Pertemuan ke- 10 - PowerPoint PPT Presentation

1 / 12
About This Presentation
Title:

Pertemuan ke- 10

Description:

Title: BAB V Author: PADEPOKAN 42 Last modified by: Ir AGUSTINA MP Created Date: 5/21/2002 12:27:00 PM Document presentation format: On-screen Show – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:68
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 13
Provided by: PADE4
Category:
Tags: curah | hujan | pertemuan

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Pertemuan ke- 10


1
Lanjutan bab 5
  • Pertemuan ke- 10

2
5.1. PERENCANAAN USAHATANI
  • Perencanaan meliputi 3 langkah pokok, yaitu
  • Menyusun rencana terperinci mengenai
    cabang-cabang usaha dan metode produksi yang akan
    digunakan
  • Contoh - macam tanaman
  • - jumlah ternak yang akan diusahakan
  • - perincian varietas tanaman
  • - waktu penanaman
  • - macam pupuk dan obat-obatan yang dipakai
  • - intensitas penyiangan dll
  • Menguji rencana yang telah diperinci itu
    kaitannya dengan sumberdaya yang diminta dan
    apakah konsisten dengan kendala-kendala
    sumberdaya yang ada dan faktor-faktor lain yang
    berpengaruh seperti institusional, kelembagaan,
    sosial dan kebudayaan.
  • Mengevaluasi rencana dan menyusun urutan-urutan
    rencana alternatif berdasarkan patokan yang
    sesuai, misalnya standart yang digunakan adalah
    penghasilan bersih usahatani, maka alat yang bisa
    digunakan adalah metode anggaran (budgeting
    method) dan perencanaan linier (linier
    programming).

3
  • Anggaran Kegiatan (activity budget)
  • Activity budget merupakan suatu daftar informasi
    mengenai teknologi produksi tertentu
  • Informasi tersebut bisa dikumpulkan dari survey
    usahatani, catatan usahatani, penyuluh yang
    berpengalaman, data experimen dll.
  • Terdapat 2 istilah dalam Activity budget, yaitu
  • Cabang usahatani (enterprise) produksi komoditi
    tertentu untuk keperluan dijual atau memenuhi
    konsumsi sendiri (misalnya padi dan jerami).
  • Kegiatan (activity) metode tertentu untuk
    memproduksi tanaman atau mengusahakan ternak
    (misalnya padi sawah irigasi dan padi lahan
    kering adalah kegiatan yang berbeda tetapi cabang
    usahanya sama).
  • Anggaran kegiatan mencakup
  • Batasan kegiatan secara singkat tetapi jelas dan
    menyatakan apa yang diproduksi serta bagaimana
    memproduksinya
  • Daftar kebutuhan sumberdaya (lahan, tenaga kerja
    dll)
  • Kuantifikasi hubungan dari berbagai kegiatan
  • Daftar kendala
  • Daftar biaya tidak tetap
  • Pernyataan jumlah produk yang dihasilkan dan
    taksiran harga yang diterima bila produk dijual.

4
  • Perencanaan dengan program terhadap usahatani
    ditujukan untuk memilih dan mengkombinasikan
    kegiatan tanam dan ternak untuk menghasilkan
    keadaan yang optimum.
  • Terdapat beberapa program yang bisa digunakan,
    antara lain
  • Program sederhana (simplied programming)
    perhitungannya dapat dikerjakan dengan tangan dan
    kalkulator, tetapi masalahnya perencanaan yang
    sederhana hanya melibatkan beberapa kegiatan dan
    kendala.
  • Linier programming perencanaan usahatani dengan
    bantuan komputer maupun manual yang digunakan
    untuk memilih kombinasi beberapa kegiatan yang
    dapat memaksimumkan pendapatan kotor.
  • Risk programming merupakan cara yang sesuai
    untuk perencanaan usahatani bila produktivitas,
    harga dan koefisien perencanaan dalam kegiatan
    sulit diduga terlebih dahulu.
  • Cara memperhitungkan faktor resiko dalam
    pendapatan kotor dengan menggunakan program
    resiko kuadratik (Quadratik risk programming)
    dengan menyusun sebuah matrik yang memuat ragam
    dan peragam (variance, covariance) pendapatan
    kotor.

5
  • 4. Systems simulations merupakan cara untuk
    menirukan kegiatan usahatani melalui suatu model
    tertentu. Model yang digunakan mulai dari model
    yang sederhana hingga model yang rumit dan
    menunjukkan hubungan timbal balik antara proses
    biologi, ekonomi dan sosial yang mempengaruhi
    kegiatan usahatani.

6
  • Tata cara perencanaan usahatani
  • Survei pendahuluan kondisi usahatani Informasi
    dan data sekunder dikumpulkan baik berasal dari
    lembaga, penelitian pertanian, peramalan cuaca,
    sensus, statistika termasuk hasil-hasil
    penelitian usahatani dan kegiatan pembukaan
    usahatani oleh petani setempat.
  • Diagnosa hambatan dan kekurangan petani
  • Keadaan tanah usahatani serta kualitas untuk
    kesesuaian tanaman dan ternak, keadaan penjagaan
    kelestarian tanah, bangunan, alat dan modal,
    penggunaan input.
  • Pilihan alternatif kini dan optimasi yang
    memungkinkan untuk meberikan pendapatan yang
    tinggi dan gejala adanya permintaan yang tinggi
    yang lebih menguntungkan
  • Tingkat produksi tanaman dan ternak per satuan
    usaha prospektif standart teknologi, tentang
    adanya varietas baru yang lebih unggul.
  • Pengaruh dan efisiensi penggunaan tenaga kerja,
    perubahan metode, tipe dan biaya, alat dan
    tenaga, letak dan pengaturan letak berusaha.
  • Evaluasi skema pembagian usahatani dan perubahan
    yang diterapkan, membuat rencana dan anggaran
    biaya usahatani.

7
5.2. RESIKO USAHATANI
  • Sumber ketidakpastian yang penting di sektor
    pertanian adalah adanya fluktuasi hasil pertanian
    dan fluktuasi harga (Soekartawi, 1993).
  • Ketidakpastian akibat fluktuasi hasil pertanian
    dalam agribisnis kedelai disebabkan faktor alam
    seperti hama dan penyakit, curah hujan yang deras
    pada saat panen.
  • Ketidakpastian akibat fluktuasi harga disebabkan
    oeh ketergantungan harga kedelai lokal terhadap
    kedelai impor yang terus mengalami perubahan.
  • Perilaku petani dalam menghadapi resiko terbagi
    dalam tiga macam fungsi utilitas (Lyncolin,1995)
    yaitu
  • Fungsi utilitas untuk risk averter atau orang
    yang enggan terhadap resiko
  • Fungsi utilitas untuk risk neutral atau orang
    yang netralterhadap resiko
  • Fungsi utilitas untuk risk lover atau orang yang
    berani menanggung resiko

8
  • Untuk menganalisis resiko
    yang dialami dalam usahatani menurut Ichsa et al.
    (1998), dilakukan melalui pendekatan kualitatif
    dan kuantitatif.
  • Pendekatan kualitatif lebih berdasarkan pada
    penelitian subjektif dari pengambilan keputusan.
  • Sedangkan pendekatan kuantitatif dapat dihitung
    dengan menggunakan nilai hasil yang diharapkan
    sebagai indikator probabilitas dari investasi dan
    ukuran ragam (variance) dan simpangan baku
    (standart deiviation) sebagai indikator
    resikonya.
  • Hubungan antara resiko dengan pendapatan
  • Hubungan ini biasanya diukur dengan koefisien
    variasi atau tingkat resiko terendah dan batas
    bawah pendapatan.
  • Koefisien variasi atau tingkat resiko terendah
    merupakan perbandingan antara resiko yang harus
    ditanggung oleh petani dengan jumlah pendapatan
    yang akan diperoleh sebagai hasil dari sejumlah
    modal yang ditanamkan dalam proses produksi
    (Kadarsa, 1995).
  • Sedangkan batas atas pendapatan menurut Hernanto
    (1998), adalah menunjukkan nilai nominal
    pendapatan terendah yang mungkin diterima oleh
    petani.

9
  • Menurut Lipsey (1995) menyatakan bahwa kurva
    biaya rata-rata jangka panjang berbentuk U atau
    membentuk cawan. Biaya yang semakin menurun dan
    kemudian naik. Perluasan output dimungkinkan
    penurunan biaya per unit output. Hal ini disebut
    sebagai biaya per unit output atau disebut
    keekonomian skala (economic scale). Gambar kurva
    U sebagai berikut

Gambar Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang
10
  • Asuransi Pertanian
  • Asuransi ini dilakukan dalam upaya untuk
    melindungi petani dari kegagalan panen dan saat
    terjadi over supply, dalam rangka melindungi
    simpanan masyarakat di bank.
  • Banyak petani telah mengetahui program asuransi,
    namun hampir tidak ada petani yang membeli polis
    asuransi dengan alasan
  • Tidak mampu membayar premi.
  • Tidak percaya pada perusahaan asuransi.
  • Repot mengurusnya.
  • Jika asuransi pertanian akan diterapkan, ada tiga
    prinsip asuransi yang harus dipertimbangkan,
    yaitu
  • Risk spreading dan risk pooling, dimana risk
    spreading berarti bahwa individu-individu petani
    berbagi resiko yang sama dengan lembaga penyedia
    asuransi dan risk pooling berarti bahwa
    individu-individu petani yang mempunyai resiko
    berbeda menggabungkan resikonya kedalam satu
    wadah bersama (common pool).
  • Insurable risks, resiko harus layak secara
    ekonomis untuk diasuransikan
  • Rational for buying insurance, artinya membeli
    asuransi harus rasional secara ekonomi.

11
  • Prakondisi yang diperlukan untuk dapat membangun
    sebuah sistem asuransi adalah antara lain
  • Jumlah petani yang menjadi peserta asuransi harus
    cukup besar, yang dapat dicapai dengan mewajibkan
    petani penerima kredit usahatani (sekarang Kredit
    Ketahanan Pangan KKP) membeli polis asuransi
    pertanian.
  • Para petani harus setuju untuk melaksanakan
    teknologi yang dianjurkan dan ada jasa bank
    penyalur kredit yang sekaligus bertindak sebagai
    agen penjualan polis/sertifikat asuransi dan
    distribusi dokumen klaim dan membayar klaim yang
    telah disetujui oleh lembaga penyedia asuransi.
  • Dukungan secara total dari Departemen Pertanian,
    khususnya dalam pelaksanaan inspeksi resiko dan
    penilaian kerugian dan pengaturan asuransi
    tanaman padi sawah lebih baik dilakukan secara
    terpusat.
  • Tersedianya tenaga ahli yang berpengalaman khusus
    mengenai asuransi pertanian.
  • Perlu diadakan uji-coba terlebih dahulu sebelum
    pelaksanaan asuransi secara masal
  • Dilakukan studi banding dengan beberapa negara
    yang sudah berpengalaman dan berhasil dalam
    menyelenggarakan asuransi pertanian.

12
Referensi
  • Soekartawi, 1984, Ilmu Usahatani dan Penelitian
    untuk pengembangan petani kecil, UI-
    Press- Jakarta
  • -------------,1986. Ilmu Usaha Tani dan
    Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil.
    UI-Press. Jakarta.
  • -------------,1995, Analisis Usahatani, UI Press,
    Jakarta
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com