Title: KELOMPOK 9
1ANALISIS HERBISIDA
- KELOMPOK 9
- Republik Daudi Parthu
- Ester Kristin
- David Adiprakoso
- Chandra Paska Bakti
2Yang akan dibahas
- Pengertian dan macam-macam herbisida
- Analisis Herbisida pada makanan
- Analisis Herbisida murni
- Analisis Herbisida pada air
3PENGERTIAN dan MACAM-MACAM HERBISIDA
4Pengertian Herbisida
- Senyawa yang digunakan untuk membasmi hama
tanaman (gulma) - Cara penggunannya secara umum, campuran herbisida
dengan air disemprotkan ke area lahan
5Cara Kerja
- Mengganggu proses anabolisme senyawa penting
seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui
kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam
proses tersebut - Mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan
kimia yang diperlukan tumbuhan
6Penggolongan Herbisida
- Dapat digolongkan berdasarkan aktivitas,
mekanisme kerja, dan kelompok kimia - Berdasarkan kerja Kontak dan Sistemik
7Kontak
- - Menghancurkan jaringan tumbuhan yang terkena
kontak langsung dengan herbisida - - Merupakan herbisida yang tercepat cara
kerjanya - - Tidak efektif digunakan pada tanaman perennial
8Sistemik
- Dimasukkan langsung ke tumbuhan baik itu lewat
akar maupun lewat tanah - Bekerja lebih lambat dari herbisida kontak
- Efektif untuk tumbuhan perennial
9Berdasarkan mekanisme kerja
- Inhibitor ACCase
- Inhibitor ALS
- Inhibitor EPSPS
- Auksin sintetik
- Inhibitor fotosistem II
10Inhibitor ACCase
- ACCase (Asetil koenzim A karboksilase) adalah zat
yang terdapat pada awal sintessa lemak - Merusak produksi sel membran pada sel meristem
rumput - ACCase dari tanaman rumput sangat sensitif pada
herbisida ini, tanaman dikotil tidak - Contohnya diclofop acid (2-aryloxyphenoxypropionat
e)
11Inhibitor ALS
- ALS (asetolaktat sintase) merupakan enzim yang
terbentuk saat awal pembentukan rantai cabang
asam amino (valin, isolisin dan lisin) - Menghambat sintesis DNA tanaman akibat produksi
asam amino terganggu - Berfungsi baik pada tanaman rumput maupun dikotil
- Merupakan herbisida paling aman (ALS tidak
terdapat pada sel hewan) - Contoh herbisida sulfonylureas (SUs),
imidazolinones (IMIs), triazolopyrimidines (TPs),
dll
12Inhibitor EPSPS
- EPSPS (enolpyruvylshikimate 3-phosphate synthase)
merupakan enzim yang digunakan untuk sintesa asam
amino (triptofan, fenilalanin and tirosin) - Berfungsi baik pada tanaman rumput maupun
dikotil - Contohnya glifosfat
13Auksin Sintetik
- Hormon auksin merupakan hormon yang berfungsi
sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel pada meristem tumbuhan - Dengan hormon auksin buatan maka pertumbuhan
tumbuhan dapat dikontrol - Sangat efektif untuk tumbuhan dikotil
- Contohnya 2,4-D (2,4-Dichlorophenoxyacetic acid)
14Inhibitor Fotosistem II
- Menyebabkan elektron pada fotosistem II
terakumulasi pada molekul klorofil - Berakibat oksidasi yang berlebihan dari yang
dapat ditoleransi sel akibatnya tanaman mati - Contohnya herbisida triazine dan urea
15Berdasar kelompok kimia
- Anilida
- Asam Aromatik
- Arsenik
- Organofosfor
- Fenoksi
- Piridin
- Quartener
16Herbisida yang banyak digunakan
- 2,4-D
- Atrazine
- Glifosfat
- Paraquat
- Aminopiralid
- Dicamba
172,4-Dichlorophenoxyacetic acid
182,4-Dichlorophenoxyacetic acid
- Termasuk dalam kelompok Fenoksi
- Rumus molekul C8H6Cl2O3
- Merupakan herbisida yang paling banyak digunakan
di seluruh dunia - Merupakan auksin sintetis
- Masuk ke meristem melalui daun, menyebabkan
pertumbuhan batang yang tak terkontrol, daun
layu, kemudian tanaman mati -
19Atrazine
20Atrazine
- Rumus molekul C8H14ClN5
- Termasuk dalam kelompok triazin
- Merupakan herbisida yang bekerja sebagai
inhibitor dalam fotosistem II - Digunakan pada tanah sebelum atau sesudah
munculnya gulma - Pada tahun 2004 telah dilarang penggunaannya
karena mencemari air tanah
21Glifosfat
22Glifosfat
- Rumus molekul C3H8NO5P
- Termasuk dalam kelompok organofosforus
- Merupakan herbisida sistemik
- Cara penggunaannya dengan disemprotkan ke daun
atau disuntikan ke dahan - Bekerja dengan merusak enzim yang berperan dalam
pembentukan asam amino (tirosin, triptofan dan
fenilalanin) - Hanya efektif digunakan pada tanaman yang telah
tumbuh besar
23Paraquat
24Paraquat
- Rumus molekul C12H14Cl2N2
- Termasuk dalam kelompok quartener
- Bereaksi dengan cepat mematikan jaringan tumbuhan
hijau lewat kontak langsung - Berbahaya bagi manusia nila sampai tertelan
- Menjadi tidak aktif ketika masuk ke tanah
25Aminopiralid
26Aminopiralid
- Rumus molekul C6H4Cl2N2O2
- Termasuk dalam kelompok piridin
- Terkenal karena kemampuannya bertahan dalam
kompos
27Dicamba
28Dicamba
- Rumus molekul C8H6Cl2O3
- Termasuk dalam grup asam aromatik
- Salah satu contoh auksin sintetis
- Digunakan setelah gulma tumbuh
29ANALISIS HERBISIDA pada MAKANAN
30Analisis Herbisida pada Makanan
- Dilakukan untuk mengetahui jenis dan kadar
herbisida di dalam air dan makanan - Standar kandungan residu herbisida di dalam
makanan diatur dalam MRL (Maximum Residu Limits) - Dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography
(GC) atau High Performance Liquid Chromatography
(HPLC)
31(No Transcript)
32Persiapan Sebelum Analisis
- Ekstraksi
- Pembersihan (Cleanup)
- Derivatization
33Ekstraksi
- Bertujuan untuk mendapatkan sampel yang homogen
- Biasanya dilakukan dengan cara di blender
- Pemilihan pelarut untuk ekstraksi bergantung pada
karakteristik bahan herbisida itu sendiri.
34(No Transcript)
35Cleanup
- Bertujuan untuk mengilangkan bahan-bahan lain
yang dapat mengganggu proses analisis - Polaritas menjadi faktor yang paling penting
dalam proses ini. - Adsorben disini berfungsi untuk menghilangkan,
membawa, ataupun memecahkan molekul lain supaya
menjauh dari zat ekstraksi.
36(No Transcript)
37Derivatization
- Biasa dikenal dengan penurunan senyawa
- Dibutuhkan untuk menambahkan kestabilan dari
analit atau menambah kepekaan dari detektor - Bila memakai GC
- -- seringnya, derivasi ini dilakukan untuk
menambah volalitas dari analit dan menambah
kestabilan thermalnya. - Bila memakai HPLC
- -- tujuan utama derivasi pada HPLC adalah untuk
meningkatkan respon herbisida di dalam deteksi
kromatografi.
38(No Transcript)
39Analisis Residu Pada Makanan
- Tahap 1 Menentukan metode yang akan dipakai (GC
atau HPLC) - Tahap 2 Berdasarkan, zat yang akan diteliti,
pilih detektor dan column (dan mobile phase
pada HPLC) yang cocok dengan zat tersebut - Tahap 3 Melakukan Pengujian
- Tahap 4 Interpretasi data dari grafik
40(No Transcript)
41(No Transcript)
42(No Transcript)
43Analisis Dinitroanilin pada sayuran dengan GC
- Sampel sebanyak 20 g sayuran diekstraksi dengan 2
x 200 ml methanol. - Ekstraksi tersebut kemudian dipanaskan sampai
mengering - Cleanup dilakukan oleh Gel Permeation
Chromatography (GPC) pada S-X3 Bio Beads column - Kemudian, zat tersebut di determinasi oleh
detektor NPD - Recoveries range dari 72 126
- Limit deteksinya 0.022 ppm
44Analisis Carbamat pada kentang dengan HPLC
- Kentang yang sudah diblender (50 g) ditambahkan
dengan NaCl sebanyak 20 ml - Campuran tersebut kemudian diekstraksi dengan 3 x
50 ml diklorometana. Kemudian dikeringkan - Lakukan pengujian pada reverse-phase HPLC dengan
detektor UV pada 248 nm. - Limit deteksinya adalah 0.002 ?g/g
45Analisis Herbisida dengan Kromatografi
- Dengan Gas kromatografi
- senyawa herbisida yang secara termal stabil
- Dengan HPLC
- senyawa herbisida yang secara termal tidak
stabil
46Analisis Herbisida dengan Gas Chromatography
- Contoh herbisida yang akan dianalisis adalah
herbisida phenylurea
47Phenylurea
48Phenylurea
49- Dewasa ini, analisis residu dari herbisida
phenylurea didasarkan pada hidrolisis dari
senyawa parent dan derivatnya seperti anilin
dengan tujuan untuk meningkatkan sensitivitas
penentuan akhir pada GC.
50Derivatisasi
51(No Transcript)
52Analisis sample herbisida
- Untuk studi awal, 10ml air diinjeksikan dengan
jenis herbisida telah diketahui, biasanya
terdapat 1 atau 2 - Diekstraksi dengan 5 ml diklorometana dalam 25 ml
disentrifuse. - Separasi dari lapisan-lapisan, fasa organik
dipindahkan ke tabung terpisah, dikeringkan
dengan Na2SO4 anhidrat dan 1 ml dari ekstrak
kering tersebut di pipetkan ke kolom silika gel.
53Analisis sample herbisida
- Untuk penentuan dari konsentrasi herbisida yang
yang sangat rendah, ekstraksi dengan
diklorometana dilanjutkan dengan ekstraksi dengan
heksana sebanyak 5 ml. - Dievaporasikan pada 0,5 1 ml volume dibawah
aliran nitrogen dan dikeringkan - ekstrak total dialirkan ke kolom silika gel.
54Analisis Herbisida dengan (HPLC)
- Analysis of herbicides in drinking water
55Kondisi Kromatografi HPLC
- Mobile phase A Water, B ACN
- Gradient 10 to 90 B in 15 min
- Flow rate 1.5 mL/min
- Injection volume
- 5 µL for 1100 dilution
- 20 µL for 11000 dilution
- 20 µL for 110,000 dilution
- Column temperature 40 C
- Detection wavelength 225 nm
- Peakwidth gt 0.0025 min
- Response time 0.06 s
56- Berdasarkan United States Environmental
Protection Agency, level toleransi diuron pada
komoditas makanan berkisar antara 0.12.0 ppm.
Hal ini sama dengan 120 ng per 10 µL. Untuk
simazine, level toleransi pada komoditas makanan
adalah berkisar antara 0.020.25 ppm, yang juga
berarti 2002500 pg per 10 µL. - Sebagai konsekuensi, permintaan pada aplikasi
ini - Relative standard deviation of retention times
less than 0.1 - Relative standard deviation of peak areas (in
low ng range) less than 1 - Limit of detection (LOD) less than 150 pg for a
20 µL injection
57(No Transcript)
58Tabel RSD pada Senyawa Herbisida
59(No Transcript)
60(No Transcript)
61HPLC
- - 600 µL air minum diinjeksikan dengan 100 µL
pada dilusi 11000 herbisida dan 300 µL
acetonitrile. - - Acetonitrile ditambahkan untuk menghindari
adhesi (menempelnya) sisa-sisa herbisida pada
permukaan kolom. -
62(No Transcript)
63(No Transcript)
64GAMBAR
65Analisis Herbisida dengan HPLC dan GC
66Gas Chromatography