Title: PUISI MODEN (SAJAK)
1PUISI MODEN (SAJAK)
2DUHAI PENTAFSIR
- Pentafsir, sebenarnya telah lama kucari
- suaramu yang sarat
- ke mana jatuhnya gema itu?
- di manakah tempat istirahat
- setelah pengembaraan yang penat
- di manakah telah kau rakamkan
- pertemuan matahari, rimba dan lautan?
Senja ini menemuiku dengan lusuh catatanmu angin
sedang cuba mengoyak-ngoyakkan lembar-lembar
buku sedang aku belum ketemu surat yang
kautuliskan padaku.
Pentafsir, musim telah terlalu tua kaca jendela
menjadi kelabu dan aku telah terlalu lesu untuk
menari bersama bayang-bayangmu senja pun semakin
larut lembar-lembar jadi semakin kuning apakah
aku harus mengebumikan buku-buku ini di samping
pusaramu yang sepi.
Telah hilangkah ia atau kau tidak pernah
menulisnya ah, aku tidak bisa tidur dan melupakan
racun keresahan telah membunuh lenaku sejak
kudahagai penawar dalam lautan nota-notamu kiranya
terdampar dalam angin yang ragu yang tidak
mengenal arah tiupannya angin tanpa sabar yang
telah melunturkan kehijauan dalam keriangan masa
kecilku.
Hentikan ejekanmu biar kupecahkan kaca ini
melihat keluar. Lalu mengenal rumpun-rumpun yang
redup adalah pengakuanmu, Tuhanku! yang
menjernihkan mataku.
3MAKSUD SAJAK
Pentafsir, sebenarnya telah lama kucari suaramu
yang sarat ke mana jatuhnya gema itu? di manakah
tempat istirahat setelah pengembaraan yang
penat di manakah telah kau rakamkan pertemuan
matahari, rimba dan lautan?
Senja ini menemuiku dengan lusuh catatanmu angin
sedang cuba mengoyak-ngoyakkan lembar-lembar
buku sedang aku belum ketemu surat yang
kautuliskan padaku.
Telah hilangkah ia atau kau tidak pernah
menulisnya ah, aku tidak bisa tidur dan melupakan
racun keresahan telah membunuh lenaku sejak
kudahagai penawar dalam lautan nota-notamu kiranya
terdampar dalam angin yang ragu yang tidak
mengenal arah tiupannya angin tanpa sabar yang
telah melunturkan kehijauan dalam keriangan masa
kecilku.
- Penyajak mencari pentafsir (pembimbing) yang
dapat memimpinnya ke jalan kebenaran.
- Dalam usia tua, penyajak menyedari segala
kesilapannya tetapi dia belum menemui hidayah.
Pentafsir, musim telah terlalu tua kaca jendela
menjadi kelabu dan aku telah terlalu lesu untuk
menari bersama bayang-bayangmu senja pun semakin
larut lembar-lembar jadi semakin kuning apakah
aku harus mengebumikan buku-buku ini di samping
pusaramu yang sepi.
- Kehidupan penyajak penuh dengan keresahan.
- Dia melakukan kesilapan kerana tidak mendapat
didikan agama yang cukup semenjak kecil.
- Penyajak sedar bahawa dirinya semakin tua dan
keadaan fizikalnya pun telah berkurang. - Keadaan itu menyukarkannya mendalami ilmu agama.
Hentikan ejekanmu biar kupecahkan kaca ini
melihat keluar. Lalu mengenal rumpun-rumpun yang
redup adalah pengakuanmu, Tuhanku! yang
menjernihkan mataku.
- Selama ini, penyajak terpengaruh oleh pelbagai
pengaruh jahat, tetapi kini dia telah sedar dan
ingin mendekatkan dirinya kepada Allah.
4TEMA PERSOALAN
- Tema sajak Duhai Pentafsir ialah orang yang
kehilangan arah setelah lama menikmati kehidupan
di dunia ini.
- Persoalan-persoalan yang diselitkan oleh penyajak
dalam sajak ini ialah - Penyesalan terhadap kesilapan yang pernah
dilakukan. - Kepentingan ilmu agama dalam kehidupan manusia.
- Kesedaran untuk mendekatkan diri kepada Allah
atau mendalami ilmu agama setelah menyedari
kejahilan diri sendiri. - Kegigihan usaha dalam mencari kebahagiaan hidup.
5BENTUK NADA SAJAK
- Nada Melankolik
- Perasaan sedih kerana kesukaran mencari
ketenangan dan kebahagiaan hidup. - Rasa sayu kerana apa-apa yang diusahakan pada
masa lalu adalah sis-sia sahaja.
- 5 rangkap
- 5-9 baris serangkap
- 2-6 patah kata sebaris
- 6-10 suku kata sebaris
- Rima akhir R1 abcbbdd
- Rima akhir R2 aaaa
- Rima akhir R3 aabccabc
- Rima akhir R4 abbcdee
- Rima akhir R5 abcdaa
6GAYA BAHASA
- Kata ganda
- mengoyak-ngoyakkan, lebar-lebar, bayang-bayangmu,
bukan-bukan
- Inversi
- dengan lusuh catatanmu
- Metafora
- racun keresahan, lautan nota-notamu
- Sinkope
- senja itu menemuiku
- Personifikasi
- angin sedang cuba mengoyak-ngoyakkan lembaran buku
- Hiperbola
- pertemuan matahari, rimba dan lautan
- Asonansi (pengulangan vokal)
- Dan aku telah terlalu lesu
- Aliterasi (pengulangan konsonan)
- di samping pusaramu yang sepi
7NILAI
- Gigih berusaha.
- Penyajak berusaha menimba ilmu yang dapat menjadi
panduan hidupnya. - Cinta akan agama.
- Penyajak berusaha untuk mendekatkan diri dengan
Allah. - Keinsafan.
- Penyajak mengakui segala kesilapan yang pernah
dilakukannya dan dia berazam untuk mengatasi
segala kelemahan itu serta berharap akan mendapat
hidayah daripada Allah.
8PENGAJARAN
- Kita hendaklah menginsafi segala kesilapan yang
pernah kita lakukan pada masa lalu. - Kita hendaklah mempelajari ilmu agama semenjak
kecil supaya dapat terus mengamalkannya apabila
dewasa atau sudah tua. - Kita mestilah berusaha mengukuhkan semangat dan
iman untuk melawan pengaruh negatif. - Kita mesti mencari orang yang arif untuk membantu
kita kembali ke jalan yang benar.