INKOMPATIBILITAS SEDIAAN SALEP - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

INKOMPATIBILITAS SEDIAAN SALEP

Description:

Glycerin (glycerol) : pelarut yang baik untuk asam borat dan sodium borat, bukan pelarut yang baik untuk volatile oil, camphor, menthol, dan resin, ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1626
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 62
Provided by: Valued483
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: INKOMPATIBILITAS SEDIAAN SALEP


1
INKOMPATIBILITAS SEDIAAN SALEP
  • Dwi Endarti, SF, M.Sc, Apt.
  • LAB MANAJEMEN FARMASI DAN FARMASI MASYARAKAT
  • BAGIAN FARMASETIKA
  • FAKULTAS FARMASI UGM

2
Definisi Sediaan Salep
  • Salep (unguenta/ointment)
  • bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan
    tergolong sediaan semi padat, biasanya mengandung
    obat untuk pemakaian pada kulit atau pada membran
    mukosa.
  • Sediaan salep bervariasi dalam komposisi,
    konsistensi dan tujuan penggunaannya.
  • Beberapa variasi dari prototipe salep banyak
    digunakan dalam praktek peresepan dan dibedakan
    dengan namanya.
  • Macamnya unguenta, krim, pasta, jeli,
    oculenta,cerata.

3
Macam sediaan salep
  • Unguenta mengandung relatif lebih sedikit bahan
    dan perbedaan pokok dengan yang lainnya pada
    konsistensi bila dipakaikan pada kulit akan
    melunakkan dan membentuk lapisan penutup pada
    permukaan kulit.
  • Krim jenis salep yang dapat dicuci, memiliki
    konsistensi yang lebih lunak dan mengkilat,
    biasanya digunakan pada daerah yang teriritasi
    atau tempat yang sensitif.
  • Pasta mengandung zat padat dalam persentase
    tinggi popular digunakan pada bidang
    dermatologi, bersifat kaku, biasanya tidak
    meleleh pada suhu tubuh, membentuk dan
    mempertahankan lapisan pelindung pada area yang
    diaplikasikan.

4
Macam sediaan salep
  • Cerata salep berlemak, mengandung malam dalam
    persentase tinggi, titik lebur tinggi.
  • Jeli salep yang sangat tipis, hampir cair,
    mengandung sedikit atau tanpa malam, digunakan
    pada membran mukosa, untuk tujuan melicinkan dan
    sebagai basis obat, biasanya terdiri dari
    campuran sederhana lemak dengan titik leleh
    rendah dan minyak.

5
Fungsi Salep
  • Dasar salep atau pembawa substansi obat untuk
    penggunaan pada kulit (topikal)
  • Pelumas pada kulit
  • Pelindung untuk mencegah kontak permukaan kulit
    dengan rangsang kulit

6
Pemilihan dasar salep
  • Banyak faktor berpengaruh dalam pemilihan dasar
    salep
  • sifat dasar obat, stabilitas, dan aksi terapi
    (obat yang terhidrolisis cepat lebih stabil dalam
    basis hidrokarbon dibandingkan basis berair)
  • karakteristik umum kulit pasien (kering atau
    berminyak)
  • daerah kulit yang akan diterapi (berambut atau
    gundul)
  • jenis lesi yang terjadi (kering atau serous)
  • efek kimia bahan pembawa terhadap obat dan obat
    terhadap bahan pembawa
  • aksi bahan pembawa pada kulit

7
Kualitas Dasar Salep (basis)
  • Stabil salep harus stabil selama masih
    digunakan untuk pengobatan (bebas
    inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar,
    kelembaban yang ada dalam kamar)
  • Lunak krn salep banyak digunakan untuk kulit
    teriritasi, inflamasi shg semua zat keadaan halus
    dan seluruh produk harus lunak dan homogen
  • Mudah dipakai salep yang sulit dipakai salep
    yang sangat kaku (keras) atau sangat encer.

8
Kualitas dasar salep (basis)
  • Dasar salep yang cocok dasar salep harus dapat
    bercampur secara fisika dan kimia dengan obat
    yang dikandungnya, dasar salep tidak boleh
    merusak atau menghambat aksi terapi obat, mampu
    melepaskan obat pada daerah yang diobati, dapat
    membentuk lapisan film penutup, mudah dicuci
    sesuai yang diperlukan.
  • Terdistribusi merata obat harus terdistribusi
    merata melalui dasar salep.

9
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia
  • Stabil,
  • bereaksi netral,
  • tidak mengotori,
  • tidak mengiritasi,
  • tidak menimbulkan dehidrasi,
  • tidak beraksi menghilangkan lemak,
  • tidak higroskopis,
  • dapat dihilangkan dengan air,
  • dapat dicampur dengan semua obat

10
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia
  • bebas dari bau yang tidak enak,
  • tidak memberi noda,
  • mampu memenuhi sebagai medium bagi obat yang tak
    larut dalam lemak atau air,
  • efisien untuk kulit kering, berminyak, atau
    basah,
  • dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer,
  • dapat mengandung 50 air,
  • mudah dibuat,
  • meleleh atau melunak pada suhu badan.

11
  • Dasar salep hanya dapat memenuhi beberapa
    sifat-sifat tersebut diatas (tergantung pada tipe
    dasar salep dan akhir penggunaan).

12
Penggolongan basis berdasarkan keadaan
  • Dasar salep anhidrus
  • Minyak hidrofob minyak mineral (vaselin,
    paraffin), minyak dari hewan (adeps lanae),
    minyak tumbuh2an (Ol. Sesami, Ol. Olivarum, Ol.
    Cocos)
  • Minyak hidrofil dasar salep tercuci (aquaphor,
    carbowax, polysorb)
  • Dasar salep yang mengandung air
  • Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin)
  • Dasar salep emulsi tipe M/A (hydrophilic
    ointment USP, cold cream, vanishing cream)
  • Dasar salep yang mengandung serbuk
  • Serbuk dalam minyak hidrofob (zinc oxide
    ointment USP)
  • Serbuk dalam minyak hidrofil (starch in
    hydrophilic petrolatum)

13
Penggolongan Basis berdasarkan komposisi
  • Dasar salep berminyak/berlemak (vaselin, paraffin
    cair, paraffin dan jelene, minyak tumbuh2an,
    silicon)
  • Dasar salep absorpsi (adeps lanae, hydrophilic
    ointment petrolatum dan dasar salep yang baru
    aquaphor, polysorb, hydrosorb dan plastibase
    hydrophilic).
  • Dasar salep tercuci (polyethylene glycol ointment
    USP)
  • Dasar salep emulsi (lanolin, cold cream,
    vanishing cream, Hydrophilic ointment,
    Emulsifying ointment dan emulsifying wax )

14
Dasar salep Berlemak/Berminyak
  • Vaselin terdiri dari vaselin putih dan vaselin
    kuning. Vaselin putih bentuk yang telah
    dimurnikan/dipucatkan warnanya dengan asam sulfat
    shg tidak boleh digunakan pada salep mata krn
    akan mengiritasi.
  • Vaselin digunakan jika dikehendaki adanya film
    penutup pada kulit yang diobati. Kemampuan
    menyerap air 5, dapat ditingkatkan dengan
    menambah kholesterol.

15
Dasar salep Berlemak/Berminyak
  • Parafin adl paraffin padat, digunakan untuk
    mengeraskan salep krn titik lebur campuran naik.
  • Paraffin cair, ada dua kualitas, yang
    viskositasnya encer digunakan untuk pembuatan
    vanishing cream, yang viskositasnya kental
    digunakan untuk pembuatan cold cream.
  • Minyak tumbuh2an ditambahkan pada dasar salep
    sebagai pelumas dan untuk menurunkan titik lebur.
    Pada proses hidrogenasi minyak akan menjadi semi
    solid dan berwarna putih, keuntungan makin
    stabil, tidak tengik, menambah daya absorpsi air.

16
Dasar salep Berlemak/Berminyak
  • Jelene terdiri dari minyak hidrokarbon dan
    malam, fase air mudah bergerak shg difusi obat ke
    media sekelilingnya dapat terjadi lebih baik.
  • Silikon dikenal dengan dimetikon, suatu semi
    polimer sintetik yang struktur dasarnya bukan
    suatu hidrokarbon tetapi rantai Si dan O, silicon
    termasuk dasar berminyak, bila dipegang rasanya
    seperti minyak, tak campur dengan air. Silicon
    stabil pada suhu tinggi, tahan terhadap oksidasi,
    Contoh sediaan Silicone hydrophilic ointment,
    silicone absorption base, silicone emulsion base.

17
Dasar Salep Absorpsi
  • Ada dua tipe pokok dasar salep absorpsi
  • Dasar salep anhidrus dapat menyerap air dan
    membentuk emulsi A/M (adeps lanae dan hydrophilic
    petrolatum).
  • Dasar salep anhidrus dan merupakan emulsi A/M
    tapi masih mampu menyerap air yang ditambahkan
    (cold cream, lanoline), tidak mudah dicuci, tidak
    tercuci, krn fase kontinu adl minyak. Adeps lanae
    digunakan sbg lapisan penutup dan melunakkan
    kulit tetapi banyak yang alergi. Hydrophilic
    petrolatum digunakan sebagai pengganti adeps
    lanae.

18
Dasar Salep Emulsi
  • Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin, cold
    cream). Lanolin adalah adeps lanae cum aqua
    digunakan sbg pelumas dan penutup kulit serta
    bersifat lebih mudah digunakan.
  • Cold cream, emulsi tipe M/A, dibuat dengan
    pelelehan cera alba, cetacium dan Ol. Amygdalarum
    ditambah larutan borax dlm air panas, diaduk
    sampai dingin. Dasar salep ini harus dibuat baru
    krn Ol. Amygdalarum tidak stabil. Digunakan sbg
    pendingin, pelunak dan sbg pembawa obat.
  • Hydrophilic ointment dapat ditambah cairan obat
    tanpa merubah viskositasnya, mudah dicuci dari
    kulit.
  • Vanishing cream, digunakan sbg dasar kosmetik dan
    pengobatan kulit.
  • Emulsifying ointment dan emulsifying wax tipe
    M/A krn natrium lauril sulfat larut dalam air.

19
Inkompatibilitas Sediaan salep
  • Inkompatibilitas tak tercampurkannya
    bahan-bahan obat dalam suatu formula sediaan obat
    yang diresepkan.
  • Akibat perubahan efek, perubahan penampilan
  • Peran farmasis pengatasan problema
    inkompatibilitas dengan beberapa alternatif

20
Beberapa inkompatibilitas bahan obat dalam
sediaan salep
  • Polietilenglikol (PEG)
  • PEG kompatibel dengan HgO kuning, ammoniated
    mercury, asam salisilat, kalomel, asam benzoate,
    asam undesilinat, sulfur, asam borat, resorsinol,
    dan pix liquida.
  • PEG inkompatibel dengan resorcinol, balsam
    Peruvian, dan tannin.
  • Silikon
  • bersifat inkompatibel dengan PEG, sabun lunak,
    gliserin dan malam, minyak tumbuh2an, dan
    paraffin liq.

21
inkompatibilitas bahan obat dalam salep
  • Asam undesilinat (undecylenic acid) digunakan
    dalam bentuk garam (zinc undecylenate) digunakan
    pada salep tidak menyebabkan inkompatibilitas.
  • Urea membentuk campuran eutetik dengan chloral
    hydrate, pyrocatechol, pyrogallol.
  • Asam salisilat menyebabkan inkompatibilitas
    akibat asam dan salisilat nya.
  • Methyl salicylate inkompatibel dengan volatile
    oil dan salisilat.

22
inkompatibilitas bahan obat dalam salep
  • Resorcinol
  • Warna menjadi gelap oleh adanya alkali
  • Membentuk komponen yang berwarna dengan ferric
    chloride, chloroform, formaldehyde, beberapa
    gula.
  • Membentuk campuran eutetik dengan acetamide,
    acetanilide, antipyrin, camphor, chloral hydrate,
    menthol, phenol, pyrogallol dan urethane.

23
inkompatibilitas bahan obat dalam salep
  • Resin mencair atau melunak bila dicampur dengan
    camphor, menthol, phenol, phenyl salicylate,
    thymol atau urethane.
  • Promethazine hydrochloride (phenergan)
  • Bersifat asam, inkompatibel dengan alkali,
    dirusak oleh oksidator.
  • Procaine hydrochloride diendapkan oleh alkali
    dan alkaloid, inkompatibel dengan mild mercurous
    chloride, mercuric chloride, garam perak, dan
    oksidator.

24
inkompatibilitas bahan obat dalam salep
  • Phenol membentuk campuran eutetik dengan
    acetanilide, aminopyrine, chloral hydrate,
    camphor, menthol, resorcinol, phenyl salicylate
    dan thymol.
  • Menthol dirusak oleh oksidator kuat, sifat
    inkompatibilitas liquefaction, membentuk
    campuran eutetik dengan betanaphthol, borneol,
    chloralhydrate, camphor, phenol, resorcinol,
    thymol, urethane, pyrocatechol, pyrogallol.

25
inkompatibilitas bahan obat dalam salep
  • Naphthalene (naphthalin) inkompatibel dengan
    oksidator kuat, membentuk campuran eutetik dengan
    phenol, phenyl salicylate, dan beberapa komponen
    organic lain.
  • Betanaphtol inkompatibel dengan oksidator dan
    membentuk komponen yang bervariasi dengan
    beberapa asam. Membentuk suatu massa yang lembab
    bila dicampur dengan antipyrine, camphor,
    menthol, phenol dan phenyl salicylate.
  • Glycerin (glycerol) pelarut yang baik untuk
    asam borat dan sodium borat, bukan pelarut yang
    baik untuk volatile oil, camphor, menthol, dan
    resin, pelarut yang baik untuk phenol.
    Inkompatibel dengan oksidator kuat. Bila dicampur
    dengan tannin, phenol, salisilat menyebabkan
    warna menjadi gelap yang dapat dicegah dengan
    penambahan sedikit sodium citrate.

26
inkompatibilitas bahan obat dalam salep
  • Lidocaine hydrochloride inkompatibel dengan
    garam alkali.
  • Iodoform dirusak oleh cahaya, alkali, tannin
    dan mild mercurous chlorides, inkompatibel dengan
    mercuric oxide.
  • Vioform (iodochlorhydroxyquin) Bila dicampur
    dengan bacitracin akan menyebabkan inaktifasi
    sampai 10.
  • Ichthammol (ichthyol) diendapkan oleh asam dan
    mineral dan garam asam, dan dirusak oleh alkali.
    Membentuk komponen tak larut dengan mild
    mercurous chloride, resorcinol dan potassium
    iodide.

27
inkompatibilitas bahan obat dalam salep
  • Asam benzoate inkompatibel dengan besi, perak
    dan merkuri.
  • Balsam Peruvian menyebabkan masalah pada salep
    karena tidak dapat bercampur dengan baik dan
    menjadi kotor, dapat dicegah dengan mencampurkan
    separuh jumlah balsam terlebih dulu dengan castor
    oil.
  • Bacitracin diurai oleh larutan alkali kuat.
    Diinaktivasi oleh sodium thiosulfate dan
    oksidator. Diendapkan oleh garam logam berat,
    asam benzoate, asam salisilat, tannic acid, dan
    sodium chloride konsentrasi tinggi.
  • Perborates inkompatibilitas dengan oksidator
    dan borat.

28
Resep 1
R/ Menthol 0,200 Ephedrin 0,200 Paraff. Liq. ad 30
Menthol dan ephedrine dapat meleleh, tetapi pada waktu penambahan paraffin akan terjadi pemisahan (menthol larut, ephedrine tidak larut dan akan memisah lagi).
29
Resep 2
R/ Phenol 1 Camphor 6 Vaselin ad 50
Problema Pada campuran fenol dan kamfer (14 fenol) tidak akan terjadi larutan dan akan didapat serbuk yang keruh.
Pengatasan sekurang2nya diperlukan 24 fenol
30
Resep 3
R/ Cocain Hydrchl. Menthol Phenol aa 10
Problema Pembuatan larutan anestetik dengan pelelehan, tetapi setelah didiamkan beberapa lama pada suhu kamar terjadi penghabluran yang terjadi dari persenyawaan 1 mol cocaine Hydrochl dengan 2 mol Phenolum.
Pengatasan dapat dicegah dengan mengganti sekurang-kurangnya 2/3 bagian dari garam kokaina hidroklorida dengan basa nya.
31
Resep 4
R/ Borax 0,5 Hydrargyr. Chloride 0,050 Vaselin alb. ad 20
Problema Boraks membentuk raksa oksida yang berwarna kuning dari Hg Cl2.
Pengatasan Reaksi dapat diperlambat dengan jalan menggerus kedua garam tersebut dalam keadaan tidak terlarut dengan sebagian vaselin kemudian baru dicampurkan.
32
Resep 5
R/ Iodi 0,6 Calomel 2,5 Vaselin 6
Problema terjadi reaksi HgCl2 I2 HgI2 HgCl2
Pengatasan Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan persenyawaan halogenida yang dapat larut harus dihindarkan.
33
Resep 6
R/ Phenol 0,300 Hydrarg. Oxyd. Flav. 0,150 Vaselin alb. 30
Raksaoksida direduksi oleh fenol sehingga salep berwarna tua jika fenol dan raksaoksida dicampurkan bersama-sama baru ditambahkan vaselin.
Pengatasan fenol dan raksaoksida dicampur dengan sebagian vaselin dulu.
34
Resep 7
R/ Hydrarg. Oxyd 0,100 Cocaini Hydrochl 0,050 Vaselin ad 10
Terbentuk HgCl2 pada salep mata tersebut, menyebabkan bekerjanya merangsang
Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan persenyawaan halogenida yang dapat larut harus dihindarkan
35
Resep 8
R/ Ung. Merc. Praec.flav. 3 10 Sol. Adrenal. Hydrochl. gtt X Cocain. Hydrochl. 0,100
Larutan adrenalin bereaksi asam pada kombinasi salep mata tersebut, tidak dikehendaki
36
Resep 9
R/ Anaesthesin 0,4 Natrii Bicarb. 0,4 Acid salicyl. 0,2 Vaselin ad 50
Dibuat dengan mencampurkan ketiga zat-zat padat secara terpisah-pisah dengan sebagian vaselin. Setelah didiamkan 1 hari, tutup dari wadah salep akan terlepas disebabkan oleh terbentuknya CO2.
37
Resep 10
R/ Mild silver protein 5 Pet. Alba 15 M ungt.
Problema mild silver protein tidak larut dalam petrolatum sehingga salep menjadi kasar dan kotor.
Pengatasan mild silver protein dilarutkan dulu dalam gliserin atau air sedikit mungkin
38
Resep 11
R/ Sulfathiazole 10 Calamine 5 Phenol 1 Ung. Aqua rosae qs ad 30 M ungt.
Problema cold cream suatu emulsi akan dirusak oleh calamine, garam logam berat dan asam.
Pengatasan basis cold cream diganti dengan white petrolatum, sbg parfum ditambahkan satu tetes rose oil.
39
Resep 12
R/ Betanaphthol 4 Sulfur 2 Balsam peruv 15 Pet. Alba qs ad 90 M ungt.
Problema terjadi pemisahan resin dari balsam Peruvian shg pada penyimpanan salep menjadi menggumpal dan kotor.
Pengatasan balsam dilarutkan dulu dalam castor oil sama banyak. Basis white petrolatum diganti dengan white unguentum untuk mendapatkan salep yang lebih keras.
40
Resep 13
R/ Methyl salicylate 20 Belladona extract 5 Aquaphor 15 Lanolin q s ad 60 M ung.
Problema sediaan terlalu cair untuk dibuat menjadi salep.
Pengatasan metal salisilat diabsorpsi dengan amilum atau ditambahkan 15 malam putih untuk menghasilkan salep yang lebih kental.
41
Resep 14
R/ Precipitated sulfur 2 Salicylic acid 5 I.O.D 2 Vanishing cream qs ad 30 M ung.
Problema asam salisilat menyebabkan emulsi vanishing cream pecah.
Pengatasan ditambahkan stablisator gliserin atau basis vanishing cream diganti dengan washable ointment base yang mengandung non-ionic emulsifier.
42
Resep 15
R/ Camphor 2 Menthol 5 Plastibase qs ad 30 M ung.
Problema camphor dan menthol menyebabkan basis salep menjadi mencair.
Pengatasan dibuat campuran eutetik antara camphor dengan menthol dan diadsorpsi terlebih dulu dengan amilum, baru dicampurkan dengan plastibase.
43
Resep 16
R/ Coal tar 5 Zinc oxide 10 Starch 10 Petrolatum qs ad 30
Problema jika semua bahan dicampur bersama maka terbentuk salep berwarna hitam, jika zinc oxide dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu ditambahkan coal tar, kemudian starch, maka akan terbentuk salep berwarna abu-abu, jika coal tar dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu ditambahkan zinc oxide dan starch, maka akan terbentuk salep berwarna hijau.
Pengatasan ditambahkan coloring agent untuk menutup atau menyamarkan warna.
44
Resep 17
R/ Resorcinol 20 Hydrarg. Chloride. Mit. 15 Ung. Aq.rosae qs ad 100
Problema Sodium borat dalam ung, aq.rosae menyebabkan semua komponen berwarna gelap.
Pengatasan basis diganti dengan white petrolatum dan sbg parfum tambahkan satu tetes rose oil.
45
Resep 18
R/ Bacitracin 500 u/gm Sod.sulfathiazole 10 Washable base qs ad 30 M. ung.
Problema sifat alkalis sod.sulfathiazole akan menguraikan bacitracin.
Pengatasan gunakan sulfathiazole sbg pengganti sod. sulfathiazole.
46
Resep 19
R/ Allantoin 5 Urea 1 Sulfur 2 Ung.aq.rosae qs ad 30 m.ung.
Problema allantoin diurai oleh sifat basa dari ung.aq.rosae shg menyebabkan perubahan warna.
Pengatasan ganti basis dengan white petrolatum dan sbg parfum tambahkan beberapa tetes rose oil.
47
Resep 20
R/ Hydrocortisone tab xxx Water to levigate qs Aquaphor qs ad 30
Problema penggunaan tablet untuk mendapatkan zat aktif hidrokortison tidak dibenarkan, tablet mengandung bahan-bahan lain yang tidak diminta dalam resep dan mungkin tidak dikehendaki adanya.
Pengatasan seharusnya digantikan dengan zat aktif dalam bentuk micronized bulk powder krn memiliki keuntungan serbuk lebih mudah terdispersi, lebih efektif dan mengurangi iritasi
48
Latihan 1
R/ Ppt. sulfur 2 Salicylic acid 5 Peru balsam 3 Cold cream qs ad 30 m.ung.
49
Latihan 2
R/ Neocalamine 5 Benzocaine 1 Sulfathiazole 10 Cold cream 60 m.ung.
50
Latihan 3
51
Latihan 4
52
Latihan 5
53
Latihan 6
54
Latihan 7
55
Index
  • Formula dasar salep (basis)

56
White ointment
  • R/ white wax 50 g
  • white petrolatum 950 g

57
Hydrophilic petrolatum
  • R/ cholesterol 30 g
  • stearyl alcohol 30 g
  • white wax 80 g
  • white petrolatum 860 g

58
Cold cream
  • R/ cetyl esters wax 125 g
  • white wax 120 g
  • mineral oil 560 g
  • sodium borate 5 g
  • purified water 190 ml

59
Hydrophilic ointment
  • R/ methylparaben 0,25 g
  • propylparaben 0,15 g
  • sodium lauryl sulfate 10 g
  • propylene glycol 120 g
  • stearyl alcohol 250 g
  • white petrolatum 250 g
  • purified water qs ad 1000 g

60
Polyethylene glycol ointment
  • R/ polyethylene glycol 3350 400 g
  • polyethylene glycol 400 600 g

61
Vanishing cream
  • R/ Acd. stearin. 142
  • Glycerin 100
  • Natr. biborat. 2,5
  • Triaethanolamin. 10
  • Aq. dest. 750
  • Nipagin q.s.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com