BAB 5 JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK - PowerPoint PPT Presentation

1 / 13
About This Presentation
Title:

BAB 5 JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Description:

BAB 5 JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Jenis anggaran sektor publik: Anggaran tradisional; ciri utamanya bersifat line-item dan incrementalism Anggaran dg ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1835
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 14
Provided by: Aspire6
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: BAB 5 JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


1
BAB 5 JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
2
  • Jenis anggaran sektor publik
  • Anggaran tradisional ciri utamanya bersifat
    line-item dan incrementalism
  • Anggaran dg pendekatan New Public Management
    (NPM) adl anggaran yg berorientasi pd kinerja yg
    terdiri dari
  • Planning Programming and and Budgeting System
    (PPBS)
  • Zero Based Budgeting (ZBB)
  • Performance Budgeting
  • PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
  • Sistem anggaran sektor publik dlm perkembangannya
    mjd instrumen kebijakan multifungsi yg digunakan
    sbg alat utk mencapai tujuan organisasi.
  • Tercermin pd komposisi besarnya anggaran yg scr
    lgsg merefleksikan arah tujuan pelayanan
    masyarakat yg diharapkan.
  • Anggaran sbg alat perencanaan kegiatan publik
    dinyatakan dlm satuan moneter sekaligus digunakan
    sbg alat pengendalian.
  • Fungsi perencanaan pengawasan akan baik jika
    sistem anggaran serta pencatatan penerimaan
    pengeluaran dilakukan dg cermat sistematis.
  • Pendekatan utama perencanaan penyusunan
    anggaran sektor publik
  • Anggaran tradisional/konvensional
  • Anggaran dg pendekatan New Public Management

3
  • ANGGARAN TRADISIONAL
  • Ciri anggaran tradisional
  • Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan
    incrementalism
  • Struktur dan susunan anggaran yg bersifat
    line-item.
  • Cenderung sentralistis
  • Bersifat spesifikasi
  • Tahunan dan
  • Menggunakan prinsip anggaran bruto
  • Anggaran tradisional tidak rnampu mengungkapkan
    besarnya dana dikeluarkan untuk setiap kegiatan,
    dan bahkan gagal memberikan informasi tentang
    besarnya rencana kegiatan.
  • Shg tolok ukur yg dpt digunakan utk tujuan
    pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan
    anggaran.

4
  • Incrementalism
  • Penekanan tujuan utama pendekatan tradisional
    adl pd pengawasan dan pertanggungjawaban yg
    terpusat.
  • Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah
    atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item
    anggaran yg sdh ada sblmnya dg data tahun sblmnya
    sbg dasar menyesuaikan besarnya
    penambahan/pengurangan tanpa kajian yg
    mendalam/kebutuhan yg wajar.
  • Masalah utama anggaran tradisionaln adl tdk
    memperhatikan konsep value for money (ekonomi,
    efisiensi dan efektivitas)
  • Kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya
    anggaran yg diajukan, bukan pada pertimbangan
    output yang dihasilkan dr aktivitas yg dilakukan
    dibandingkan dg target kinerja yang dikehendaki
    (outcome).
  • Cenderung menerima konsep harga pokok pelayanan
    historis (historic cost of service) tanpa
    memperhatikan pertanyaan sbb
  • Apakah pelayanan tertentu yg dibiayai dg
    pengeluaran pemerintah masih dibutuhkan atau
    masih menjadi prioritas?
  • Apakah pelayanan yg diberikan telah terdistribusi
    scr adil merata di antara kelompok masyarakat?
  • Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan
    efisien?
  • Apakah pelayanan yg diberikan mempengaruhi pola
    kebutuhan publik?
  • Akibat konsep historic cost of service adalah
    suatu item, program atau kegiatan muncul lagi dlm
    anggaran thn berikut meski sdh tak dibutuhkan.
    Perubahan menyangkut jumlah rupiah yg disesuaikan
    dg tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan
    penyesuaian lainnya

5
  • Line-item
  • Struktur anggaran bersifat line-item didasarkan
    atas sifat (nature) dari penerimaan dan
    pengeluaran.
  • Tak memungkinkan utk menghilangkan item-item
    penerimaan atau pengeluaran yg sebenarnya sudah
    tidak relevan lagi
  • Penilaian kinerja tak akurat, karena tolok ukur
    yg digunakan hanya pada ketaatan dlm menggunakan
    dana yg diusulkan.
  • Dilandasi alasan orientasi sistem anggaran yg
    dimaksudkan utk mengontrol pengeluaran, bukan
    tujuan yg ingin dicapai dg pengeluaran yg
    dilakukan.

6
  • Kelemahan anggaran tradisional
  • Hubungan yg tak rnemadai (terputus) antara
    anggaran tahunan dg rencana pembangunan jk
    panjang
  • Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar
    pengeluaran tak pernah diteliti scr menyeluruh
    efektivitasnya.
  • Lebih berorientasi pd input drpd output, shg tak
    dpt sbg alat utk membuat kebijakan dan pilihan
    sumber daya, atau memonitor kinerja. Kinerja
    dievaluasi dlm bentuk apakah dana telah habis
    dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.
  • Sekat antar departemen yg kaku membuat tujuan
    nasional scr keseluruhan sulit dicapai dan
    berpeluang menimbulkan konflik, overlapping,
    kesenjangan, persaingan antar departemen
  • Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin
    dan pengeluaran modal/investasi.
  • Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran
    tsb tak terlalu pendek, terutama utk proyek modal
    mendorong praktik yg tak sehat (KKN).
  • Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dg
    informasi yg tak memadai menambah lemahnya
    perencanaan anggaran shg muncul budget padding
    atau budgetary slack.
  • Persetujuan anggaran yg terlambat, shg gagal
    memberikan mekanisme pengendalian utk pengeluaran
    yg sesuai, spt seringnya dilakukan revisi
    anggaran manipulasi anggaran.
  • Aliran informasi (sistem informasi finansial) yg
    tak memadai yg mjd dasar mekanisme pengendalian
    rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

7
  • ANGGARAN PUBLIK DG PENDEKATAN NPM
  • Era New Public Management
  • Sejak pertengahan tahun 1980-an telah tjd
    perubahan manajemen sektor publik yg drastis dr
    sistem manajamen tradisional yg terkesan kaku,
    birokratis, hierarkis mjd model yg fleksibel
    lebih mengakomodasi pasar.
  • Model NPM mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali
    populer tahun 1990-an yg mengalami bbrp bentuk
    inkamasi, mis. munculnya konsep
  • managerialism" (Poilit, 1993)
  • "market-based public administration" (Lan,
    Zhiyong, and Rosenbloom, 1992)
  • "post-bureaucratic paradigm" (Barzelay, 1992)
    dan
  • "entrepreneurial government" (Osborne and
    Gaebler, 1992).
  • NPM berfokus pd kinerja organisasi, bukan pd
    kebijakan. Konsekuensinya, pemerintah dituntut
    utk melakukan efisiensi, cost cutting kompetisi
    tender.

8
  • Salah satu model pemerintahan di era NPM adl
    model pemerintahan Osborne dan Gaebler (1992) yg
    dikenal dg konsep "reinventing government".
    Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan
    Gaebler tsb adl
  • Pemerintahan katalis fokus pd pemberian
    pengarahan bukan produksi pelayanan publik.
  • Pemerintah milik masyarakat memberdayakan
    masyarakat daripada melayani dg memberikan
    wewenang kpd masyarakat.
  • Pemerintah yg kompetitif kompetisi adl
    satu-satunya cara utk menghemat biaya sekaligus
    meningkatkan kualitas pelayanan.
  • Pemerintah yg digerakkan oleh misi bukan
    peraturan.
  • Pemerintah yg berorientasi hasil berusaha
    mengubah bentuk penghargaan insentif, yaitu
    membiayai hasil bukan masukan.
  • Pemerintah berorientasi pd pelanggan
    mengidentifikasi pelanggan ssghnya, menciptakan
    dual accountibility kpd legislatif masyarakat
  • Pemerintahan wirausaha mampu menciptakan
    pendapatan tidak sekedar membelanjakan
  • Pemerintah antisipatif tidak reaktif ttp
    proaktif (berupaya mencegah drpd mengobati
  • Pemerintah desentralisasi dr hierarki menuju
    partisipatif tim kerja. Pengambilan keputusan
    digeser ke tangan masyarakat, asosiasi LSM
  • Pemerintah berorientasi pd mekanisme pasar
    perunahan dg mekanisme paar (mekanisme insentif)
    bukan dg mekanisme (sistem prosedur pemaksaan)

9
  • PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN
  • Era new public management mendorong usaha untuk
    mengembangkan pendekatan yg sistematis dlm
    perencanaan anggaran sektor publik, al
  • Teknik Anggaran Kinerja/Performance Budgeting
  • Zero Based Budgeting/ZBB
  • Planning, Programming Budgeting System/PPBS
  • Karakteristik pendekatan baru sistem anggaran
    publik
  • Komprehensif/komparatif
  • Terintegrasi dan lintas departemen
  • Proses pengambilan keputusan yg rasional
  • Berjangka panjang
  • Spesifikasi tujuan dan perankingan prioritas
  • Analisis total cost benefit (termasuk
    opportunity cost)
  • Berorientasi input, output outcome
  • Adanya pengawasan kinerja
  • ANGGARAN KINERJA
  • Anggaran dg pendekatan kinerja menekankan konsep
    value for money pengawasan atas kinerja output
  • Dominasi pemerintah dpt diawasi dikendalikan
    mll internal cost awareness, audit keuangan
    kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal
  • Sistem anggaran kinerja mrp sistem yg mencakup
    penyusunan program tolok ukur kinerja sbg
    instrumen utk mencapai tujuan sasaran

10
  • ZERO BASED BUDGETING (ZBB)
  • Proses implementasi ZBB, tiga tahapan
  • Identifikasi unit-unit keputusan
  • Penentuan paket-paket keputusan
  • Paket keputusan mutually-exclusive adl
    paket-paket keputusan yg memiliki fungsi yg sama
  • Paket keputusan incremental merefleksikan
    tingkat usaha yg berbeda
  • Meranking dan mengevaluasi keputusan
  • Keunggulan ZBB
  • Jika ZBB dilaksanakan dg baik maka dpt
    menghasilkan alokasi sumber daya scr lebih
    efisien
  • ZBB berfokus pada value for money
  • Memudahkan identifikasi tjdnya inefisiensi
    ketidakefektivan biaya
  • meningkatkan pengetahuan motivasi staf
    manajer
  • Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah
    dlm proses penyusunan anggaran
  • Mrp cara yg sistematik utk menggeser status quo
    mendorong organisasi utk selalu menguji
    alternatif aktivitas pola perilaku biaya serta
    tingkat pengeluaran
  • Kelemahan ZBB
  • Time consuming, terlalu teoritis tak praktis,
    membutuhkan biaya besar, hasilkan kertas kerja
    yg menumpuk krn pembuatan paket keputusan
  • ZBB cenderung menekankan manfaat jk pendek
  • Implementasi ZBB membutuhkan teknologi maju
  • Masalah terbesar ZBB adl proses meranking
    mereview paket keputusan yg mrp pekerjaan
    melelahkan membosankan shg dpt mempengaruhi
    keputusan

11
  • PLANNING, PROGRAMMING BUDGETING SYSTEM (PPBS)
  • PPBS adl teknik penganggaran yg berorientasi pd
    output tujuan, penekanan utamanya adl alokasi
    sumber daya berdasrkan analisis ekonomi
  • Proses Implementasi PPBS
  • Tahapan implementasi PPBS sbb
  • Menentukan tujuan umum organisasi tujuan unit
    organisasi dg jelas
  • Mengidentifikasi program kegiatan utk mencapai
    tujuan
  • Mengevaluasi berbagai alternatif program dg
    menghitung cost-benefit
  • Pemilihan program yg memiliki manfaat besar dg
    biaya kecil
  • Alokasi sumber daya ke setiap program yg
    disetujui
  • Program yg disusun hrs terkait dg tujuan
    organisasi tersebar ke seluruh bagian
    organisasi
  • Karakteristik PPBS
  • Berfokus pd tujuan dan aktivitas program untuk
    mencapai tujuan
  • Berorientasi masa depan shg scr eksplisit
    menjelaskan implikasi thdp tahun anggaran yad
  • Mempertimbangkan semua biaya yg terjadi
  • Analisis scr sistematik atas berbagai alternatif
    program, meliputi
  • identifikasi tujuan
  • identifikasi scr sistematik alternatif program
    utk mencapai tujuan
  • estimasi biaya total setiap alternatif program
  • estimasi manfaat/hasil yg ingin diperoleh dr
    setiap alternatif program

12
  • Kelebihan PPBS
  • Memudahkan pendelegasian tgg jwb dr manajemen
    puncak ke menengah
  • Dlm jk panjang mengurangi beban kerja
  • memperbaiki kualitas pelayanan mll pendekatan
    sadar biaya (cost consciousness/aareness) dlm
    perencanaan program
  • Lintas departemen shg meningkatkan komunikasi,
    koordinasi kerja sama antar departemen
  • Eliminasi program overlapping atau bertentangan
    dg pencapaian tujuan
  • Aplikasikan teori marginal utility mendorong
    alokasi sumber daya optimal
  • Kelemahan PPBS
  • Membutuhkan sistem informasi canggih,
    ketersediaan data, adanya sistem pengukuran dan
    staf yg berkapabilitas tinggi
  • Membutuhkan biaya besar krn membutuhkan teknologi
    yg canggih
  • Scr teori bagus, ttp sulit mengimplementasikan
  • Abaikan realitas politik organisasi sbg
    kumpulan manusia yg kompleks
  • Teknik anggaran yg statistically oriented shg
    kurang tajam mengukur efektivitas program hanya
    tepat mengukur bbrp program ttt
  • Pengaplikasiannya menghadapi masalah teknis
    sulit mengalokasikan biaya krn sifat
    kegiatan/program yg lintas departemen. Sementara
    itu sistem akuntansi berdasarkan departemen bukan
    program

13
  • Masalah utama penggunaan ZBB PPBS
  • Bounded rationality keterbatasan dlm
    menganalisis semua alternatif untuk melakukan
    aktivitas
  • Kurangnya data untuk membandingkan semua
    alternatif, utamanya mengukur output
  • Masalah ketidakpastian sumber daya, pola
    kebutuhan di masa yad, perubahan politik
    ekonomi
  • Pelaksanaan teknik tsb menimbulkan beban
    pekerjaan yg sangat berat
  • Kesulitan menentukan tujuan perankingan
    terutama krn conflict of interest
  • Seringkali tak memungkinkan perubahan program scr
    cepat tepat
  • Resistance to change berupa hambatan birokrasi
    perlawanan politik
  • Pelaksanaannya sering tdk sesuai dengan proses
    pengambilan keputusan politik.
  • Pemerintah beroperasi pd situasi yg tdk rasional.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com