PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI - PowerPoint PPT Presentation

1 / 219
About This Presentation
Title:

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Description:

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TIES 1301 3 SKS Ir. Joko Susetyo, MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri KOMPETENSI MATA KULIAH Menguasai pengetahuan dan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:352
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 220
Provided by: Moham62
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI


1
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
TIES 1301 3 SKS
  • Ir. Joko Susetyo, MT
  • Jurusan Teknik Industri
  • Fakultas Teknologi Industri

2
KOMPETENSI MATA KULIAH
  • Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik,
    ketrampilan dan tools di bidang industri.
  • Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan
    pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa dengan
    penggunaan prinsip matematik, fisika, sains,
    ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan
    persoalan industri.
  • Memiliki kemampuan merancang, menanalisis,
    memperbaiki, mengoperasikan dan menginstalasi
    sistem integral yang terdiri dari manusia,
    material, peralatan, informasi dan sumber daya
    lain.
  • Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi,
    memformulasi, memecahkan persoalan dan keputusan
    sistem integral menggunakan alat-alat analitik,
    komputasional, dan atau eksperimental.
  • Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab
    profesi, etika, dan sosial.

3
KONTRAK PERKULIAHAN
  • Diskripsi Perkuliahan
  • Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7
    pokok bahasan meliputi pengantar, perancangan
    sistem produksi, perancangan dan pengawasan
    operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas,
    optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian
    kualitas statistik.
  • Strategi Perkuliahan
  • Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan
    menjelaskan isi dari sub pokok bahasan,
    pendalaman berupa diskusi, studi kasus, latihan
    mengerjakan soal-soal secara perorangan dan
    kelompok.
  • Kriteria Penilaian
  • Ujian tengah semester (UTS) 20
  • Ujian akhir semester (UAS) 20
  • Tugas-tugas 50
  • Presensi 10

4
RENCANA PEMBELAJARAN
  • Minggu 1 Penjelasan GBPP dan Kontrak
    perkuliahan, pengantar sejarah perkembangan
    disiplin teknik industri.
  • Minggu 2, 3 Perancangan sistem produksi.
  • Minggu 4, 5 Perancangan dan pengawasan operasi.
  • Minggu 6, 7 Perencanaan dan perancangan
    fasilitas,
  • Minggu 8, 9 UTS
  • Minggu 10, 11 optimasi,
  • Minggu 12, 13 Analisis ekonomi teknik,
  • Minggu 14, 15 Ppengendalian kualitas statistik.

5
BAHAN BACAAN
  • 1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to
    Industrial Engineering And Management Science,
    Mc Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
  • 2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri,
    Graha Ilmu, Yogyakarta.
  • 3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna
    Widya, Jakarta
  • 4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional,
    Universitas Indonesia Press, Jakarta.
  • 5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik
    Industri, Guna Widya, Jakarta.
  • 6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to
    Industrial And Systems Engineering,
    Prentice-Hall, Inc, New Jersey.

6
MODUL I
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP TEHNIK INDUSTRI
7
  • Kompetensi Pokok Bahasan
  • Memahami permasalahan dalam ruang lingkup
    teknik industri yang melibatkan manusia, mesin,
    energi dan informasi secara efisien dan efektif.
  • Sub Pokok bahasan
  • Definisi
  • 2. Perkembangan teknik industri
  • 3. Peranan disiplin teknik industri
  • 4. Ilmu dasar disiplin teknik industri

8
Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat IPA)
melalui studi, pengalaman praktek diaplikasikan
dengan tujuan untuk mengembangkan cara-cara
mendayagunakan, material dan kekuatan alam
secara ekonomis untuk kemanfatan bagi manusia.
Definisi Teknik Industri
Menurut Engineering Council for Professional
Development (ECPD)
9
Menurut BlanchardAplikasi sistematis dari
kombinasi sumberdaya fisik dan alam dengan suatu
cara tertentu untuk menciptakan, mengembangkan,
memproduksi dan mendukung suatu produk atau suatu
proses dimana secara ekonomis mencakup beberapa
bentuk kegunaan bagi manusia.Menurut Institute
of Industrial Engineering (IIE) Disiplin ilmu
teknik/engineering yang menangani
pekerjaan-pekerjaan perancangan (design),
perbaikan (improvement), penginstalasian
(installation), dan menangani masalah manusia,
peralatan, bahan/material, informasi, energi
secara efektif dan efisien.
10
  • Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin
    Teknil Industri (menurut American Institute of
    Industrial Engineering AIIE) adalah
  • Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam
    proses produksi
  • Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta
    peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi
  • Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan
    tata letak asilitas produksi, peralatan
    pemindahan material.

11
4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan
pengendalian untuk distribusi barang/jasa,
pengendalian persediaan, pengendalian
kualitas 5. Pengembangan system pengendalian
ongkos produksi (pengendalian budget, analisa
biaya standar produksi, dll). 6. Perancangan dan
pengembangan produk. 7. Desain dan pengembangan
system pengukuran performans serta standar
kerja.

12
8. Pengembangan dan penerapan system
pengupahan dan pemberian insentif.9.
Perencanaan dan pengembangan organisasi,
prosedur kerja.10. Analisa lokasi dengan
mempertimbangkan pemasaran, bahan baku,
suplai TK.11. Aktivitas penyelidikan
operasional dengan analisa matematik,
simulasi, program linier, teori pengambilan
keputusan dll.
13

Perkembangan dan Organisasi yang mendukung
berdirinya disiplin Teknik Industri a.
American Society of Mechanical Engineering
(ASME). Organisasi ini pertama kali
mendiskusikan konsep-konsep teknik industri dan
merupakan persemaian dari timbulnya konsep
teknik industri. b. Pada thn 1912 berdiri
organisasi bernama. The Efficiency Society dan
The Society to Promote the Science of
Management yang kemudian pada tahun 1915
keduanya bergabung menjadi The Taylor Society.
Org ini bertujuan mengembangkan konsep- konsep
manajemen umum yang yang diperkenalkan oleh
Frederick Winslow Taylor.
14
  • Tahun 1917 berdiri Society of Industrial
    Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis
    produksi maupun para manajer sbg pembanding thd
    filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan
    oleh Taylor.
  • d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial
    Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis
    produksi maupun para manajer sbg pembanding thd
    filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan
    oleh Taylor.
  • e. Tahun 1932 berdiri The Society of
    Manufacturing Engineer (SME) untuk mengembangkan
    pengetahuan di bidang manufaktur.

15
  • f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society
    of Industrial Engineering bergabung menjadi The
    Society for Advancement Management(SAM).
  • g. Program studi Teknik Industri pertama kali
    dibuka pada tahun 1908 di Pennsylvania State
    University
  • h. Tahun 1948 berdiri The American Society of
    Industrial Engineering dengan didukung sekitar 70
    negara AIIE berkembang menjadi organisasi
    internasional dengan nama Institute of Industrial
    Engineering (IIE).
  • i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia
    diperkenalkan oleh Bapak Matthias Aroef pada
    tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di Cornell
    University.

16
  • j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi
    di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio
    berdirinya Teknik Industri.
  • k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang
    terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian
    mengawali pendidikan Teknik Industri di
    Indonesia.
  • l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan
    Teknik Industri baik di PTN maupu PTS.
  • M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik
    Industri (Persati), kemudian pada tahun 1987
    berdiri Ikatan Sarjana Teknik Industri dan
    Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) sampai saat
    ini.

17
Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin
Ilmu lain
18
ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI
Ilmu-ilmu operasional yang meliputu
  • Analisis dan perancangan kerja.
  • Pengawasan operasi.
  • Manajemen operasi

Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi
TI dapat berhasil yaitu
  • Kualitas.
  • Waktu.
  • Biaya

19
Tujuan TI menjamin bahwa produk/jasa yang
dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan
biaya yang sesuai.Ilmu yang termasuk dalam
analisis dan perancangan operasi adalah
Analisis Perancangan Kerja(Method
engineering) Merupakan studi yang mempelajari
secara sistematis seluruh operasi langsung tdk
langsung unt mendapatkan perbaikan-perbaikan
sistem kerja.
20
Dalam ME dibahas studi kerja (work study)
pengukuran kerja (work measurement).Studi kerja
berkaitan dengan pencarian prosedur pelaksanaan
kerja.Pengukuran kerja berkaitan dengan
penentuan waktu standar yang digunakan dalam
melaksanaan kegiatan kerja.
21
Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang
dilakukan dalam proses kerja yaitu kesalahan
dalam perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah
peralatan kerja dirancang tdk sesuai dengan
kondisi fisik, psikis dan lingkungannya.
Ergonomi (Human factor)
Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
dengan lingkungan kerjanya.
22
Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi,
yaitu skeletal/muscular (kerangka/otot)
sensory (alat indera) environmental (lingkungan)
dan mental.Perencanaan dan Perancangan
FasilitasMeliputi penentuan/penempatan lokasi
fasilitas, tat letak fasilitas. Tujuan dari
perencanaan perancangan fasilitas adalah untuk
mendapatkan biaya yang minimaum. Material
HandlingTujuan dari MH adalah untuk meminimumkan
MHC, karena seringkali Mh menimbulkan biaya yang
tdk sedikit.
23
Riset OperasionalMeliputi penentuan pola-pola
distribusi barang, pola-pola jaringan yang
efisien dan optimalitas.Sistem
ProduksiAktivitas mengolah atau mengatur
penggunaan sumber daya (resources) yang ada dlm
memproduksi barang/ jasa dengan tujuan efisiensi
dan efektifitas dalam proses produksi.Termasuk
dalam aktivitas proses produksi al pemilihan
mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem
produksi tepat waktu (just in time), pengawasan
persedian, pengendalian kualitas, dll.
24
ManajemenMerupakan karya seni dan ilmu dalam
memerintah, mengatur orang dengan menggunakan
fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), dan
pengawasan (controlling). SimulasiSuatu
metodologi untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti
antrian orang di airport, antrian mobil di
SPBU/parkir, nasabah di Bank, barang yang antri
di proses produksi dll.
25
Modul II Perancangan dan Pengukuran Kerja
  • Kompetensi Pokok Bahasan
  • Mampu melakukan pengukuran kerja, prosedur
    pengukuran kerja dengan beberapa metode
    pengukuran kerja (Stop Watch dan sampling
    Kerja).
  • Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan metode
    kerja.
  • Mampu melaksanakan perancangan fasilitas dan
    alat kerja.

26
Tujuan dari method engineering adalah melakukan
perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk
meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan
pelanggan dan meningkatkan produktivitas
kerja.STUDI KERJA (WORK STUDY)Perbaikan
proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan.Perbaikan dan penghematan
penggunaan material, mesin/fasilitas kerja serta
tenaga kerja.
ANALISIS PERANCANGAN KERJA
(METHOD ENGINEERING)
27
Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan
suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman
dan nyaman.Pendayagunaan usaha manusia dan
pengurangan gerakan-gerakan (motion) kerja yang
tidak perlu ataupun penyederhanaan kerja (work
simplification).Tujuan penyederhanaan kerja
Mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah,
lebih cepat, efisien, efektif, dan menghindari
pemborosan material, waktu, tenaga dll).
28
  • Lima langkah penyederhanaan kerja
  • Memilih kegiatan kerja yaitu kegiatan yang tdk
    efisien atau kegiatan yang penyelesaiannya
    lambat dan ingin diperbaiki.
  • Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang
    berkaitan dengan metode kerja yang selama ini
    dilaksanakan informasi yang berkaitan dg urutan
    kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
  • Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2
    yg tdk efisien dicari sebab-sebabnya.
  • Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik
    Diusulkan MK yg dianggap efisien dan efektif,
    sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji
    coba.
  • Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
  • Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih
    baik untuk menggantikan metode yang lama,
    evaluasi.

29
PETA PETA KERJA
PETA PROSES (PROCESS
CHART)Pendekatan tradisional yang digunakan
untuk menganalisis metode kerja. Merupakan alat
yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dari tahap awal sampai akhir.Lambang
yang digunakan
Operasi
Transportasi
Pemeriksaan
Penyimpanan
Menunggu
30
  • MACAM PETA KERJA
  • Peta Proses Operasi
  • Peta Proses Operasi
  • Diagram Aliran
  • Peta Pekerja dan Mesin
  • Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
  • Peta Proses Operasi
  • Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses
    yang akan dialami bahan baku mengenai urut-urutan
    operasi dan pemeriksaan.
  • Kegunan peta aliran proses
  • Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai
    aktivitas berakhir.
  • Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan
    selama proses berlangsung.
  • Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses
    atau metode kerja
  • Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu
    proses.

31
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses
Operasi.
  1. Peta aliran proses memperlihatkan semua
    aktivitas-aktivitas dasar termasuk transportasi,
    menunggu dan penyimpanan. Sedangkan peta proses
    operasi terbatas pada operasi dan pemeriksaan
    saja.
  2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen
    yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan
    peta proses operasi.
  3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
    menggambarkan proses perakitan secara
    keseluruhan.
  4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
    digunakan untuk menganalisa salah satu komponen
    dari produk yang dirakit.

32
Tugas 1 Pembuatan Peta Kerja (OPC dab FPC)
Tugas 2 Pengukuran kerja ( mencari Waktu
siklus, Waktu normal dan Waktu baku).
33
PENGUKURAN KERJA(WORK MEASUREMENT)
  • Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata
    yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
    memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
    melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan
    tempo kerja yang normal.
  • Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu
    (time study), yaitu waktu standar atau waktu
    baku.

34
Pengukuran waktu
  • Pengukuran waktu secara langsung
  • Pengukuran dengan stop watch
  • Sampling kerja
  • Pengukuran waktu secara tidak langsung
  • Data waktu baku
  • Data waktu gerakan, dll.

35
Pengukuran Waktu dengan Stop
Watch ? Prosedur/urutan Pengukuran Waktu
Kerja
36
PENGUJIAN DATA
  • Uji kecukupan data.
  • Untuk memastikan bahwa data yang telah
    dikumpulkantelah cukup secara obyektif. Pengujian
    kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada
    konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan
    tingkat keyakinan/ kepercayaan. Derajat
    ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
    mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan
    oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
    melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak
    (populasi).

37
Derajat ketelitian (degree of accuracy) Menunjukk
an penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari
waktu penyelesaian sebenarnya.Tingkat keyakinan
(convidence level)Menunjukkan besarnya keyakinan
pengukur akan ketelitian data waktu yang telah
diamati dan dikumpulkan.Uji kecukupan data
digunakan rumus sbb.
  • Derajat ketelitian (degree of accuracy)
  • Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil
    pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
  • Tingkat keyakinan (convidence level)
  • Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan
    ketelitian data waktu yang telah diamati dan
    dikumpulkan.

38
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb.
N
Dengan k Tingkat keyakinan k 99 3 k
95 2 s Derajat ketelitian N Jumlah data
pengamatan N Jumlah data teoritis
Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N
gt N data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu
dilakukan penambahan data.
39
Contoh Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch.
Bila tingkat keyakinan 95 dan derajat ketelitian
10, apakah jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
?X 107 (?X)2 11449 ?X2 791 k 95 2 s
10 N

40
Karena N lt N , maka data dianggap cukup.Uji
Keseragaman dataUntuk memastikan bahwa data
yang terkumpul berasal dari system yang sama dan
untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik
yang berbeda. BKA X k? BKB X -
k? ?
41
Dengan BKA Batas Kontrol Atas BKB Batas
Kontrol Bawah X Nilai Rata-rata ?
Standar Deviasi k Tingkat Keyakinan
ContohSuatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch,
jika batas kontrol 3. Tentukan apakah data
seragam atau tidak.
42
Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit) Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X 7,13 ? (X X)2 27,73 ?
1,4 BKA 7,13 3 (1,4) 11,33 BKB
7,13 3 (1,4) 2,93 Semua data
masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data
dikatakan seragam
43
Penyesuaian (Rating Factor)
  • Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan
    pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi
    wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
    tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah
    diburu waktu, atau karena terjadi
    kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam
    bekerja.
  • Bila terjadi demikian maka pengukur harus
    mengetahui dan menilai seberapa jauh
    ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus
    menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.
  • Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan
    waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian
    (p).
  • Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu
  • - Bila operator bekerja diatas normal
    (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar
    dari satu (p gt 1).
  • - Operator bekerja dibawah normal (terlalu
    lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu
    (plt 1).
  • - Operator bekerja dengan wajar, maka harga p
    nya sama dengan satu (p 1).

44
Metode-metode untuk menentukan penyesuaian1.
The Westing House System Sistem ini dikembangkan
oleh Westing House Electric Corporation
dengan mempertimbangkan empat factor al
ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
2. Synthetic Rating Dikembangkan oleh Morrow,
Synthetic Rating meng- evaluasi kecepatan
operator dari nilai waktu gerakan yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu.3. Speed
Rating/Performance Rating Sistem ini
mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan
tingkat ketrampilan persatuan waktu saja.
45
4. Objective Rating Dikembangkan oleh Munder dan
Danner, Metode ini tdk hanya menentukan
kecepatan aktivitas, tetapi juga
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat
kesulitan pekerjaan adalah jumlah anggota
badan yang digunakan, pedal kaki, penggunaan
kedua tangan, koordinasi mata dengan tangan,
penanganan dan bobot.Kelonggaran
(Allowance)Adalah faktor koreksi yang harus
diberikan kepada waktu kerja operator, karena
operator dalam melakukan pekerjaannya sering
tergangu pada hal-hal yang tidak diinginkan namun
bersifat alamiah, sehingga waktu penyelesaian
menjadi lebih panjang (lama).
46
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
  1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.Kegiatan
    yang termasuk kebutuhan pribadi minum untuk
    menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
    bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
  2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan
    (fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain
    dari menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique
    ini berlangsung terus maka akan terjadi fatigue
    total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan
    gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi
    kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan
    kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya
    gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
    mengilangkan rasa fatigue tersebut.

47
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindari.Beberapa kelonggaran untuk
hambatan tak terhindarkan
  • Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
  • Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat
    seperti mengganti alat potong (komponen) yang
    patah, memasang kembali komponen yang lepas dll.
  • Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan
    khusus dari gudang.
  • Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

48
Waktu Baku (Waktun Standar)Setelah penentuan
penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk
menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi
sebagai berikut WB W siklus x RF x
Waktu Normal
Keterangan WB waktu bakuRF
Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating) All Kelonggaran (Allowance)
49
Contoh Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam
kotak kardus terdiri dari empat elemen kegiatan
dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali
pengamatan seperti pada table berikut. Apabila
kelonggaran adalah 15 Tentukan waktu standar.
Elemen Kegiatan Elemen Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ?X X RF WN
1 Mengambil Kotak Kardus 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
2 Memasukkan Barang 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
3 Menutup Kotak Kardus 0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
4 Meletakan Hasil 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit Waktu Normal 0,52 menit/unit
Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x Waktu Baku 0,52 x

50
Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja
  • Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk
    dalam kondisi kerja atau menganggur.
  • Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus
    melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah
    ditentukan secara acak/random.
  • Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur
    waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan
    dengan selang waktu yang tidak sama dan
    didasarkan pada bilangan random yang dikonversi
    ke satuan waktu.
  • Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali
    dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali
    pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka
    prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100
    0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah
    10/100 0,1

51
Pengujian Data
  • Kecukupan Data
  • SP
  • N
  • Dengan
  • S Derajat ketelitian
  • p Prosentase sibuk/produktif
  • k Tingkat keyakinan
  • N Ukuran sample/data

52
  • Keseragaman Data
  • Batas kontrol untuk p
  • BKA
  • BKB
  • Dengan pengertian sbb
  • BKA Batas kontrol atas
  • BKB Batas kontrol bawah
  • p Prosentase sibuk/produktif
  • k Tingkat keyakinan

Contoh Suatu pengamatan sampling kerja
dilakukan selama 10 hari kerja dengan waktu
pengamatan setiap hari kerja adalah 6 jam. Ukuran
sample adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan
99 dan derajat ketelitian 5. Tentukan kecukupan
dan keseragaman data.
53
Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1
Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4
Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46
Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08
Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92
Prosentase idle 0,116, prosentase kerja (p)
1 0,016 0,884 k 99 3 N 500 S
0,05 n 50 N Karena N lt N, maka data
dianggap cukup BKA BKB
54
Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk
dalam range BKA dan BKB, maka data seragam.
  • Waktu Baku
  • Penentuan waktu baku dengan sampling kerja
    dihitung dengan menggunakan rumus
  • Waktu Normal
  • Waktu Baku

55
Waktu Normal (Wn) Waktu Baku (Wb) Output
Standar Jadi, pekerja mampu mengerjakan
penyortiran surat sebanyak 4 surat per menit.
Tugas 2 Penentuan Waktu Baku (Stop Watch
sampling Kerja)
Contoh Seorang pekerja kantor pos bekerja
delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran
surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan
ternyata 85 pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15 dalam kondisi menganggur. Apabila
jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat,
maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating
factor adalah 115 dan kelonggaran 20.
56
Modul III Perencanaan dan Pengawasan
Operasi
  • Kompetensi Pokok Bahasan
  • Mampu melakukan peramalan produksi dengan
    beberapa metode peramalan.
  • Mampu melakukan perencanaan produksi
    berdasarkan hasil peramalan.
  • Mampu melakukan pengawasan dan perencanaan
    persediaan dengan beberapa metode.

57
Perencanaan dan Pengawasan Operasi
  • Aktivitas utama dalam system produksi adalah
    perencanaan dan pengawasan operasi.
  • Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk
    mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang
    ada dalam proses pembuatan produk/barang atau
    jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi
    terhadap tujuan perusahaan.

58
Bahan - TK - Mesin - Fasilitas
- Dll.
Produk/ Jasa
Proses transformasi atau perubahan
Informasi umpan balik hasil untuk pengawasan
proses
59
Kegiatan Perencanaan Pengawasan Operasi al
  • Peramalan
  • Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan
    suatu produk untuk periode yang akan datang
    berdasarkan data penjualan masa lampau yang
    dianalisis dengan cara tertentu.
  • 2. Perencanaan Operasi/produksi
  • Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
    harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
    peramalan dan persediaan yang ada.
  • Merupakan pegangan untuk merancang jadual
    produksi.

60
  • 3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
  • Persediaan sumber daya menganggur (idle
    resources) yang menunggu proses lebih lanjut,
    berupa kegiatan produksi pada system manufaktur,
    kegiatan pemasaran pada system distribusi atau
    kegiatan konsumsi pada system rumah tangga.
  • Persediaan digunakan untuk mempermudah
    atau memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
    dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang
    untuk dipasarkan pada konsumen.

61
4. Material Requirement Planning Metode
Perencanaan Kebutuhan Material adalah prosedur
logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk
menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master
Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih
(net requirement) material untuk semua item
komponen produk. 5. Line Balancing (Keseimbangan
Lintasan) Upaya untuk meminimumkan
ketidakseimbangan diantara mesin-mesin untuk
mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun
kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang
diinginkan.
62
  • 6. Konsep Just In Time.
  • Memproduksi output yang diperlukan, pada
    waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan.
    Pada setiap tahap proses dalam system produksi.
    Dengan cara yang paling ekonomis dan efisien.

63
Peramalan(Forecast)
Metode Peramalan
  • 1. Peramalan Subyektif.
  • Menekankan pada keputusan-keputusan hasil
    diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
  • - Metode Delphi.
  • peramalan yang didasarkan pada keputusan
    bersama dari suatu grup yang terdiri dari para
    ahli yang berbeda.
  • - Metode Penelitian Pasar
  • metode ini menganalisa fakta secara
    sistematis pada bidang yang berhubungan dengan
    pemasaran. (teknik survei konsumen kuisioner).

64
  • 2.Peramalan Obyektif.
  • Prosedur peramalan yang mengikuti aturan-
    aturan matematis dan statistik.
  • Metode Intrinsik
  • Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi
    permintaan histories tanpa mempertimbangkan
    faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi
    besarnya permintaan.
  • Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret
    waktu (Time Series)
  • Metode Ekstrinsik
  • Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
    mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa
    datang.

65
  • Peramalan jangka panjang, karena dapat
    menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut
    metode kausal), Metode Regresi.
  • Regresi Linier
  • Dalam metode regresi linear, pola hubungan
    antara suatu variabel yang mempengaruhinya dapat
    dinyatakan dengan suatu garis lurus.
  • Persamaan regresi linear dapat dinyatakan
    sbb
  • Y a bx
  • a b
  • Dengan
  • Y Besarnya nilai yang diramal
  • a Nilai trend pada periode dasar
  • b Tingkat perkembangan nilai yang diramal
  • x Unit tahun yang dihitung dari periode dasar

66
ContohData penjualan produk PT ABC seperti
pada tabel berikut, kemudian perusahaan ingin
meramal penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14,
15.
Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY
45 1 1 45
35 2 4 70
30 3 9 90
50 4 16 200
40 5 25 200
60 6 36 360
30 7 49 210
45 8 64 360
55 9 81 494
65 10 100 650
? 455 ? 55 ? 385 ? 2680
67
b a
Persamaan garis regresinya adalah Y
33,675 2,15 (X) Ramalan ke 11 Y
33,675 2,15 (11) 57,325 Ramalan ke 12 Y
33,675 2,15 (12) 59,325 Ramalan ke 13 Y
33,675 2,15 (13) 61,325 Ramalan ke 14 Y
33,675 2,15 (14) 63,475 Ramalan ke 15 Y
33,675 2,15 (15) 65,925Rata-rata Bergerak
Tunggal Tujuan utama dari penggunaan metode
rata-rata bergerak adalah untuk menghilangkan
atau mengurangi acakan (randomness) dalam deret
waktu.
68
Rumus yang digunakan F(t1)
F(t2) F(t3)
dst. Dengan F(ti)
Peramalan pada periode t1 Xi Nilai aktual
t Periode rata-rata bergerak
69
Contoh
Bulan Data Rata-rata bergerak Tiga bulanan Rata-rata bergerak Lima bulanan
1 386 - -
2 340 - -
3 390 - -
4 368 372 -
5 425 366 -
6 440 394,3 381,8
7 410 411 392,6
8 466 425 406,6
9 330 438,7 421,8
10 350 402 414,2
11 375 382 399,2
12 380 351,7 386,2
70
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk
yang harus diproduksi dengan didasarkan pada
hasil peramalan dan persediaan yang ada, juga
merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.Fungsi lain - Menjamin rencana
penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategi perusahaan.- Menjamin
kemampuan produksi konsisten terhadap rencana
produksi.- Sebagai alat monitor hasil produksi
aktual terhadap rencana produksi.- Mengatur
persediaan produk jadi untuk mencapai target
produksi dan rencana produksi.- Mengarahkan
penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.
PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI
71
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
dilakukan dengan beberapa strategi
  • Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada
    saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan
    digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)
  • Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai
    dengan laju produksi yang diinginkan.
  • Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas
    pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
  • Mempengaruhi permintaan (potongan harga,
    pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).
  • Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan
    menjadi dua metode yaitu

72
1. Metode Kualitatif Rasio
persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif Heuristik,
model matematik, simulasi dll. Contoh
Data dari hasil peramalan
Bulan Peramalan Komulatif
1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579
6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174
73
Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan
rencana produksi untuk 12 periode.Dimisalkan
pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/
bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340
unit.Pada rencana 2 tingkat produksi 120
unit/bln untuk 6 bulan pertama dan 60 unit/bln
untuk 6 bulan terakhir, dengan persediaan awal
100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti
pada table berikut
74
Tabel Rencana Produksi
Bln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2 Rencana Produksi 2 Rencana Produksi 2
Bln Perama lan Komu latif Persediaan Awal Produksi Persediaan Akhir Persedia an Awal Produksi Persediaan Akhir
1 103 103 340 70 307 100 120 117
2 117 220 307 70 260 117 120 120
3 115 335 260 70 215 120 120 125
4 121 456 215 70 164 125 120 124
5 123 579 164 70 111 124 120 121
6 109 688 111 70 72 121 120 132
7 89 777 72 70 53 132 60 103
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
12 98 1.174 34 70 6 44 60 6
75

Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih
salah satu dari rencana yang ada dengan
mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya
terkecil yang akan digunakan sebagai rencana
produksi.
PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu - Sebagai
penyangga, penghubung antar proses produksi dan
distribusi untuk memperoleh efisiensi. -
Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi
permintaan.
76
1. Masalah kuantitatif semua hal yang
berhubungan dengan penentuan kebijakan persediaan
al - Berapa banyak jumlah barang yang akan
dipesan. - Kapan pemesanan barang harus
dilakukan. - Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Metode pengendalian persediaan mana yang
paling tepat.
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif
dan masalah kualitatif.
  • Masalah kualitatif Semua hal yang
    berhubungan dg
  • system pengoperasian persediaan al
  • - Jenis bahan/barang apa yang masih ada
  • - Dimana barang tersebut ditempatkan
  • - Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
  • - Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

77
Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan
1. Biaya pembelian (Purchasing Cost c
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang
persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang
yang dibeli dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu
- Biaya pemesanan (Ordering Cost k) Semua
pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
barang dari luar. - Biaya penentuan pemasok,
administrasi pesanan, pengiriman pesanan,
pengangkutan, penerimaan dsb.
78
Biaya persiapan (Setup Cost k) - Semua
pengeluaran yang timbul dalam mempersiap- kan
produksi suatu barang. - Biaya menyusun
peralatan produksi, menyetel mesin, persiapan
gambar kerja dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang, meliputi
  • Biaya modal
  • Biaya gudang
  • Biaya asuransi
  • Biaya administrasi
  • Biaya kadaluarsa
  • Biaya kerusakan dan penyusutan

79
4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock
(Shortage Cost p)
  • Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya
    persediaan lebih kecil dari jumlah yang
    diperlukan.
  • Metode Pengendalian Persediaan
  • Metode Tradisional
  • Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
  • Metode Kanban
  • Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ
  • Dalam metode ini pada dasarnya mencari
    jawaban optimal dalam menentukan
  • - Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
  • - Titik pemesanan kembali (RO)
  • - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan
    (SS)

80
Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb
  • Hanya satu item barang (produk) yang
    diperhitungkan
  • Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
  • Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera
    tersedia
  • Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan
  • Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
  • Tidak ada pesanan ulang (back order)
  • Tidak ada diskon

Tujuan model ini adalah menentukan jumlah
ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga
total biaya persediaan minimal.
81
Biaya Total Persediaan Ordering cost
Holding cost Purchasing cost.
Parameter yang dipakai adalah D jumlah
kebutuhan barang selama satu periode k
ordering cost sekali pesan h holding cost
persatuan nilai persediaan persatuan
waktu c purchasing cost persatuan nilai
persediaan t waktu antara satu pesanan ke
pesanan berikutnya
82
Model Persediaan EOQ
Titik saat pemesanan diterima (order point)
Tingkat Persediaan (Q)
Rata-rata persediaan Q/2
Waktu ( t )
t Q/D
Biaya Total Persediaan Ordering cost Holding
cost
Purchasing cost.
83
  • a). Biaya pesan
  • k biaya pesan setiap kali pesan
    D permintaan per periode Q jumlah
    pemesanan optimal
  • b). Biaya simpan
  • h biaya simpan per unit per periode
    Q jumlah pemesanan optimal
  • c). Biaya pembelian cRumus persediaan model Q
    (EOQ) adalah sbb
  • Q (EOQ)

84
to (waktu antar pemesanan optimal)
diperoleh t o Contoh
Permintaan harian suatu jenis barang
diperkirakan 100 unit, Biaya pemesanan diketahui
Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya penyimpanan
harian setiap unit persediaan Rp 0,02,- tentukan
jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu antar
pemesanan yang optimal.Diketahui D 100
unit/hari k Rp 100,-/pesan h Rp
0,02,-/unit/hari
85
Jumlah pemesanan ekonomis EOQ
Waktu antar pemesanan to
86
Modul IV Perencanaan Perancangan
Tata Letak Fasilitas
  • Kompetensi Pokok Bahasan
  • Memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan
    penetapan lokasi fasilitas/pabrik
  • Memahami teknik dan mampu melakukan perancangan
    tata letak fasilitas produksi
  • Memahami permasalahan yang berkaitan dengan
    pemindahan bahan (material handling).
  • Memahami macam/type tata letak fasilitas
    produksi.

87
Perencanaan Fasilitas - Perancangan dari
fasilitas-fasilitas industri yang akan
dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan
fasilitas- fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi
biaya dan keuntungan. Dua hal pokok dalam
Perancangan Fasilitas - Perancangan lokasi
pabrik- Perancangan fasilitas produksi
Perencenaan Perancangan Tata Letak Fasilitas
Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas
Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada
tempat yang akan mampu memberikan total biaya
dari proses produksi dan distribusi yang rendah
serta harga dan volume penjualan produk yang
mampu memberikan keuntungan yang maksimal.
88
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
penentuan lokasi pabrik 1. Market
location 5. Climate 2. Raw material location 6.
Labor wage salary 3. Transportation 7. Law
taxation 4. Power 8. Water
wasteModel-model Analisa Lokasi FasilitasCara
yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan
mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/
perusahaan.
89
Metode Pendekatan - Kontinyu (Penentuan
satu/lebih lokasi optimal) . Metode
Analisa Pusat Gravitasi Gravity -
Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas)
. Metode Analisis Transportasi Program Linier
- Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif
Subyektif) . Metode Brown-Gibson
Analisa Pusat Gravitasi Dalam metode ini ada
dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu
- Lokasi sumber bhn baku/material (input
produksi). - Lokasi daerah pemasaran
(output produksi).
90
Dalam metode ini diasumsikan bahwa Biaya
produksi dan distribusi tidak diperhitungkan
(biaya produksi dan distribusi untuk
masing-masing lokasi baik dari sumber material,
pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap
sama).Untuk menganalisa dengan metode ini input
yang diperlukan adalah - Kebutuhan/demand
produk jadi atau baham baku dari masing daerah
pemasaran atau lokasi sumber bhn baku. -
Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang
direncanakan, daerah pemasaran ataupun daerah
sumber bhn baku.
91
Fungsi Tujuan adalah m
nMinimum f (X,Y) ? ? Wj . di
I1 j1Dimana di ( Xi aj
) 2 ( Yi bj ) 2 1/2m banyaknya
alternatif lokasi yang akan dipilihn banyaknya
daerah pemasaran/sumber bhn bakuWj
Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas
suplay dari sumber bhn baku. ( Xi Yi )
koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,., m(
aj bj ) koordinat lokasi daerah pemasaran
atau lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,.,
n
92
  • Soal Latihan
  • Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud
    mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi
    kelayakan diperoleh alternatif dan jarak
    koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer)
    sebagai berikut
  • Alternatif lokasi P (-10, 7)
  • Alternatif lokasi Q (5, -30)
  • Alternatif lokasi R (10, 0)
  • Daerah pemasaran yang harus dipenuhi
    kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan
    koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam
    satuan ton) sebagai berikut

93
Daerah Pemasaran Demand (ton)Pemasaran A
(2, -15) 5Pemasaran B (-5,
-10) 10Pemasaran C (8, 8)
8Pemasaran D (0, -7) 15Pemasaran E (-15,
8) 20Dengan menggunakan analisa gravitasi,
tentukan lokasi perusahaan perminyakan mana yang
seharusnya dipilih ?
94
Metode KuantitatifTransportasi Program Linier
  • Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
    menentukan pola distribusi yang terbaik dari
    lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu.
    Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi
    yang memberikan total biaya terkecil.
  • Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada
    beberapa cara/metode yang dapat digunakan yaitu
    cara/metode heuristics, vogel dan north west
    corner.

95
Contoh persoalan pemakaian metode transportasi
untuk memilih lokasi yang baik.Perusahan XYZ
mempunyai dua pabrik di kota Semarang dan Bandung
yang mensuplai produk ke empat daerah pemasaran
yaitu Jogja, Solo, Purwokerto dan Magelang.
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus
meningkat perusahaan merencanakan untuk membangun
sebuah pabrik baru lagi.
96
Alternatif lokasi yang diusulkan adalah di kota
Surabaya atau kota Malang Data mengenai
kapasitas produksi, biaya transportasi, serta
data kebutuhan (demand) untuk masing-masing
daerah seperti dalam tabel berikut (dlm puluhan
ribu rp)
Lokasi Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Lokasi Jogja Solo P Kerto Mg-lang Kapasitas (ton/mgg)
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas
Malang 58 55 62 60 tak terbatas
Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650
97
Dengan analisa secara terpisah antara alternatif
lokasi di kota Surabaya dan Malang, maka dapat
dialokasikan ke setiap daerah pemasaran dengan
memperhatikan kapasitas masing-masing pabrik yang
ada.Alternatif lokasi Surabaya
Lokasi Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Lokasi Jogja Solo P Kerto Mg-lang Kapasitas (ton/mgg)
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 400
Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650
98
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik
di Surabaya
Lokasi Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Lokasi Jogja Solo P Kerto Mg-lang Kapasitas (ton/mgg)
Semarang 18 200 20 25 15 450 650
Bandung 40 200 45 100 30 300 42 600
Surabaya 55 50 400 60 55 400
Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650
99
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif
lokasi SBY
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 10
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 25
Surabaya Magelang 0 55 13
Minimized OBJ 51.850 Minimized OBJ 51.850 Minimized OBJ 51.850 Minimized OBJ 51.850 Minimized OBJ 51.850
100
Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi
pabrik di Sby.
Lokasi Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Lokasi Jogja Solo P Kerto Mg-lang Kapasitas (ton/mgg)
Semarang 18 100 20 100 25 15 450 650
Bandung 40 300 45 30 300 30 600
Surabaya 50 50 400 60 55 400
Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650
18
40
45
18
40
45
30
55
50
60
101
Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif
lokasi SBY
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 7
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 22
Surabaya Magelang 0 55 10
Minimized OBJ 51.550 Minimized OBJ 51.550 Minimized OBJ 51.550 Minimized OBJ 51.550 Minimized OBJ 51.550
102
Alternatif lokasi Malang
Lokasi Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Lokasi Jogja Solo P Kerto Mg-lang Kapasitas (ton/mgg)
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Malang 58 55 62 60 400
Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650
18
40
58
103
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik
di Malang
Lokasi Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Lokasi Jogja Solo P Kerto Mg-lang Kapasitas (ton/mgg)
Semarang 18 200 20 25 15 450 650
Bandung 40 200 45 100 30 300 42 600
Malang 58 55 400 62 60 400
Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650
18
40
45
58
104
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif
lokasi Mlg.
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 3
Malang Jogja 0 58 8
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 13
Minimized OBJ 53.850 Minimized OBJ 53.850 Minimized OBJ 53.850 Minimized OBJ 53.850 Minimized OBJ 53.850
105
Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi
pabrik di Malang
Lokasi Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Lokasi Jogja Solo P Kerto Mg-lang Kapasitas (ton/mgg)
Semarang 18 100 20 100 25 15 450 650
Bandung 40 300 45 30 300 42 600
Malang 58 55 400 62 60 400
Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650
106
Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk
alternatif lokasi Mlg
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Malang Jogja 0 58 5
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 10
Minimized OBJ 53.550 Minimized OBJ 53.550 Minimized OBJ 53.550 Minimized OBJ 53.550 Minimized OBJ 53.550
107
Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun
pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya
sebesar Rp 51.550,- dan jika dibangun pabrik di
lokasi Malang biaya transportasinya sebesar Rp
53.550-, dengan demikian pendirian pabrik yang
lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.
108
Macam Tipe Tata Letak Fasilitas
  • Tata Letak Produk
  • (Product Lay Out Aliran produk).
  • Tata Letak Proses
  • (Process Lay Out Aliran proses).
  • Tata Letak Posisi Tetap
  • (Fixed Position Lay Out).
  • Tata Letak Kelompok Produk
  • (Product Famili/Group Teknologi)

109
Tata Letak Produk
  • Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam
    satu departemen khusus.
  • Diaplikasikan untuk industri skala besar dan
    proses produksinya berlangsung secara kontinyu.
  • Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
    elektronik).
  • Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk
  • Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa
    produk standar.
  • Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk
    jangka waktu relatif lama.
  • Keseimbangan lintasan produksi lebih baik.

110
  1. Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses
    kerja.
  2. Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif
    sedikit.
  3. Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
    dilaksanakan secara mekanis.

111
Bahan Baku Gudang Bahan Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Gudang Produk Jadi Produk Jadi
A Press A
B B
A

1
2
3
4
Penge- pakan
Bubut
Drill
1
2
4
1
2
3
Gerinda
Penge- pakan
Frais
Bubut
Tata Letak Aliran Produk
112
  • Keuntungan
  • MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
    berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan
    bahan minimum.
  • Total waktu yang dipergunakan untuk produksi
    relatif singkat.
  • Work In Procces jarang terjadi karena lintasan
    produksi sudah seimbang. Output satu proses
    langsung dipergunakan sebagai input proses
    berikutnya.
  • Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area
    yang minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.

113
  • Kerugian
  • Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya
    seluruh aliran produksi.
  • Jika terjadi perubahan terhadap desain produk,
    maka akan merubah aliran produk dan lay out.
  • Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh
    proses mesin yang paling lambat.
  • Memerlukan investasi mesin tinggi (Special
    Purpose Machine).
  • Tata Letak Proses
  • Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas
    produksi yang semacam dalam satu departemen.
  • Semua fasilitas produksi yang memiliki
    ciri/fungsi kerja yang sama diletakan dalam satu
    departemen.
  • Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
  • Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.

114
Pertimbangan
  1. Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan
    tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka
    waktu yang relatif singkat.
  2. Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan
    gerak untuk menentukan metode dan waktu standar
    sulit dilakukan.
  3. Sulit mengatur line balanchng antar operator dan
    mesin.
  4. Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses
    operasi.
  5. Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam
    produk (General Purpose).
  6. Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan
    MH.

115
Bahan Baku Gudang Bahan Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Gudang Produk Jadi Produk Jadi
A A
B B
A

Gerinda
Bubut
Press
Drill
3
4
1
2
4
2
1
2
4
1
3
4
Penge- coran
Frais
Pengepakan
Tata Letak Aliran Proses
116
Keuntungan
  • Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah,
    karena mesin yang digunakan mesin-mesin type umum
    (General Purpose).
  • Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu
    dengan memindahkan ke mesin lain.
  • Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas
    supervisi lebih baik dan efisien.
  • Kerugian
  • Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC
    lebih mahal.
  • Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak
    dijumpai karena waktu operasi sulit
    diseimbangkan.
  • Karena diversifikasi produk adalah job order,
    maka diperlukan operator skill tinggi.

117
Tata Letak Posisi Tetap
  • Material dan komponen dari produk utama akan
    ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan
    fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia
    serta komponen-komponen kecil akan bergerak
    menuju lokasi material atau komponen produk
    utama.
  • Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan
    produk-produk skala ukuran besar Industri
    pesawat, kapal dll.


Mesin-2
Mesin-2 Mesin-2
Tata
Letak Fixed Position
Produk Utama
118
Keuntungan
  1. Karena posisi material dan komponen produk utama
    tetap, maka MH dapat dikurangi.
  2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas
    produksi dapat diakomodasikan untuk
    mengantisipasi perubahan dalam rancangan produk.

Kerugian
  1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan
    fasilitas produksi atau operato pada saat
    proses operasi.
  2. Memerlukan operator dengan skill tinggi
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com