitas Pengeboran
- Untuk mendapatkan hidrokarbon secara efektif dari
sebuah reservoir, beberapa sumur dibor dengan
formasi yang berbeda pada beberapa bagiannya - Diperlukan teknik pengeboran khusus untuk
menetrasi bagian yang berbeda dari reservoir ?
controlled directional drilling/rotary drilling - Diperlukan cairan/bahan kimia khusus untuk
mencegah kenaikan temperatur yang berlebihan dan
keretakan pipa akibat penambahan tegangan pada
mata bor
17Potensi Pencemaran Laut pada Aktivitas Pengeboran
- Drilling fluids ? Cairan yang dipompakan ke dalam
sumur bor untuk membantu proses pengeboran - - Water Based Drilling Fluids (WBF), drilling
fluid yang menggunakan air sebagai cairan dasar. - - Oil Based Drilling Fluids (OBF), drilling
fluid yang menggunakan cairan hasil suling dari
crude oil seperti minyak diesel, mineral atau
cairan lain sebagai cairan dasar. - - Syntetic Based Drilling Fluids (SBF) atau
disebut juga sebagai pseudo-oil based drilling
fluids, adalah drilling fluids yang menggunakan
material sintetis seperti etilen, polyesters, dan
ester sebagai cairan dasar. - Cuttings ? potongan lapisan tanah hasil pengeboran
18Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor
2002)
Drilling fluid
New make up drilling fluids
Fluidcuttings separation system
Recirculated fluid
Fluid blowdown (waste)
Drilling fluid
Fluid cuttings
To disposal
Cuttings (waste)
19Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor
2002)
Drilling fluid
New make up drilling fluids
Fluidcuttings separation system
Recirculated fluid
Fluid blowdown (waste)
Drilling fluid
Fluid cuttings
To disposal
Cuttings (waste)
20Drilling fluid
New make up drilling fluids
Fluidcuttings separation system
Recirculated fluid
Fluid blowdown (waste)
Drilling fluid
Fluid cuttings
To disposal
Cuttings (waste)
Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds
Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor
2002)
21Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor
2002)
Drilling fluid
New make up drilling fluids
Fluidcuttings separation system
Recirculated fluid
Fluid blowdown (waste)
Drilling fluid
Fluid cuttings
To disposal
Cuttings (waste)
22Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor
2002)
Drilling fluid
New make up drilling fluids
Fluidcuttings separation system
Recirculated fluid
Fluid blowdown (waste)
Drilling fluid
Fluid cuttings
To disposal
Cuttings (waste)
23Drilling fluid
New make up drilling fluids
Fluidcuttings separation system
Recirculated fluid
Fluid blowdown (waste)
Drilling fluid
Fluid cuttings
To disposal
Cuttings (waste)
Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds
Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor
2002)
24Perkiraan Drill Cuttings Drilling Mud yang
Terikut
Model Well Hole Diameter (cm) Depth of Well (m) Volume of Cuttings (m3)
Shallow Development 22 2300 85
Shallow Exploratory 15-31 450-1825 175
Deep Development 22-31 600-1375 130
Deep Exploratory 22-45 600-1375 285
- Note
- Deep water kedalaman air ? 300 m, dan
- Shallow water kedalaman air lt 300 m
25Operasi Produksi Pemeliharaan Fasilitas
- Memproduksi minyak atau gas dengan cara
pemisahan fluida (cairan dan gas yang keluar dari
sumur) menjadi minyak mentah, gas dan air
(produced water)
26Potensi Pencemaran Laut pada Operasi Produksi dan
Pemeliharaan Fasilitas
- Keberadaan struktur
- Flaring cahaya
- Perawatan bawah air
- Pembuangan Produced Water
- Beberapa Limbah Lainnya
- produced sand, air ballast, drainase dari dek,
limbah sanitasi domestik, air pendingin
(cooling water)
27Produced Water
- Air yang keluar dari sumur pengeboran
bersama-sama minyak dan gas - Air ini kemudian dipisahkan dari minyak dan gas
selama proses produksi menggunakan separator atau
alat pendukung proses lainnya - Potensi dampak lingkungan terbesar dikarenakan
pembuangan dilakukan secara kontinyu
(sumber NatureTechnology, tanpa tahun)
28Potensi Pencemaran Laut pada Operasi Produksi dan
Pemeliharaan Fasilitas
- Kontribusi pencemaran laut akibat kegiatan ini
sangat kecil dibandingkan dengan jumlah total
minyak bumi yang masuk dan mencemari laut,
- kecuali pada suatu kasus tertentu misalnya
terjadi kecelakaan yang sangat besar, seperti
semburan sumur minyak (blow out).
29Transportasi Minyak Gas
- Potensi pencemaran laut dari transportasi migas
dengan menggunakan tanker - - kecelakaan tanker
- - operasi rutin tanker (pembuangan air bilga
ballast, dry docking)
- Potensi pencemaran laut dari transportasi migas
dengan menggunakan pipa - - kebocoran pipa
30Jalur Distribusi dan Jumlah Produksi Minyak di
Indonesia (Tahun 2003)(Sumber Pertamina dalam
Kompas, 7 Maret 2005)
31Kerusakan Lingkungan akibat Tumpahan Minyak
32Kerugian Sosial-Ekonomi
33Clean-Up
34PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT AKIBAT AKTIVITAS
MIGAS
35Drilling Fluids Treatment
- Screening (penyaringan) Shale Shaker, Gumbo
Removal - Hydrocycloning Desanders, Desilters
- Centrifugation Scalping, Decanting Centrifuges
- Gravitational Settled (pengendapan) Sumps,
Dewatering Units
36Sumber ASME (2005)
37Cutting Treatment
- Dewatering
- Thermal desorption
- Stabilization
- Peralatan yang biasa digunakan
- - auguers (screw conveyors)
- - vacuum
- - cutting boxes
- - cutting dryers
38Cutting Dryer
- Sebelum dimasukkan ke dryer, kandungan drilling
fluid dalam cutting ? 10. - Setelah keluar dari dryer, kandungan menjadi 2
- (Sumber ASME, 2005)
39Tujuan Pengolahan Produced Water (Arthur et.al.,
2005 dalam Ahamadun et.al., 2009)
- De-oiling? dispersed oil grease
- Soluble organic removal
- Disinfection
- SS removal ? suspended particles sand
- Dissolved gas removal ?light hydrocarbon gases,
CO2, H2S - Desalination ? dissolved salts
- Softening ? excess water hardness
- Miscellaneous ? Removing NORM
40Clean Up Produced Water Technology(API, 1995)
Technology Processes
Carbon adsorption Modular granular activated carbon systems
Air stripping Packed tower with air bubbling through the produced water stream
Filtration Very fine membranes
Ultra violet light Irradiation by UV lamps
Chemical oxidation Ozone and/or hydrogen peroxide oxidation
Biological treatment Aerobic system with fixed film or suspended growth
41Teknologi Pengendalian Produced Water
- Ahmadun et.al. (2009) telah mengkaji ulang
berbagai jenis teknologi yang tersedia saat ini
untuk pengendalian dampak produced water. - Physical Treatment
- Chemical Treatment
- Biological Treatment
- Membrane Treatment
- Sampai saat ini, belum ada satu pun teknologi
yang cocok untuk mengolah limbah produced water
secara tuntas, 2 atau lebih sistem teknologi
perlu dikombinasikan secara seri. -
- Meskipun demikian, level teknologi saat ini
sudah mampu mengolah sampai kualitas yang
memenuhi syarat untuk penggunaan ulang, termasuk
mampu mengolah sampai setara dengan kualitas air
minum.
42Physical Treatment
- Adsorption of dissolved organics on activated
carbon, organoclay, copolymers, zeolite, resins - Sand filters
- Cyclones
- Evaporation
- Dissolved air precipitation
- Electrodialysis
43Chemical Treatment
- Chemical precipitation
- Chemical oxidation
- Electrochemical process
- Photocatalytic treatment
- Fenton process
- Treatment with ozone
- Room temperature ionic liquids
- Demulsifier
44Membrane Treatment
- Membrane ? Microfiltration, Ultrafiltration,
Nanofiltration, Reverse Osmosis - Bentonite clay Zeolite membrane
- Combined system
- Modified membrane to reduce fouling
45- Setelah memenuhi syarat lingkungan, air dapat
langsung dibuang (discharge) atau dikirim untuk
diolah di darat atau disalurkan ke reservoir
dengan cara diinjeksikan ke dalam sumur. Dalam
hal diinjeksikan ke dalam sumur, proses ini
dilengkapai filter untuk menangkap
partikel-partikel padat
46Near field
Far field
Current Flow
EXIT
Skema Pembuangan Produced Water-Proses Produksi
Minyak di Laut
47Ilustrasi Injeksi atau Re-injeksi Air ke dalam
Reservoir
Pada beberapa kasus, injeksi air laut dilakukan
untuk pemeliharaan tekanan hidrolik dalam
menjaga kestabilan reservoir. Kegiatan ini di
sisi lain secara simultan akan berdampak pada
meningkatnya volume produced water
48Subsea Separation
- Metode untuk mengurangi kandungan air dengan
menempatkan separator di dasar laut - Pilot project ? Norwegia
(sumber NatureTechnology, tanpa tahun)
49Sidetracking
- Metode untuk memerangkap produced water sebelum
mencapai permukaan dengan membuat sumur-sumur
lain di sekitar sumur utama
(sumber NatureTechnology, tanpa tahun)
50Oil Boom
- Melokalisir tumpahan minyak
- Apabila arus gt 0,75 knot ? lapisan minyak tidak
stabil pecah menjadi butiran-butiran (droplet) - Efektif digunakan pada perairan yang tenang dan
dangkal
51Oil Boom
52Oil Skimmer
- Menyedot minyak dengan cara menyerap minyak
dengan material berpori atau melekatkan minyak
pada suatu material, untuk kemudian dipisahkan
dari air atas dasar perbedaan berat jenis (karena
cukup banyak air yang terikut)
- Alat mekanis ini hanya dapat mengambil minyak
yang berada di permukaan saja - Tingkat efektivitasnya, selain dipengaruhi oleh
kondisi cuaca dan ketenangan air laut, juga
tergantung dari tipe minyak, kandungan debris dan
lokasi tumpahan
53Absorben
- Material organik/anorganik yang dapat mneyerap
minyak, seperti jerami, rumput kering,
alang-alang, serbuk gergaji, kapas (org) glass
wool, vermicullite, batu apung (anorganik), atau
absorben sintetis terbuat dari poliurethane - Tidak efektif digunakan untuk lapisan minyak yang
pecah
54Absorben
55Dispersan
- Bahan kimia dengan komponen surface active agent
(surfactant) ? minyak menjadi droplet dan cepat
terdispersi dalam badan air - Toksisitas dispersan lebih besar dibanding minyak
(pada beberapa kondisi) - Kurang efektif ? butuh pengadukan, tidak dapat
digunakan untuk semua jenis minyak
56Dispersan
57Pembakaran
- Diperbolehkan jika tumpahan minyak terjadi di
laut lepas dan keadaan angin yang mendukung - Kurang efektif ? komponen minyak yang mudah
terbakar telah menguap terlebih dahulu sehingga
diperlukan igniting agent
- Pembakaran yang terkontrol ? in situ burning
58Penyemprotan air panas di sepanjang garis pantai
(Pantai berbatu)
59Bioremediasi
- Teknologi pemulihan tumpahan minyak dengan
memanfaatkan mikroorganisme atau tumbuhan untuk
mendegradasikan minyak - - Bioaugmentasi menambahkan atau melengkapi
populasi mikroorgansime pengurai karbon yang ada - - Biostimulasi merangsang pertumbuhan
mikroorganisme pengurai karbon dengan menambahkan
nutrien, dan/atau mengubah habitatnya
60- Pengembangan teknologi bioremediasi dengan
teknik biostimulasi dengan komposisi pelet yang
cocok untuk aplikasi wilayah pesisir telah
dilakukan (Mukhtasor, 2008 Munawar, 2010)
61- Hasil pengukuran konsentrasi minyak terhadap
waktu
62- Hasil pengukuran pertumbuhan mikroorganisme
terhadap waktu
63PERATURAN TERKAIT EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
64(No Transcript)
65(No Transcript)
66(No Transcript)
67(No Transcript)
68Perbandingan Nilai Baku Mutu Produced Water
Parameter US Cina Indonesia
Minyak Lemak 29 mg/la,c 42 mg/lb,c lt10 mg/la 50 mg/lc 25 mg/ld
COD lt100 mg/la 200 mg/l
a konsentrasi rata-rata per bulan b
konsentrasi maksimum per hari c untuk
off-shore d untuk on-shore USEPA dalam
Statoil (1998) dalam Tellez et.al. (2002)
Jiang (1999) dalam Tellez et.al. (2002)
PerMen LH No. 19 tahun 2010
69PERISTIWA PENCEMARAN LAUT AKIBAT AKTIVITAS MIGAS
DI INDONESIA
70Peristiwa Tumpahan Minyak di Perairan Indonesia
(Mukhtasor, 2007 dan berbagai sumber lain)
71Peristiwa terjadinya blow-out di ladang minyak
Montara, Laut Timor (2009)(Sumber
www.ens-newswire.com, photo by AMSA)
72Peristiwa Blow Out Ladang Minyak Montara
- Terjadi pada tanggal 21 Agustus 2009
- Ladang minyak Montara terletak sekitar 690 km
barat Darwin, Australia Utara (dekat dengan
perairan Nusa Tenggara Timur) - Menumpahkan sekitar 500.000 liter minyak mentah
per hari (bandingkan dengan minyak tumpah di Tel.
Meksiko sekitar 5000 barrel 750.000 liter per
hari) - Telah mencemari sekitar 90.000 kilometer persegi
wilayah perairan Laut Timor - Hingga saat ini belum ada kejelasan penanganan,
baik untuk pemulihan kondisi alam maupun warga
sekitar yang mata pencahariannya terganggu,
dikarenakan data klaim ganti rugi yang masih
belum valid
73Hasil Perhitungan Perkiraan Biaya/Kerugian Total
dari Sejumlah Peristiwa Tumpahan Minyak di
Perairan Indonesia (Mauludiyah Mukhtasor, 2009)
Tahun Peristiwa Besaran Tumpahan (ton) Biaya Total Kerugian (juta Euro) Biaya Total Kerugian (miliar Rp)
1975 T, Showa Maru Sel. Malaka 1.000.000 683 9.757
1979 T. Choya Maru Buleleng 300 15 221
1979 T. Golden Win NAD 1.230 30 428
1992 MT.Ocean vs MT.Nagasaki - S. Malaka 722 23 334
1997 Orapin Global vs Evoikos Riau 25000 122 1.744
1999 MT. King Fisher Cilacap 589 21 303
2000 MT. Natuna Sea Batam 4.000 52 742
2001 T. Stadfast - Cirebon 12.000 87 1.238
2003 Kpl Toba Pulp vs Tongkang PLTU 1 250 14 203
2004 T. Vista Marine Riau 200 13 183
2008 T. Arendal Indramayu 150.000 282 4.025
2008 T. Aegis Leader Sel Malaka 550 21 294
2009 MT. Kharisma Sel Tj. Perak Sby 430 18 262
2009 Montara Laut Timor 27.600 128 1.827
Kasus Montara menggunakan asumsi kejadian
selama 2 bulan _at_ 500.000/ltr atau 460 ton/hari
74TERIMA KASIH