KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN

Description:

KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN Saluran gantrointestinal (gastointestinal tract), juga disebut saluran digestik (digrstive tract) adalah sebuah saluran berotot yang ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:465
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 28
Provided by: Tosh128
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN


1
  • KONSEP DASAR SISTEM PENCERNAAN
  • Saluran gantrointestinal (gastointestinal tract),
    juga disebut saluran digestik (digrstive tract)
    adalah sebuah saluran berotot yang memanjang
    mulai dari mulut sampa ke anus. Pada prinsipnya
    fungsi utama sistem gastrointestinal(GI) adalah
    mensuplai nutrisi ke sel-sel tubuh yang diperoleh
    melalui proses Ingestion, Digestion dan
    Absorption. Proses eliminasi adalah pengeluaran
    sisa-sisa hasil pencernaan.
  • Sistem GI (Digestive System) terdiri dari saluran
    GI dan organ beserta kelenjar yang terkati dengan
    pencernaan yaitu mulut, esofagus, lambung, usus
    halus, usus besar, rektum dan anus. Sedangkan
    organ-organ yang berhubungan adalah hati,
    pankreas, dan kandung empedu.

2
  • Faktor psikologis atau emosi seperti stress dan
    kecemasan akan mempengaruhi fungsi-fungsi GI.
    Stress dapat dimeanifestasikan sebagai anoreksia,
    nyeri epigastrium dan abdomen, atau diare. Faktor
    fisik yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi GI
    seperti intake diet, mengkonsumsi minuman/makanan
    yang beralkohol atau caffeine, merokok,
    kelemahan. Beberapa gangguan organik yang
    mempengaruhi misalnya penyakit peptic ulcer,
    ulceratisi colitis yang dapat menyebabkan
    gangguan GI.
  • Struktur dan Fungsi Sistem GI
  • Saluran GI merupakan tabung sepanjang 9 meter
    yang berentang mulai dari mulut sampai ke anus.
    Pada umumnya saluran ini terdiri dari 4 lampisan
    yaitu mulai dari dalam lapisan mukosa, submukosa,
    otot dan serosa.

3
  • Salurang GI diaktifkan oleh sistem saraf otonom
    yaitu saraf parasimpatis, sedangsaraf simpatis
    bersifat menghambat sistem GI. Misalnya adanya
    peristaltik yang meningkat karena perangsangan
    /stimulasi saraf parasimpatis dan terjadi
    penurunan akibat stimulasi saraf simpatis.
  • Sistem GI dan organ yang terkait (organ asesoris)
    rata-rata memperoleh cardiac output sebanyak 25
    sampai dengan 30 . Sirkulasi dalam sistem GI
    terutama pada aliran darah vena dimana Sistem GI
    mengalirkan darah vena melalui vena portal.
    Bagian atas sistem Gi menerima darah dari arteri
    splanikus. Usus halus menerima darah dari cabang
    arteri hepatik dan arteri merenterika superior.
    Usus besar menerima darah dari terutama dari
    arteri mesenterika superior dan inferior.

4
  • Dua jenis gerakan salurang GI yaitu mencampur dan
    mengaduk. Gerakan ini menyebabkan teriadinya
    segmentasi dan peristaltik. Sekresi dari sistem
    GI yang terdiri dari enzim dan hormon untuk
    mendukung pencernaan, dan mukus akan memberikan
    perlindungan dan melunakkan, juga air dan
    elektrolit.
  • Organ abdominal dibungkus oleh peritoneum.
    Terdapat 2 lapisan yaitu peritoneum parieteal
    yang merupakan dinding dari rongga peritoneum dan
    peritoneum visceral yang membungkus organ
    abdomen.
  • Mulut
  • Rongga mulut dibentuk oleh pipi, langit-langit
    keras, dan langit-langit lembut. Lidah pada
    bagian dasar rongga mulut. Bibir merupakan
    jaringan penutup yang terdapat pada bagian depan
    mulut yang berfungsi membuka/menutup mulut.

5
  • Fungsi mulut adalah
  • Mengunyah
  • Sekresi saliva dari kelenjar parotis, sublingual,
    dan submandibularis
  • Menelan yang merupakan aktifitas refleks gerakan
    makanan dalam mulut melalui faring kedalan
    esofagus. Makanan ini berupa bolus.
  • Esofagus
  • Esofasgus merupakan saluran berotot yang
    terletak dibagian belakang trakhea dan laring.
    Dibagian bawah dari esofagus terdapat sphincter
    yang befungsi mencegah aliran balik isi lambung
    ke esofagus.
  • Fungsi esofagus adalah
  • Menerima bolus dari faring dan menyalurkan
    kedalam lambung.

6
  • Lambung
  • Lambung terletak di bagian kuadran kiri atas dari
    abdomen dan mempunyai kapasiatas kira-kira 1500
    mL. Terdapat 3 bagian utama yaitu fundus, badan
    dan antrum. Pylorus adalah bagian kecil dari
    antrum
  • Fungsi lambung adalah
  • Mencerna makanan secara mekanikal.
  • Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung
    mensekresi 1500 3000 mL gastric juice (cairan
    lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu
    mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan
    air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk
    kedalam aliran darah.
  • Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana
    pertama kali protein dirobah menjadi polipeptida

7
  • Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung
    yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan
    beberapa obat.
  • Pencegahan, banyak mikroorganismea dapat
    dihancurkan dalam lambung oleh HCL.
  • Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah
    dicerna dalam lambung) kedalam duodenum. Pada
    saat chyme siap masuk kedalam duodemun, akan
    terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan
    dari fundus ke pylorus..
  • Usus Halus
  • Panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2.5
    cm. Berentang dari sphincter pylorus ke katup
    ileocecal. Usus halus dibagi dalam duodenum,
    jejenum, dan ileum. Duodenum panjangnya 25 cm,
    jejenum 2.5 m dan ileum 3.5 m.

8
  • Bagian mukosa dan submukosa yang disebut villi
    yang dapat meningkatkan area permukaan usus guna
    memungkinkan absorpsi maksimal. Setiap villus
    dikelilingi oleh jaringan kapiler dan pembuluh
    limfe yang disebut Lacteal. Lacteal akan
    mengabsorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam
    lemak.jaringan kapiler akan mengabsorpsi nutrisi
    yang lain dan air.
  • Fungsi usus halus adalah
  • Sekresi mukus. Sel-sel goblet dan kelenjar mukosa
    duodenum akan mensekresi mukus guna melindungi
    mukosa usus.
  • Mensekresi enzim. Sel-sel mikrovilli (brush
    border cell) mensekresi sucrase, maltase, lactase
    dan enterokinase yang bekerja pada disakarida
    guna membentuk monosakarida yaitu peptidase yang
    bekerja pada polipeptida, dan enterokinase yang
    mengaktifkan trypsinogen dari pankreas.

9
  • Mensekresi hormon. Sel-sel endokrin mensekresi
    cholecystokinin, secretin, dan enterogastrone
    yang mengontrol sekresi empedu, pancratic juice,
    dan gastric juice.
  • Mencerna secara kimiawi. Enzim dari pankreas dan
    empedu dari hati masuk kedalam duodenum.
    Pencernaan secara kimiawi terutama terjadi dalam
    jejenum yang siap untuk diabsorpsi kedalam
    kapiler darah dan lacteal dari villi .
  • Karbohidrat oleh enzim amilase (berasal dari
    saliva dan pankreas) menjadi disakarida (sukrosa,
    maltosa dan laktosa), yang oleh sucrase, maltase
    dan lactase menjadi monosakarida (fruktosa,
    glucosa, dan galaktosa.
  • Protein, oleh enzim pepsin (dari lambung) dan
    trypsin (dari pankreas) menjadi peptida, yang
    oleh peptidase (dari usus halus) menjadi asam
    amino.
  • Lemak, oleh empedu diemulsikan, dan selanjutnya
    oleh lipase menjadi monogliserida dan asalm lemak
    bebas.

10
  • Absorpsi. Nutrisi dan air akan bergerak dari
    lumen usu kedalam kapiler darah dan lacteal dari
    villi.
  • Aktifitas motorik. Mencampur, kontraksi dan
    peristaltik. Gerakan mencampur disebabkan oleh
    kontraksi serabut otot sirkuler pada usus
    menyebabkan chyme kontak dengan villi untuk
    diabsorpsi. Peristaltik akan mendorong chyme
    melalui saluran dengan rata-rata 1 2 cm per
    menit. Chyme tinggal dalam usus halus selama 3-10
    jam, dan zat sisa akan bergerak kedalam usus
    besar.
  • Stimulasi oleh sistem simpatis akan menghambat
    motilitas dan aktifitas sekresi usus halus.
    Sistem parasimpatis terutama saraf vagus(N X)
    akan meningkatkan tonus otot intestinal,
    motilitas, dan proses pencernaan.

11
  • Usus Besar
  • Usus besar dimulai dari katup ileocecal ke anus
    dan rata-rata panjangnya 1,5 m. Usus halkus
    terbagi kedalam cecum, colon, dan rectum.
    Vermiform appendix berada pada bagian distal dari
    cecum. Colon terbagi menjadi colon ascending,
    colon transversal, colon descending, dan bagian
    sigmoid. Bgian akhir dari usus besar adalah
    rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal
    pada anus berfungsi untuk mengontrol pembukaan
    anus.
  • Fungsi utama usus besar adalah
  • Sebagai aktifitas motorik. Gerakan mengayun dan
    peristaltik akan menggerakkan zat sisa menuju
    kebagian distal.

12
  • Sekresi. Pada umunya memproduksi mukus yang
    melindungi mukosas akan tidak mengalami injury,
    melunakkan feces yang memungkinkan bergerak
    dengan lancar kearah pelepasan dan menghambat
    pengaruh pembentukan keasaman oleh bakteri.
  • Absorpsi air, garam, dan chlorida. Colon
    mempunyai kemampuan mengabsorpsi 90 air dan
    garam dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
    elektrolit.
  • Mensintesa vitamin. Bakteri pada uisus halus akan
    mensintesa vitamin K, thiamin, riboflavin,
    vitamin B12, dan folic acid.
  • Membentuk feces. Feces terdiri dari ¾ air dan ¼
    massa padat. Massa padat termasuk sisa makanan
    dan sel yang mati. Pigmen empedu memberikan warna
    pada feces. Dan menstimulasi gerakan isi usus
    kearah pelepasan.

13
  • Defekasi. Yaitu aktifitas mengeluarkan feces dari
    dalam tubuh keluar. Pada saat feces dan gas
    berada dalam rektum, tekanan dalam rektum
    meningkat, menyebabkan terjadinya refleks
    defekasi.
  • Pleksus saraf dalam dinding usus besar akan
    mempertahankan tonus otot secara kontinu pada
    usus besar dan menstimulasi gerakan usus. Impuls
    saraf parasimpatis dari saraf vagus menstimulasi
    bagian proksimal colon.
  • Pengkajian klien dengan gangguan
    gantrointestinal.
  • Pengkajian saluran GI berupa riwayat kesehatan
    termasuk pengkajian fisik secara komprehensif
    mulai dari rongga mulut dan abdomen.

14
  • Data demografi.
  • Infermasi tentang klien seperti usia, gender, dan
    agama akan membantu memperoleh informasi
    sehubungan dengan saluran GI. Banyak gangguan GI
    yang berhubungan dengan usia dan gender. Contoh
    Kanker GI sering terjadi pada usia tua dan paling
    sering pada pria dari pada wanita. Colitis
    ulcerasi sering terjadi pada usia muda dan usia
    pertengahan.
  • Riwayat kesehatan keluarga dan penyakit yang
    diderita pada masa lalu
  • Selanjutnya perawat mencatat status kesehatan
    klien secara umum sehubungan dengan gangguan Gi
    dan riwayat pembedahan. Perawat akan mengajukan
    pertanyaan tentang adanya gangguan/perubahan
    kebiasaan defekasi, perdarahan GI, ikterus, tukak
    lambung, colitis, atau kehilangan berat badan.
    Obat-obat yang sering dikonsumsi seperti aspirin,
    vitamin, laksantif, enema, atau antasida,
    merupakan informasi yang bermakna bagi perawat
    sehubungan dengan penyakitnya saat ini. Misalnya
    pengguanaan aspirin yang lama akan menyebabkan
    tukak lambung.

15
  • Riwayat keluarga yang mungkin berhubungan dengan
    penyakit yang diderita klien, misalnya perawat
    menanyakan apakah ada anggota keluarga yang
    menderita tukak lambung, colitis, atau kanker GI.
    Banyak penyakit yang berisiko/cenderung diderita
    oleh anggota keluarga.
  • Riwayat diet
  • Saat mengkaji fungsi saluran GI, riwayat diet
    merupakan komponen penting dalam riwayat
    kesehatan klien. Klien akan menginformasikan
    jenis cairan dan makanan yang sering dikonsumsi.
    Perawat akan mengeksplorasi hubungan antara
    makanan yang di intake oleh klien dengan gangguan
    GI yang dialami. Perawt juga mengkaji nafsu makan
    klien dan beberapa gangguan antara lain mual,
    muntah dan kesulitan menelan.

16
  • Keluhan utama
  • Melalui pengkajian, masalah kesehatan saat ini
    merupakan fokus pengkajian riwayat kesehatan
    klien. Perawat menanyakan keluhan utama dan
    penyaki saat ini yang diderita saat menganalisa
    gejala-gejala yang dialami klien.
  • Onset, yaitu kapan masalah pertama kali dirasakan
    ?. Apakah terjadi secara tiba-tiba atau bertahap
    ?, Apakah yang dilakukan klien saat awal
    terjadinya ?.
  • Duration, yaitu berapa lama masalah itu telah
    berlangsung ?. Apakah biasa terjadi ? atau
    bersifat menetap ?. Bila klien merasakan nyeri,
    apakah secara terus menerus atau intermitten ?.
  • Kualitas dan karakteristik, Perawat mengkaji
    tentang gambaran keluhan klien. Jika masalahnya
    diare, perawat memperoleh informasi tentang
    kondisi kotoran/feces.
  • Severity, Perawat akan menanyakan guna
    memperoleh gambaran keluhan utama dapat dengan
    menentukan skala 1 10, atau bagaimana beratnya
    masalah itu. Apakah maslaah tersebut mengganggu
    pemenuhan kebutuhan rutinitas sehari-hari.

17
  • Location, Pada area mana kien merasalah keluhan
    tersebut ?. Apakah nyeri menyebar pada area lain
    ?. Apa yang terjadi pada klien saat keluhan itu
    muncul ?.
  • Faktor pencetus, adakah sesuatu yang memungkinkan
    sehingga masalah itu muncul ?. Adakah yang dapat
    menyebabkan masalah itu menjadi hilang atau
    memperberat masalah ?. Adakah hubungannya dengan
    makanan, minuman, atau aktifitas klien ?.
  • Faktor yang memungkinkan masalah dapat berkurang
    atau menghilang, adakah sesuatu yang dilakukan
    klien untuk menghilangkan/mengurangi keluhan
    tersebut ?. Apakah itu karena pengobatan,
    perubahan posisi, atau hal lain yang dapat
    menghilangkan keluhan tersebut ?.
  • Gejala-gejala yang menyertai, adakah
    gejala-gejala lain yang muncul saat serangan
    tersebut muncul ?. Apakah klien kehilangan nafsu
    makan, mengalami mual, muntah, atau diare ?.

18
  • Sering gejala-gejala GI yang dimanifestasikan
    melalui muntah, mual, nyeri lambung, nyeri
    abdomen, diare, konstipasi, distensi abdomen,
    perut gembung, dysfagia, nyeri uluh hati, dan
    dyspepsia. Klien mungkin juga melaporkan
    gejala-gejala seperti mulut kering, halitosis,
    luka pada mulut, kesulitan mengunyah atau
    menelan, intoleransi makanan, hematemisis,
    cekukan, melena, terasa kramp pada abdomen, dan
    perdarahan rektum. Gejala-gejala yang
    berhubungan dengan hati, empedu, pankreas dapat
    dilaporkan oleh klien sebagai salah satu gangguan
    GI.
  • Saat menetapkan riwayat kesehatan, perawt harus
    mencatat status kesehatan klien secara umum.
    Riwayat diet dan pengkajian nutrisi klien
    misalnya mengkaji pola eliminasi klien adalah
    penting sebagai data dasar atau informasi dan
    untuk menjadi pertimbangan selanjutnya.

19
  • Riwayat Kesehatan.
  • Perawt mengumpul data saat klienmasuk rumah
    sakit sehubungan dengan penyakit utamanya,
    pembedahan, obat yang digunakan, dan allergi yang
    dialami.
  • Penyakit utama dan rawat inap.
  • Perawat akan menanyakan tentang masalah yang lalu
    yang berhubungan dengan sistem GI. Berapa lama
    klien tinggal rawat di rumah sakit misalnya
    karena tukak lambung, anemia, hernia, ikterus,
    penyakit kandung empedu, colitis, kanker, atau
    perubahan dalam kebiasaan defekasi. Apakah klien
    pernah mengalami pembedahan yang berhubungan
    dengan rongga mulut, tenggorokan, lambung,
    abdomen, atau area rektal. Jika itu terjadi,
    perawat harus menanyakan kapan waktunya dan hasil
    dari tindakan tersebut. Tanyakan juga tindakan
    test diagnostik yang berhubungan dengan sistem GI
    seperti penggunaan barium, test pada bagian atas
    pencernaan, atau X-ray pada bagian bawah sistem
    pencernaan.

20
  • Pengobatan
  • Perawat memperoleh informasi secara detail
    tentang pengobatan, obat apa yang biasa digunakan
    dan aturan/dosis obat. Apakah klien sering
    menggunakan antasida. Jika biasa menggunakan
    antasida, tanyakan sudah berapa lama serta
    dosis/aturannya. Apakah klien sering menggunakan
    aspirin karena dengan obat ini dapat menyebabkan
    terjadinya gastritis dan perdarahan lambung.
    Apakah klien sering menggunakan vitamin atau
    mineral ?. Apakah klien sering di huknah atau
    menggunakan obat laxative untuk memudahkan
    eliminasi ?.
  • Allergi
  • Perawt menanyakan adakah allergi akibat makanan
    tertentu, dan bagaimana respon alergi tersebut..

21
  • Riwayat Keluarga
  • Riwayat keluarga dapat menentukan masalah
    gangguan GI. Perawat menanyakan anggota keluarga
    adakah menderita kanker, tukak lambung, atau
    colitis.. Banyak penyakit yang tinggi insidennya
    dalam keluarga, contohnya ulcerative colitis dan
    crohns disease. Luka pada dudenum juga sering
    terjadi dan lebih sering pada klien dengan
    golongan darah O. kelainan lainnya termasuk
    ikterus, alkoholisme, hepatitis, kaker colon,
    polyp usus, kegemukan, tukak lambung, dan
    sindroma iritasi usus.
  • Riwayat psikossosial dan pola hidup.
  • Faktor sosioal dan psikologis termasuk lingkungan
    fisik dapat mempengaruhi kesehatan.

22
  • Pekerjaan
  • Perawat akan menanyakan pekejaan klien, misalnya
    adanya penyakit yang timbul akibat lingkungan
    pekerjaan antara lain zat-zat yang mengadung
    arsenic, mercury, atau carbon tetrachlorid.
    Apakah klien sering melakukan perjalanan misalnya
    terkait dengan makanan.
  • Sosial
  • Stress akibat situasi tertentu, apakah dirumah
    atau di lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi
    gangguan sistem GI. Apakah klien mengalami nyeri
    epigastrium, mual, muntah, diare, atau tukak
    lambung ?. Alkohol dan nikotin diketahui dapat
    merupakan zat iritan terhadap sistem GI. Alkohol
    dapat menyebabkan gastritis bila dikonsumsi
    berlebihan, dan nkotin dapat mengiritasi mukosa
    GI.

23
  • Pengkajian fisik
  • Pengkajian rongga mulut
  • Pengkajian rongga mulut dengan metoda inspeksi
    dan palpasi. Pada palpasi rongga mulut, perawat
    harus menggunakan sarung tangan. Inspeksi bibir
    Warna bibir, apakah ada lesi, nodul, dan apakah
    bibir simetrik. Inspeksi mukosa mulut
    kemerahan, pucat, bengkak, luka, atau
    leukoplakia. Inspeksi gusi kemerahan, pucat, ,
    luka, atau perdarahan. Pemeriksaan gigi karies,
    gigi palsu, gigi patah. Inspeksi lidah warna,
    luka, lidah kotor, bengkak, atau deviasi pada
    salah satu sisi. Gunakan spatel atau sarung
    tangan untuk menarik lidah dan periksa dengan
    cermat. Perawat juga memeriksaa faring atau
    tonsil, apakah ada lesi, luka, deviasi uvula,
    dan bau mulut. Untuk palpasi pada bibir, gusi,
    mukosa mulut, dan lidah apakah ada massa,
    pembengkakan atau pengerasan.

24
  • Mengkaji abdomen.
  • Pada pengkajian abdomen, klien baring pada posisi
    terlentang dimana lengan berada disisi. Tekuk
    lutut bila memeriksaan pada bagian kuadran atas
    guna memungkinkan otot abdomen relaksasi, dan
    bila kuadran bawah maka tungkai diluruskan.
  • Pemeriksaan dimulai pada kuadran kanan atas
    (right upper quadrant). Pada saat mengkaji
    abdomen, perawat perawat melakukan secara berurut
    yaitu inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi.
    Untuk melakukan pemeriksaan ini, perawat terlebih
    dahulu mengetahui struktur abdomen secara akurat.
    Perawat harus mengetahui bidang hanyal abdomen.
  • Inspeksi
  • Perawat mencatat kondisi kulit dan kelenturan
    abdomen. Perhatikan kemungkinan adanya rash,
    perubahan warna, scar, petechiae, striae, dan
    dilatasi vena. Perhatikan juga gerakan-gerakan
    abdomen yaitu dengan mengobservasi pulsasi
    abdomen yang biasanya terjadi sebagai akibat
    tekanan pada aorta abdomen, dan gerakan
    peristaktik. Secara normal, gerakan peristaltik
    tidak dapat dilihat.

25
  • Auskultasi
  • Auskultasi abdomen dimulai dengan menggunakan
    bagian diapragma dari stetoskop guna mempeoleh
    informasi tentang bunyi usus dan pembuluh darah.
    Tekan stetostok dengan ringan diatas dinding
    abdomen pada semua kuadran. Gerakan air dan
    cairan yang mengalir dapat didengar setiap 5 15
    detik. Secara normal frekuensi bunyi usus
    rata-rata 5 35 bunyi usus per menit. Bunyi usus
    mungkin tidak teratur. Terdengar cepat, nyaring,
    menunjukkan bunyi usus hiperaktif dan secara
    normal biasan terjadi pada klien yang lapar atau
    klien mengalami gastroenteritis. Bunyi usus yang
    hipoaktif dapat terjadi pada klien ileus
    paralitik atau setelah pembedahan ususu.
    Menentukan kemungkinan kehilangan bunyi usus
    dapat dilakukan pada semua area kuadran. Sebelum
    pemeriksaan, perawat harus menyarankan klien
    untuk berkemih sebelum diperiksa abdomen karena
    dapat mempengaruhi bunyi.

26
  • Perkusi
  • Perkusi abdominal dugnakan untuk menentukan
    ukuran dan lokasi organ abdominal dan mendeteksi
    cairan, udara, dan massa. Perawat melakukan
    perkusi pada semua area kuadran serta bandingkan
    bunyi masing-masing. Secara normal bunyi perkusi
    diatas abdomen adalah bunyi timpani, atau dapat
    pekak. Perkusi digunakan untuk menentukan ukuran
    dan posisi hati, limfa, dan dapat juga digunakan
    untuk menentukan tingkat distensi dari kandung
    kemih..
  • Palpasi
  • Palpasi pada area abdomen, dimana perawat memulai
    dengan menekan secara ringan (1-2 cm) pada
    dinding abdomen secara sistematis pada setiap
    kuadran. Perawat mengkaji kemungkinan ada massa,
    distensi abdomen atau nyeri. Palpasi dalam (deep
    palpation) digunakan untuk menentukan ukuran dan
    kondisi organ dalam abdomen.

27
  • Test diagnostik
  • Tindakan ini dlakukan pada umumnya adalah test
    laboratorium, radiographic test, endoscopy,
    gastric analysis, cytologic studies, dan magnetic
    resonance imaging (MRI).
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com