PENDEKATAN KONSELING - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

PENDEKATAN KONSELING

Description:

... khususnya seks dan agresi Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita Super Ego merupakan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:211
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 158
Provided by: akhmadsudr
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PENDEKATAN KONSELING


1
PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL
2
KONSEP DASAR
  • Manusia mahluk reaktif yang tingkah lakunya
  • dikontrol/dipengaruhi
    oleh faktor-
  • faktor dari luar
  • Manusia memulai kehidupannya dengan mem-berikan
    reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
    menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian
    membentuk kepribadian

3
  • Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan
    macamnya penguatan yang diterima dalam situasi
    hidupnya
  • Tingkah laku dipelajari ketika individu
    berinteraksi dengan lingkungan, melalui
    hukum-hukum belajar
  • Pembiasaan klasik,
  • Pembiasaan operan
  • Peniruan.

4
  • Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar
    melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia
    dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi
    kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
  • Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang
    menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang
    tidak menyenang-kan.

5
  • Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari
    pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang
    diteri-manya.
  • Memahami kepribadian manusia mempelajari dan
    memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah
    laku

6
  • KARAKTEISTIK KONSELING BEHAVIORAL
  • Berfokus pada tingkah laku yang tampak
  • Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan
    konseling
  • Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
  • Penilaian obyektif terhadap tujuan konseling

7
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
  • Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau
    kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku
    yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak
    sesuai dengan tuntutan lingkungan
  • Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentu dari
    cara belajar atau lingkungan yang salah

8
  • Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan
    merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya
  • Tingkah laku maladaptif terjadi karena
    kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan
    tepat
  • Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara
    belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan
    prinsip-prinsip belajar

9
TUJUAN KONSELING
  • Mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif
    (masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku
    baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan
    klien.

10
  • Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke
    dalam perilaku yang spesifik
  • Diinginkan oleh klien
  • Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai
    tujuan tersebut
  • Klien dapat mencapai tujuan tersebut
  • Dirumuskan secara spesifik
  • Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama)
    menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus
    konseling.

11
DESKRIPSI PROSES KONSELING
  • Proses konseling dibingkai oleh kerangka kerja
    untuk mengajar klien dalam mengubah tingkah
    lakunya
  • Proses konseling adalah proses belajar, konselor
    membantu terjadinya proses belajar tersebut

12
  • Konselor mendorong klien untuk mengemukakan
    keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu
    itu
  • Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi
    motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai
    dengan tingkah laku yang ingin diubah.

13
  • 2. Goal setting
  • Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah
    assessment konselor dan klien menyusun dan
    merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
    konseling
  • Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan
    tahapan sebagai berikut
  • a. Konselor dan klien mendifinisikan
  • masalah yang dihadapi klien
  • b. Klien mengkhususkan perubahan positif
  • yang dikehendaki sbg hasil konseling

14
  • c. Konselor dan klien mendiskusikan
  • tujuan yang telah ditetapkan klien
  • 1) apakah merupakan tujuan yang
  • benar-benar diinginkan klien
  • 2) apakah tujuan itu realistik
  • 3) kemungkinan manfaatnya
  • 4) kemungkinan kerugiannya.

15
  • d. Konselor dan klien membuat
  • keputusan apakah
  • 1) melanjutkan konseling dengan
  • mentapkan teknik yang akan
  • dilaksanakan
  • 2) mempertimbangkan kembali
  • tujuan yang akan dicapai
  • 3) melakukan referal

16
  • 3. Technique implementation
  • menentukan dan melaksanakan teknik konseling
    yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang
    diinginkan yang menjadi tujuan konseling
  • 4. Evaluation termination
  • melakukan penilaian apakah kegiatan konseling
    yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai
    hasil sesuai dengan tujuan konseling
  • 5. Feedback
  • memberikan dan menganalisis umpan balik untuk
    memperbaiki dan meingkatkan proses konseling.

17
TEKNIK KONSELING
  • Teknik konseling behavioral diarahkan pada
    penghapusan respon yang telah dipelajari (yang
    memben-tuk tingkah laku bermasalah) terhadap
    perangsang, dengan demikian respon-respon yang
    baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat
    dibentuk

18
  • Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
  • Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian
    penguatan
  • Agar klien terdorong untuk merubah tingkah
    lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai
    daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara
    sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui
    tingkah laku klien.

19
  • Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku
    yang tidak diinginkan
  • Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang
    akan mengakibatkan terham-batnya kemunculan
    tingkah laku yang tidak diinginkan
  • Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui
    pemberian contoh atau model (film, tape recorder,
    atau contoh nyata langsung)
  • Merencanakan prosedur pemberian penguatan
    terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan
    sistem kontrak

20
TEKNIK-TEKNIK KONSELING
  • Latihan Asertif
  • Digunakan untuk melatih klien yang mengalami
    kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya
    adalah layak atau benar
  • Terutama berguna di antaranya untuk membantu
    individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan
    tersinggung, kesulitan menyatakan tidak,
    mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya
  • Cara permainan peran dengan bimbingan konselor,
    diskusi kelompok

21
  • Desensitisasi Sistematis
  • Memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari
    ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan
    klien untuk rileks
  • Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah
    laku yang diperkuat secara negatif dan
    menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah
    laku yang akan dihilangkan

22
  • Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang
    tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara
    bertahap
  • Tingkah laku yang diperkuat secara negatif
    biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan
    respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang
    akan dihilangkan.

23
  • Pengkondisian Aversi
  • Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk
    dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengamati
    respon pada stimulus yang disenanginya dengan
    kebalikan stimulus tersebut
  • Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan
    tersebut diberikan secara bersamaan dengan
    munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki
    kemunculannya
  • Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi
    antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan
    stimulus yang tidak menyenangkan.

24
  • Pembentukan Tingkah laku Model
  • Digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada
    klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah
    terbentuk
  • Konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah
    laku model, dapat menggunakan model audio, model
    fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan
    dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh
  • Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh
    ganjaran dari konselor dapat berupa pujian
    sebagai ganjaran sosial.

25
KETERBATASAN PENDEKATAN
  • Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek
  • pribadi, bersifat manipulatif, dan
  • mengabaikan hubungan antar pribadi
  • Lebih terkonsentrasi kepada teknik
  • Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor

26
  • Konstruksi belajar yang dikembangkan
  • dan digunakan oleh konselor behavioral
  • tidak cukup komprehensif untuk menje-
  • laskan belajar dan harus dipandang hanya
    sebagai suatu hipotesis
  • yang harus diuji
  • 5. Perubahan klien hanya berupa gejala yang
    dapat berpindah kepada bentuk tingkah laku yang
    lain.

27
PENDEKATAN KONSELING GESTALT
28
KONSEP DASAR
  • Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai
    suatu keseluruhan.
  • Setiap individu bukan semata-mata merupakan
    penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ
    seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya,
    melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian
    tersebut.

29
  • Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan
    integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah
    lakunya
  • Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima
    tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk
    mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan
    menuju terbentuknya integritas atau keutuhan
    pribadi.

30
  • Hakikat manusia menurut Gestalt
  • Hanya dapat dipahami dalam keseluruhan
    konteksnya
  • Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya
    dapat dipahami dalam kaitannya dengan
    lingkungannya itu
  • Aktor bukan reaktor

31
  • Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi,
    emosi, persepsi, dan pemikirannya
  • Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab
  • Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara
    efektif.

32
  • Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan
    manusia
  • tidak ada yang ada
  • kecuali sekarang.
  • Masa lalu telah pergi dan masa depan belum
    dijalani, oleh karena itu yang menentukan
    kehidupan manusia adalah masa sekarang.

33
  • Kecemasan
  • kesenjangan antara
  • saat sekarang dan
  • yang akan datang
  • Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan
    menjadi terlalu terpu-kau pada masa depan, maka
    mereka mengalami kecemasan.

34
  • Unfinished business
  • (urusan yang tak selesai)
  • perasaan-perasaan yang tidak
  • tersalurkan/terungkapkan
  • seperti dendam, kemarahan,
  • kebencian, sakit hati,
  • kecemasan, kedudukan, rasa
  • berdosa, rasa diabaikan

35
  • Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran,
    perasaan-perasaan di ba-wa pada kehidupan
    sekarang dengan cara-cara yang menghambat
    hubung-an yang efektif dengan dirinya sendi-ri
    dan orang lain
  • Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai
    ia berani mengha-dapi dan menangani/mengatasinya

36
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
  • Individu bermasalah karena terjadi pertentangan
    antara kekuatan top dog dan keberadaan under
    dog
  • Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan,
    menuntut, mengancam
  • Under dog adalah keadaan defensif, membela diri,
    tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.

37
  • Perkembangan yang terganggu karena terjadi
    ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus
    (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self)
  • Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan
    biologis
  • Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran,
    perasaan, dan tingkah lakunya

38
  • Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan
    datang
  • Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi

39
  • Spektrum tingkah laku bermasalah
  • Kepribadian kaku (rigid)
  • Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap
    tergantung
  • Menolak berhubungan dengan lingkungan
  • Memeliharan unfinished bussiness
  • Menolak kebutuhan diri sendiri
  • Melihat diri sendiri dalam kontinum
    hitam-putih .

40
TUJUAN KONSELING
  • Tujuan utama
  • Membantu klien
    berani
  • menghadapi
    tantangan dan
  • kenyataan
    yang harus dihadapi
  • Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap
    lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri,
    dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan
    kebermaknaan hidupnya.

41
  • Individu yang bermasalah pada umumnya belum
    memanfaatkan potensinya secara penuh, ia baru
    memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang
    dimilikinya
  • Melalui konseling konselor
  • membantu klien agar potensi
  • yang baru dimanfaatkan
  • sebagian ini dimanfaatkan dan
  • dikembangkan secara optimal.

42
  • Tujuan spesifik
  • Membantu klien agar dapat memper-oleh kesadaran
    pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta
    menda-patkan insight secara penuh
  • Membantu klien menuju pencapaian integritas
    kepribadiannya

43
  • 3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang
    tergantung pada pertimbangan orang lain ke
    mengatur diri sendiri (to be true to himself)
  • 4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien
    dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip
    Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed
    bussines) yang muncul dan selalu akan muncul
    dapat diatasi dengan baik.

44
DESKRIPSI PROSES KONSELING
  • Fokus utama konseling bagaimana keadaan klien
    sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul
    dalam kesadarannya
  • Tugas konselor mendorong klien
    untuk
  • dapat melihat kenyataan yang ada
    pada
  • dirinya dan mau mencoba
    menghadapinya
  • Klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif,
    menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau
    membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya
    terjadi pada dirinya sekarang

45
  • Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran
    yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk
    melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi
    nasihat
  • Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan
    tujuan agar klien menjadi matang dan mampu
    menyingkirkan hambatan-hambatn yang menyebabkan
    klien tidak dapat berdiri sendiri
  • Konselor membantu klien menghadapi transisi dari
    ketergantungannya terhadap faktor luar menjadi
    percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini
    dilakukan dengan menemukan dan membuka
    ketersesatan atau kebuntuan klien.

46
  • Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan
    klien menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan
    dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya
    tidak berdaya, bodoh, atau gila
  • Konselor membantu membuat perasaan klien untuk
    bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya
    sehingga potensinya dapat berkembang lebih
    optimal.

47
Deskripsi Fase-fase Proses Konseling
  • Fase pertama
  • konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar
    tercapai situasi yang memungkinkan
    perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien
  • Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien
    berbeda, karena masing-masing klien mempunyai
    keunikan sebagai individu serta memiliki
    kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang
    harus dipecahkan.

48
  • Fase kedua
  • Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan
    klien untuk mengikuti prosedur yang telah
    ditetapkan sesuai dengan kondisi klien
  • Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase
    ini, yaitu

49
  • Membangkitkan motivasi klien
  • memberi kesempatan klien untuk menyadari
    ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya
  • Makin tinggi kesadaran klien terhadap
    ketidakpuasannya semakin besar motivasi untuk
    mencapai perubahan dirinya, sehingga makin tinggi
    pula keinginannya untuk bekerja sama dengan
    konselor.
  • Mebangkitkan otonomi klien
  • menekankan kepada klien bahwa klien boleh menolak
    saran-saran konselor asal dapat mengemukakan
    alasan-alasannya secara bertanggung jawab.

50
  • Fase ketiga
  • Konselor mendorong klien untuk mengatakan
    perasaan-perasaannya pada saat ini
  • Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali
    segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu,
    dalam situasi di sini dan saat ini.

51
  • Kadang-kadang klien diperbolahkan memproyeksikan
    dirinya kepada konselor
  • Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan
    celah-celah kepribadian atau aspek-aspek
    kepribadian yang hilang, dari sini dapat
    diidentifikasi apa yang harus dilakukan klien.

52
  • Fase keempat
  • Setelah klien memperoleh pemahaman dan
    penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah
    lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki
    fase akhir konseling
  • Pada fase ini klien menunjukkan gejala-gejala
    yang mengindikasikan integritas kepribadiannya
    sebagai individu yang unik dan manusiawi.

53
  • Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya,
    menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang,
    sadar dan bertanggung jawab atas sifat
    otonominya, perasaan-perasaannya,
    pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya.
  • Dalam situasi ini klien secara sadar dan
    bertanggung jawab memutuskan untuk melepaskan
    diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan
    potensi dirinya.

54
TEKNIK KONSELING
  • Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal
  • Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor
    menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien
    tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor
    menekankan agar klien mengambil tanggung jawab
    atas tingkah lakunya.

55
  • Orientasi Sekarang dan Di Sini
  • Konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau
    motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan
    keadaan sekarang
  • Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan
    sekarang
  • Konselor tidak bertanya dengan pertanyaan
    mengapa.

56
  • Orientasi Eksperiensial
  • konselor meningkatkan kesadaran klien tentang
    diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga
    klien mampu mengintegrasikan kembali dirinya
  • klien mempergunakan kata ganti personal
  • klien mengubah kalimat pertanyaan
  • menjadi pernyataan
  • klien mengambil peran dan tanggung jawab
  • klien menyadari bahwa ada hal-hal positif
  • dan/atau negative pada diri atau tingkah
  • lakunya

57
  • Teknik-teknik Konseling Gestal
  • Permainan Dialog
  • Teknik ini dilakukan dengan cara klien
    dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan
    yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top
    dog dan kecenderungan under dog, misalnya
  • kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak

58
  • Kecenderungan anak baik lawan kecenderungan
    anak bodoh
  • Kecenderungan bertanggung jawab lawan
    kecenderungan masa bodoh
  • Kecenderungan otonom lawan kecenderungan
    tergantung
  • Kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan
    lemah

59
  • Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut
    pandangan Gestalt pada akhirnya klien akan
    mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia
    berani mengambil resiko
  • Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan
    dengan menggunakan teknik kursi kosong.

60
  • Latihan Saya Bertanggung Jawab
  • Teknik untuk membantu klien agar mengakui dan
    menerima perasaan-perasaannya dari pada
    memproyek-sikan perasaannya itu kepada orang
    lain.
  • Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk
    membuat suatu pernyataan dan kemudian klien
    menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat
    ...dan saya bertanggung jawab atas hal itu.

61
  • Misalnya
  • Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab
    atas kejenuhan itu
  • Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan
    sekarang, dan saya bertanggung jawab
    ketidaktahuan itu.
  • Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas
    kemalasan itu.
  • Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut
    Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan
    klien akan perasaan-perasaan yang mungkin selama
    ini diingkarinya.

62
  • Bermain Proyeksi
  • Proyeksi
  • Memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan
    yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau
    menerimanya
  • Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara
    memantulkannya kepada orang lain

63
  • Sering terjadi, perasaan-perasaan yang
    dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut
    yang dimilikinya
  • Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta
    kepada klien untuk mencobakan atau melakukan
    hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.

64
  • Teknik Pembalikan
  • Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering
    kali mempresentasikan pembalikan dari
    dorongan-dorongan yang mendasarinya
  • Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk
    memainkan peran yang berkebalikan dengan
    perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.

65
  • Misalnya
  • Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk
    memainkan peran ekshibisionis bagi klien pemalu
    yang berlebihan

66
  • Tetap dengan Perasaan
  • Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang
    menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak
    menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya
  • Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan
    dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu.

67
  • Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari
    stimulus yang menakutkan dan menghindari
    perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan
  • Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien
    untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan
    perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong
    klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam
    tingklah laku dan perasaan yang ingin
    dihindarinya itu.

68
  • Untuk membuka dan membuat jalan me-nuju
    perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru
  • tidak cukup hanya mengkonfron-
  • tasi dan menghadapi perasaan-
  • perasaan yang ingin
    dihindarinya
  • membutuhkan keberanian dan pengalam-an untuk
    bertahan dalam kesakitan pera-saan yang ingin
    dihindarinya itu.

69
KETERBATASAN PENDEKATAN
  • 1. Pendekatan gestalt cenderung kurang
    memperhatikan faktor kognitif
  • Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas
    diri sendiri,
  • tetapi mengabaikan tanggung jawab pada
    orang lain

70
  • 3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan
  • teknik-teknik gestalt dikembangkan
  • secara mekanis
  • 4. Dapat terjadi klien sering bereaksi
  • negatif terhadap sejumlah teknik
  • gestalt karena merasa dirinya
  • dianggap anak kecil atau orang bodoh.

71
PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING
Oleh Dr. DYP Sugiharto, M.Pd Universitas Negeri
Semarang
72
PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING
  • Esensi Konseling
  • Suatu proses hubungan untuk membantu orang
    lain, yang terbangun dalam suatu hubungan tatap
    muka antara dua orang individu (klien yang
    menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki
    kualifikasi tertentu).

73
  • Bantuan diarahkan agar klien mampu
  • - tumbuh kembang kearah yang dipilihnya
  • - memecahkan masalah yang dihadapi
  • dalam kehidupanhya.
  • Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam
    suasana profesional dengan menyediakan kondisi
    yang kondusif bagi perubahan perilaku klien yang
    diperlukan untuk memecahkan kesulitan pribadi
    yang dihadapinya.

74
  • Konseling Profesional
  • Layanan terhadap klien yang dapat
    dipertang-gungjawabkan dasar keilmuan dan
    teknologinya
  • Bertitik tolak dari pendekatan-pendekatan yang
    dijadikan sebagai dasar acuannya
  • Pendekatan konseling
  • Sistem konseling yang dirancang dan didesain
    berda-sarkan teori-teori dan terapan-terapannya
    sehingga muwujud-kan suatu struktur performansi
    konseling

75
JENIS-JENIS PENDEKATAN KONSELING
  • Psikoanalisis (PA)
  • Eksistensial Humanistik (EH)
  • Behaviorisitik (Bh)
  • Gestalt (Gt)
  • Client Centered (CC)
  • Analisis Transaksional (AT)
  • Rasional Emotif (RE)
  • Realitas (Rt)
  • Trait and Factor (TF)

76
PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALISIS
77
KONSEP DASAR
  • Pandangan tentang manusia
  • Manusia cenderung pesimistik, deterministik,
    mekanistik
  • dan reduksionistik
  • Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn
    irasional,
  • motivasi-motivasi tidak sadar,
    kebutuhan-kebutuhan dan
  • dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh
    peristiwa-
  • peristiwa psikoseksual yang terjadi pada
    masa lalu dari
  • kehidupannya
  • Tingkah laku manusai (1) ditujukan untuk
    memenuhi
  • kebutuhan biologis dan insting-instingnya,
    (2) dikendalikan
  • oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan
    ditentutkan
  • oleh faktor-faltor interpersonal dan
    intrapsikis.

78
  • Pandangan tentang Kepribadian
  • Tingkatan Kesadaran
  • 1. Kesadaran
  • - tingkatan yang memiliki fungsi
    mengingat,
  • menyadari, dan merasakan sesuatu
    secara
  • sadar
  • - Kesadaran ini memiliki ruang yang
    terbatas
  • dan tampak pada saat individu
    menyadari
  • berbagai stumulus yang ada
    disekitarnya.

79
  • 2. Ambang sadar
  • - Tingkatan kesadaran yang menyimpoan ide,
    ingatan, dan
  • perasaan yang berfungsi mengantarkan ke
    tingkat kesadaran.
  • - Bukan merupakan bagian dari tingkat
    kesadaran, tetapi
  • merupakan tingkatan lain yang biasanya
    membutuhkan waktu
  • beberapa saat untuk menyedari sesuatu
  • 3. Ketidaksadaran
  • - Tingkatan dunia kesadaran yang terbesar
    dan sebagai
  • bagian terpenting dari struktur psikis,
    karena segenap
  • pikiran dan perasaan yang dialami
    sepanjang hidupnya
  • yang tidak dapat disadari lagi akan
    tersimpan di dalam
  • ketidaksadaran.
  • - Tingkah laku manusia sebagian besar
    didorong oleh perasaan
  • dan pikiran yang tersimpan di tingkat
    ketidaksadaran ini.

80
  • Struktur Kepribadian
  • Kepribadian manusia terdiri atas tiga sub
    sistem, yaitu id, ego dan super ego
  • Id adalah sistem dasar kepribadian yang
    merupakan sumber dari dari pada segala dorongan
    instinktif, khususnya seks dan agresi
  • Ego merupakan aspek psikologis yang timbul
    karena kebutuhan individu untuk berhubungan
    dengan dunia realita
  • Super Ego merupakan sub sistem yang
    berfungsi sebagai kontrol internal, yang terdiri
    dari kata hati (apa yang seharusnya dilakukan dan
    tidak dilakukan) dan Ego-ideal (apa yang
    seharusnya saya menjadi).

81
  • Dinamika Kepribadian
  • - Psikoanalisis memandang bahwa organisme
  • manusia sebagai sistem energi yang
    kompleks.
  • - Energi beresal dari makanan (energi fisik)
    yang
  • dapat berubah menjadi energi psikis
  • - Dinamika kepribadian terdiri dari cara
    bagaimana
  • energi psikis itu didistribusikan dan
    digunakan
  • oleh id, ego, dan super ego

82
  • Perkembangan Kepribadian
  • - Kepribadian individu mulai terbentuk pada
    tahuan-tahun
  • pertama di masa kanak-kanak.
  • - Pada umur 5 tahun struktur dasar
    kepribadian individu
  • telah terbentuk, pada tahun-tahun
    berikutnya hanya
  • menghaluskan struktur dasar tersebut
  • - Perkembangan kepribadian berkenaan dengan
    bagaimana
  • individu belajar dengan cara-cara baru
    dalam mereduksi
  • ketegangan atau kecemasan dialami dalam
    kehidupannya.
  • - Ketegangan atau kecemasan tersebut
    bersumber pada empat unsur, yaitu (1) proses
    pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi, (3)
    konflik, dan (4) ancaman.

83
  • Cara ego menghadari ancaman yang menimbulkan
    ketegangan atau kecemasan mekanisme pertahanan
    ego.
  • Bentuk-bentuk mekanisme perthanan ego antara lain
  • - Identifikasi
  • - Represi
  • - Proyeksi
  • - Fiksasi
  • - Regresi

84
  • Perkembangan kepribadian individu dari sejak
    lahir hingga dewasa terjadi dalam fase-fase
  • 1. Fase Oral
  • 2. Fase Anal
  • 3. Fase Phallis
  • 4. Fase Latent
  • 5. Fase Genital

85
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
  • Tingkah laku bermasalah disebabkan oleh kekacauan
    dalam berfungsinya individu yang bersumber pada
  • - dinamika yang tidak efektif antara id, ego,
  • dan super ego
  • - proses belajar yang tidak benar pada masa
  • kanak-kanak.

86
TUJUAN KONSELING
  • Membantu klien untuk membentuk kembali struktur
    karakternya dengan mejadikan hal-hal yang tidak
    disadari menjadi disadari oleh klien.
  • Secara spesifik
  • a. Membawa klien dari dorongan-dorongan yang
    ditekan
  • (ketidaksadaran) yang mengakibatkan
    kecemasan
  • kearah perkembangan kesadaran
    intelektual
  • b. Menghidupkan kembali masa lalu klien
    dengan
  • menembus konflik yang direpres
  • c. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
  • menghadapi situasi yang selama ini ia
    gagal mengatasinya.

87
DESKRIPSI PROSES KONSELING
  • Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati
    kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
  • Pengalaman masa lampai ditata, dianalisis, dan
    ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstriksi
    kepribadian.
  • Menekankan dimensi afektif dalam membuat
    pemahaman ketidakdasaran.
  • Pemahaman intelektual penting, tetapi yang lebih
    penting mengasosiasikan antara perasaan dan
    ingatan dengan pemahaman diri.

88
  • Dalam konseling psikoanalisis terdapat dua bagian
    hubungan konselor dengan klien, yaitu aliansi dan
    transferensi.
  • Aliansi
  • sikap klien kepada konselor yang relatif
    rasional, realistik, dan tidak neurosis
    (merupakan prakondisi untuk terwujudnya
    keberhasilan konseling).
  • Tranferensi
  • - pengalihan segenap pengalaman klien di masa
    lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya
    yang ditujukan kpd konselor
  • - merupakan bagian dari hubungan yang sangat
    penting untuk dianalisis
  • - membantu klien untuk mencapai pemahaman
    tentang bagaimana dirinya telah salah dalam
    menerima, menginterpretasikan, dan merespon
    pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya
    dengan masa lalunya.

89
  • Peran utama konselor dalam konseling ini adalah
    membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,
    ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih
    efektif dalam menghadapi kecemasan melalui
    cara-cara yang realistis.
  • Konselor membangun hubungan kerja sama dengan
    klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan
    mendengarkan dan menafsirkan.
  • Konselor memberikan perhatian kepada resistensi
    klien
  • Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran
    hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.

90
TEKNIK KONSELING
  • Teknik-teknik konseling psikoanalisis diarahkan
    untuk mengembangkan suasana bebas tekanan.
  • Dalam suasana bebas itu klien menelusuri apa yang
    tepat dan tidak tepat pada tingkah lakunya dan
    mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku
    baru.
  • Ada lima teknik dasar dalam konseling
    psikoanalisis, yaitu
  • (1) asosiasi bebas, (2) interpretasi, (3)
    analisis mimpi, (4) analisis resistensi, dan (5)
    analisis transferensi.

91
  • 1. Asosiasi Bebas
  • Teknik pengungkapan pengalaman masa lampau
    dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan
    situasi traumatik di masa lampau klien
    memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.
  • 2. Interpretasi
  • - Prosedur dasar yang digunakan dalam
  • analisis mimpi, resistensi, dan
    transferensi
  • - Penjelasan makna tingkah laku yang
  • dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
  • bebas, resistensi, dan transferensi.

92
  • Rambu-rambu Interpretasi
  • Interpretasi disajikan pada saat gejala yg
    diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal
    yg disadari klien.
  • Interpretasi dimulai dari permukaan menuju
    hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional
    klien).
  • Menetapkan resistensi atau pertahan-an sebelum
    menginterpretasikan emo-si atau konflik.

93
  • 3. Analisis Mimpi
  • Teknik untuk membuka hal-hal yang tidak
    disadari
  • dan membantu klien un-tuk memperoleh
    pemahaman
  • terhadap masalah-masalah yg belum
    terpecahan.
  • 4. Analisis Transferensi
  • Teknik mendorong klien untuk menghi-dupkan
  • kembali masa lampaunya dalam konseling
  • Tujuan
  • a. Klien memperoleh pemahaman atas
    pengalaman
  • pengalaman tak sadar dan pengaruh masa
    lampau
  • terhadap kehidupan sekarang
  • b. Memungkinkan klien menembus konflik
    masa
  • lampau yang diperta-hankan hingga
    sekarang
  • menghambat perkembangan emosinya.

94
  • Analisis Resistensi
  • Resistensi
  • - Perilaku utk mempertahankan kecemasan
  • - Menghambat pengungkapan pengalaman tak
  • disadari
  • - Menghambat jalannya/proses konseling
  • Analisis Resistensi
  • teknik membantu klien agar menyadari alasan
    dibalik resistensinya bisa menghilangkannya

95
KETERBATASAN PENDEKATAN
  • 1. Pandangan yang terlalu determistik dinilai
    terlalu
  • merendahkan martabat kemanusiaan.
  • 2. Terlalu banyak menekankan kepada masa
    kanak-kanak
  • dan menganggap kehidupan seolah-olah
    ditentukan oleh
  • masa lalu. Hal ini memberikan gambaran
    seolah-olah
  • tanggung jawab individu berkurang.
  • 3. Cenderung meminimalkan rasionalitas.
  • 4. Data penelitian empiris kurang banyak
    mendukung sistem
  • dan konsep psikoanalisis, seperti konsep
    tentang energi
  • psikis yang menentukan tingkah laku manusia.

96
PENDEKATAN KONSELING RASIONAL-EMOTIF
97
KONSEP DASAR
  • Manusia padasarnya adalah unik memiliki
    kecenderungan untuk berpikir rasional dan
    irsional
  • Ketika berpikir
    dan bertingkah-
  • laku rasional
    manusia akan
  • efektif,
    bahagia, dan kompeten.
  • Ketika berpikir
    dan bertingkah-
  • laku irasional
    individu itu menjadi
  • tidak efektif.

98
  • Reaksi emosional seseorang disebabkan oleh
    evaluasi, interpretasi, dan filosofi, baik yang
    disadari maupun tidak disadari.
  • Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat
    dari cara berpikir yang tidak logis dan
    irasional.
  • Emosi menyertai individu yang berpikir dengan
    penuh prasangka, sangat personal, dan irrasional.

99
  • Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara
    tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan
    budaya tempat dibesarkan.
  • Berpikir secara irasional akan tercermin dari
    verbalisasi yang digunakan.
  • Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara
    berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat
    menunjukkan cara berpikir yang tepat.

100
  • Perasaan dan pikiran negatief serta penolakan
    diri harus dilawan dengan cara berpikir yang
    rasional dan logis yang dapat diterima menurut
    akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi
    yang rasional.

101
  • Teori ABC dari Albert Ellis
  • Tiga pilar yang membangun tingkah laku
    individu
  • Antecedent event (A)
  • Belief (B)
  • Consequence (C)

102
  • Antecedent event (A)
  • Segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar
    individu
  • Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian,
    tingkah laku, atau sikap orang lain.
  • Perceraian suatu keluarga
  • Kelulusan bagi siswa
  • Seleksi masuk bagi calon
    karyawan

103
  • Belief (B)
  • Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi
    individu thp suatu peristiwa
  • Rational belief (rB) Irrasional belief
    (iB)

104
  • Consequence (C)
  • Konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi
    individu dalam bentuk perasaan senang atau tidak
    senang dalam hubungannya dgn antecendent event
    (A).
  • Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung
    dari A tetapi disebabkan oleh B, baik yang rB
    maupun yang iB.

105
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
  • Tingkah laku bermasalah tingkah laku yang
    didasarkan dikendalikan oleh cara berpikir yang
    irrasional (iB)
  • Ciri-ciri iB
  • - Tidak dapat dibuktikan
  • - Menimbulkan perasaan tidak enak
    (kecemasan)
  • yang sebenarnya tidak perlu
  • - Menghalangi individu untuk berkembang

106
  • Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional
  • Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini
    dan yang akan datang, antara kenyataan
  • dan imajinasi
  • Individu tergantung pada perencanaan dan
    pemikiran orang lain
  • Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan
    berpikir irrasional yang diajarkan kepada
    individu melalui berbagai media.

107
  • Indikator keyakinan irrasional
  • Bahwa manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk
    diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala
    sesuatu yang dikerjakan
  • Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat
    yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam
    sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan
    dihukum

108
  • Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan
    kepada berbagai malape-taka, bencana yang
    dahsyat, menge-rikan, menakutkan yang mau tidak
    mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya.
  • Bahwa lebih mudah untuk menjauhi
    kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada
    berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya

109
  • Bahwa penderitaan emosional dari seseorang muncul
    dari tekanan eks-ternal dan individu hanya
    mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk
    menghilangkan penderitaan emosional tersebut.
  • Bahwa pengalaman masa lalu membe-rikan pengaruh
    sangat kuat terhadap kehidupan individu dan
    menentukan perasaan dan tingkah laku individu
    pada saat sekarang

110
  • Bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dalam
    hidupnya dan untuk me-rasakan sesuatu yang
    menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural
  • Bahwa nilai diri sebagai manusia dan penerimaan
    orang lain terhadap diri tergantung dari
    kebaikan penampilan individu dan tingkat
    penerimaan oleh orang lain terhadap individu.

111
TUJUAN KONSELING
  • Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara
    berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
    klien yang irrasional dan tidak logis menjadi
    pandangan yang rasional dan logis
  • Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang
    merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa
    bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa
    was-was, rasa marah.

112
  • Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu
    pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau
    cara-cara berpikirnya sendiri
  • Tiga tingkatan insight /pemahaman
  • 1. Klien klien memahami tingkah laku
  • negatif/penolakan diri peristiwa yang
  • disebabkan oleh sistem keyakinan yang
  • irasional

113
  • 2 Klien memahami bahwa yang menganggu
  • klien pada saat ini adalah karena keyakinan
  • irrasional terus dianutnya
  • 3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain
  • untuk keluar dari hambatan emosional yang
    dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan
    keyakinan yang irrasional.

114
  • KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI
    PENINGKATAN DALAM HAL
  • penerimaan diri
  • minat sosial
  • pengendalian diri
  • toleransi terhadap pihak lain
  • fleksibelitas
  • penerimaan ketidakpastian
  • komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya
  • berpikir logis
  • keberanian mengambil risiko
  • menerima kenyataan.

115
DESKRIPSI PROSES KONSELING
  • Konseling rasional emotif dilakukan dgn
    menggunakan prosedur yang bervariasi dan
    sistematis yang secara khusus dimak-sudkan untuk
    mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan
    yang disusun secara bersama-sama oleh konselor
    dan klien.

116
  • Tugas konselor menunjukkan bahwa
  • masalahnya disebabkan oleh persepsi yang
    terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional
  • usaha untuk mengatasi masalah adalah harus
    kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu
    menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak
    rasional.

117
  • Operasionalisasi tugas konselor
  • 1. konselor lebih edukatif-direktif kepada
    klien, dengan
  • cara banyak memberikan cerita dan
    penjelasan,
  • khususnya pada tahap awal
  • 2. mengkonfrontasikan masalah klien secara
    langsung
  • 3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi
  • semangat dan memperbaiki cara berpikir
    klien,
  • kemudian memperbaiki mereka untuk dapat
    mendidik
  • dirinya sendiri

118
  • 4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan
    bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan
    hambatan emosional pada klien
  • 5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional
    dari pada emosinya
  • 6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis
  • 7. menggunakan humor dan menekan sebagai jalan
    mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.

119
  • Karakteristik Konseling RE
  • Aktif-direktif
  • dalam hubungan konseling konselor lebih aktif
    membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan
    memecahkan masalahnya.
  • Kognitif-eksperiensial
  • proses konseling berfokus pada aspek kognitif
    dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang
    rasional.

120
  • Emotif-ekspreriensial
  • proses konseling memfokuskan pada aspek emosi
    klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan
    emosional, sekaligus membongkar akar-akar
    keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan
    tersebut.
  • Behavioristik
  • proses konseling yang dikembangkan hendaknya
    menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan
    tingkah laku klien.

121
TEKNIK KONSELING
  • Teknik-teknik Emotif (Afektif)
  • Assertive adaptive
  • teknik untuk melatih, mendorong, dan
    membiasakan klien untuk secara terus-menerus
    menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang
    diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih
    bersifat pendisiplinan diri klien.

122
  • - Bermain peran
  • teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis
    perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif)
    melalui suatu suasana yang dikondisikan
    sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas
    mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran
    tertentu.
  • Imitasi
  • teknik untuk menirukan secara terus menerus
    suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud
    menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya
    sendiri yang negatif.

123
  • Teknik-teknik Behavioristik
  • Reinforcement
  • teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku
    yang lebih rasional dan logis dengan jalan
    memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman
    (punishment).

124
  • Teknik ini dimaksudkan untuk mem-bongkar sistem
    nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien
    dan meng-gantinya dengan sistem nilai yang
    positif.
  • Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka
    klien akan meng-internalisasikan sistem nilai
    yang diharapkan kepadanya.

125
  • Social modeling
  • Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku
    baru pada klien
  • Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam
    suatu model sosial yang diharapkan dengan cara
    imitasi (meniru), mengobser-vasi, dan
    menyesuaikan dirinya dan meng-internalisasikan
    norma-norma dalam sis-tem model sosial dengan
    masalah tertentu yang telah disiapkan oleh
    konselor.

126
  • Teknik-teknik Kognitif
  • Home work assigments
  • Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas
    rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan
    menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang
    menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.

127
  • Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan
    tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu
    yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek
    kognisinya yang keliru dan irasional
  • Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh
    klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan
    konselor
  • Teknik juga bermaksud mengembangkan p tanggung
    jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien
    dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.

128
  • Latihan assertive
  • Teknik untuk melatih keberanian klien dalam
    mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku
    tertentu yang diharapkan melalui bermain peran,
    latihan, atau meniru model-model sosial.
  • Maksud utama teknik latihan asertif
  • 1. mendorong kemampuan klien
  • mengekspresikan berbagai
  • hal yang berhubungan dengan emosinya

129
  • 2. membangkitkan kemampuan klien dalam
  • mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa
  • menolak atau memusuhi hak asasi orang lain
  • 3. mendorong klien untuk meningkatkan
  • kepercayaan dan kemampuan diri
  • 4. meningkatkan kemampuan untuk memilih
  • tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok
  • untuk diri sendiri.

130
  • TIADA SEINDAH HARI INI
  • Tiada seindah kini duduk
  • berdampingan
  • Menyentuh hati dengan wajah kasih
  • Diantara gru pembimbing tersenyum
  • dengan mesra
  • Alangkah indahnya hari ini

131
  • Terlepaslah segala kenangan duka
  • Kan tercapai harapan hidup bahagia
  • Tiada seindah kini duduk berdampingan
  • Alangkah indahnya hari ini
  • Dr. DYP Sugiharto, M.Pd
  • Jl. Dewi Sartika Raya No. 3C Semarang 50221
  • Telp. (024) 8310363 - 081457091192

132
PENDEKATAN KONSELING TRAIT AND FACTOR
133
KONSEP DASAR
  • Pandangan tentang Manusia
  • Manusia merupakan sistem sifat atau faktor yang
    saling berkaitan antara satu dengan lainnya,
    seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.
  • Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa
    bayi sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat
    dan faktor. Telah banyak dilakukan usaha untuk
    menyusun kategori individu atas dasar dimensi
    sifat dan faktor.
  • Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah (1)
    mengukur dan menilai ciri ciri-ciri seseorang
    dengan tes psikologis, (2) mendefinisikan atau
    menggambarkan keadaan individu,
  • (3) membantu individu untuk memahami diri dan
    lingkungannya, (4) memprediksi keberhasilan yang
    mungkin dicapai pada masa mendatang.

134
  • Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri
    dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar
    bagi pengembangan potensinya.
  • Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau
    buruk.
  • Makna hidup adalah mencari kebenaran dan berbuat
    baik serta menolak kejahatan.
  • Menjadi manusia seutuhnya tergantung pada
    hubungannya dengan orang lain.

135
  • Asumsi pokok pendekatan konseling trait dan
    faktor.
  • Karena setiap individu sebagai suatu pola
    kecakapan dan kemampuan yang terorganisir secara
    unik, dan karena kemampuan kausalitasnya relatif
    stabil setelah remaja, maka tes obyektif dapat
    digunakan untuk mengidentifikasi
    karakteristik-karatreistik individu.
  • Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi
    dengan tingkah laku kerja tertentu.
  • Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut
    kapasitas dan minat yang berbeda dan hal ini
    dapat ditentukan. Individu akan belajar dengan
    lebih mudah dan efektif apabila potensi dan
    bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum.
  • Baik klien maupun konselor hendaknya mendiagnosis
    potensi klien untuk mengawali penempatan dalam
    kurikulum atau pekerjaan.
  • Setiap individu mempunyai kecakapan dan
    keinginan untuk mengidentifikasi secara kognitif
    kemampuannya sendiri.

136
  • Pandangan tentang Kepribadian
  • Kepribadian suatu sistem yang saling
    tergantung dengan sifat dan faktor, seperti
    kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.
  • Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh
    faktor pembawaan dan lingkungan.
  • Setiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada
    sifat-sifat yang khusus, yang merupakan sifat
    yang unik.
  • Unsur dasar dari struktur kepribadian disebut
    sifat dan merupakan kecenderungan luas untuk
    memberi reaksi dan membentuk tingkah laku yang
    relatif tetap.
  • Sifat (trait) struktur mental yang dapat
    diamati untuk menunjukkan keajegan dan ketepatan
    dalam tingkah laku.

137
TUJUAN KONSELING
  • Membantu individu mencapai perkembangan
    kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia.
  • Membantu individu dalam memperoleh kemajuan
    memahami dan mengelola diri dengan cara
    membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri
    dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan
    tujuan-tujuan hidup dan karir.
  • Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan,
    tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta
    membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian.
  • Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan
    dalam penilaian diri dengan mengggunakan metode
    ilmiah.

138
DESKRIPSI PROSES KONSELING
  • Hubungan konselor dengan klien merupakan hubungan
    yang sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam
    hubungan tatap muka.
  • Konselor bukan hanya membantu individu atas apa
    saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi
    konselor juga mempengaruhi klien berkembang ke
    satu arah yang terbaik baginya.
  • Konselor memang tidak menetapkan tetapi
    memberikan pengaruh untuk mendapatkan cara yang
    baik dalam membuat keputusan.

139
  • Tahapan proses konseling
  • 1. Analisis
  • - Merupakan tahapan kegiatan
    pengumpulan informasi dan data
  • mengenai klien.
  • - Konselor dan klien memiliki informasi
    yang dpat dipercaya,
  • tepat, dan relevan untuk mendiagnosis
    pembawaan, minat,
  • motif, keseimbangan emosional dan
    sifat-sifat lain yang
  • memudahkan penyesuaian diri
  • - Analisis dapat dilakukan dengan
    menggunakan alat-alat, spt
  • cacatan kumulatif, wawancara, catatan
    anekdot, tes psikologis,
  • dan studi kasus.
  • - Selain mengumpulkan data obyektif,
    konselor harus
  • memperhatikan pula cita-cita dan sikap
    klien dan cara
  • memandang permasalahannya.

140
  • 2. Sintesis
  • Merangkum dan mengatur data hasil analisis
    yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat
    klien, kelamahan dan kekuatan, serta kemampuan
    penyesuaian diri.
  • 3. Diagnosis
  • Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan
    dan pola yang dapat mengarahkan kepada
    permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat
    klien yang relevan dan berpengaruh terhadap
    proses penyesuaian diri.
  • Langkah Diagnosis
  • a. Identifikasi Masalah
  • b. Menentukan sebab-sebab
  • c. Prognosis

141
  • 4. Konseling
  • - Merupakan hubungan membantu klien untuk
  • menemukan sumber diri sendiri maupun sumber
    di luar
  • dirinya dalam upaya mencapai perkembangan
    dan
  • penyesuaian optimal sesuai dengan
    kemampuannya.
  • - Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling,
    yaitu
  • 1. Belajar terpimpin menuju pengertian diri
  • 2. Mendidik/mengajar kembali untuk mencapai
    tujuan
  • kepribadiannya dan penyesuaian
    hidupnya.
  • 3. Bantuan pribadi agar klien mengerti dan
    terampil
  • dalam menerapkan prinsip dan teknik
    yang
  • diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
  • 4. Konseling yang mencakup hubungan dan
    teknik
  • yang bersifat menyembuhkan
  • 5. Mendidik kembali yang sifatnya sebagai
    katarsis
  • atau penyaluran

142
  • 5. Tindak Lanjut
  • - Memberikan bantuan kepada klien
  • dalam menghadapi masalah baru
  • dengan mengingatkannya kepada
  • masalah sumbernya sehingga
  • menjamin keberhasilan konseling.
  • - Teknik yang digunakan konselor harus
  • disesuaikan dengan individualitas klien,
  • mengingat bahwa individu itu sifatnya
    unik,
  • sehingga tidak ada teknik yang baku yang
  • berlaku untuk semua klien.

143
TEKNIK
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com