Metoda Pengawetan Tanah Dan Air - PowerPoint PPT Presentation

1 / 34
About This Presentation
Title:

Metoda Pengawetan Tanah Dan Air

Description:

Metoda Pengawetan Tanah Dan Air Prinsip Konservasi Tanah : Menjaga agar tanah tidak terdispersi. Mengatur kekuatan gerak dan jumlah aliran permukaan. – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:766
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 35
Provided by: rajabilla
Category:
Tags: air | dan | metoda | pengawetan | tanah

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Metoda Pengawetan Tanah Dan Air


1
Metoda Pengawetan Tanah Dan Air
  • Prinsip Konservasi Tanah
  • Menjaga agar tanah tidak terdispersi.
  • Mengatur kekuatan gerak dan jumlah aliran
    permukaan.
  • Berdasar hal tersebut ada 3 pendekatan
  • Menutup tanah dg tanaman atau sisa tanaman agar
    terlindung dari tetesan air hujan.

2
  • Memperbaiki dan menjaga tanah agar tahan terhadap
    penghancuran agregat dan pengangkutan tanah.
    Memperbesar penyerapan air di permukaan tanah,
    dengan memperbesar infiltrasi.
  • Mengatur serta mengurangi kecepatan aliran
    permukaan agar tidak merusak.
  • Konservasi tanah dan air dikelom pokkan menjadi 3
    metoda, Yi
  • Metoda mekanis
  • Metoda vegetatif
  • Metoda kimia

3
Metoda Pengawetan Tanah Secara Mekanis.
  • Tujuan
  • Memperkecil limpasan permukaan sehingga
    kekuatannya tidak lagi merusak tanah.
  • Menampung dan menyalurkan limpasan permukaan pada
    bangunan saluran tertentu.
  • Pengawetan tanah scr mekanis
  • Pengaturan pengolahan tanah (tillage system)
  • Pembuatan bangunan pengendali erosi.

4
Pengolahan Tanah
  • Pengolahan tanah manipulasi mekanis terhadap
    tanah untuk menciptakan media tanah yang cocok
    untuk pertumbuhan tanaman.
  • Untuk memperkecil kerusakan tanah akibat
    pengolahan tanah disarankan
  • Tanah diolah seperlunya.
  • Pengolahan tanah dilakukan pada saat kandungan
    air yg tepat (jangka olah).

5
  • Pengolahan tanah dilakukan menurut atau sejajar
    dengan garis tinggi (kontur).
  • Pengolahan tanah dengan pemberian mulsa.
  • Bangunan Pengendali Erosi.
  • Komponen dasar meliputi
  • bangunan perintang aliran permukaan (teras).
  • Bangunan pengalir air (saluran pada teras)
  • Jalan air
  • (gb. 8.1)

6
Teras
  • Tujuan pembuatan teras
  • Untuk mengurangi panjang lereng shg memper kecil
    volume aliran permukaan dan memberi ke sempatan
    air untuk meresap ke dalam tanah (infiltrasi).

7
Ada 3 macam teras
  • Teras saluran
  • dibuat memotong arah lereng dengan membuat
    tanggul dan saluran di atasnya (gb.8.2)
  • Teras bangku
  • dibuat memotong lereng dan meratakan tanah di
    bagian bawahnya sehingga terjadi deretan bentuk
    bangku (terutama tanah yg berlereng 20 30).

8
Macam-macam Teras Bangku.
  1. Teras bangku datar
  2. Teras bangku miring
  3. Teras bangku berlawanan lereng/teras tajam
    (gb.8.3)
  4. Teras bangku dimana pd kaki teras dibuat saluran
    irigasi (gb. 8.4)

9
  • Teras irigasi
  • ujung teras dibuat tanggul dengan tujuan agar
    air dapat disimpan pada bidang teras terutama
    untuk tanaman padi sawah (gb.8.5).
  • Jalan Air.
  • Jalan air (water ways) dibangun menurut arah
    lereng dan merupakan saluran pem buang air
    limpasan permukaan dari salur an diversi, saluran
    teras dsb. (gb.8.1)

10
  • Agar air yang mengalir tidak mengikis saluran
    jalan air maka perlu dilengkapi dengan pasang an
    batu-batuan, atau ditanami rumput penguat (misal
    rumput gajah).
  • Jika jalan air terlalu curam perlu dibuatkan
    bangunan terjunan (drop structure) yang terbuat
    dari batu atau bambu dan pada kaki bangunan
    diberi pasangan batu (gb.8.7).

11
I.2.3. Dam Penghambat
  • Pada daerah dg erosi parit, erosi tebing dan long
    sor sering dibuatkan bangunan yg menghambat
    kecepatan erosi (Dam Penghambat).
  • Bangunan tsb dibuat dr batu, bata, bambu ataupun
    beton yg dpt menghambat erosi atau menampung
    endapan tanah yg terbawa oleh aliran air.
  • Bangunan tsb adalah
  • Pengendali jurang ( Gully structure )
  • Pengendali tebing
  • Dam Penahan (dam penahan sedimen)
  • D. Dam Pengendali (Checkdam)

12
I.2.4. Parit Buntu / Rorak (Silt Pit).
  • Tujuan pembuatan rorak
  • Untuk menangkap air limpasan permukaan dan
    sedimen tanah yg terikut aliran.
  • Rorak dibuat dg menggali lubang sedalam 60 cm,
    lebar 50 cm dan panjang 4 5 m.
  • Rorak dibuat memanjang searah garis kontur dg
    jarak horizontal antar rorak 10 15 m dan jarak
    antar barisan 10 20 m.

13
I.2.5. Konservasi Air Secara Mekanis.
  1. Sumur Resapan
  2. Embung atau balong
  3. Waduk

14
II. Metoda Pengawetan Tanah Dan Air Secara
Vegetatif
  • Pengendalian erosi dengan pengelolaan tanaman
    dapat menekan laju erosi dan meningkatkan
    produktivitas tanah, terutama perbaikan struktur
    tanah dan tambahan bahan organik tanah.

15
Tanaman dapat memperkecil erosi karena
  1. Melindungi tanah terhadap daya rusak air hujan
    dan aliran permukaan.
  2. Memperbaiki struktur tanah yang dapat
    meningkatkan ketahanan tanah terhadap pukulan air
    hujan / aliran permukaan.
  3. Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah sehingga
    memperkecil limpasan permukaan.

16
Yang termasuk metoda pengawetan tanah secara
vegetatif adalah
  1. Penghutanan / penghijauan ? agroforestry
  2. Penanaman dengan tanaman penutup tanah (Cover
    Crop)
  3. Penanaman dalam strip (Strip Cropping)
  4. Pergiliran Tanaman (rotation croping)
  5. Pertanaman berganda (multiple cropping)
  6. Penggunaan sisa tanaman (Mulsa)

17
II.2. Penanaman dengan tanaman penutup tanah
(Cover crop)
  • Tanaman penutup tanah disamping efektif
    melindungi pukulan air hujan dan kikisan limpasan
    permukaan, juga memperbaiki sifat fisik tanah
    diantaranya memperbesar kapasitas infiltrasi
    tanah seperti gambar berikut

18
  • Gambar Pengaruh tanaman penutup tanah (2 tahun)
    terhadap infiltrasi (Wilson, Lal dan Okiqbo,
    1982).

19
  • Tanaman penutup tanah disini diartikan sebagai
    ynm yg sengaja ditanam untuk melindungi tanah
    dari erosi, dapat menambah bahan organik tanah
    dan meningkatkan produktivitas tanah.
  • Berdasarkan habitusnya tanaman penutup tanah
    digolongkan menjadi 3 golongan yaitu
  • Tanaman penutup tanah rendah, ada 2 macam yaitu
  • Tanaman penutup tanah yg ditanam dalam barisan
    dengan pola tanam rapat, misalnya Centrocema sp.
    yg dipergunakan diperkebun an karet.

20
  • Mimosa invisa yg cocok ditanam di tanah mis kin.
  • Tanaman penutup tanah yg digunakan unt memperkuat
    tebing saluran air, terras dsb. Misalnya rumput
    benggala (Panicummaximum) dan rumput gajah
    (Pennisetum purbureum Sch.)
  • Tanaman penutup tanah sedang umumnya ditanam
    diantara tanaman utama, dalam barisan pagar atau
    diluar tanaman utama sebagai sumber bahan
    organik. Misalnya Clibadium surinamense,
    Crotalaria sp., Leucaena glauca, Tithonia
    tangetiflora.

21
  • Tanaman penutup tanah tinggi umumnya ditanam
    diantara tanaman utama, atau untuk penghutanan
    kembali. Contoh Albizzia falcata, Leucaena
    glauca, Gliricidea sepium.
  • II.3. Penanaman Dalam Strip (Strip Cropping).
  • Penanaman dalam strip adalah suatu cara bercocok
    tanam dengan beberapa tanaman yang masing-masing
    ditanam dalam strip secara berselang-seling
    searah garis tinggi (kontur).

22
  • Cara ini biasanya digunakan pada lereng dengan
    kemiringan 3 8,5 (Morgan,1979).
  • Di daerah tetentu ada yg sampai 15 ,
    dikombinasikan dg penggunaan mulsa.
  • Pada prinsipnya diusahakan setiap waktu ada
    bagian tanah yang tertutup tanaman.
  • Lebar strip bervariasi antara 15 50 m,
    tergantung tingkat kemiringan tanah.
  • Di Amerika Serikat utk menentukan lebar strip
    digunakan rumus
  • L 33 2(S 10)

23
  • L lebar strip (dlm meter)
  • S kemiringan tanah ()
  • Contoh
  • misal kemiringan tanah 12, maka
  • Lebar strip 33 2(12 10) 29 m
  • misal kemiringan tanah 5, maka
  • Lebar strip 33 2(5 10) 43 m.

24
II.4. Pergiliran Tanaman (Crop Rotation)
  • Pergiliran tanaman adalah system penanaman
    berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan
    waktu tertentu pada suatu bidang tanah.
  • Pergiliran tanaman juga dapat menekan hama dan
    penyakit tanaman dan juga tanaman pengganggu
    (gulma).

25
  • Tanaman yg cocok digunakan sbg tanaman antara
    dalam pergiliran tanaman hendaknya mempunyai
    sifat
  • - mudah diperbanyak
  • - tumbuh cepat,
  • - menghasilkan banyak bahan organik
  • - sistim perakaran dalam dan percabangan nya
    banyak.
  • - toleran terhadap pemangkasan
  • - tahan serangan hama/penyakit
  • - mampu menekan gulma
  • - tidak mempunyai sifat yg tidak menyenangkan
    (berduri, membelit dsb)

26
  • Contoh tanaman
  • tanaman kacang-kacangan Crotalaria juncea,
    Centrosema pubescen dll.
  • Rumput gajah (Panisetum purpureum)
  • rumput bermuda (Cynodon plectostachyum).
  • II.5. Mulsa
  • Mulsa adalah sisa-sisa tanaman yg dikembalikan
    lagi ke tanah.
  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mulsa
    sangat efektifmenekan laju erosi.

27
  • Penelitian Latanzi (1974)
  • tanah geluh debuan (silty loam) dg kemiringan 7
    kehilangan tanah tanpa mulsa sebesar 1,87
    kg/m2/jam, sedangkan yang diberi mulsa hanya 0,31
    kg/m2/jam.
  • Penelitian Suwardjo (1981)
  • mulsa mampu menurunkan erosi sampai lebih dari
    1/20 kali ( lihat tabel 1. berikut ).

28
  • Pengaruh mulsa terhadap erosi (Suwardjo, 1981).

Perlakuan Erosi dari tanaman (ton/ha) Erosi dari tanaman (ton/ha)
Perlakuan jagung ubikayu
Tanah terbuka (tanpa tanaman) 260,8 222,8
Tanah diolah tanpa mulsa 129,9 88,9
Tanah diolah mulsa jerami (6 ton/ha) 23,4 3,2
Tidak diolah mulsa sisa tanaman 23,4 4,6
Bekas diolah mulsa jerami 22,7 16,5
29
  • Mulsa dapat diberikan dg cara menyebar di
    permukaan tanah atau dibenam pada saat pengolahan
    tanah (pengolahan mulsa / mulch tillage).
  • Penggunaan mulsa hendaknya menutup sampai 70
    75 atau sekitar 5 6 ton jera mi per ha.

30
Metoda Kimia
  • Metoda kimia adalah penggunaan preparat kimia
    sintetis atau alami (Soil conditioner) untuk
    memperbaiki struktur tanah sehingga agregat tanah
    stabil.
  • Contoh
  • campuran simethyl dichlorosilane dengan methyl
    trichlorosilane (MSC) yang mudah menguap dimana
    gas yg terbentuk bercampur dg air tanah, ini akan
    menyebabkan agregat tanah stabil.

31
Preparat kimia lain
  1. Polyvinyl alcohol (PVA)
  2. Polyvinyl acetat (PVa)
  3. Polyvinil acid (PAA)
  4. Vinyl acetat malcic acid (VAMA)
  5. Dimethylaminoethylmetacrylate (DAEMA)
  6. Polyacrylamide (PAM)
  7. Emulsi bitumen
  8. Lateks
  9. Humus

32
Cara Penggunaan
  • Preparat dicampur dengan air dengan perbandingan
    tertentu, disemprotkan ke permukaan tanah
    kemudian diaduk dengan cangkul atau garu.
  • Mekanisme pembentukan agregat dengan menggunakan
    soil conditioner prinsipnya sama dengan mekanisme
    pembentukan agregat tanah pada umumnya.

33
  • Soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar
    terhadap stabilitas agregat tanah.
  • Pengaruhnya berjangka lama, karena senyawa
    tersebut tahan terhadap serangan mikroba tanah.
  • Permeabilitas meningkat dan erosi berkurang.

34
Pustaka
  1. KONSERVASI TANAH DAN AIR, 1989. (Sitanala
    Arsyad). IPB Pers.
  2. PENGAWETAN TANAH, 1983 (Wani Hadi Utomo).
    Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
  3. PEDOMAN PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR, 2002.
    (Tim Peneliti BP2TPDAS IBB). Departemen
    Kehutanan, BP2TPDAS IBB Surakarta.
  4. SOIL EROSION AND CONSERVATION, 2005 (Morgan
    R.P.C)
  5. SOIL CONSERVATION TECHNICAL HANDBOOK, 2001.
    (Dough H. Hicks and Tabitha Anthony)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com