Title: Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
1Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
2Pengertian
- Ilmu Pengetahuan (sains) adalah suatu sistem
pengetahuan yang berhubungan dengan dunia fisik
beserta fenomena-fenomenanya yang memerlukan
suatu pengamatan yang tidak didasari prasangka
apapun melainkan berdasarkan eksperimen yang
sistematik. Secara umum, sains melibatkan
penggunaan kebenara-kebenaran umum atau
bekerjanya hukum-hukum yang mendasar untuk
memahami corak fenomena. (Encyclopedia
Britannica) - Teknologi adalah cara dan keterampilan untuk
embuat sesuatu. Yang dimaksudkan adalan sains
terapan. - Sains membutuhkan pengamatan atau observasi.
3Buddha bersabda
- ... Oleh karena itu, warga suku kalama,
janganlah percaya begitu saja berita yang
disampaikan kepadamu, atau oleh karena sesuatu
yang sudah merupakan tradisi, atau sesuatu yang
di desas desuskan. Janganlah percaya begitu saja
apa yang ditulis di dalam kitab-kitab suci, juga
apa yang dikatakan sesuai logika atau kesimpulan
belaka, juga apa yang dikatakannya telah
direnungkan dengan seksama, juga apa yang cocok
dengan pandanganmu atau karena ingin menghormat
seorang pertapa yang menjadi gurumu ... Tetapi
terimalah kalau engkau sudah membuktikannya
sendiri (Kalama sutta) - Ehipassiko datang - lihat - buktikan come and
see
4Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
- Memiliki pengetahuan luas dan keterampuilan
adalah berkah utama (Mangala Sutta) - Dalam Natha Sutta, Dasakanipata, Anguttara
Nikaya Buddha menyatakan bahwa dengan memiliki
pengetahuan luas, seseorang berarti telah membuat
pelindung bagi dirinya sehingga dapat terhindar
dari kehidupan yang penuh penderitaan.
5Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua
seperti sapi, dagingnya bertambah tetapi
kebijaksanaannya tidak berkembang. (Dhammapada
152) Seseorang semakin beranjak tua sepantasnya
bertambah dalam kebijaksanaannya. Tetapi
sebagaimana usia kronologis tidak selalu persis
sama dengan usia biologis atau waktu fisiologis
dengan waktu psikplogis, demikian pula halnya
dengan ketuaan atau usia lanjut bukan jaminan
terdapatnya kebijaksanaan atau kesucian.
6Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Seseorang tidak disebut thera (orang lebih tua)
hanya karena rambutnya telah memutih. Biarpun
usianya sudah lanjut, dapat saja ia disebut orang
tua yang tidak berguna. (Dhammapada 260) Orang
yang memiliki kebenaran dan kebijakan, tidak
kejam, terkendali dan terlatih dari noda-noda,
sesungguhnya ia patut disebut thera (orang yang
lebih tua). (Dhammapada 261)
7Medan-Medan Konflik antara Agama dan Sains
- Menyangkut eksistensi pencipta, proses
penciptaan, dan kewibawaan kitab suci. - Kasus Galileo ? bahwa bumi bulat
- Kasus Giordano Bruno (1547 - 1600) ? penjara 7
tahun dan dibakar hidup-hidup ? mengungkapkan
bahwa dalam semesta mungkin terdapat banayak
dunia.
8Hubungan Buddhisme dengan Sains
- Albert Einstein (1879 - 1955) -? agama masa depan
adalah agama yang dapat mengatasi kebutuhan
ilmiah modern, agama itu adalah buddhisme. - Ajaran Buddha tidak dibangun berdasarkan
keyakinan pada suatu kekuatan adikodrati yang
mencipta dan mengatur nasib manusia tetapi
berdasarkan hukum kausalitas. - Menghargai kebebasan berpikir dan verifikasi
melalui pengalaman. Karena itu keyakinan dalam
agama Buddha bersifat rasional, tumbuh
berdasatkan kebijaksanaan yang bersih dari
takhayul.
9Pengaruh Buddhisme terhadap Sains
- Konsep atom menyerupai cara Buddha menjelaskan
mengenai Tilakkhana (anicca-dukkha-anatta). - Robert Oppenheimer (1904 - 1967) menerangkan
posisi elektron dg mengutip cara Buddha menjawan
pertanyaan tentang kondisi arahat setelah
meninggal dunia. - Umat Buddha mengenal teknologi konstruksi dan
arsitektur bangunan yang menakjubkan (ex.
Borobudur) - dll
10Pengaruh Sains terhadap Buddhisme
- Semakin tinggi tingkat intelektual seseorang,
semakinmemudahkan seseorang memahami
Buddha-Dharma. - Misal dulu orang menganggap ruangan kosong hanya
mengandung udara ? sekarang orang dpt mengandung
oksigen dan gas-gas lainnya. - Buddha menjelaskan bahwa seringkali panca indera
kita memberikan pengetahuan yg tidak tepat dan
menyesatkan. - Apakah pengetahuan semacam ini perlu? Tentu kalau
kita tidak mau menjadi orang buta yang meraba
gajah lalu mendebatkannya (Udana, 68-69) - Sains dan Tekhnologi memberi pengaruh banyak
terhadap pernyiaran Buddha Dharma seperti
penemuan kertas, teknologi cetak, digital,
arsitektur, media audio, media elektrik, internet
dll.
11Perbedaan Posisi Sains dan Buddhisme
- Motif dan metode
- IPTEK berkembang lewat suatu proses dan
terdorong oleh kebutuhan atau kepentingan
mengembangkan pengetahuan demi pengetahuan,
sedangkan Buddhisme mengembangkan pengetahuan
demi penyelamatan. - Buddhisme untuk meningkatkan usia dan harapan
hidup manusia, harus menghindari pembunuhan, taat
pada aturan moral, dan melaksankan kebajikan (D.
III, 73-74), Sedangkan IPTEK menawarkan bank
organ hidup untu mengganti organ yang rusak,
membuat suatu temuan untuk memperlambat
pertumbuhan. - IPTEK mengubah dunia luar untuk membuat hidup
lebih nyaman, sedangkan Buddhisme merubah dunia
dalam diri manusia agar lebih baik. - IPTEK mampu menjawab persopalan umum yang
dihadapai manusia seperti kelaparan, tetapi tidak
dapat menjawan apa itu tujuan hidup manusia, dan
Buddhisme memberikan jawaban ini dengan tepat. - Kebenaran ilmiah bersifat sementara dan relatif,
sedangkan Dharma tidak lapuk oleh waktu, menuntun
kekebebasab (A. III, 285)
12Perbedaan Posisi Sains dan Buddhisme
- Ukuran Peradapan
- Teknologi seringkali dipandang sebagai ukuran
peradapan manusia, sedangkan bagi Buddhisme
adalah kesucian. - Seringkali teknologi membuat kebanyakan orang
mengejar kepuasan indra dan kenikmatan duniawi,
sedangkan Buddhisme justru membatasi pemuasan
nafsu indra. - Apakah orang yang masih mengejar pemuasan nafsu
inderawi dapat menikmati kepuasan surgawi? - Buddha membandingakan pemuasan nafsu inderawi
dengan penderita kusat. - orang yang sakit kusta yg merasa lega dan puas
setelah menggaruk atau bahkan membakar lukanya.
Apabila ia telah sembuh, maka tiadak mau lagi
melakukan perbuatan yang sama. Terdapat
kesenangan lain daripada kepuasan indra, yg
memberi alasan kenapa seseorang melepaskan diri
dari kemelekatan nafsu indrawi. (M.I, 502-508)
13Kaitan Sains dengan Moral
- IPTEK dipandang tidak mampu membuat manusia
menjadi lebih baik atau bermoral. - Egoisme dan keserakahan manusia, berpotensi
merendahkan martabat bahkan menghancurkan. - Menurut Buddha, pengetahuan bagi si dungu membawa
kesengsaraan, menghancurkan kebaikannya, dan
membelah kepalanya sendiri. (Dhp. 72) - Agenda perkembangan IPTEK telah menjadi agenda
agama pula, khususnya menyangkut etika dan moral.
14Be Happy