Selamat Datang! - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Selamat Datang!

Description:

Selamat Datang! Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Laman ini didukung sepenuhnya oleh 1. susandi.wordpress.com dari Susandi, S.Pd. – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:83
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 29
Provided by: Sali76
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Selamat Datang!


1
  • Selamat Datang!
  • Terima kasih atas kesempatan yang telah
    diberikan.
  • Laman ini didukung sepenuhnya oleh
  • 1. susandi.wordpress.com dari Susandi, S.Pd.
  • 2. endonesa.wordpress.com dari Didin
    Widyartono, S.S, S.Pd.
  • 3. umiyulianti.wordpress.com dari Tutut Umi
    Yulianti, S.Pd.

2
  • A. Dasar-dasar Morfologi
  • Definisi
  • Morfem
  • Pengertian Morfem
  • Morf dan Alomorf
  • Prinsip-prinsip Pengenalan Morfem
  • Klasifikasi Morfem
  • Morfem Bebas dan Terikat
  • Morfem Segmental dan Suprasegmental
  • Morfem Bermakna Leksikal dan Tak Bermakna
    Leksikal
  • Morfem Utuh dan Terbelah
  • Morfem Monofonemis dan Polifornemis
  • Morfem Aditif, Replasif, dan Substraktif
  • Kata

Morfologi Lanjut B. Proses Morfemis Segmental
Afiksasi dan Klitisisasi C. Berbagai Jenis
Fleksi D. Derivasi, Reduplikasi, Komposisi
3
  • Definisi
  • Berasal dari morphologie (Yunani), yaitu
  • morphe gt bentuk
  • logos gt ilmu
  • Morfologi adalah cabang linguistik yang
    mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
    sebagai satuan gramatikal.
  • Contoh
  • berhak ber- hak
  • undo un- do
  • berhak dan undo gt polimorfemis
  • ber- dan un- gt monomorfemis
    (Verhaar, 2008)

4
  • Morfem
  • Definisi
  • suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung
    bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik
    bunyi maupun maknanya. (Bloomfield, 1974)
  • unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam
    tutur suatu bahasa (Hookett dalam Sutawijaya,
    dkk.)
  • unsur terkecil dari pembentukan kata dan
    disesuaikan dengan aturan suatu bahasa.
  • Jadi, morfem adalah satuan gramatik yang terkecil
    yang mempunyai makna, baik makna leksikal maupun
    makna gramatikal.

5
  • Morfem
  • Contoh
  • memperbesar mem- perbesar
  • per-besar

  • be-sar gt tidak bermakna
  • mem-, per-, dan besar gt morfem
  • Analisis
  • besar gt 1 morfem bebas
  • mem-, per- gt 2 morfem terikat

6
  • Morf dan Alomorf
  • Definisi
  • dua buah nama untuk untuk sebuah bentuk yang
    sama.
  • Morf nama untuk sebuah bentuk yang belum
    diketahui statusnya /distribusinya (misal i
    pada kenai)
  • Alomorf nama untuk bentuk tersebut kalau sudah
    diketahui statusnya (misal b?r, b?, b?l
    adalah alomorf dari morfem ber-)
  • gt anggota satu morfem yang wujudnya berbeda,
    fungsi dan makna sama
  • gt perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari
    sebuah morfem.
  • Jadi, setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah
    satu, dua, atau enam buah
  • Contoh

7
  • Contoh
  • Morfem me-N me-, men-, mem-, meny-, meng-,
    menge-
  • meN- /l/ , /r/ me-
  • meN- /d/ , /t/ men-
  • meN- /b/ , /p/ mem-
  • meN- /s/ meny-
  • meN- /g/ , /k/ meng-
  • meN- ekasuku menge-

8
  • Prinsip-prinsip Pengenalan Morfem (Ramlan, 1980)
  • Prinsip Pertama bentuk-bentuk yang mempunyai
    struktur fonologis dan arti/makna yang sama
    merupakan satu morfem
  • Contoh
  • baca membaca, pembaca, bacaan, membacakan
  • gt struktur fonologis sama makna sama satu
    morfem
  • ke-an kemanusiaan, kecepatan, kedutaan,
    kedengaran
  • gt struktur fonologis sama makna beda gt satu
    morfem
  • karena makna gramatikalnya
    berbeda

9
  • Prinsip-prinsip Pengenalan Morfem (Ramlan, 1980)
  • Prinsip Kedua bentuk-bentuk yang mempunyai
    struktur fonologis berbeda merupakan satu morfem
    jika bentuk-bentuk itu memiliki arti sama dan
    perbedaan struktur fonologisnya dapat dijelaskan
    secara fonologi.
  • Contoh
  • meN- bawa membawa
  • meN- tarik menarik
  • meN- sisir menyisir
  • meN- goyang menggoyang
  • meN- lembar melempar
  • meN- bor mengebor

10
  • Prinsip-prinsip Pengenalan Morfem (Ramlan, 1980)
  • Prinsip Ketiga bentuk-bentuk yang memiliki
    struktur fonologis yang berbeda, sekalipun
    perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara
    fonologis, masih dapat dianggap sebagai satu
    morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan
    mempunyai distribusi yang komplementer.
  • Contoh
  • ber berkarya, bertani, bercabang
  • bel belajar, belunjur
  • ber bekerja, beteriak, beserta
  • Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar
    tempat gt distribusi kompelementer

11
  • Prinsip-prinsip Pengenalan Morfem (Ramlan, 1980)
  • Prinsip Keempat apabila dalam deretan struktur,
    suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan,
    maka kekosongan itu merupakan morfem, yang
    disebut morfem zero.
  • Contoh
  • Kakek membeli ganja.
  • Nenek menulis surat cinta
  • Kakek membaca majalah Playboy.
  • Jordan makan pecel.
  • Kakek minum susu.
  • struktur SPO
  • P verba aktif transitif gt meN-
  • struktur SPO
  • P verba aktif transitif gt kosong
  • gt MORFEM ZERO

12
  • Prinsip-prinsip Pengenalan Morfem (Ramlan, 1980)
  • Prinsip Kelima bentuk-bentuk yang mempunyai
    struktur fonologis yang sama mungkin merupakan
    satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang
    berbeda. Apabila bentuk yang mempunyai struktur
    fonologis yang sama itu berbeda maknanya, maka
    tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
  • Toni membeli buku. Buku itu sangat mahal.
  • makna buku sama gt morfem sama
  • Toni membaca buku. Toni makan buku tebu.
  • makna buku tidak sama gt morfem berbeda

13
  • Prinsip-prinsip Pengenalan Morfem (Ramlan, 1980)
  • Prinsip Keenam setiap bentuk yang tidak dapat
    dipisahkan merupakan morfem.
  • Ini berarti bahwa setiap satuan gramatik yang
    tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan
    gramatik yang lebih kecil, adalah morfem.
  • Contoh
  • ber- lari berlari,
  • ter- tinggi tertinggi
  • gt tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan
    yang lebih kecil
  • gt ber-, lari, ter, dan tinggi adalah morfem.

14
  • Klasifikasi Morfem
  • Morfem Bebas dan Terikat
  • saya, buku gt morfem bebas
  • ber-, -kan, me-, pra- gt morfem terikat
  • Morfem Segmental dan Suprasegmental
  • Morfem segmental adalah morfem yang terjadi dari
    fonem atau susunan fonem segmental.
  • Contoh morfem rumah berupa fonem rumah
  • Morfem suprasegmental adalah morfem yang terjadi
    dari fonem suprasegmental
  • Contoh bapak wartawan bapak//wartawan
  • ibu guru ibu//guru

15
  • Klasifikasi Morfem
  • 3. Morfem Bermakna Leksikal dan Tak Bermakna
    Leksikal
  • Morfem yang bermakna leksikal
  • gt satuan dasar bagi terbentuknya kata gt
    merupakan leksem, Leksem bahan dasar yang
    setelah mengalami pengolahan gramatikal menjadi
    kata ke dalam subsistem gramatika.
  • Contoh morfem sekolah. berarti tempat
    belajar.
  • Morfem yang tak bermakna leksikal berupa morfem
    imbuhan,
  • Contoh ber-, ter-, dan se-
  • Morfem-morfem ini bermakna jika berada dalam
    pemakaian. Contoh bersepatu berarti memakai
    sepatu.

16
  • Klasifikasi Morfem
  • 4. Morfem Utuh dan Terbelah
  • Morfem utuh
  • gt morfem-morfem yang unsur-unsurnya bersambungan
    secara langsung.
  • Contoh makan, tidur, dan pergi.
  • Morfem terbelah
  • gt morfem-morfem yang tidak tergantung menjadi
    satu keutuhan. morfem-morfem itu terbelah oleh
    morfem yang lain.
  • Contoh ke-an, ber-an, -er-, -in-,
    -el-, -em-

17
  • Klasifikasi Morfem
  • 5. Morfem Monofonemis dan Polifonemis
  • Morfem Monofonemis
  • gt morfem yang terdiri dari satu fonem.
  • Contoh morfem -i pada kata datangi
    (Indonesia)
  • morfema pada kata asystematic (Inggris)
  • Morfem Polifonemis
  • gt morfem yang terdiri dari dua, tiga, dan empat
    fonem.
  • Contoh morfem un- berarti tidak (Inggris)
  • morfem se- berarti satu, sama
    (Indonesia)

18
  • Klasifikasi Morfem
  • 6. Morfem Aditif, Replasif, dan Substraktif
  • Morfem Aditif morfem yang ditambah atau
    ditambahkan.
  • Contoh mengaji, berbaju (Indonesia), childhood,
    houses (Inggris)
  • Morfem Replasif morfem yang bersifat penggantian
  • Contoh terdapat morfem penggantian yang
    menandai jamak.
  • fut ? fit.morfem un- berarti
    tidak (Inggris)
  • Morfem Substraktif morfem yang alomorfnya
    terbentuk dari hasil pengurangan terhadap unsur
    (fonem) yang terdapat morf yang lain.
  • Biasanya terdapat dalam bahasa Perancis.

19
  • Kata
  • satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri
    sendiri dan mempunyai makna. Kata-kata yang
    terbentuk dari gabungan huruf atau morfem baru
    kita akui sebagai kata bila bentuk itu sudah
    mempunyai makna. (Lahmudin Finoza).
  • morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan
    dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat
    diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
    (Kridalaksana).
  • Jadi, kata adalah satuan terkecil sebagai bentuk
    bebas dan bermakna.

20
  • Kata
  • Contoh mobil, rumah, sepeda , ambil, dingin,
    kuliah.
  • Keenam kata di atas gt kata gt mempunyai makna
  • Bandingkan adepes, libma, ninggib, haklab
  • Keempat kata di atas gt bukan kata gt tidak
    bermakna
  • Macam kata
  • kata yang bermofem tunggal gt kata dasar gt kata
    yang tidak berimbuhan gt dikembangkan menjadi kata
    turunan/berimbuahn
  • kata yang bermorfem banyak gt kata berimbuhan

21
  • Kata
  • Kata Dasar buat, edar, sapu
  • Pelaku pembuat, pengedar, penyapu
  • Proses pembuatan, pengedaran, penyapuan
  • Hal/tempat perbuatan, peredaran, persapuan
  • Perbuatan membuat. mengedar, menyapu
  • Hasil buatan, edaran, sapuan
  • Terlihat perubahan kata dasar gt kata turunan
  • Selain mengubah bentuk, juga mengubah makna.
  • Perubahan makna gt perubahan jenis atau kelas
    kata.

22
HAKIKAT KATA Para linguis yang sehari-hari
bergelut dengan kata ini, hingga dewasa ini,
kiranya tidak pernah mempunyai kesamaan pendapat
mengenai konsep apa yang di sebut dengan kata
itu. Satu masalah lagi mengenai kata ini adalah
mengenai kata sebagai satuan gramatikal. Menurut
verhaar (1978) bentuk-bentuk kata bahasa
Indonesia, misalnya mengajar, di ajar, kauajar,
terjar, dan ajarlah bukanlah lima buah kata yang
berbeda, melainkan varian dari sebuah kata yang
sama. Tetapi bentuk-bentuk, mengajar, pengajar,
pengajaran, dan ajarlah adalah lima kata yang
berlainan.
23
KLASIFIKASI KATA Klasifikasi kata ini dalam
sebuah linguistik selalu menjadi salah satu topik
yang tidak pernah terlewatkan, sejak zaman
aristoteles hingga kini,termasuk juga dalam
kajian linguistik Indonesia, persoalannya tidak
pernah tertuntaskan. Hal ini terjadi, karena,
pertama setiap bahasa mempunyai cirinya
masng-masing, dan kedua, karena kriteria yang
digunakan untuk membuat klasifikasi kata itu bisa
bermacam-macam. Klasifikasi atau penggolongan
kata itu memang perlu. Besar manfaatnya bak
secara teoretis dalam studi semantik, maupun
secara praktis dalam beratih keterampilan
berbahasa. Dari pembicaraan kelas kata ini, bisa
dikatakan penentuan kata-kata berdasarkan kelas
atau galongan memang perlu dilakukan. Namun,
kalau sampai kini banyak menimbulkan persoalan,
terutama dalam bahasa indonesia, kiranya patokan
atau kriterianya itu yang perlu dipikirkan
kembali, dicari yang betul-betul memang bisa
mengungkapkan ciri yang paling hakiki dari setiap
kelas kata
24
PEMBENTUKAN KATA Pembentukan kata ini mempunyai
dua sifat, yaitu membentuk kata-kata yang
inflektif, dan kedua yang bersifat derivatif. Apa
yang dimaksud dengan inflektif dan derivatif akan
dibicarakan berikut ini. 1. INFLEKTIF Kata-kata
dalam bahasa-bahasa berfleksi, seprti bahasa
arab, bahasa latin, bahasa sansekerta, untuk
dapat digunakan di dalam kalimat harus
disesuaikan dulu bentuknya dengan
kategori-kategori gramatikal yang berlaku dalam
bahasa itu. 2. DERIFATIF Pembentukan kata secara
derivatif adalah membentuk kata baru, kata yang
identitas leksikalnya tidak sama dengan kata
dasarnya, contoh dalam bahasa indonesia dapat
diberikan, misalnya, dari kata air yang berkelas
nomina dibentuk menjadi mengairi yang berkelas
verba dari kata makan yang berkelas verba
dibentuk kata makanan yang berkelas nomina.
25
  • PROSES MORFEMIS
  • Berikut ini akan dibicarakan proses-proses
    morfemis yang berkenaan dengan afiksasi,
    ruduplikasi, komposisi dan juga tentang konversi
    dan modifikasi intem, kiranya perlu jua
    dibicarakan produktifitas proses-proses morfemis
    itu.
  • AFIKSASI
  • Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada
    sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini
    terlibat unsur-unsur, (1) asar atau bentuk dasar,
    (2) afiks.
  • Bentuk dasar atau dasar adalah bentuk terkecil
    yang tidak dapat
  • disegmentasikan lagi.
  • 2. Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa
    morfem terikat, yang
  • diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses
    pembentukan kata.

26
2. REDUPLIKASI Reduplikasi dalah proses morfemis
yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun
dengan perubahan bunyi. 3. KOMPOSISI Komposisi
adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar
dangan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang
terikat, sehingga terbentuk sebuah kontruksi yang
memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau
yang baru. 4. KONVERSI, MODIFIKASI INTENAL, dan
SUPLESI Konversi adalah proses pembentukan kata
dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa
perubahan unsur segmental.
27
Modifikasi internal (sering di sebut juga
penambahan internal atau perubahan internal)
adalah proses pembentukan kata dengan penambahan
unsur-unsur (yang biasanya berupa vokal) ke dalam
morfem yang berkerangka tetap (yang biasanya
berupa konsonan). Suplesi, dalam proses suplesi
perubahannya sangat ekstrem karena ciri-ciri
bentuk dasar tidak atau hampir tidak tampak lagi.
Boleh dikatakan bentuk dasar itu.
PEMENDEKAN Pemendekan adalah proses penanggalan
bagian-bagian leksem atau gabungan leksem
sehingga menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi
maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya.
Dalam bahasa Indonesia pemendekan ini menjadi
sangat produktif adalah karena bahasa
indonesia sering kali tidak mempunyai kata untuk
menyatakan suatu konsep yang agak pelik atau
sangat pelik.
28
PRODUKTIVITAS PROSES MORFEMIS Produktifitas
proses morfemis adalah dapat tidaknya proses
pembentukan kata itu, terutama afiksasi,reduplikas
i,dan komposisi, digunakan berulang-ulang yang
secara relatif tak terbatas, artinya,ada
kemungkinan menambah bentuk baru dengan proses
tersebut. Proses infektif atau paradigmatis,
karena tidak membentuk kata baru, kata yang
identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk
dasarnya, tidak dapat dikatakan proses yang
produktif. Lain halnya dengan derivasi. Proses
derivasi besifat terbuka. Artinya, penutur suatu
bahasa dapat membuat kata-kata baru dengan proses
tersebut. Tidak adanya sebuah bentuk yang
seharusnya ada di sebut Bloking. Dalam bahasa
Indonesia kasus bloking tampaknya tidak sejalan
dengan dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa
Indonesia yang ada tanpaknya bukan kasus bloking,
melainkan persaingan antara kata derivatif
dengan bentuk atau kontruksi frase yang
menyatakan bentuk dasar dengan maknanya.
29
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com