PENGANTAR EKONOMI, BISNIS DAN MANAJEMEN 3 SKS - PowerPoint PPT Presentation

1 / 360
About This Presentation
Title:

PENGANTAR EKONOMI, BISNIS DAN MANAJEMEN 3 SKS

Description:

pengantar ekonomi, bisnis dan manajemen 3 sks jurusan sistem informasi disusun oleh : yohannes yahya – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:2255
Avg rating:1.0/5.0
Slides: 361
Provided by: Yohanne3
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PENGANTAR EKONOMI, BISNIS DAN MANAJEMEN 3 SKS


1
PENGANTAR EKONOMI, BISNIS DAN MANAJEMEN3 SKS
  • JURUSAN SISTEM INFORMASI
  • DISUSUN OLEH YOHANNES YAHYA

2
SISTEM PENILAIAN

  • ADA NILAI TUGAS
  • ABSEN 10
  • TUGAS 10
  • UTS 30
  • UAS 50
  • TIDAK ADA NILAI TUGAS
  • - ABSEN 10
  • - UTS 40
  • - UAS 50
  • GRADE .
  • 0 44 E
  • 45 59 D
  • 60 74 C
  • 75 84 B
  • 85 100 A

3
BUKU REFERENSI
  • EKONOMI MIKRO, ISKANDAR PUTONG, PENERBIT MITRA
    WACANA MEDIA.
  • BISNIS PENGANTAR EDISI PERTAMA, GUGUP KISMONO,
    PENERBIT BPFE YOGYAKARTA.
  • PENGANTAR BISNIS EDISI 2, MIA LAKSMIWATI, FE
    UNIVERSITAS BUDI LUHUR 2006
  • PENGANTAR MANAJEMEN, YOHANNES YAHYA, PENERBIT
    GRAHA ILMU.

4
DAFTAR ISI
  • PENGANTAR EKONOMI.
  • PENGANTAR BISNIS.
  • PENGANTAR MANAJEMEN.

5
1. PENGANTAR EKONOMI
  • 1.1. RUANG LINGKUP DAN PERMASALAHAN EKONOMI.
  • 1.1.1. PENGERTIAN EKONOMI.
  • 1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU
    EKONOMI.
  • 1.1.3. MASALAH-MASALAH EKONOMI.
  • 1.1.4. SISTEM PEREKONOMIAN
  • 1.2. TEORI PERMINTAAN PENAWARAN.
  • 1.2.1. TEORI KESEIMBANGAN PARSIAL
  • 1.2.1.1. PERMINTAAN.
  • 1.2.1.2. PENAWARAN.

6
1. PENGANTAR EKONOMI
  • 1.2.1.3. HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN HUKUM
    EKONOMI.
  • 1.2.1.4. KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN.
  • 1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN
  • 1.2.2. APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
  • 1.2.2.1. APLIKASI DALAM BIDANG PERTANIAN.
  • 1.2.2.2. APLIKASI DALAM BIDANG INDUSTRI.
  • 1.2.2.3. APLIKASI DALAM BIDANG INFORMATIKA.

7
1. PENGANTAR EKONOMI
  • 1.3. TEORI PERILAKU KONSUMEN.
  • 1.3.1.TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK)
  • 1.3.1.1. SATU MACAM BARANG.
  • 1.3.1.2. DUA MACAM BARNG.
  • 1.3.2.TEORI NILAI GUNA ORDINAL (TNGO).
  • 1.4. TEORI ELASTISITAS PRODUKSI.
  • 1.4.1.. TEORI ELASTISITAS.
  • 1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN.
  • 1.4.1.2. ELASTISITAS PENAWARAN.

8
1. PENGANTAR EKONOMI
  • 1.4.2. TEORI PRODUKSI.
  • 1.4.2.1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI.
  • 1.4.2.2. OPTIMALISASI PRODUKSI.
  • 1.4.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN.
  • 1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN.
  • 1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • 1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG.
  • 1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN.
  • 1.5. TEORI PASAR.
  • 1.5.1. PERSAINGAN SEMPURNA (PERFECT COMPETITION).
  • 1.5.1.1. PAJAK DALAM PERSAINGAN SEMPURNA.
  • 1.5.1.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN
  • SEMPURNA.

9
1. PENGANTAR EKONOMI
  • 1.5.2. MONOPOLI (MONOPOLY).
  • 1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
  • HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • 1.5.2.2. MONOPOLI PERUSAHAAN (MONOPOLI
  • DENGAN SKALA USAHA/PABRIK YANG
  • BERBEDA).
  • 1.5.3. PERSAINGAN MONOPOLISTIS.
  • 1.5.3.1. DIFERENSIASI PRODUK.
  • 1.5.3.2. PERIKLANAN.

10
1. PENGANTAR EKONOMI
  • 1.5.4. OLIGOPOLI.
  • 1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN
    (COLLUSIVE).
  • 1.5.4.2. OLIGOPOLI TANPA KESEPAKATAN
    (NON-COLLUSIVE).
  • 1.5.4.3. HAMBATAN DALAM PERSAINGAN OLIGOPOLI.

11
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.1. DUNIA BISNIS.
  • 2.1.1. BISNIS DAN LINGKUNGAN BISNIS.
  • 2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS.
  • 2.1.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN BISNIS.
  • 2.1.1.3. ETIKA BISNIS.
  • 2.1.2. GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS
    INTERNASIONAL.
  • 2.1.2.1. GLOBALISASI DAN DAYA SAING.
  • 2.1.2.1. KONSEP DALAM BISNIS INTERNASIONAL.
  • 2.1.2.3. MENGAPA BISNIS GO INTERNASIONAL.

12
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.1.3. SISTEM EKONOMI DUNIA DAN BISNIS.
  • 2.1.3.1. SISTEM EKONOMI DUNIA.
  • 2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS.
  • 2.1.4. BENTUK ORGANISASI BISNIS.
  • 2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS.

13
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.2. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1.1. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1.2. PERENCANAAN, PENARIKAN DAN SELEKSI
    SUMBER DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1.3. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM.
  • 2.2.1.4. PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN.
  • 2.2.1.5. PROMOSI DAN PEMBERHENTIAN.
  • 2.2.2. MOTIVASI KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL.
  • 2.2.2.1. ASPEK UTAMA DALAM MOTIVASI, INDIVIDU DAN
    KEBUTUHAN.
  • 2.2.2.2. MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA.
  • 2.2.2.3. MEMOTIVASI MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF.

14
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.3. PRODUKSI DAN PEMASARAN.
  • 2.3.1. PENGELOLAAN PRODUKSI DAN OPERASI.
  • 2.3.2. STRATEGI PEMASARAN.
  • 2.3.3. PRODUK DAN HARGA.
  • 2.3.4. DISTRIBUSI DAN PROMOSI.
  • 2.3.5. PENGELOLAAN KEUANGAN.
  • 2.4. KEUANGAN DAN PASAR MODAL.
  • 2.4.1. PENDANAAN PERUSAHAAN DAN PASAR MODAL.
  • 2.4.2. KONSEP FUNDAMENTAL, ANALISIS DAN LAPORAN
    KEUANGAN

15
3. PENGANTAR MANAJEMEN
  • 3.1. PENGERTIAN MANAJEMEN.
  • 3.2.FUNGSI MANAJEMEN.
  • 3.3.TINGKATAN MANAJEMEN.
  • 3.4. KEPEMIMPINAN.

16
1.1. RUANG LINGKUP DAN PERMASALAHAN EKONOMI
  • 1.1.1. PENGERTIAN EKONOMI.
  • 1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU
    EKONOMI.
  • 1.1.3. MASALAH-MASALAH EKONOMI.
  • 1.1.4. SISTEM PEREKONOMIAN

17
1.1.1. PENGERTIAN EKONOMI
  • EKONOMI ATAU ECONOMIC BERASAL DARI BAHASA YUNANI
    YAITU KATA OIKOS ATAU OIKU DAN NOMOS
  • OIKOS HOUSE, NOMOSLAW ATAU CUSTOM.
  • EKONOMI BERARTI ILMU SOSIAL YANG MEMPELAJARI
    TENTANG PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KOMSUMSI BARANG
    DAN PELAYANANNYA.

18
1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU
EKONOMI
  • ILMU EKONOMI MIKRO
  • ANALISA BIAYA/MANFAAT.
  • TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN.
  • ELASTISITAS.
  • MODEL-MODEL PASAR.
  • INDUSTRI.
  • TEORI HARGA (HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN).
  • TEORI PRODUKSI.
  • DAN LAIN-LAIN

19
1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU
EKONOMI
  • ILMU EKONOMI MAKRO.
  • PENDAPATAN NASIONAL.
  • NERACA PEMBAYARAN.
  • KESEMPATAN KERJA.
  • INFLASI.
  • INVESTASI.
  • DAN LAIN-LAIN.

20
1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU
EKONOMI
  • JENIS ANALISA PADA ILMU EKONOMI
  • 1. ILMU DESKRITIF.
  • GAMBARAN TENTANG SUATU KONDISI ATAU KEADAAN
    DENGAN SEBENARNYA.
  • CONTOH TURUN NILAI KURS RUPIAH TERHADAP US
    DOLLAR.
  • 2. TEORI ILMU EKONOMI.(TEORI EKONOMI).
  • DIDASARKAN PADA KONDISI NYATA YANG TERJADI PADA
    MASYARAKAT TERUTAMA SIFAT-SIFAT HUBUNGAN EKONOMI.
  • CONTOH PERMINTAAN BARANG AKAN NAIK, HARGA AKAN
    TURUN, SEBALIKNYA PERMINTAAN AKAN TURUN, HARGA
    AKAN NAIK.
  • 3. TEORI EKONOMI APLIKASI.
  • MENGANALISA DAN MENELAAH TENTANG HAL-HAL YANG
    PERLU DILAKUKAN MENGENAI SUATU KEJADIAN DALAM
    PEREKONOMIAN.

21
1.1.3. MASALAH-MASALAH EKONOMI
  • BARANG APAKAH YANG AKAN DIPRODUKSI DAN BERAPA
    BANYAK.
  • BAGAIMANA CARANYA BARANG TERSEBUT DIPRODUKSI.
  • UNTUK SIAPA BARANG DIPRODUKSI.

22
1.1.4.SISTEM PEREKONOMIAN
  • SISTEM PASAR BEBAS.
  • - TIDAK ADA CAMPUR TANGAN PEMERINTAH DALAM
    PEREKONOMIAN.
  • SISTEM KOMANDO ATAU SISTEM EKONOMI PERENCANAAN.
  • - PEMERINTAH CAMPUR TANGAN PENUH DALAM
    PEREKONOMIAN MASYARAKATNYA.
  • SISTEM CAMPURAN.
  • MEMBERIKAN KEBEBASAN KEPADA MASYARAKAT UNTUK
    BERUSAHA MEMENUHI KEBUTUHANNYA.
  • PEMERINTAH TURUT CAMPUR TANGAN DALAM
    PEREKONOMIAN.

23
1.2. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
  • 1.2.1. TEORI KESEIMBANGAN PARSIAL
  • 1.2.2. APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

24
1.2.1. TEORI KESEIMBANGAN PARSIAL
  • 1.2.1.1. PERMINTAAN.
  • 1.2.1.2. PENAWARAN.
  • 1.2.1.3. HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN HUKUM
    EKONOMI.
  • 1.2.1.4. KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN.
  • 1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN.

25
1.2.1.1. PERMINTAAN
  • PENGERTIAN PERMINTAAN
  • BANYAKNYA JUMLAH BARANG YANG DIMINTA PADA
    SUATU PASAR TERTENTU DENGAN TINGKAT HARGA
    TERTENTU PADA PENDAPATAN TERTENTU DALAM PERIODE
    TERTENTU.

26
1.2.1.1. PERMINTAAN
  • FAKTOR-FAKTOR
  • HARGA BARANG
  • TINGKAT PENDAPATAN/PENDAPATAN RATA-RATA
  • JUMLAH PENDUDUK/JUMLAH POPULASI
  • SELERA ATAU GENGSI
  • RAMALAN/ESTIMASI DI MASA YANG AKAN DATANG
  • HARGA BARANG LAIN/ SUBSTITUSI.
  • DISTRIBUSI
  • DLL

27
1.2.1.1. PERMINTAAN
  • HUKUM PERMINTAAN ADALAH
  • HARGA NAIK, PERMINTAAN AKAN TURUN.
  • HARGA TURUN, PERMINTAAN NAIK.

28
1.2.1.2. PENAWARAN
  • PENGERTIAN PENAWARAN
  • - BANYAKNYA BARANG YANG DITAWARKAN OLEH PENJUAL
    PADA SUATU PASAR TERTENTU, PERIODE TERTENTU DAN
    PADA TINGKAT HARGA TERTENTU.

29
1.2.1.2. PENAWARAN
  • FAKTOR-FAKTOR
  • HARGA BARANG ITU SENDIRI
  • HARGA BARANG LAIN/HARGA BAHAN BAKU.
  • KEBIJAKAN PEMERINTAH
  • ANGGARAN/DANA/BUDGET.
  • DAYA KONSUMSI MASYARAKAT/TINGKAT PERMINTAAN.
  • ONGKOS DAN BIAYA PRODUKSI.
  • TUJUAN PRODUKSI DARI PERUSAHAAN.
  • TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN.
  • DLL

30
1.2.1.2. PENAWARAN
  • HUKUM PENAWARAN
  • HARGA NAIK, PENAWARAN AKAN MENINGKAT.
  • HARGA TURUN, PENAWARAN AKAN TURUN

31
1.2.1.3. HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN (HUKUM
EKONOMI)
  • HARGA TINGGI ? PERMINTAAN CENDERUNG RENDAH DAN
    PENAWARAN CENDERUNG TINGGI.
  • HARGA RENDAH ? PERMINTAAN CENDERUNG TINGGI DAN
    PENAWARAN CENDERUNG TURUN.
  • PERMINTAAN TINGGI ? HARGA CENDERUNG TINGGI.
  • PENAWARAN RENDAH ? HARGA CENDERUNG TINGGI.
  • PERMINTAAN RENDAH ? HARGA CENDERUNG TURUN.
  • PENAWARAN TINGGI ? HARGA CENDERUNG TURUN.

32
1.2.1.4. KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
  • SECARA MATEMATIS
  • FUNGSI PERMINTAAN
  • Qd 10 - P
  • FUNGSI PENAWARAN
  • Qs - 5 2 P
  • KESEIMBANGAN
  • Qd Qs
  • 10 P - 5 2 P ? P 5
  • Qd 10 5 5
  • KESEIMBANGAN HARGA (P) 5 DAN QUANTITY (JUMLAH
    UNIT) 5.

33
1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
  • KONSUMEN DIBAGI TIGA KELOMPOK EKONOMI YAITU
  • 1. KELOMPOK KONSUMEN SUPERMARGINAL.
  • KEMAMPUAN BELI DI ATAS RATA-RATA HARGA PASAR.
  • 2. KELOMPOK KONSUMEN MARGINAL.
  • KEMAMPUAN BELI SAMA DENGAN HARGA PASAR.
  • 3. KELOMPOK KONSUMEN SUBMARGINAL.
  • KEMAMPUAN BELI DI BAWAH HARGA PASAR.

34
1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
  • PRODUSEN DIBAGI TIGA KELOMPOK EKONOMI YAITU
  • 1. KELOMPOK PENJUAL SUPERMARGINAL.
  • MENJUAL PRODUKNYA DI BAWAH HARGA
  • PASAR.
  • 2. KELOMPOK PENJUAL MARGINAL
  • MENJUAL PRODUKNYA SAMA DENGAN
  • HARGA PASAR.
  • 3. KELOMPOK PENJUAL SUBMARGINAL
  • - MENJUAL PRODUKNYA DI ATAS HARGA PASAR.

35
1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
  • SURPLUS KONSUMEN
  • PREFRENSI HARGA DIPERKIRAKAN LEBIH TINGGI DARI
    HARGA KESEIMBANGAN PASAR.
  • TERGANTUNG PADA BERAPA BANYAK JUMLAH UNIT YANG
    AKAN DIBELI DIKALIKAN DENAN SELISIH HARGA.
  • SURPLUS PRODUSEN
  • BILA HARGA JUAL PRODUKNYA LEBIH RENDAH DARI HARGA
    YANG MAMPU DIBELI OLEH KONSUMEN DALAM KONDISI
    KESEIMBANGAN PASAR.

36
1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
  • SURPLUS KONSUMEN DENGAN MENGGUNAKAN MATEMATIKA
    INTEGRAL
  • SK
  • SURPLUS PRODUSEN DENGAN MENGGUNAKAN MATEMATIKA
    INTEGRAL

37
1.2.2. APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
  • 1.2.2.1. APLIKASI DALAM BIDANG PERTANIAN.
  • 1.2.2.2. APLIKASI DALAM BIDANG INDUSTRI.
  • 1.2.2.3. APLIKASI DALAM BIDANG INFORMATIKA.

38
1.2.2.1. APLIKASI DALAM BIDANG PERTANIAN
  • SUBSEKTOR PERKEBUNAN.
  • SUBSEKTOR PERIKANAN.
  • SUBSEKTOR PETERNAKAN.

39
1.2.2.2. APLIKASI DALAM BIDANG INDUSTRI
  • INDUSTRI PENGOLAHAN
  • INDUSTRI PARIWISATA.
  • INDUSTRI HIBURAN.
  • INDUSTRI PENDIDIKAN.
  • DAN LAIN-LAIN

40
1.2.2.3. APLIKASI DALAM BIDANG INFORMATIKA
  • DATA DAN INFORMASI SEBAGAI KOMODITAS BISNIS.
  • INDUSTRI JASA BERKEMBANG LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN
    DENGAN INDUSTRI MANUFACTURE.

41
1.3. TEORI PERILAKU KONSUMEN
  • 1.3.1.TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK)
  • 1.3.1.1. SATU MACAM BARANG.
  • 1.3.1.2. DUA MACAM BARANG.
  • 1.3.2.TEORI NILAI GUNA ORDINAL (TNGO).
  • 1.3.2.1. TNGO DALAM PERSPEKSTIF OPTIMALISASI
    KEPUASAN.

42
1.3.1. TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK)
  • TEORI NILAI GUNA KARDINAL MENGUKUR KEPUASAN ATAS
    KONSUMSI BARANG BAIK YANG TIDAK ADA HUBUNGAN
    (MISAL KEPUASAN MENGKONSUMSI FILM DI PREMIER
    TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASANNYA MENGKONSUMSI
    BAJU MEREK TERKENAL) MAUPUN YANG ADA HUBUNGANNYA
    (MISAL KEPUASAN MENGKONSUMSI SEPATU MEREK
    TERKENAL BERKAITAN DENGAN KEPUASAN MENGKONSUMSI
    BAJU MEREK TERKENAL).

43
1.3.1.TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK)
  • BEBERAPA ASUMSI YANG HARUS DIPENUHI DALAM TEORI
    INI
  • 1. DAYA GUNA DIUKUR DALAM SATUAN UANG.
  • - JUMLAH UANG YANG DIBAYAR OLEH KONSUMEN DENGAN
    MENAMBAH UNIT.
  • 2WHAT HAPPEN. DAYA GUNA MARGINAL DARI UANG TETAP.
  • - NILAI UANG DALAM SATUANNYA ADALAH SAMA UNTUK
    SETIAP ORANG TANPA MEMANDANG STATUS.
  • 3. ADDITIVITAS.
  • - TOTAL NILAI GUNA KESELURUHAN KONSUMSI DARI
    BARANG X1? Xn ATAU U U(X1) U(X2)
    U(Xn1) ATAU TU (Tn(X) . TU (Y)
  • 4. DAYA GUNA BERSIFAT INDEPENDENT.
  • - DAYA GUNA BARANG X1 TIDAK DIPENGARUHI OLEH
    KONSUMSI BARANG LAIN MISALNYA X2.
  • 5. PERIODE KONSUMSI BERDEKATAN.

44
1.3.1.1. SATU MACAM BARANG
  • TOTAL UTILITY (TU) TNGK YANG MENGKONSUMSI 1
    MACAM BARANG.
  • KEPUASAN MARGINAL (MU) TAMBAHAN KEPUASAN
    SEBAGAI AKIBAT DARI MENAMBAH UNIT INPUT/BARANG
    SEBAGAI FAKTOR PEMUAS.

45
1.3.1.2. DUA MACAM BARANG.
  • MENCAPAI KEPUASAN BILA MENGKONSUMSI 2 MACAM
    BARANG BAIK BARANG YANG SAMA SEKALI TIDAK ADA
    HUBUNGAN (SALING ASING) MAUPUN YANG ADA
    HUBUNGANNYA TAPI BUKAN KOMPLEMENTER (RELATED
    GOOD)
  • BILA NILAI KEPUASAN OPTIMUM UNTUK 1 MACAM BARANG
    AKAN DICAPAI BILA TAMBAHAN KEPUASAN ATAS KONSUMSI
    SUATU BARANG.

46
1.3.2.TEORI NILAI GUNA ORDINAL (TNGO)
  • TEORI NILAI GUNA ORDINAL (TNGO) DENGAN KURVA
    INDIFFERENCE DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KEPUASAN.
  • KURVA INDIFFERENCE ADALAH KURVA YANG
    MENGGAMBARKAN KOMBINASI DUA MACAM INPUT UNTUK
    MENGHASILKAN OUTPUT YANG SAMA (KEPUASAN).

47
1.4. TEORI ELASTISITAS PRODUKSI
  • 1.4.1. TEORI ELASTISITAS.
  • 1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN.
  • 1.4.1.2. ELASTISITAS PENAWARAN.

48
1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN
  • ELASTISITAS PERMINTAAN (Ed) ADALAH DERAJAT (DALAM
    SATUAN ANGKA) KEPEKAAN DARI PERMINTAAN SUATU
    BARANG TERHADAP PERUBAHAN HARGA BARANG YANG
    DIMAKSUD.
  • RATIO ANTARA PERSENTASE PERUBAHAN PERMINTAAN
    TERHADAP PERSENTASE PERUBAHAN HARGA.

49
1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN
  • SIFAT ELASTISITAS PERMINTAAN ADALAH
  • 1. Ed 1 ? UNITER ELASTIS.
  • - HARGA TURUN/NAIK SEBANYAK 1 MAKA PERMINTAAN
    AKAN TURUN/NAIK SEBANYAK 1 .
  • 2. Ed lt 1 ? INELASTIS.
  • - HARGA NAIK/TURUN 1 MAKA PERMINTAAN AKAN
    TURUN/NAIK 1 .
  • 3. Ed 0 ? INELASTIS SEMPURNA.
  • - PERMINTAAN TIDAK TANGGAP TERHADAP PERUBAHAN
    HARGA, JADI BERAPA SAJA HARGA DI PASAR, JUMLAH
    YANG DIMINTA TETAP (KURVA PERMINTAAN SEJAJAR
    DENGAN SUMBU VERTIKAL (SUMBU HARGA))

50
1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN
  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI ELASTISITAS
    PERMINTAAN (Ed)
  • ADANYA BARANG SUBTITUSI
  • PERSENTASE PENDAPATAN YANG DIGUNAKAN/JENIS
    BARANG.
  • JANGKA WAKTU ANALISA/PERKIRAAN ATAU PENGETAHUAN
    KONSUMEN.
  • TERSEDIANYA FASILITAS/SARANA KREDIT.

51
1.4.1.2. ELASTISITAS PENAWARAN.
  • DERAJAT KEPEKAAN PERUBAHAN HARGA TERHADAP
    PERUBAHAN JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN.
  • NILAI BAGI ANTARA PERSENTASE PERUBAHAN JUMLAH
    YANG DITAWARKAN DENGAN PERSENTASE PERUBAHAN
    HARGA.
  • JENIS ELASTISITAS PENAWARAN
  • 1. Es gt 1 ? PENAWARAN ELASTIS.
  • - HARGA YANG KECIL DIIKUTI ? PENAWARAN RELATIF
    BESAR.
  • - HARGA NAIK 1 ? PENAWARAN AKAN NAIK DI ATAS 1
    .
  • 2. Es lt 1 ? PENAWARAN INELASTIS.
  • - HARGA BERUBAH 1 ? PENAWARAN BERUBAH KRANG
    DARI 1 .
  • 3. Es 1 ? PENAWARAN UNITER ELASTIS.
  • - HARGA NAIK 1 ? PENAWARAN JUGA AKAN NAIK 1

52
1.4.1.2. ELASTISITAS PENAWARAN.
  • 4. Es 0 ? PENAWARAN INELASTIS SEMPURNA.
  • - BERAPA PERSEN PERUBAHAN HARGA, PENAWARAN
    RELATIF AKAN TETAP.
  • 5. Es 8 (TAK HINGGA) ? PENAWARAN ELASTIS
    SEMPURNA.
  • - BERAPA BANYAK JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN,
    HARGA TIDAK MERESPON.
  • - BANYAK ATAU SEDIKIT JUMLAH PENAWARAN, HARGA
    TIDAK TERPENGARUH.

53
1.4.2. TEORI PRODUKSI
  • 1.4.2.1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI.
  • 1.4.2.2. OPTIMALISASI PRODUKSI.
  • .

54
1.4.2.1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI.
  • SUATU USAHA ATAU KEGIATAN UNTUK MENAMBAH KEGUNAAN
    (NILAI GUNA) SUATU BARANG.
  • KEGUNAAN SUATU BARANG AKAN BERTAMBAH BILA
    MEMBERIKAN MANFAAT BARU ATAU LEBIH DARI BENTUK
    SEMULA.
  • FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI ALAT ATAU SARANA UNTUK
    MELAKUKAN PROSES PRODUKSI.
  • PRODUKSI ALAMI BERSIFAT EXTERNAL, EFISIENSI DAN
    EFEKTIFITASNYA TIDAK DAPAT DIKONTROL OLEH
    MANUSIA, SEHINGGA KELEBIHAN ATAU KEKURANGAN YANG
    HARUS DITERIMA OLEH PEMAKAI.
  • CONTOH PRODUKSI ALAMI ADALAH IKAN DI LAUTAN,
    ROTAN DAN DAMAR DI HUTAN DAN MINYAK SERTA GAS DI
    PERUT BUMI.
  • PRODUKSI REKAYASA ADALAH PRODUKSI YANG BERSIFAT
    INTERNAL DALAM ARTI DAPAT DIKONTROL OLEH PEMAKAI.
  • EFEKTIFITAS DAN EFISIENSINYA DAPAT DIATUR DENGAN
    MENGGUNAKAN TEKNOLOGI.

55
1.4.2.2. OPTIMALISASI PRODUKSI.
  • 2 CARA UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI YAITU
  • MENGOPTIMALKAN PRODUKSI (MAKSIMUM PRODUKSI).
  • MENGOPTIMUMKAN BIAYA (MINIMUM BIAYA).

56
1.4.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • 1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN.
  • 1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • 1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG

57
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN.
  • PENERIMAAN PERUSAHAAN ADALAH SUATU KONSEP YANG
    MENGHUBUNGKAN ANTARA JUMLAH BARANG YANG
    DIPRODUKSI DENGAN HARGA JUAL PER UNITNYA.
  • RUMUS R P ATAU TR S PQ.

58
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN.
  • CONTOH KASUS 1
  • BILA DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X
  • DAN Y MASING-MASING ADALAH SEBAGAI BERIKUT
  • QX 40 2 P DAN P 15 QY
  • TENTUKANLAH BERAPA BESAR PENERIMAAN (DLM
  • RP) MAKSIMUM DARI 2 MACAM FUNGSI
  • PERMINTAAN.

59
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN.
  • JAWAB
  • Qx 40 2 P
  • Rx PQ P(40 2P) 40P 2P2
  • Rx 40 4P, SYARAT MAKSIMUM Rx 0
  • MAKA 40 4P 0 ? P 40/4 10.
  • Rx 40(10) 2(10)2 400 200 200.
  • Q R/P 200/10 20.
  • 2. P 15 QY
  • RY PQ Q(15 Q) 15 Q Q2
  • RY 15 2 Q, SYARAT MAKSIMUM RY 0
  • MAKA 15 2 Q 0 ? Q 15/2 7,5
  • RY 15 (7,5) (7,5)2 112,5 56,25 56,25
  • P R/Q 56,25/7,5 7,5
  • Rtotal Rx RY 200 56,25 256,25

60
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN
  • CONTOH KASUS 2
  • BILA DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X DAN
    Y SEBAGAIMANA PADA CONTOH KASUS 1, PEMERINTAH
    MENGENAKAN PAJAK SEBESAR Rp 5/UNIT UNTUK BARANG X
    DAN Rp 3,5/UNIT UNTUK BARANG Y, TENTUKANLAH
    KEUNTUNGAN BERSIH MAKSIMUM YANG DITERIMA OLEH
    PERUSAHAAN ?

61
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN
  • JAWAB
  • RN(X) QX(P t )20(10 5 ) 20(5) 100.
  • RN(Y) QY (P t )7,5(7,5 3,5 )7,5(4) 30.
  • RTN RN(X) RN(Y) 100 30 130.

62
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN
  • CONTOH KASUS 3
  • DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X ADALAH Q
    40 2P DAN FUNGSI PENAWARAN Q - 10 P
  • TENTUKANLAH APAKAH HARGA KESEIMBANGAN PASAR
    MEMBERIKAN PENERIMAAN MAKSIMUM ATAU TIDAK KEPADA
    PERUSAHAAN.

63
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN
  • JAWAB
  • KESEIMBANGAN PASAR Qd QS
  • 40 2P - 10 P
  • 3P 50 ? P 50/3 16,67
  • Q - 10 16,67 6,67
  • R PQ 16,67 6,67 111,69

64
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • DARI SISI PEMANFAATANNYA BIAYA DIGOLONGKAN
    MENJADI 2 MACAM YAITU
  • BIAYA EXPLISIT BIAYA UNTUK FAKTOR-FAKTOR
    PRODUKSI.
  • BIAYA IMPLISIT BIAYA TAKSIRAN YANG DIGUNAKAN
    UNTUK MENGHITUNG FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI.

65
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • DARI SISI WAKTU, BIAYA DALAM JANGKA PENDEK
    DIKELOMPOK MENJADI
  • BIAYA TETAP (FC)
  • BIAYA VARIABEL (VC)
  • BIAYA TOTAL (TC)
  • TC FC VC ATAU TC FC Vq.

66
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • MACAM BIAYA JANGKA PENDEK
  • 1. BIAYA TETAP RATA-RATA (AFC)
  • AFC FC/Q.
  • 2. BIAYA VARIABEL RATA-RATA (AVC).
  • AVC VC/Q
  • 3. BIAYA TOTAL RATA-RATA (AC)
  • AC TC/Q ATAU AC (FCVC)/Q.
  • 4. BIAYA MARGINAL (MC)
  • MC ?TC / ?Q.

67
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • CONTOH KASUS 1
  • BILA DIKETAHUI TOTAL BIAYA YANG DIKELUARKAN
    OLEH PERUSAHAAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG X
    SEBANYAK 200 UNIT ADALAH SEBESAR Rp. 500.000,-.
    SEWAKTU PRODUKSI DITINGKATKAN MENJADI SEBANYAK
    300 UNIT TOTAL BIAYANYA HANYA SEBESAR Rp.
    600.000,-, TENTUKANLAH BERAPA BESAR BIAYA TETAP
    PRODUKSI TERSEBUT, BIAYA TOTAL.

68
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • JAWAB
  • TC1500.000,TC2600.000,Q1200 UNIT,
  • Q2 300 UNIT.
  • RUMUS FUNGSI BIAYA
  • TC (?TC/?Q)(Q Q1) TC1
  • TC(600.000500.000/300-200)(Q200) 500.000.
  • TC(100.000/100)(Q200)500.000
  • TC1000 Q 200.000 500.000

69
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • JAWAB
  • FC500.000
  • ACTC/Q1000Q/Q 300.000/Q1000 300.000/Q
  • Q200 ? AC1000300.000/200100015002.500
  • Q300 ? AC1000300.000/300100010002.000
  • Q500 ? AC1000300.000/50010006001.600

70
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • CONTOH KASUS 2
  • BILA DIKETAHUI FUNGSI BIAYA PRODUKSI ADALAH TC
    Q2 12Q 51
  • TENTUKANLAH TC MINIMUM, AC, VC, AFC, AVC DAN
    MC BILA Q BERTAMBAH SEBANYAK 2 UNIT ?

71
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • JAWAB
  • QMIN - b/2a ? b - 12, a1 ? QMIN 12/26 ATAU
    TC2Q-120 ? Q12/26
  • TCMIN (6)2 12(6) 51 36 72 51 15
  • FC51,VCQ2 -12Q (6)212(6)36-72 -36
  • ACTC/Q15/62,5
  • AFCFC/Q51/68,5
  • AVCVC/Q- 36 /6 - 6

72
1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA.
  • JAWAB
  • ?Q2 ? Q6?Q628
  • TC(8)2-12(8)5164-965119
  • MCTOTAL TC2-TC119-154
  • MCUNIT(TC2-TC1)/?Q(19-15)/24/22

73
1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
  • SEMUA BIAYA PERUSAHAAN BERSIFAT VARIABEL, ARTINYA
    PERUSAHAAN TIDAK LAGI MEMILIKI BEBAN TETAP YANG
    HARUS DIKELUARKAN DALAM MASA PRODUKSI MELAINKAN
    SEMUA BIAYA YANG DIKELUARKAN BERHUBUNGAN DENGAN
    PROSES DAN OPERASIONAL PRODUKSI.

74
1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
  • MISAL UPAH ATAU GAJI TENAGA KERJA
  • DALAM JANGKA PENDEK DIGOLONGKAN SEBAGAI BIAYA
    TETAP, AKAN TETAPI DALAM JANGKA PANJANG, GAJI
    ATAU UPAH BUKAN MERUPAKAN BEBAN TETAP AKAN TETAPI
    TELAH MENJADI VARIABEL KARENA TELAH
    MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR INTERNAL (KINERJA DAN
    KAPASITAS PRODUKSI) DAN FAKTOR EKSTERNAL (INFLASI
    ATAU BIAYA HIDUP).
  • SECARA MATEMATIS TCTVC.

75
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • RUMUS MATEMATIS
  • µ TR TC PQ (FCVC)
  • CONTOH KASUS 1
  • BILA DIKETAHUI SUATU PERUSAHAAN MEMILIKI STRUKTUR
    MODAL TETAP ADALAH SEBESAR Rp. 1 JUTA DAN BIAYA
    PRODUKSI/UNIT ADALAH Rp. 1.500, BILA MISALKAN
    JUMLAH PRODUKSI ADALAH SEBANYAK 1.000 UNIT DENGAN
    HARGA JUAL Rp. 1.600/UNIT, TENTUKANLAH BERAPA
    BESAR TINGKAT KEUNTUNGAN PERUSAHAAN TERSEBUT ?

76
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • JAWAB
  • TC1.000.0001.500 Q
  • P1.600, Q1.000, ?TR1.6001.0001.600.000
  • TC1.000.000 1.500(1.000)2.500.000
  • µTRTC1.600.0002.500.000 - 900.000
  • JADI PERUSAHAAN MENGALAMI KERUGIAN.

77
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • MENCARI BEP
  • QBEP FC/(P V)
  • QBEP1.000.000/(1.6001.500)10.000 UNIT
  • µ (Q QBEP)(P V )
  • µQ1.000(1.000 10.000)(1.600 1.500)
  • µ(- 9.000)(100) - 900.000 ? RUGI.
  • UNTUK Q 11.000
  • µq11.000(11.000 10.000)(1.600 1.500).
  • µ(1.000)(100) 100.000 ? UNTUNG..

78
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • SOAL LATIHAN
  • 1. BILA DIKETAHUI FUNGSI BIAYA ATAS PRODUKSI
    BARANG X
  • ADALAH TC800025Q. HARGA JUAL PRODUK/UNIT
    Rp. 40,
  • TENTUKANLAH BERAPA BESAR KEUNTUNGAN
    PERUSAHAAN
  • BILA JUMLAH PRODUKSINYA SEBANYAK 5.000 UNIT
    DAN
  • TENTUKAN JUGA BERAPA BESARNYA JUMLAH YANG
    HARUS
  • DIPRODUKSI BILA PERUSAHAAN INGIN MENDAPATKAN
  • KEUNTUNGAN SEBESAR Rp. 100.000, (DALAM HAL
    INI, JUMLAH
  • PRODUKSI IMPAS TIDAK DIMINTA UNTUK DIHITUNG
    MAKA
  • SEBAIKNYA TETAP MENGGUNAKAN RUMUS
    KONVENSIONAL)

79
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • JAWABAN
  • µ TR TC
  • 40 (5000) 8000 25(5000)
  • 200.000 8.000 125.000Rp. 67.000
  • BILA µ 100.000
  • 100.000 40 (Q) 8000 25 Q
  • 15 Q 108.000 ? Q 108.000/15 720 UNIT

80
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • QBEP 8000/(40 25) 533,33 UNIT
  • µ (5000 533,33) ( 40 25 )
  • µ (4466,67)(15) Rp. 67.000

81
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • 2. SUATU PERUSAHAAN JASA BOGA MENGELUARKAN BIAYA
    TOTAL SEBESAR Rp. 10 JUTA UNTUK MENGHASILKAN
    SEJUMLAH MAKANAN. BILA MISALKAN JUMLAH YANG
    DIPESAN ADALAH SEBANYAK 1000 PORSI, MAKA
    TENTUKANLAH BERAPAKAH HARGA JUAL/PORSI BILA
    MISALKAN PERUSAHAAN INGIN MENDAPATKAN KEUNTUNGAN
    SEBESAR 40 DARI MODALNYA (BIAYA YANG
    DIKELUARKAN) ?

82
1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
  • JAWABAN
  • µ (P AC )(Q)
  • 40 10 JUTA(P - 10 JUTA/1000) 1000
  • 4.000.000 1000 P 10.000.000
  • 1000 P 14.000.000
  • P 14.000.000 / 1000 14.000

83
1.5. TEORI PASAR
  • 1.5.1. PERSAINGAN SEMPURNA (PERFECT COMPETITION).
  • 1.5.1.1. PAJAK DALAM PERSAINGAN SEMPURNA.
  • 1.5.1.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN
    SEMPURNA.

84
1.5.1. PERSAINGAN SEMPURNA (PERFECT COMPETITION).
  • CIRI-CIRI
  • 1. PEMBELI DAN PENJUAL SANGAT BANYAK.
  • - PEMBELI DAN PENJUAL TIDAK SESUKANYA
    MENENTUKAN HARGA
  • DI PASAR
  • 2. JUMLAH BARANG YANG DIPERJUAL BELIKAN
  • BANYAK DAN SERAGAM.
  • - PENJUAL HANYA JENIS BARANG YANG SAMA
    (KUALITAS DAN
  • BANYAKNYA MACAM PRODUK)
  • 3. BEBAS KELUAR DAN MASUK BAGI PENGUSAHA.
  • - PENJUAL DAN PEMBELI KONDISI DI PASAR.

85
1.5.1. PERSAINGAN SEMPURNA (PERFECT COMPETITION).
  • CIRI-CIRI
  • 4. BENAR-BENAR HARGA YANG SESUAI DAN SAMA DENGAN
    LAINNYA.
  • 5. MOBILITAS SUMBER-SUMBER EKONOMI RELATIF
    SEMPURNA.
  • - SUPLAI BARANG HARUSLAH RELATIF SEMPURNA
    AGAR TIDAK TERJADI KELANGKAAN BARANG.

86
1.5.1.1. PAJAK DALAM PERSAINGAN SEMPURNA.
  • PAJAK YANG DIKENAKAN PADA PERUSAHAAN YANG
    BIASANYA AKAN BERPENGARUH PADA HARGA, MAKA PAJAK
    DALAM PERSAINGAN SEMPURNA HANYA MENAMBAH BIAYA
    DAN BIAYA TAMBAHAN SEBAGAI AKIBAT DARI MENAMBAH
    JUMLAH PRODUKSI (MARGINAL COST)

87
1.5.1.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA.
  • KEKUATAN DARI PERSAINGAN SEMPURNA
  • PENGGUNAAN SUMBER DAYA (FAKTOR PRODUKSI). HARUS
    SEEFISIEN MUNGKIN.
  • KEBEBASAN BERTINDAK DAN MEMILIH.
  • HARGA JUAL BARANG DAN ATAU JASA ADALAH YANG
    TERMURAH.
  • BAGI MASYARAKAT (KONSUMEN) TERDAPAT JAMINAN DALAM
    MENGKONSUMSI.
  • KONSUMEN AKAN MENDAPATKAN LAYANAN PRA DAN PURNA
    JUAL YANG MEMUASKAN.

88
1.5.1.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA.
  • KELEMAHAN DARI PERSAINGAN SEMPURNA
  • TIDAK MENDORONG ADANYA INOVASI (PENGEMBANGAN
    TEKNOLOGI)
  • TERBATASNYA PILIHAN KONSUMEN KARENA PRODUK YANG
    DIJUAL SAMA (HOMOGEN).
  • ASUMSI.
  • - ASUMSI YANG MENSYARATKAN PERSAINGAN
    SEMPURNA AGAKNYA SANGAT SULIT DIWUJUDKAN (BILA
    TIDAK INGIN DIKATAKAN MUSTAHIL) TERUTAMA
    PENGETAHUAN KONSUMEN DAN PRODUSEN SEMPURNA DAN
    MOBILITAS PRODUK YANG JUGA SEMPURNA.

89
1.5.2. MONOPOLI
  • 1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
  • HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • 1.5.2.2. MONOPOLI PERUSAHAAN (MONOPOLI
  • DENGAN SKALA USAHA/PABRIK YANG
  • BERBEDA).
  • 1.5.3. PERSAINGAN MONOPOLISTIS.
  • 1.5.3.1. DIFERENSIASI PRODUK.
  • 1.5.3.2. PERIKLANAN.

90
1.5.2. MONOPOLI
  • BEBERAPA MACAM MONOPOLI
  • MONOPOLI USAHA/MONOPOLI ABSOLUT.
  • - MONOPOLI YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN
    ATAU BADAN USAHA KARENA MENGUASAI PRODUKSI DAN
    PENJUALAN SUATU PRODUK ATAU JASA SECARA
    SENDIRI/TANPA SAINGAN DALAM SUATU PASAR.
  • 2. MONOPOLI PERUSAHAAN.
  • - BERASAL DARI SATU KELOMPOK USAHA YANG
    TERDIRI ATAS BEBERAPA PERUSAHAAN YANG
    MENGHASILKAN PRODUK YANG RELATIF SAMA ATAU
    GENERIK (FUNGSI DAN MANFAAT YANG SAMA).

91
1.5.2. MONOPOLI
  • 3. MONOPOLI PANGSA PASAR.
  • - BERASAL DARI MONOPOLI PERUSAHAAN, AKAN
    TETAPI BILA PERUSAHAAN YANG BERSANGKUTAN TELAH
    MENGUASAI PANGSA PASAR ABSOLUT DI ATAS 50 DAN
    MENJADI PEMIMPIN HARGA UNTUK PRODUK YANG SAMA
    DIHASILKAN DAN DIJUAL DI PASARAN.
  • RUMUS LERNER (ABBA LERNER)
  • L ( P MC) / P
  • JIKA L 1 ? MONOPOLI.

92
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • CIRI DAN FUNGSI YANG SAMA AKAN TETAPI DENGAN
    HARGA YANG BERBEDA MEMPUNYAI SYARAT YAITU
  • BARANG/JASA TERSEBUT RELATIF TIDAK DAPAT
    DIPINDAHKAN
  • BARANG/JASA ITU MEMANG MEMUNGKINKAN UNTUK
    DIBERLAKUKAN PERBEDAAN HARGA.
  • PERBEDAAN NILAI DERAJAT ELASTISITAS PRODUK
    TERSEBUT.
  • APRESIASI MASYARAKAT.

93
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • CONTOH KASUS 1
  • DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN DI PASAR Q 15
    0,5 P, BIAYA TETAP SEBESAR 10 DAN BIAYA VARIABEL
    2 PER UNIT BARANG YANG DIJUAL, HITUNGLAH BERAPA
    HARGA YANG DITETAPKAN PADA KONSUMEN SERTA BANYAK
    BARANG YANG DIJUAL AGAR KEUNTUNGANNYA OPTIMAL
    (SATUAN RUPIAH), TENTUKAN JUGA DAYA MONOPOLI
    PERUSAHAAN INI.

94
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • JAWABAN
  • TC 10 2 Q
  • Qd 15 0,5 P ? P 15 Q/0,5 30 2Q
  • TR (30 2Q)Q 30Q 2Q2
  • µ 30Q 2Q2 10 2Q.
  • ?µ/?Q 30 4Q 2 0 ? ?2µ/?Q2 - 4
  • 4Q 28 ? Q 7
  • UNTUK Q7 ? TR30(7)-2(7)2210-98112
  • P30-2(7)30 14 16
  • AC 10/Q 2 10/7 2 1,4323,43
  • µ 30(7) 2(7)2 10 2(7) 210 98 10
    14 88

95
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • JAWABAN
  • µ (P AC)Q (16 3,43) 7 88
  • MC 2 (TC 10 2Q) ? L (P MC) /P
    (16-2)/16 0,875 0,9
  • Ed ?Q/?P P/Q ? Q 15 0,5P.
  • ?Q/?P -0,5 ? P16, Q7
  • Ed 0,5 16/7 1,14 lt 1 ? ELASTIS.

96
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • CONTOH KASUS 2
  • DIKETAHUI SUATU PERUSAHAAN
  • MEMPRODUKSI BARANG X DAN
  • MENJUALNYA PADA 2 SEGMEN PASAR
  • YANG BERBEDA, DI MANA FUNGSI
  • PERMINTAAN MASING2 SEGMEN PASAR
  • ADALAH Q1100 8P, Q250 2P,
  • SEDANGKAN FUNGSI BIAYA TC40 5Q,
  • TENTUKANLAH TINGKAT HARGA UNTUK MASING2
  • SEGMEN TERSEBUT YANG MEMBERIKAN
  • PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN OPTIMUM ?

97
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • JAWABAN
  • Q11008P1? P1100Q1/812,50,125 Q1
  • TR1PQ1(12,5 0,125Q1)Q1 12,5Q1 0,125Q12
  • MR112,5 0,25Q1 ? MR1 - 0,25 lt 0
  • Q2 50 2P2 ? P2 (50 Q2)/2 25 0,5Q2
  • TR2PQ2(0,25 0,5 Q2)Q225Q 0,5 Q22
  • MR225 Q2 ? MR- 1 lt 0
  • TC40 5Q ? MC5
  • TCQ1Q2 40 5(Q1Q2).

98
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • JAWABAN
  • MR1MCMR2
  • 12,50,25 Q1 5 ? 0,25 Q112,5 5 ? Q17,5/0,25
    30
  • MR2MC
  • 25 Q25
  • Q225 5 20
  • P112,5 0,125Q1 ? 12,5 0,125(30)12,5
    3,758,75
  • P2 25 0,5Q225 05,(20) 25 10 15
  • TR112,5Q10,125Q1212,5930)0,125(30)2375112,5
    262,5
  • TR225Q 0,5Q22 25(20) 0,5(20)2 500 200
    300
  • TRTR1TR2262,5 300 562,5
  • TC40 5(30 20) 40 250 290
  • µ 562,5 290 272,5

99
1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI
HARGA) PADA PASAR MONOPOLI.
  • Ed1?Q1/?P1P1/Q1-88,75/3070/30 2,33
  • Ed2?Q2/?P2 P2/Q2 -215/20 30/20 1,5
  • Ed1 gt Ed2

100
1.5.3. PERSAINGAN MONOPOLISTIS.
  • CIRI-CIRI
  • TERDAPAT BANYAK PENJUAL DI PASAR (BILA DUA
    PENJUAL SAJA DISEBUT DUOPOLI DAN BILA LEBIH
    DISEBUT OLIGOPOLI).
  • BARANG YANG DIPRODUKSI DAN DIPERJUALBELIKAN
    BERBEDA CORAK (UKURAN, MUTU DAN SATUAN HARGA).
  • PERUSAHAAN TIDAK MEMILIKI KEKUATAN PENUH UNTUK
    MEMPENGARUHI HARGA DAN MENENTUKAN HARGA (BIASANYA
    DALAM PRAKTEK, PERUSAHAAN YANG LEADER DAN
    MENGUASAI PANGSA PASAR YANG SANGAT BESAR,
    KEMUNGKINAN SEBAGAI PENENTU DAN MEMPENGARUHI
    HARGA SANGAT BESAR SEKALI)
  • KELUAR MASUK DALAM PASAR ADALAH SANGAT MUDAH
    (EASY COME EASY GO)
  • KEGIATAN PROMOSI ADALAH MERUPAKAN SALAH SATU
    PENENTU KEBERHASILAN PERUSAHAAN.

101
1.5.3.1. DIFERENSIASI PRODUK.
  • DEFERENSIASI PRODUK ADALAH USAHA UNTUK MEMBEDAKAN
    PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH PERUSAHAAN DENGAN
    MEMBERIKAN DAYA TARIK BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK
    LANGSUNG KEPADA KONSUMEN DIBANDINGKAN PERUSAHAAN
    LAIN YANG MENGHASILKAN PRODUK YANG SAMA/SEJENIS
    ATAUPUN YANG BERBEDA.

102
1.5.3.2. PERIKLANAN.
  • PERIKLANAN ADALAH BAGIAN DARI KEGIATAN PROMOSI
    YANG DILAKUKAN DENGAN SENGAJA UNTUK TUJUAN
  • MEMPERKENALKAN KEPADA KONSUMEN MENGENAI PRODUK
    YANG DITAWARKAN OLEH PRODUSEN (MERK, BENTUK,
    HARGA DAN TEMPAT MENDAPATKANNYA).
  • MENGINGATKAN KEPADA KONSUMEN MENGENAI PRODUK
    PRODUSEN TERSEBUT (MENGENAL KEBERADAANNYA,
    PEMBARUANNYA ATAUPUN TAMBAHAN KEMAMPUANNYA/KUALITA
    SNYA).
  • MENERANGKAN DAN MEMAKSA, BIASANYA UNTUK PRODUK
    YANG PERLU DIJELASKAN SECARA VISUAL DARI
    PERUSAHAAN DAN PRODUKSINYA DALAM JUMLAH TERBATAS,
    SEHINGGA DALAM MENGIKLANKANNYA SEOLAH-OLAH HANYA
    PRODUK MEREKALAH YANG PALING BAIK DAN JANGAN
    SAMPAI TIDAK MEMBELI, KARENA BILA TIDAK AKAN
    KEHABISAN.

103
1.5.4. OLIGOPOLI
  • PASAR OLIGOPOLI ADALAH PASAR YANG HANYA TERDIRI
    DARI BEBERAPA PENJUAL (UNTUK PASAR YANG HANYA
    TERDAPAT DUA PENJUAL SAJA TERKADANG DISEBUT
    DUOPOLI.
  • KONDISI USAHA
  • 1. PERBEDAAN PENETAPAN HARGA DAN JUMLAH PRODUKSI.
  • 2. ADANYA KESEPAKATAN MENGENAI JUMLAH PRODUKSI
    YANG DAPAT DILAKUKAN PERUSAHAAN DENGAN HARGA YANG
    SAMA.

104
1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE).
  • KESEPAKATAN BERUPA HARGA DAN PRODUKSI (KADANG
    DISEBUT KOLUSI ATAU KARTEL).
  • TUJUAN ADANYA KESEPAKATAN ADALAH UNTUK
    MENGHINDARI PERANG HARGA YANG AKAN MEMBAWA
    KERUGIAN
  • KESEPAKATAN DALAM JUMLAH PRODUKSI DAPAT BERUPA
    PEMBAGIAN SECARA MERATA YAITU PEMBAGIAN PENETAPAN
    JUMLAH PRODUKSI YANG DIDASARKAN PADA BANYAKNYA
    JUMLAH PERMINTAAN EFEKTIF DI PASAR.

105
1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE).
  • CONTOH
  • MISALKAN DUA PERUSAHAAN A DAN B SEPAKAT UNTUK
    MEMPRODUKSI DALAM JUMLAH DAN TINGKAT HARGA JUAL
    YANG SAMA.DARI HASIL PENELITIAN DUA PERUSAHAAN
    TERSEBUT DIKETAHUI BAHWA PERMINTAAN EFEKTIF DI
    PASAR DIRUMUSKAN DALAM FUNGSI PERMINTAAN SBB P
    60 1,2 Q.
  • STRUKTUR BIAYA PADA PERUSAHAAN A ADALAH CA
    5 Q1 DAN PERUSAHAAN B ADALAH CB 0,25 Q22. MAKA
    DAPAT DITENTUKAN BERAPA BANYAK JUMLAH UNIT YANG
    HARUS DIPRODUKSI BERSAMA BESERTA DENGAN TINGKAT
    HARGANYA SEBAGAI BERIKUT

106
1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE).
  • JAWABAN
  • R P Q, P 60 1,2 Q
  • R (60 1,2 Q) Q 60 Q 1,2 Q2.
  • MR ?R / ?Q 60 2,4 Q.
  • CA 5 Q1 ? MCA 5
  • CB 0,25 Q22 ? MCB 0,5 Q2

107
1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE).
  • OPTIMALISASI JUMLAH PRODUKSI DAN
  • TINGKAT HARGA ADALAH
  • MC1 MC2
  • Q2 5/0,5 10
  • 60 2,4(Q1 10) 5
  • 60 2,4Q1 24 5 0
  • 2,4Q1 60 24 5 ? 2,4Q131
  • Q1 31/2,4 12,9.

108
1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE).
  • A. DENGAN DEMIKIAN TOTAL PRODUKSI BERSAMA ADALAH
  • Q Q1 Q2 12,9 10 22,9
  • B. TINGKAT KEUNTUNGAN BERSAMA
  • µ 60Q 1,2Q2 5Q1 0,25Q22
  • µ 60(22,9) 1,2(22,9)2 5(12,9)
    0,25(10)2
  • 1374 629,29 64,5 25 655,21
  • C. TINGKAT HARGA BERSAMA.
  • P 60 1,2(22,9) 60 27,48 32,52
  • D. KEUNTUNGAN MASING-MASING ADALAH
  • PERUSAHAAN A
  • Q1 QA
  • µ P QA CA 419,51 64,5 355,01
  • PERUSAHAAN B
  • Q2 QB
  • µ P QB CB 32,52(10 0,25(10)2
    325,2 25 300,2.

109
1.5.4.2. OLIGOPOLI TANPA KESEPAKATAN
(NON-COLLUSIVE).
  • BEBERAPA HAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PASAR
    PERSAINGAN SEHUBUNGAN DENGAN TINGKAT HARGA DAN
    JUMLAH PRODUKSI (PRODUK YANG DIHASILKAN RELATIF
    SAMA) YAITU
  • BILA SATU PERUSAHAAN MENCOBA MEMPERBANYAK JUMLAH
    PRODUKSINYA AGAR HARGA JUAL PRODUKNYA RELATIF
    LEBIH MURAH DIBANDINGKAN DENGAN PESAINGNYA, MAKA
    BIASANYA DIIKUTI OELH PESAING DENGAN MENURUNKAN
    HARGA JUAL PRODUKNYA JUGA.
  • BILA SATU PERUSAHAAN MULAI MENURUNKAN HARGA JUAL
    PRODUKNYA TANPA MENAMBAH JUMLAH PRODUKSINYA
    DENGAN MAKSUD UNTUK MENGUASAI PANGSA PASAR MAKA
    LANGKAH INI DIIKUTI OLEH PERUSAHAAN LAIN DENGAN
    MENURUNKAN HARGANYA SEMATA ATAU MENURUNKAN HARGA
    DENGAN CARA MENJUAL LEBIH BANYAK PRODUKNYA DI
    PASAR.
  • BILA SATU PERUSAHAAN MENAIKKAN HARGA JUAL
    PRODUKNYA BAIK DENGAN CARA LANGSUNG PADA
    PENURUNAN HARGA ATAUPUN DENGAN CARA MENGURANGI
    JUMLAH PRODUKSINYA, MAKA PERUSAHAAN LAIN RELATIF
    TIDAK AKAN MENGIKUTINYA.

110
1.5.4.3. HAMBATAN DALAM PERSAINGAN OLIGOPOLI.
  • BEBERAPA HAMBATAN-HAMBATAN DIANTARANYA ADALAH
  • 1. SKALA EKONOMIS.
  • PERBESAR PRODUKSI, BIAYA
  • PRODUKSI TURUN ? HARGA LEBIH MURAH.
  • 2. ONGKOS PRODUKSI YANG BERBEDA.
  • PERUSAHAAN AKAN BISA MENURUNKAN BIAYA
    PRODUKSI
  • DENGAN MEMBUKA KAPASITAS PRODUKSI BARU DARI
    PADA
  • TETAP MENGGUNAKAN KAPASITAS YANG LAMA DAN
  • SETERUSNYA DAN HARUS MENGELUARKAN SEGALA
    MACAM
  • BIAYA YANG TIDAK DISERTAI DENGAN PRODUKSI
    LANGSUNG
  • (MISAL BIAYA PENDIDIKAN KARYAWAN AGAR
    MENJADI
  • TERAMPIL).

111
1.5.4.3. HAMBATAN DALAM PERSAINGAN OLIGOPOLI.
  • 3. KEISTIMEWAAN HASIL PRODUKSI.
  • BAGI PERUSAHAAN YANG TELAH
  • LAMA BERDIRI DAN SAMA LAMANYA
  • DENGAN PRODUK YANG DIHASILKAN
  • MENYEBABKAN PRODUK TERSEBUT
  • MENJADI DIKENAL OLEH MASYARAKAT DAN
  • MENCIPTAKAN KONSUMEN YANG
  • LOYAL PADA PRODUKNYA.

112
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.1. DUNIA BISNIS.
  • 2.1.1. BISNIS DAN LINGKUNGAN BISNIS.
  • 2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS.
  • 2.1.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN BISNIS.
  • 2.1.1.3. ETIKA BISNIS.
  • 2.1.2. GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS
    INTERNASIONAL.
  • 2.1.2.1. GLOBALISASI DAN DAYA SAING.
  • 2.1.2.2. KONSEP DALAM BISNIS INTERNASIONAL.
  • 2.1.2.3. MENGAPA BISNIS GO INTERNASIONAL.

113
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.1.3. SISTEM EKONOMI DUNIA DAN BISNIS.
  • 2.1.3.1. SISTEM EKONOMI DUNIA.
  • 2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS.
  • 2.1.4. BENTUK ORGANISASI BISNIS.
  • 2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS.

114
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.2. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1.1. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1.2. PERENCANAAN, PENARIKAN DAN SELEKSI
    SUMBER
  • DAYA MANUSIA.
  • 2.2.1.3. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM.
  • 2.2.1.4. PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN.
  • 2.2.1.5. PROMOSI DAN PEMBERHENTIAN.
  • 2.2.2. MOTIVASI KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL.
  • 2.2.2.1. ASPEK UTAMA DALAM MOTIVASI, INDIVIDU DAN
  • KEBUTUHAN.
  • 2.2.2.2. MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA.
  • 2.2.2.3. MEMOTIVASI MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF.

115
2. PENGANTAR BISNIS
  • 2.3. PRODUKSI DAN PEMASARAN.
  • 2.3.1. PENGELOLAAN PRODUKSI DAN OPERASI.
  • 2.3.2. STRATEGI PEMASARAN.

116
PENGANTAR MANAJEMEN
SEMESTER GENAP 2004/2005
117
PENGANTAR MANAJEMEN
  • PENGERTIAN MANAJEMEN.
  • MANAJEMEN DAN MANAJER.
  • EVOLUSI DAN TEORI MANAJEMEN.
  • MANAJEMEN LINGKUNGAN LUAR ORGANISASI.
  • PROSES PERENCANAAN.
  • PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI.
  • PEMBUATAN KEPUTUSAN.

118
PENGANTAR MANAJEMEN
  • PENGORGANISASIAN
  • WEWENANG
  • DELEGASI DAN DESENTRALISASI
  • PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI
  • MOTIVASI
  • KEPEMIMPINAN
  • PROSES PENGAWASAN

119
DAFTAR PUSTAKA
  • STONER, JAMES A.F., MANAGEMENT, PRENTICE HALL INC
    ENGLEWOOD CLIFFS, NEW YORK 1986
  • KOONZT, HAROLD CYRILL ODONNEL AND HEINZ WEIRICH,
    MANAGEMENT, 8TH EDITION, MC GRAW HILL KOGAKUSHA
    LTD, TOKYO 1985
  • HANDOKO, T, MANAJEMEN EDISI II, BPFE-LPM, YKPN
    YOGYAKARTA 1986

120
BAB I. PENGERTIAN MANAJEMEN
  • PERENCANAAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER
    MEMIKIRKAN KEGIATAN-KEGIATAN MEREKA SEBELUM
    DILAKSANAKAN
  • PENGORGANISASIAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER
    MENGKOORDINASIKAN SUMBER DAYA MANUSIA MATERIAL
    ORGANISASI
  • PENGARAHAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER
    MENGARAHKAN, MEMIMPIN MEMPENGARUHI PARA BAWAHAN
  • PENGAWASAN BERARTI PARA MANAJER BERUPAYA UTK
    MENJAMIN BAHWA ORGANISASI BERGERAK KE ARAH
    TUJUANNYA

121
PENGERTIAN MANAJEMEN
  • MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI
  • MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI
  • PENGERTIAN-PENGERTIAN YG BERBEDA DG ISTILAH
    MANAJEMEN
  • APLIKASI-APLIKASI YG BERBEDA DARI ISTILAH
    MANAJEMEN

122
MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI
  • MANAJEMEN SEBAGAI SUATU BIDANG ILMU PENGETAHUAN
    (SCIENCE) YG BERUSAHA SECARA SISTEMATIS UTK
    MEMAHAMI MENGAPA DAN BAGAIMANA MANUSIA BEKERJA
    BERSAMA UTK MENCAPAI TUJUAN MEMBUAT SISTEM
    KERJASAMA INI LEBIH BERMANFAAT BAGI KEMANUSIAAN
  • MANAJEMEN BUKAN HANYA MERUPAKAN ILMU / SENI,
    TETAPI KOMBINASI DARI KEDUANYA.

123
MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI
  • KRITERIA-KRITERIA SEBAGAI PROFESI DPT DIPERINCI
    BERIKUT
  • PARA PROFESIONAL MEMBUAT KEPUTUSAN ATAS DASAR
    PRINSIP UMUM
  • PARA PROFESIONAL MENDAPATKAN STATUS UNTUK
    MENCAPAI STANDAR PRESTASI KERJA TERTENTU, BUKAN
    KARENA FAVORITISME ATAU SUKU BANGSA / AGAMA/
    KRITERIA POLITIK / SOSIAL LAINYA.

124
MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI
  • 3. PARA PROFESIONAL HARUS
  • DITENTUKAN OLEH SUATU KODE
  • ETIK YANG KUAT, DENGAN
  • DISIPLIN UTK MEREKA YANG
  • MENJADI KLIENNYA.

125
PENGERTIAN-PENGERTIAN YG BERBEDA DG ISTILAH
MANAJEMEN
  1. MANAJEMEN BERBEDA DG KEWIRASWASTAAN
  2. MANAJEMEN BERBEDA DG SUPERVISI

126
MANAJEMEN BERBEDA DG KEWIRASWASTAAN
  • DEFINISI WIRASWASTA ADALAH MEMAHAMI, MENDAPATKAN
    SUMBER DAYA-SUMBER DAYA, ,MENGORGANISASIKAN DAN
    MENJALANKAN PERUSAHAAN (BISNIS)
  • CENDERUNG MENJADI PENGAMBIL RESIKO YG MENDORONG
    OLEH MOTIF KEUNTUNGAN

127
MANAJEMEN BERBEDA DG SUPERVISI
  • SUPERVISI ADALAH PENGARAHAN DAN PENGENDALIAN
    KARYAWAN-KARYAWAN TINGKAT BAWAH DALAM SUATU
    ORGANISASI SEPERTI MANDOR ATAU KEPALA TUKANG

128
BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER


129
BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER
  • TINGKAT MANAJEMEN
  • MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM
  • FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER

130
TINGKAT MANAJEMEN
  • MANAJER LINI
  • MANAJER MENENGAH
  • MANAJER PUNCAK

131
MANAJEMEN LINI
  • MEMIMPIN DAN MENGAWASI TENAGA-TENAGA OPERASIONAL.
  • PARA MANAJER INI SERING DISEBUT DENGAN KEPALA
    ATAU PIMPINAN (LEADER), MANDOR (FOREMAN) DAN
    PENYELIA (SUPERVISOR)

132
MANAJEMEN MENENGAH
  • MEMBAWAHI MENGARAHKAN KEGIATAN PARA MANAJER
    LAINNYA DAN KADANG KARYAWAN OPERASIONAL.
  • SEBUTAN BAGI MANAJER MENENGAH ADALAH MANAJER
    DEPARTEMEN, KEPALA PENGAWAS (SUPERINTENDENS) DSB.
  • CONTOH KEPALA BAGIAN MEMBAWAHI BEBERAPA KEPALA
    SEKSI ATAU KEPALA SUB DIVISI

133
MANAJEMEN PUNCAK
  • TERDIRI DARI SEKELOMPOK KECIL EKSEKUTIF
  • BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELURUHAN MANAJEMEN
    ORGANISASI.
  • SEBUTAN BAGI MANAJER PUNCAK ADALAH DIREKTUR,
    PRESIDEN, KEPALA DIVISI, WAKIL PRESIDEN SENIOR
    DSB.

134
MANAJEMEN PUNCAK
  • PERBEDAAN TINGKATAN MANAJEMEN AKAN MEMBEDAKAN PD
    FUNGSI MANAJEMEN YG DILAKSANAKAN
  • FUNGSI UTAMA MANAJEMEN.
  • PD TINGKATAN MANAJEMEN RENDAH, PARA MANAJER AKAN
    BANYAK MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJEMEN OPERATIF.
  • SEMAKIN TINGGI TINGKATANNYA, SEMAKIN LEBIH
    TERLIBAT DG MANAJEMEN ADMINISTRATIF

135
MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM
  • MANAJER FUNGSIONAL MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB HANYA
    ATAS SATU KEGIATAN ORGANISASI SEPERTI PRODUKSI,
    PEMASARAN, KEUANGAN , KEPEGAWAIAN (PERSONALIA)
    ATAU AKUNTANSI
  • KEGIATAN-KEGIATAN DARI FUNGSI-FUNGSI LAINNYA ADA
    DI BAWAH TANGGUNG JAWAB MANAJER-MANAJER
    FUNGSIONAL LAINNYA.

136
MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM
  • SEBAGAI CONTOH MANAJER PEMASARAN BERTANGGUNG
    JAWAB ATAS SELURUH KEGIATAN DISTRIBUSI TETAPI
    HARUS MINTA BANTUAN KEPADA MANAJER PERSONALIA UTK
    MASALAH TENAGA PENJUALANNYA.
  • MANAJER UMUM MEMPUNYAI TUGAS UTK MENGATUR,
    MENGAWASI BERTANGGUNG JAWAB ATAS SATUAN KERJA
    KESELURUHAN ATAU DIVISI OPERASI DLM SATUAN KERJA

137
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PERENCANAAN
  • PENGORGANISASIAN
  • PENYUSUNAN PERSONALIA
  • PENGARAHAN
  • PENGAWASAN

138
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PERENCANAAN ADALAH
  • PEMILIHAN ATAU PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI
  • PENENTUAN STRATEGI, KEBIJAKSANAAN, PROYEK,
    PROGRAM, PROSEDUR, METODE, SISTEM, ANGGARAN DAN
    STANDAR

139
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGORGANISASIAN ADALAH
  • PENENTUAN SUMBER DAYA DAN KEGIATAN YG DIBUTUHKAN
    UTK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI
  • PERANCANGAN PENGEMBANGAN SUATU ORGANISASI /
    KELOMPOK KERJA YG AKAN MEMBAWA KE ARAH TUJUAN
  • PENUGASAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU
  • PENDELEGASIAN WEWENANG YG DIPERLUKAN UTK
    MELAKSANAKAN TUGAS

140
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENYUSUNAN ADALAH PENARIKAN (RECRUITMENT),
    LATIHAN PENGEMBANGAN SERTA PENEMPATAN
    PEMBERIAN ORIENTASI PARA KARYAWAN DLM LINGKUNGAN
    KERJA YG MENGUNTUNGKAN PRODUKTIF
  • KEGIATANNYA PEMBUATAN SISTEM PENGGAJIAN,
    PENILAIAN KARYAWAN UTK PROMOSI, TRANSFER, LATIHAN
    DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN.

141
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGARAHAN ADALAH MEMBUAT ATAU MENDAPATKAN PARA
    KARYAWAN MELAKUKAN APA YG DIINGINKAN DAN HARUS
    DILAKUKAN.
  • KEGIATAN MELIPUTI KUALITAS, GAYA DAN KEKUASAAN
    PEMIMPIN SERTA KEGIATAN KEPEMIMPINAN SPT
    KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN.

142
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGAWASAN ADALAH PENEMUAN DAN PENERAPAN CARA
    PERALATAN UTK MENJAMIN BHW RENCANA TELAH
    DILAKSANAKAN SESUAI DG YG TELAH DITETAPKAN

143
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGAWASAN POSITIF MENCOBA UTK MENGETAHUI APAKAH
    TUJUAN ORGANISASI DICAPAI DG EFISIEN DAN EFEKTIF
  • PENGAWASAN NEGATIF MENCOBA UTK MENJAMIN BHW
    KEGIATAN YG TIDAK DIINGINKAN ATAU DIBUTUHKAN
    TIDAK TERJADI ATAU TIDAK KEMBALI.

144
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • FUNGSI PENGAWASAN ADALAH
  • PENETAPAN STANDAR PELAKSANAAN
  • PENENTUAN UKURAN-UKURAN PELAKSANAAN
  • PENGUKURAN PELAKSANAAN NYATA MEMBANDINGKAN DG
    STANDAR YG TELAH DITETAPKAN
  • PENGAMBILAN TINDAKAN KOREKSI YG DIPERLUKAN BILA
    PELAKSANAAN MENYIMPANG DARI STANDAR.

145
KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER
  • TUGAS PENTING MANAJER
  • KEGIATAN YG DILAKUKAN MANAJER
  • PERANAN-PERANAN MANAJER
  • BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA
  • KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJERIAL

146
TUGAS PENTING MANAJER
  1. MANAJER BEKERJA DG MELALUI ORANG LAIN.
  2. MANAJER MEMADUKAN MENYEIMBANGKAN TUJUAN YG
    SALING BERTENTANGAN MENETAPKAN PRIORITAS.
  3. MANAJER BERTANGGUNG JAWAB MEMPERTANGGUNGJAWABKAN
    .
  4. MANAJER HARUS BERPIKIR SECARA ANALISIS
    KONSEPTUAL.

147
TUGAS PENTING MANAJER
  1. MANAJER ADALAH SEORANG MEDIATOR
  2. MANAJER ADALAH SEORANG POLITISI.
  3. MANAJER ADALAH SEORANG DIPLOMAT.
  4. MANAJER MENGAMBIL KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SULIT.

148
KEGIATAN YANG DILAKUKAN MANAJER
  • KEGIATAN PRIBADI.
  • KEGIATAN TEKNIS.
  • ADMINISTRATIF.
  • KEGIATAN INTERAKSIONAL.

149
KEGIATAN INTERAKSIONAL
  • PERANAN ANTAR PRIBADI
  • PERANAN INFORMASIONAL
  • PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN

150
KEGIATAN ADMINISTRATIF
  • PEMROSESAN KERTAS KERJA
  • PENYIAPAN ADMINISTRASI ANGGARAN
  • MONITORING KEBIJAKSANAAN PROSEDUR
  • PEMELIHARAAN STABILITAS OPERASI

151
KEGIATAN TEKNIS
  • PEKERJAAN DG PERALATAN-PERALATAN.
  • PEMECAHAN MASALAH TEKNIS.
  • PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI TEKNIS.

152
KEGIATAN PRIBADI
  • PENGATURAN WAKTU.
  • PENGEMBANGAN KARIER PRIBADI.
  • KETERLIBATAN DG KEHIDUPANNYA SENDIRI.

153
PERANAN MANAJER
  • PERANAN ANTAR PRIBADI.
  • PERANAN INFORMASIONAL.
  • PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN.

154
PERANAN ANTAR PRIBADI
  • PEMUKA SIMBOLIS YAITU MENERIMA MENJAMU TAMU.
  • PEMIMPIN YAITU MENGATUR, MENDIDIK, MEMIMPIN,
    MEMBERIKAN MOTIVASI, BIMBINGAN, NASEHAT DLL KPD
    BAWAHAN.
  • PERANTARA YAITU BERHUBUNGAN DG PIHAK LUAR SPT
    KLIEN, REKANAN, PEMERINTAH, DSB.

155
PERANAN INFORMASIONAL
  • MONITORING ALIRAN INFORMASI.
  • PENERUS INFORMASI YAITU MENYEBARKAN KEPUTUSAN
    BARU KPD BAWAHAN.
  • PERWAKILAN YAITU SEBAGAI WAKIL ORGANISASI MEMBERI
    CERAMAH, IKUT SEMINAR, PERTEMUAN KADIN, WAWANCARA
    TVRI DSB.

156
PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN
  • WIRASWASTA YAITU INISIATIF KREATIF.
  • PENANGKAL KESULITAN YAITU PENANGGULANGAN
    PEMOGOKAN, PEMBATALAN KONTRAK, PENAMPUNG KELUHAN,
    KEKURANGAN BAHAN DSB.
  • PENGALOKASIAN SUMBER DAYA
  • NEGOTIATOR YAITU PERUNDINGAN DG SERIKAT BURUH,
    KLIEN PIHAK-PIHAK LAIN.

157
BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA
  • PENGAWASAN 28,4
  • PERENCANAAN 19,5
  • PENGKOORDINASIAN 15,0 .
  • PENILAIAN 12,7
    .
  • PENYELIDIKAN 12,6 .
  • PERUNDINGAN 6,0 .
  • PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN 4,1
  • PERWAKILAN 1,8 .

158
KETRAMPILAN MANAJERIAL
  • KETRAMPILAN KONSEPTUAL ADALAH KEMAMPUAN MENTAL
    UTK MENGKOORDINASIKAN MENGINTEGRASIKAN SELURUH
    KEPENTINGAN KEGIATAN ORGANISASI.
  • KETRAMPILAN KEMANUSIAAN ADALAH KEMAMPUAN UTK
    BEKERJA DG MEMAHAMI MEMOTIVASI ORG LAIN BAIK
    SBG INDIVIDU ATAU KELOMPOK.

159
KETRAMPILAN MANAJERIAL
  • 3. KETRAMPILAN ADMINISTRATIF ADALAH SELURUH
    KETRAMPILAN YG BERKAITAN DG PERENCANAAN,
    PENGORGANISASIAN, PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN
    PENGAWASAN.
  • 4. KETRAMPILAN TEKNIK ADALAH KEMAMPUAN
    MENGGUNAKAN PERALATAN, PROSEDUR / TEKNIK DARI
    SUATU BIDANG TERTENTU SPT AKUNTANSI, PRODUKSI,
    PENJUALAN / PERMESINAN DSB.

160
BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER


161
BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER
  • TINGKAT MANAJEMEN
  • MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM
  • FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER

162
TINGKAT MANAJEMEN
  • MANAJER LINI
  • MANAJER MENENGAH
  • MANAJER PUNCAK

163
MANAJEMEN LINI
  • MEMIMPIN DAN MENGAWASI TENAGA-TENAGA OPERASIONAL.
  • PARA MANAJER INI SERING DISEBUT DENGAN KEPALA
    ATAU PIMPINAN (LEADER), MANDOR (FOREMAN) DAN
    PENYELIA (SUPERVISOR)

164
MANAJEMEN MENENGAH
  • MEMBAWAHI MENGARAHKAN KEGIATAN PARA MANAJER
    LAINNYA DAN KADANG KARYAWAN OPERASIONAL.
  • SEBUTAN BAGI MANAJER MENENGAH ADALAH MANAJER
    DEPARTEMEN, KEPALA PENGAWAS (SUPERINTENDENS) DSB.
  • CONTOH KEPALA BAGIAN MEMBAWAHI BEBERAPA KEPALA
    SEKSI ATAU KEPALA SUB DIVISI

165
MANAJEMEN PUNCAK
  • TERDIRI DARI SEKELOMPOK KECIL EKSEKUTIF
  • BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELURUHAN MANAJEMEN
    ORGANISASI.
  • SEBUTAN BAGI MANAJER PUNCAK ADALAH DIREKTUR,
    PRESIDEN, KEPALA DIVISI, WAKIL PRESIDEN SENIOR
    DSB.

166
MANAJEMEN PUNCAK
  • PERBEDAAN TINGKATAN MANAJEMEN AKAN MEMBEDAKAN PD
    FUNGSI MANAJEMEN YG DILAKSANAKAN
  • FUNGSI UTAMA MANAJEMEN.
  • PD TINGKATAN MANAJEMEN RENDAH, PARA MANAJER AKAN
    BANYAK MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJEMEN OPERATIF.
  • SEMAKIN TINGGI TINGKATANNYA, SEMAKIN LEBIH
    TERLIBAT DG MANAJEMEN ADMINISTRATIF

167
MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM
  • MANAJER FUNGSIONAL MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB HANYA
    ATAS SATU KEGIATAN ORGANISASI SEPERTI PRODUKSI,
    PEMASARAN, KEUANGAN , KEPEGAWAIAN (PERSONALIA)
    ATAU AKUNTANSI
  • KEGIATAN-KEGIATAN DARI FUNGSI-FUNGSI LAINNYA ADA
    DI BAWAH TANGGUNG JAWAB MANAJER-MANAJER
    FUNGSIONAL LAINNYA.

168
MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM
  • SEBAGAI CONTOH MANAJER PEMASARAN BERTANGGUNG
    JAWAB ATAS SELURUH KEGIATAN DISTRIBUSI TETAPI
    HARUS MINTA BANTUAN KEPADA MANAJER PERSONALIA UTK
    MASALAH TENAGA PENJUALANNYA.
  • MANAJER UMUM MEMPUNYAI TUGAS UTK MENGATUR,
    MENGAWASI BERTANGGUNG JAWAB ATAS SATUAN KERJA
    KESELURUHAN ATAU DIVISI OPERASI DLM SATUAN KERJA

169
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PERENCANAAN
  • PENGORGANISASIAN
  • PENYUSUNAN PERSONALIA
  • PENGARAHAN
  • PENGAWASAN

170
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PERENCANAAN ADALAH
  • PEMILIHAN ATAU PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI
  • PENENTUAN STRATEGI, KEBIJAKSANAAN, PROYEK,
    PROGRAM, PROSEDUR, METODE, SISTEM, ANGGARAN DAN
    STANDAR

171
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGORGANISASIAN ADALAH
  • PENENTUAN SUMBER DAYA DAN KEGIATAN YG DIBUTUHKAN
    UTK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI
  • PERANCANGAN PENGEMBANGAN SUATU ORGANISASI /
    KELOMPOK KERJA YG AKAN MEMBAWA KE ARAH TUJUAN
  • PENUGASAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU
  • PENDELEGASIAN WEWENANG YG DIPERLUKAN UTK
    MELAKSANAKAN TUGAS

172
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENYUSUNAN ADALAH PENARIKAN (RECRUITMENT),
    LATIHAN PENGEMBANGAN SERTA PENEMPATAN
    PEMBERIAN ORIENTASI PARA KARYAWAN DLM LINGKUNGAN
    KERJA YG MENGUNTUNGKAN PRODUKTIF
  • KEGIATANNYA PEMBUATAN SISTEM PENGGAJIAN,
    PENILAIAN KARYAWAN UTK PROMOSI, TRANSFER, LATIHAN
    DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN.

173
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGARAHAN ADALAH MEMBUAT ATAU MENDAPATKAN PARA
    KARYAWAN MELAKUKAN APA YG DIINGINKAN DAN HARUS
    DILAKUKAN.
  • KEGIATAN MELIPUTI KUALITAS, GAYA DAN KEKUASAAN
    PEMIMPIN SERTA KEGIATAN KEPEMIMPINAN SPT
    KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN.

174
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGAWASAN ADALAH PENEMUAN DAN PENERAPAN CARA
    PERALATAN UTK MENJAMIN BHW RENCANA TELAH
    DILAKSANAKAN SESUAI DG YG TELAH DITETAPKAN

175
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • PENGAWASAN POSITIF MENCOBA UTK MENGETAHUI APAKAH
    TUJUAN ORGANISASI DICAPAI DG EFISIEN DAN EFEKTIF
  • PENGAWASAN NEGATIF MENCOBA UTK MENJAMIN BHW
    KEGIATAN YG TIDAK DIINGINKAN ATAU DIBUTUHKAN
    TIDAK TERJADI ATAU TIDAK KEMBALI.

176
FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER
  • FUNGSI PENGAWASAN ADALAH
  • PENETAPAN STANDAR PELAKSANAAN
  • PENENTUAN UKURAN-UKURAN PELAKSANAAN
  • PENGUKURAN PELAKSANAAN NYATA MEMBANDINGKAN DG
    STANDAR YG TELAH DITETAPKAN
  • PENGAMBILAN TINDAKAN KOREKSI YG DIPERLUKAN BILA
    PELAKSANAAN MENYIMPANG DARI STANDAR.

177
KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER
  • TUGAS PENTING MANAJER
  • KEGIATAN YG DILAKUKAN MANAJER
  • PERANAN-PERANAN MANAJER
  • BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA
  • KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJERIAL

178
TUGAS PENTING MANAJER
  1. MANAJER BEKERJA DG MELALUI ORANG LAIN.
  2. MANAJER MEMADUKAN MENYEIMBANGKAN TUJUAN YG
    SALING BERTENTANGAN MENETAPKAN PRIORITAS.
  3. MANAJER BERTANGGUNG JAWAB MEMPERTANGGUNGJAWABKAN
    .
  4. MANAJER HARUS BERPIKIR SECARA ANALISIS
    KONSEPTUAL.

179
TUGAS PENTING MANAJER
  1. MANAJER ADALAH SEORANG MEDIATOR
  2. MANAJER ADALAH SEORANG PO
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com