Title: PENDEKATAN KONSELING
1PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL
2KONSEP DASAR
- Manusia mahluk reaktif yang tingkah lakunya
- dikontrol/dipengaruhi
oleh faktor- - faktor dari luar
- Manusia memulai kehidupannya dengan mem-berikan
reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian
membentuk kepribadian -
3- Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan
macamnya penguatan yang diterima dalam situasi
hidupnya - Tingkah laku dipelajari ketika individu
berinteraksi dengan lingkungan, melalui
hukum-hukum belajar - Pembiasaan klasik,
- Pembiasaan operan
- Peniruan.
4-
- Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar
melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi
kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. - Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang
menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang
tidak menyenang-kan.
5- Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari
pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang
diteri-manya. - Memahami kepribadian manusia mempelajari dan
memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah
laku
6- KARAKTEISTIK KONSELING BEHAVIORAL
- Berfokus pada tingkah laku yang tampak
- Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan
konseling - Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
- Penilaian obyektif terhadap tujuan konseling
7ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
- Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau
kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku
yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak
sesuai dengan tuntutan lingkungan - Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentu dari
cara belajar atau lingkungan yang salah
8- Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan
merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya - Tingkah laku maladaptif terjadi karena
kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan
tepat - Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara
belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan
prinsip-prinsip belajar
9TUJUAN KONSELING
- Mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif
(masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku
baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan
klien.
10- Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke
dalam perilaku yang spesifik - Diinginkan oleh klien
- Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai
tujuan tersebut - Klien dapat mencapai tujuan tersebut
- Dirumuskan secara spesifik
- Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama)
menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus
konseling.
11DESKRIPSI PROSES KONSELING
- Proses konseling dibingkai oleh kerangka kerja
untuk mengajar klien dalam mengubah tingkah
lakunya - Proses konseling adalah proses belajar, konselor
membantu terjadinya proses belajar tersebut -
12- Konselor mendorong klien untuk mengemukakan
keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu
itu -
- Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi
motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai
dengan tingkah laku yang ingin diubah.
13- 2. Goal setting
- Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah
assessment konselor dan klien menyusun dan
merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling - Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut - a. Konselor dan klien mendifinisikan
- masalah yang dihadapi klien
- b. Klien mengkhususkan perubahan positif
- yang dikehendaki sbg hasil konseling
14- c. Konselor dan klien mendiskusikan
- tujuan yang telah ditetapkan klien
- 1) apakah merupakan tujuan yang
- benar-benar diinginkan klien
- 2) apakah tujuan itu realistik
- 3) kemungkinan manfaatnya
- 4) kemungkinan kerugiannya.
15- d. Konselor dan klien membuat
- keputusan apakah
- 1) melanjutkan konseling dengan
- mentapkan teknik yang akan
- dilaksanakan
- 2) mempertimbangkan kembali
- tujuan yang akan dicapai
- 3) melakukan referal
16- 3. Technique implementation
- menentukan dan melaksanakan teknik konseling
yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang
diinginkan yang menjadi tujuan konseling - 4. Evaluation termination
- melakukan penilaian apakah kegiatan konseling
yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai
hasil sesuai dengan tujuan konseling - 5. Feedback
- memberikan dan menganalisis umpan balik untuk
memperbaiki dan meingkatkan proses konseling.
17TEKNIK KONSELING
- Teknik konseling behavioral diarahkan pada
penghapusan respon yang telah dipelajari (yang
memben-tuk tingkah laku bermasalah) terhadap
perangsang, dengan demikian respon-respon yang
baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat
dibentuk
18- Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
- Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian
penguatan - Agar klien terdorong untuk merubah tingkah
lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai
daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara
sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui
tingkah laku klien.
19- Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku
yang tidak diinginkan - Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang
akan mengakibatkan terham-batnya kemunculan
tingkah laku yang tidak diinginkan - Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui
pemberian contoh atau model (film, tape recorder,
atau contoh nyata langsung) - Merencanakan prosedur pemberian penguatan
terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan
sistem kontrak
20TEKNIK-TEKNIK KONSELING
- Latihan Asertif
- Digunakan untuk melatih klien yang mengalami
kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya
adalah layak atau benar - Terutama berguna di antaranya untuk membantu
individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan
tersinggung, kesulitan menyatakan tidak,
mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya - Cara permainan peran dengan bimbingan konselor,
diskusi kelompok
21- Desensitisasi Sistematis
- Memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari
ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan
klien untuk rileks - Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah
laku yang diperkuat secara negatif dan
menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah
laku yang akan dihilangkan
22- Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang
tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara
bertahap - Tingkah laku yang diperkuat secara negatif
biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan
respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang
akan dihilangkan.
23- Pengkondisian Aversi
- Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk
dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengamati
respon pada stimulus yang disenanginya dengan
kebalikan stimulus tersebut - Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan
tersebut diberikan secara bersamaan dengan
munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki
kemunculannya - Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi
antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan
stimulus yang tidak menyenangkan.
24- Pembentukan Tingkah laku Model
- Digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada
klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah
terbentuk - Konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah
laku model, dapat menggunakan model audio, model
fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan
dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh - Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh
ganjaran dari konselor dapat berupa pujian
sebagai ganjaran sosial.
25KETERBATASAN PENDEKATAN
- Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek
- pribadi, bersifat manipulatif, dan
- mengabaikan hubungan antar pribadi
-
- Lebih terkonsentrasi kepada teknik
- Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor
26- Konstruksi belajar yang dikembangkan
- dan digunakan oleh konselor behavioral
- tidak cukup komprehensif untuk menje-
- laskan belajar dan harus dipandang hanya
sebagai suatu hipotesis - yang harus diuji
- 5. Perubahan klien hanya berupa gejala yang
dapat berpindah kepada bentuk tingkah laku yang
lain.
27PENDEKATAN KONSELING GESTALT
28KONSEP DASAR
- Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai
suatu keseluruhan. - Setiap individu bukan semata-mata merupakan
penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ
seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya,
melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian
tersebut.
29- Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan
integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah
lakunya - Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima
tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk
mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan
menuju terbentuknya integritas atau keutuhan
pribadi.
30- Hakikat manusia menurut Gestalt
- Hanya dapat dipahami dalam keseluruhan
konteksnya - Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya
dapat dipahami dalam kaitannya dengan
lingkungannya itu - Aktor bukan reaktor
31- Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi,
emosi, persepsi, dan pemikirannya - Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab
- Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara
efektif.
32- Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan
manusia - tidak ada yang ada
- kecuali sekarang.
- Masa lalu telah pergi dan masa depan belum
dijalani, oleh karena itu yang menentukan
kehidupan manusia adalah masa sekarang.
33- Kecemasan
- kesenjangan antara
- saat sekarang dan
- yang akan datang
- Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan
menjadi terlalu terpu-kau pada masa depan, maka
mereka mengalami kecemasan.
34- Unfinished business
- (urusan yang tak selesai)
- perasaan-perasaan yang tidak
- tersalurkan/terungkapkan
- seperti dendam, kemarahan,
- kebencian, sakit hati,
- kecemasan, kedudukan, rasa
- berdosa, rasa diabaikan
-
35- Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran,
perasaan-perasaan di ba-wa pada kehidupan
sekarang dengan cara-cara yang menghambat
hubung-an yang efektif dengan dirinya sendi-ri
dan orang lain - Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai
ia berani mengha-dapi dan menangani/mengatasinya
36ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
- Individu bermasalah karena terjadi pertentangan
antara kekuatan top dog dan keberadaan under
dog - Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan,
menuntut, mengancam - Under dog adalah keadaan defensif, membela diri,
tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
37- Perkembangan yang terganggu karena terjadi
ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus
(self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self) - Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan
biologis - Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran,
perasaan, dan tingkah lakunya
38- Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan
datang - Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
39- Spektrum tingkah laku bermasalah
- Kepribadian kaku (rigid)
- Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap
tergantung - Menolak berhubungan dengan lingkungan
- Memeliharan unfinished bussiness
- Menolak kebutuhan diri sendiri
- Melihat diri sendiri dalam kontinum
hitam-putih .
40TUJUAN KONSELING
- Tujuan utama
- Membantu klien
berani - menghadapi
tantangan dan - kenyataan
yang harus dihadapi - Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap
lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri,
dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan
kebermaknaan hidupnya.
41- Individu yang bermasalah pada umumnya belum
memanfaatkan potensinya secara penuh, ia baru
memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang
dimilikinya - Melalui konseling konselor
- membantu klien agar potensi
- yang baru dimanfaatkan
- sebagian ini dimanfaatkan dan
- dikembangkan secara optimal.
42- Tujuan spesifik
- Membantu klien agar dapat memper-oleh kesadaran
pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta
menda-patkan insight secara penuh - Membantu klien menuju pencapaian integritas
kepribadiannya
43- 3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang
tergantung pada pertimbangan orang lain ke
mengatur diri sendiri (to be true to himself) - 4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien
dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip
Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed
bussines) yang muncul dan selalu akan muncul
dapat diatasi dengan baik.
44DESKRIPSI PROSES KONSELING
- Fokus utama konseling bagaimana keadaan klien
sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul
dalam kesadarannya - Tugas konselor mendorong klien
untuk - dapat melihat kenyataan yang ada
pada - dirinya dan mau mencoba
menghadapinya - Klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif,
menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau
membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya
terjadi pada dirinya sekarang
45- Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran
yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk
melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi
nasihat - Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan
tujuan agar klien menjadi matang dan mampu
menyingkirkan hambatan-hambatn yang menyebabkan
klien tidak dapat berdiri sendiri - Konselor membantu klien menghadapi transisi dari
ketergantungannya terhadap faktor luar menjadi
percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini
dilakukan dengan menemukan dan membuka
ketersesatan atau kebuntuan klien.
46- Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan
klien menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan
dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya
tidak berdaya, bodoh, atau gila - Konselor membantu membuat perasaan klien untuk
bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya
sehingga potensinya dapat berkembang lebih
optimal.
47Deskripsi Fase-fase Proses Konseling
- Fase pertama
- konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar
tercapai situasi yang memungkinkan
perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien - Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien
berbeda, karena masing-masing klien mempunyai
keunikan sebagai individu serta memiliki
kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang
harus dipecahkan.
48- Fase kedua
- Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan
klien untuk mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan sesuai dengan kondisi klien - Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase
ini, yaitu
49- Membangkitkan motivasi klien
- memberi kesempatan klien untuk menyadari
ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya - Makin tinggi kesadaran klien terhadap
ketidakpuasannya semakin besar motivasi untuk
mencapai perubahan dirinya, sehingga makin tinggi
pula keinginannya untuk bekerja sama dengan
konselor. - Mebangkitkan otonomi klien
- menekankan kepada klien bahwa klien boleh menolak
saran-saran konselor asal dapat mengemukakan
alasan-alasannya secara bertanggung jawab.
50- Fase ketiga
- Konselor mendorong klien untuk mengatakan
perasaan-perasaannya pada saat ini - Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali
segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu,
dalam situasi di sini dan saat ini.
51- Kadang-kadang klien diperbolahkan memproyeksikan
dirinya kepada konselor - Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan
celah-celah kepribadian atau aspek-aspek
kepribadian yang hilang, dari sini dapat
diidentifikasi apa yang harus dilakukan klien.
52- Fase keempat
- Setelah klien memperoleh pemahaman dan
penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah
lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki
fase akhir konseling - Pada fase ini klien menunjukkan gejala-gejala
yang mengindikasikan integritas kepribadiannya
sebagai individu yang unik dan manusiawi.
53- Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya,
menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang,
sadar dan bertanggung jawab atas sifat
otonominya, perasaan-perasaannya,
pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya. - Dalam situasi ini klien secara sadar dan
bertanggung jawab memutuskan untuk melepaskan
diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan
potensi dirinya.
54TEKNIK KONSELING
- Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal
- Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor
menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien
tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor
menekankan agar klien mengambil tanggung jawab
atas tingkah lakunya.
55- Orientasi Sekarang dan Di Sini
- Konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau
motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan
keadaan sekarang - Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan
sekarang - Konselor tidak bertanya dengan pertanyaan
mengapa.
56- Orientasi Eksperiensial
- konselor meningkatkan kesadaran klien tentang
diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga
klien mampu mengintegrasikan kembali dirinya - klien mempergunakan kata ganti personal
- klien mengubah kalimat pertanyaan
- menjadi pernyataan
- klien mengambil peran dan tanggung jawab
- klien menyadari bahwa ada hal-hal positif
- dan/atau negative pada diri atau tingkah
- lakunya
57- Teknik-teknik Konseling Gestal
- Permainan Dialog
- Teknik ini dilakukan dengan cara klien
dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan
yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top
dog dan kecenderungan under dog, misalnya - kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak
58- Kecenderungan anak baik lawan kecenderungan
anak bodoh - Kecenderungan bertanggung jawab lawan
kecenderungan masa bodoh - Kecenderungan otonom lawan kecenderungan
tergantung - Kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan
lemah
59- Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut
pandangan Gestalt pada akhirnya klien akan
mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia
berani mengambil resiko - Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan
dengan menggunakan teknik kursi kosong.
60- Latihan Saya Bertanggung Jawab
- Teknik untuk membantu klien agar mengakui dan
menerima perasaan-perasaannya dari pada
memproyek-sikan perasaannya itu kepada orang
lain. - Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk
membuat suatu pernyataan dan kemudian klien
menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat
...dan saya bertanggung jawab atas hal itu.
61- Misalnya
- Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab
atas kejenuhan itu - Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan
sekarang, dan saya bertanggung jawab
ketidaktahuan itu. - Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas
kemalasan itu. - Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut
Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan
klien akan perasaan-perasaan yang mungkin selama
ini diingkarinya.
62- Bermain Proyeksi
- Proyeksi
- Memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan
yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau
menerimanya - Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara
memantulkannya kepada orang lain
63- Sering terjadi, perasaan-perasaan yang
dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut
yang dimilikinya - Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta
kepada klien untuk mencobakan atau melakukan
hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.
64- Teknik Pembalikan
- Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering
kali mempresentasikan pembalikan dari
dorongan-dorongan yang mendasarinya - Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk
memainkan peran yang berkebalikan dengan
perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.
65- Misalnya
- Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk
memainkan peran ekshibisionis bagi klien pemalu
yang berlebihan
66- Tetap dengan Perasaan
- Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang
menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak
menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya - Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan
dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
67- Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari
stimulus yang menakutkan dan menghindari
perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan - Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien
untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan
perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong
klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam
tingklah laku dan perasaan yang ingin
dihindarinya itu.
68- Untuk membuka dan membuat jalan me-nuju
perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru -
- tidak cukup hanya mengkonfron-
- tasi dan menghadapi perasaan-
- perasaan yang ingin
dihindarinya - membutuhkan keberanian dan pengalam-an untuk
bertahan dalam kesakitan pera-saan yang ingin
dihindarinya itu.
69KETERBATASAN PENDEKATAN
- 1. Pendekatan gestalt cenderung kurang
memperhatikan faktor kognitif - Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas
diri sendiri, - tetapi mengabaikan tanggung jawab pada
orang lain
70- 3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan
- teknik-teknik gestalt dikembangkan
- secara mekanis
- 4. Dapat terjadi klien sering bereaksi
- negatif terhadap sejumlah teknik
- gestalt karena merasa dirinya
- dianggap anak kecil atau orang bodoh.
71PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING
Oleh Dr. DYP Sugiharto, M.Pd Universitas Negeri
Semarang
72PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING
- Esensi Konseling
- Suatu proses hubungan untuk membantu orang
lain, yang terbangun dalam suatu hubungan tatap
muka antara dua orang individu (klien yang
menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki
kualifikasi tertentu).
73- Bantuan diarahkan agar klien mampu
- - tumbuh kembang kearah yang dipilihnya
- - memecahkan masalah yang dihadapi
- dalam kehidupanhya.
- Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam
suasana profesional dengan menyediakan kondisi
yang kondusif bagi perubahan perilaku klien yang
diperlukan untuk memecahkan kesulitan pribadi
yang dihadapinya.
74- Konseling Profesional
- Layanan terhadap klien yang dapat
dipertang-gungjawabkan dasar keilmuan dan
teknologinya - Bertitik tolak dari pendekatan-pendekatan yang
dijadikan sebagai dasar acuannya - Pendekatan konseling
- Sistem konseling yang dirancang dan didesain
berda-sarkan teori-teori dan terapan-terapannya
sehingga muwujud-kan suatu struktur performansi
konseling -
75JENIS-JENIS PENDEKATAN KONSELING
- Psikoanalisis (PA)
- Eksistensial Humanistik (EH)
- Behaviorisitik (Bh)
- Gestalt (Gt)
- Client Centered (CC)
- Analisis Transaksional (AT)
- Rasional Emotif (RE)
- Realitas (Rt)
- Trait and Factor (TF)
76PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALISIS
77KONSEP DASAR
- Pandangan tentang manusia
- Manusia cenderung pesimistik, deterministik,
mekanistik - dan reduksionistik
- Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn
irasional, - motivasi-motivasi tidak sadar,
kebutuhan-kebutuhan dan - dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh
peristiwa- - peristiwa psikoseksual yang terjadi pada
masa lalu dari - kehidupannya
- Tingkah laku manusai (1) ditujukan untuk
memenuhi - kebutuhan biologis dan insting-instingnya,
(2) dikendalikan - oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan
ditentutkan - oleh faktor-faltor interpersonal dan
intrapsikis.
78- Pandangan tentang Kepribadian
- Tingkatan Kesadaran
- 1. Kesadaran
- - tingkatan yang memiliki fungsi
mengingat, - menyadari, dan merasakan sesuatu
secara - sadar
- - Kesadaran ini memiliki ruang yang
terbatas - dan tampak pada saat individu
menyadari - berbagai stumulus yang ada
disekitarnya. -
-
79- 2. Ambang sadar
- - Tingkatan kesadaran yang menyimpoan ide,
ingatan, dan - perasaan yang berfungsi mengantarkan ke
tingkat kesadaran. - - Bukan merupakan bagian dari tingkat
kesadaran, tetapi - merupakan tingkatan lain yang biasanya
membutuhkan waktu - beberapa saat untuk menyedari sesuatu
-
- 3. Ketidaksadaran
- - Tingkatan dunia kesadaran yang terbesar
dan sebagai - bagian terpenting dari struktur psikis,
karena segenap - pikiran dan perasaan yang dialami
sepanjang hidupnya - yang tidak dapat disadari lagi akan
tersimpan di dalam - ketidaksadaran.
- - Tingkah laku manusia sebagian besar
didorong oleh perasaan - dan pikiran yang tersimpan di tingkat
ketidaksadaran ini.
80- Struktur Kepribadian
- Kepribadian manusia terdiri atas tiga sub
sistem, yaitu id, ego dan super ego - Id adalah sistem dasar kepribadian yang
merupakan sumber dari dari pada segala dorongan
instinktif, khususnya seks dan agresi - Ego merupakan aspek psikologis yang timbul
karena kebutuhan individu untuk berhubungan
dengan dunia realita - Super Ego merupakan sub sistem yang
berfungsi sebagai kontrol internal, yang terdiri
dari kata hati (apa yang seharusnya dilakukan dan
tidak dilakukan) dan Ego-ideal (apa yang
seharusnya saya menjadi).
81- Dinamika Kepribadian
- - Psikoanalisis memandang bahwa organisme
- manusia sebagai sistem energi yang
kompleks. - - Energi beresal dari makanan (energi fisik)
yang - dapat berubah menjadi energi psikis
- - Dinamika kepribadian terdiri dari cara
bagaimana - energi psikis itu didistribusikan dan
digunakan - oleh id, ego, dan super ego
82- Perkembangan Kepribadian
- - Kepribadian individu mulai terbentuk pada
tahuan-tahun - pertama di masa kanak-kanak.
- - Pada umur 5 tahun struktur dasar
kepribadian individu - telah terbentuk, pada tahun-tahun
berikutnya hanya - menghaluskan struktur dasar tersebut
- - Perkembangan kepribadian berkenaan dengan
bagaimana - individu belajar dengan cara-cara baru
dalam mereduksi - ketegangan atau kecemasan dialami dalam
kehidupannya. - - Ketegangan atau kecemasan tersebut
bersumber pada empat unsur, yaitu (1) proses
pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi, (3)
konflik, dan (4) ancaman.
83- Cara ego menghadari ancaman yang menimbulkan
ketegangan atau kecemasan mekanisme pertahanan
ego. - Bentuk-bentuk mekanisme perthanan ego antara lain
- - Identifikasi
- - Represi
- - Proyeksi
- - Fiksasi
- - Regresi
84- Perkembangan kepribadian individu dari sejak
lahir hingga dewasa terjadi dalam fase-fase - 1. Fase Oral
- 2. Fase Anal
- 3. Fase Phallis
- 4. Fase Latent
- 5. Fase Genital
85ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
- Tingkah laku bermasalah disebabkan oleh kekacauan
dalam berfungsinya individu yang bersumber pada
- - dinamika yang tidak efektif antara id, ego,
- dan super ego
- - proses belajar yang tidak benar pada masa
- kanak-kanak.
86TUJUAN KONSELING
- Membantu klien untuk membentuk kembali struktur
karakternya dengan mejadikan hal-hal yang tidak
disadari menjadi disadari oleh klien. - Secara spesifik
- a. Membawa klien dari dorongan-dorongan yang
ditekan - (ketidaksadaran) yang mengakibatkan
kecemasan - kearah perkembangan kesadaran
intelektual - b. Menghidupkan kembali masa lalu klien
dengan - menembus konflik yang direpres
- c. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
- menghadapi situasi yang selama ini ia
gagal mengatasinya.
87DESKRIPSI PROSES KONSELING
- Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati
kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. - Pengalaman masa lampai ditata, dianalisis, dan
ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstriksi
kepribadian. - Menekankan dimensi afektif dalam membuat
pemahaman ketidakdasaran. - Pemahaman intelektual penting, tetapi yang lebih
penting mengasosiasikan antara perasaan dan
ingatan dengan pemahaman diri.
88- Dalam konseling psikoanalisis terdapat dua bagian
hubungan konselor dengan klien, yaitu aliansi dan
transferensi. - Aliansi
- sikap klien kepada konselor yang relatif
rasional, realistik, dan tidak neurosis
(merupakan prakondisi untuk terwujudnya
keberhasilan konseling). - Tranferensi
- - pengalihan segenap pengalaman klien di masa
lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya
yang ditujukan kpd konselor - - merupakan bagian dari hubungan yang sangat
penting untuk dianalisis - - membantu klien untuk mencapai pemahaman
tentang bagaimana dirinya telah salah dalam
menerima, menginterpretasikan, dan merespon
pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya
dengan masa lalunya.
89- Peran utama konselor dalam konseling ini adalah
membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,
ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih
efektif dalam menghadapi kecemasan melalui
cara-cara yang realistis. - Konselor membangun hubungan kerja sama dengan
klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan
mendengarkan dan menafsirkan. -
- Konselor memberikan perhatian kepada resistensi
klien - Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran
hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
90TEKNIK KONSELING
- Teknik-teknik konseling psikoanalisis diarahkan
untuk mengembangkan suasana bebas tekanan. - Dalam suasana bebas itu klien menelusuri apa yang
tepat dan tidak tepat pada tingkah lakunya dan
mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku
baru. - Ada lima teknik dasar dalam konseling
psikoanalisis, yaitu - (1) asosiasi bebas, (2) interpretasi, (3)
analisis mimpi, (4) analisis resistensi, dan (5)
analisis transferensi.
91- 1. Asosiasi Bebas
- Teknik pengungkapan pengalaman masa lampau
dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan
situasi traumatik di masa lampau klien
memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri. - 2. Interpretasi
- - Prosedur dasar yang digunakan dalam
- analisis mimpi, resistensi, dan
transferensi - - Penjelasan makna tingkah laku yang
- dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
- bebas, resistensi, dan transferensi.
92- Rambu-rambu Interpretasi
- Interpretasi disajikan pada saat gejala yg
diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal
yg disadari klien. - Interpretasi dimulai dari permukaan menuju
hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional
klien). - Menetapkan resistensi atau pertahan-an sebelum
menginterpretasikan emo-si atau konflik.
93- 3. Analisis Mimpi
- Teknik untuk membuka hal-hal yang tidak
disadari - dan membantu klien un-tuk memperoleh
pemahaman - terhadap masalah-masalah yg belum
terpecahan. - 4. Analisis Transferensi
- Teknik mendorong klien untuk menghi-dupkan
- kembali masa lampaunya dalam konseling
- Tujuan
- a. Klien memperoleh pemahaman atas
pengalaman - pengalaman tak sadar dan pengaruh masa
lampau - terhadap kehidupan sekarang
- b. Memungkinkan klien menembus konflik
masa - lampau yang diperta-hankan hingga
sekarang - menghambat perkembangan emosinya.
94- Analisis Resistensi
- Resistensi
- - Perilaku utk mempertahankan kecemasan
- - Menghambat pengungkapan pengalaman tak
- disadari
- - Menghambat jalannya/proses konseling
- Analisis Resistensi
- teknik membantu klien agar menyadari alasan
dibalik resistensinya bisa menghilangkannya
95KETERBATASAN PENDEKATAN
- 1. Pandangan yang terlalu determistik dinilai
terlalu - merendahkan martabat kemanusiaan.
- 2. Terlalu banyak menekankan kepada masa
kanak-kanak - dan menganggap kehidupan seolah-olah
ditentukan oleh - masa lalu. Hal ini memberikan gambaran
seolah-olah - tanggung jawab individu berkurang.
- 3. Cenderung meminimalkan rasionalitas.
- 4. Data penelitian empiris kurang banyak
mendukung sistem - dan konsep psikoanalisis, seperti konsep
tentang energi - psikis yang menentukan tingkah laku manusia.
96PENDEKATAN KONSELING RASIONAL-EMOTIF
97KONSEP DASAR
- Manusia padasarnya adalah unik memiliki
kecenderungan untuk berpikir rasional dan
irsional -
- Ketika berpikir
dan bertingkah- - laku rasional
manusia akan - efektif,
bahagia, dan kompeten. -
- Ketika berpikir
dan bertingkah- - laku irasional
individu itu menjadi - tidak efektif.
98- Reaksi emosional seseorang disebabkan oleh
evaluasi, interpretasi, dan filosofi, baik yang
disadari maupun tidak disadari. - Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat
dari cara berpikir yang tidak logis dan
irasional. - Emosi menyertai individu yang berpikir dengan
penuh prasangka, sangat personal, dan irrasional.
99- Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara
tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan
budaya tempat dibesarkan. - Berpikir secara irasional akan tercermin dari
verbalisasi yang digunakan. - Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara
berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat
menunjukkan cara berpikir yang tepat.
100- Perasaan dan pikiran negatief serta penolakan
diri harus dilawan dengan cara berpikir yang
rasional dan logis yang dapat diterima menurut
akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi
yang rasional.
101- Teori ABC dari Albert Ellis
- Tiga pilar yang membangun tingkah laku
individu - Antecedent event (A)
- Belief (B)
- Consequence (C)
102- Antecedent event (A)
- Segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar
individu - Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian,
tingkah laku, atau sikap orang lain. - Perceraian suatu keluarga
- Kelulusan bagi siswa
- Seleksi masuk bagi calon
karyawan
103- Belief (B)
- Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi
individu thp suatu peristiwa - Rational belief (rB) Irrasional belief
(iB)
104- Consequence (C)
- Konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi
individu dalam bentuk perasaan senang atau tidak
senang dalam hubungannya dgn antecendent event
(A). -
- Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung
dari A tetapi disebabkan oleh B, baik yang rB
maupun yang iB.
105ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
-
- Tingkah laku bermasalah tingkah laku yang
didasarkan dikendalikan oleh cara berpikir yang
irrasional (iB) -
- Ciri-ciri iB
- - Tidak dapat dibuktikan
- - Menimbulkan perasaan tidak enak
(kecemasan) - yang sebenarnya tidak perlu
- - Menghalangi individu untuk berkembang
-
106- Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional
- Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini
dan yang akan datang, antara kenyataan - dan imajinasi
- Individu tergantung pada perencanaan dan
pemikiran orang lain - Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan
berpikir irrasional yang diajarkan kepada
individu melalui berbagai media.
107- Indikator keyakinan irrasional
- Bahwa manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk
diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala
sesuatu yang dikerjakan - Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat
yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam
sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan
dihukum
108- Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan
kepada berbagai malape-taka, bencana yang
dahsyat, menge-rikan, menakutkan yang mau tidak
mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya. - Bahwa lebih mudah untuk menjauhi
kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada
berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya
109- Bahwa penderitaan emosional dari seseorang muncul
dari tekanan eks-ternal dan individu hanya
mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk
menghilangkan penderitaan emosional tersebut. - Bahwa pengalaman masa lalu membe-rikan pengaruh
sangat kuat terhadap kehidupan individu dan
menentukan perasaan dan tingkah laku individu
pada saat sekarang
110- Bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dalam
hidupnya dan untuk me-rasakan sesuatu yang
menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural - Bahwa nilai diri sebagai manusia dan penerimaan
orang lain terhadap diri tergantung dari
kebaikan penampilan individu dan tingkat
penerimaan oleh orang lain terhadap individu.
111TUJUAN KONSELING
- Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara
berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
klien yang irrasional dan tidak logis menjadi
pandangan yang rasional dan logis - Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang
merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa
bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa
was-was, rasa marah.
112- Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu
pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau
cara-cara berpikirnya sendiri - Tiga tingkatan insight /pemahaman
- 1. Klien klien memahami tingkah laku
- negatif/penolakan diri peristiwa yang
- disebabkan oleh sistem keyakinan yang
- irasional
-
113- 2 Klien memahami bahwa yang menganggu
- klien pada saat ini adalah karena keyakinan
- irrasional terus dianutnya
- 3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain
- untuk keluar dari hambatan emosional yang
dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan
keyakinan yang irrasional.
114- KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI
PENINGKATAN DALAM HAL - penerimaan diri
- minat sosial
- pengendalian diri
- toleransi terhadap pihak lain
- fleksibelitas
- penerimaan ketidakpastian
- komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya
- berpikir logis
- keberanian mengambil risiko
- menerima kenyataan.
115DESKRIPSI PROSES KONSELING
- Konseling rasional emotif dilakukan dgn
menggunakan prosedur yang bervariasi dan
sistematis yang secara khusus dimak-sudkan untuk
mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan
yang disusun secara bersama-sama oleh konselor
dan klien.
116- Tugas konselor menunjukkan bahwa
- masalahnya disebabkan oleh persepsi yang
terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional
- usaha untuk mengatasi masalah adalah harus
kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu
menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak
rasional.
117- Operasionalisasi tugas konselor
- 1. konselor lebih edukatif-direktif kepada
klien, dengan - cara banyak memberikan cerita dan
penjelasan, - khususnya pada tahap awal
- 2. mengkonfrontasikan masalah klien secara
langsung - 3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi
- semangat dan memperbaiki cara berpikir
klien, - kemudian memperbaiki mereka untuk dapat
mendidik - dirinya sendiri
118- 4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan
bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan
hambatan emosional pada klien - 5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional
dari pada emosinya - 6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis
- 7. menggunakan humor dan menekan sebagai jalan
mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
119- Karakteristik Konseling RE
- Aktif-direktif
- dalam hubungan konseling konselor lebih aktif
membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan
memecahkan masalahnya. - Kognitif-eksperiensial
- proses konseling berfokus pada aspek kognitif
dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang
rasional.
120- Emotif-ekspreriensial
- proses konseling memfokuskan pada aspek emosi
klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan
emosional, sekaligus membongkar akar-akar
keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan
tersebut. - Behavioristik
- proses konseling yang dikembangkan hendaknya
menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan
tingkah laku klien.
121TEKNIK KONSELING
- Teknik-teknik Emotif (Afektif)
- Assertive adaptive
- teknik untuk melatih, mendorong, dan
membiasakan klien untuk secara terus-menerus
menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang
diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih
bersifat pendisiplinan diri klien. -
122- - Bermain peran
- teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis
perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif)
melalui suatu suasana yang dikondisikan
sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran
tertentu. - Imitasi
- teknik untuk menirukan secara terus menerus
suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud
menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya
sendiri yang negatif.
123- Teknik-teknik Behavioristik
- Reinforcement
- teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku
yang lebih rasional dan logis dengan jalan
memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman
(punishment).
124- Teknik ini dimaksudkan untuk mem-bongkar sistem
nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien
dan meng-gantinya dengan sistem nilai yang
positif. - Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka
klien akan meng-internalisasikan sistem nilai
yang diharapkan kepadanya.
125- Social modeling
- Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku
baru pada klien - Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam
suatu model sosial yang diharapkan dengan cara
imitasi (meniru), mengobser-vasi, dan
menyesuaikan dirinya dan meng-internalisasikan
norma-norma dalam sis-tem model sosial dengan
masalah tertentu yang telah disiapkan oleh
konselor.
126- Teknik-teknik Kognitif
- Home work assigments
- Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas
rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan
menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang
menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
127- Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan
tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu
yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek
kognisinya yang keliru dan irasional - Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh
klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan
konselor - Teknik juga bermaksud mengembangkan p tanggung
jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien
dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
128- Latihan assertive
- Teknik untuk melatih keberanian klien dalam
mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku
tertentu yang diharapkan melalui bermain peran,
latihan, atau meniru model-model sosial. - Maksud utama teknik latihan asertif
- 1. mendorong kemampuan klien
- mengekspresikan berbagai
- hal yang berhubungan dengan emosinya
-
129- 2. membangkitkan kemampuan klien dalam
- mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa
- menolak atau memusuhi hak asasi orang lain
- 3. mendorong klien untuk meningkatkan
- kepercayaan dan kemampuan diri
- 4. meningkatkan kemampuan untuk memilih
- tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok
- untuk diri sendiri.
130- TIADA SEINDAH HARI INI
- Tiada seindah kini duduk
- berdampingan
- Menyentuh hati dengan wajah kasih
- Diantara gru pembimbing tersenyum
- dengan mesra
- Alangkah indahnya hari ini
131- Terlepaslah segala kenangan duka
- Kan tercapai harapan hidup bahagia
- Tiada seindah kini duduk berdampingan
- Alangkah indahnya hari ini
- Dr. DYP Sugiharto, M.Pd
- Jl. Dewi Sartika Raya No. 3C Semarang 50221
- Telp. (024) 8310363 - 081457091192
132PENDEKATAN KONSELING TRAIT AND FACTOR
133KONSEP DASAR
- Pandangan tentang Manusia
- Manusia merupakan sistem sifat atau faktor yang
saling berkaitan antara satu dengan lainnya,
seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. - Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa
bayi sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat
dan faktor. Telah banyak dilakukan usaha untuk
menyusun kategori individu atas dasar dimensi
sifat dan faktor. - Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah (1)
mengukur dan menilai ciri ciri-ciri seseorang
dengan tes psikologis, (2) mendefinisikan atau
menggambarkan keadaan individu, - (3) membantu individu untuk memahami diri dan
lingkungannya, (4) memprediksi keberhasilan yang
mungkin dicapai pada masa mendatang.
134- Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri
dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar
bagi pengembangan potensinya. - Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau
buruk. - Makna hidup adalah mencari kebenaran dan berbuat
baik serta menolak kejahatan. -
- Menjadi manusia seutuhnya tergantung pada
hubungannya dengan orang lain.
135- Asumsi pokok pendekatan konseling trait dan
faktor. - Karena setiap individu sebagai suatu pola
kecakapan dan kemampuan yang terorganisir secara
unik, dan karena kemampuan kausalitasnya relatif
stabil setelah remaja, maka tes obyektif dapat
digunakan untuk mengidentifikasi
karakteristik-karatreistik individu. - Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi
dengan tingkah laku kerja tertentu. - Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut
kapasitas dan minat yang berbeda dan hal ini
dapat ditentukan. Individu akan belajar dengan
lebih mudah dan efektif apabila potensi dan
bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum. - Baik klien maupun konselor hendaknya mendiagnosis
potensi klien untuk mengawali penempatan dalam
kurikulum atau pekerjaan. - Setiap individu mempunyai kecakapan dan
keinginan untuk mengidentifikasi secara kognitif
kemampuannya sendiri.
136- Pandangan tentang Kepribadian
- Kepribadian suatu sistem yang saling
tergantung dengan sifat dan faktor, seperti
kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. - Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh
faktor pembawaan dan lingkungan. - Setiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada
sifat-sifat yang khusus, yang merupakan sifat
yang unik. - Unsur dasar dari struktur kepribadian disebut
sifat dan merupakan kecenderungan luas untuk
memberi reaksi dan membentuk tingkah laku yang
relatif tetap. - Sifat (trait) struktur mental yang dapat
diamati untuk menunjukkan keajegan dan ketepatan
dalam tingkah laku.
137TUJUAN KONSELING
- Membantu individu mencapai perkembangan
kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. - Membantu individu dalam memperoleh kemajuan
memahami dan mengelola diri dengan cara
membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri
dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan
tujuan-tujuan hidup dan karir. - Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan,
tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta
membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. - Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan
dalam penilaian diri dengan mengggunakan metode
ilmiah.
138DESKRIPSI PROSES KONSELING
- Hubungan konselor dengan klien merupakan hubungan
yang sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam
hubungan tatap muka. - Konselor bukan hanya membantu individu atas apa
saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi
konselor juga mempengaruhi klien berkembang ke
satu arah yang terbaik baginya. - Konselor memang tidak menetapkan tetapi
memberikan pengaruh untuk mendapatkan cara yang
baik dalam membuat keputusan.
139- Tahapan proses konseling
- 1. Analisis
- - Merupakan tahapan kegiatan
pengumpulan informasi dan data - mengenai klien.
- - Konselor dan klien memiliki informasi
yang dpat dipercaya, - tepat, dan relevan untuk mendiagnosis
pembawaan, minat, - motif, keseimbangan emosional dan
sifat-sifat lain yang - memudahkan penyesuaian diri
- - Analisis dapat dilakukan dengan
menggunakan alat-alat, spt - cacatan kumulatif, wawancara, catatan
anekdot, tes psikologis, - dan studi kasus.
- - Selain mengumpulkan data obyektif,
konselor harus - memperhatikan pula cita-cita dan sikap
klien dan cara - memandang permasalahannya.
140- 2. Sintesis
- Merangkum dan mengatur data hasil analisis
yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat
klien, kelamahan dan kekuatan, serta kemampuan
penyesuaian diri. - 3. Diagnosis
- Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan
dan pola yang dapat mengarahkan kepada
permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat
klien yang relevan dan berpengaruh terhadap
proses penyesuaian diri. - Langkah Diagnosis
- a. Identifikasi Masalah
- b. Menentukan sebab-sebab
- c. Prognosis
-
141- 4. Konseling
- - Merupakan hubungan membantu klien untuk
- menemukan sumber diri sendiri maupun sumber
di luar - dirinya dalam upaya mencapai perkembangan
dan - penyesuaian optimal sesuai dengan
kemampuannya. - - Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling,
yaitu - 1. Belajar terpimpin menuju pengertian diri
- 2. Mendidik/mengajar kembali untuk mencapai
tujuan - kepribadiannya dan penyesuaian
hidupnya. - 3. Bantuan pribadi agar klien mengerti dan
terampil - dalam menerapkan prinsip dan teknik
yang - diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
- 4. Konseling yang mencakup hubungan dan
teknik - yang bersifat menyembuhkan
- 5. Mendidik kembali yang sifatnya sebagai
katarsis - atau penyaluran
142- 5. Tindak Lanjut
- - Memberikan bantuan kepada klien
- dalam menghadapi masalah baru
- dengan mengingatkannya kepada
- masalah sumbernya sehingga
- menjamin keberhasilan konseling.
- - Teknik yang digunakan konselor harus
- disesuaikan dengan individualitas klien,
- mengingat bahwa individu itu sifatnya
unik, - sehingga tidak ada teknik yang baku yang
- berlaku untuk semua klien.
143TEKNIK