OBAT TRADISIONAL - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

OBAT TRADISIONAL

Description:

obat tradisional oleh burhanuddin taebe ruang lingkup 1. bahan baku obat tradisional 2. pengolahan bahan baku obat tradisi- onal 3. cara produksi obat tradisional 4. – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:350
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 51
Provided by: word634
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: OBAT TRADISIONAL


1
OBAT TRADISIONAL
  • OLEH
  • BURHANUDDIN TAEBE

2
RUANG LINGKUP
  • 1. BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL
  • 2. PENGOLAHAN BAHAN BAKU OBAT TRADISI-
  • ONAL
  • 3. CARA PRODUKSI OBAT TRADISIONAL
  • 4. PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL
  • 5. PERATURAN PER-UU OBAT TRADISIONAL
  • 6. PEMERIKSAAN MUTU OBAT TRADISIONAL
  • 7. MASA DEPAN OBAT TRADISIONAL

3
OBAT TRADISIONAL
OBAT MODERN
OBAT
  • - Preventif 48,98
  • - Promotif 22,47
  • Kuratif 21,78
  • - Rehabilitatif ?

1. Zat aktif tunggal khasiat drastis 2. Obat dari
bahan alam khasiat lebih lengkap 3. Efek
samping obat bahan alam kecil
  • Penelitian dan Pengembangan O.T / simplisia
  • Penetapan spesifikasi dan standardisasi simplisia
  • Penilaian dan Pengujian khasiat O.T / simplisia
  • Pembudidayaan dan Pelestarian sumber bahan
  • Alam untuk obat
  • 5. Penilaian mutu O.T / simplisia sebelum
    diedarkan
  • 6. Pembinaan produsen O.T / simplisia

4
BEBERAPA PENGERTIAN
  • 1. PENGOBATAN TRADISIONAL
  • Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
  • TENTANG KESEHATAN
  • Adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara,
    obat dan pengobatannya yang mengacu pada
    pengalaman dan keterampilan turun temurun dan
    diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
    masyarakat

5
  • 2. OBAT ASLI INDONESIA
  • Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1963
  • Tentang FARMASI
  • Adalah obat-obat jang didapat langsung dari
    bahan-bahan alamiah di Indonesia, terolah setjara
    sederhana atas dasar pengalaman dan dipergunakan
    dalam pengobatan tradisionil
  • - bahan-bahan alamiah
  • - sederhana
  • - pengalaman

6
  • 3. OBAT TRADISIONIL
  • Peraturan Menteri Kesehatan RI.
  • No. 179/Men.Kes/Per/VII/1976
  • Tentang Produksi dan Distribusi Obat Tradisionil
  • Adalah obat jadi atau obat berbungkus yang
    berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan,
    mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran
    bahan-bahan tersebut yang belum mempunyai data
    klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan
    berdasarkan pengalaman
  • - bahan alam
  • - bedasarkan pengalaman

7
  • 4. OBAT TRADISIONAL
  • Peraturan Menteri Kesehatan RI.
  • No. 246/Men.Kes/Per/V/1990
  • Tentang Izin Usaha IOT dan Pendaftaran O.T
  • dan
  • Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
  • TENTANG KESEHATAN
  • Adalah bahan atau ramuan bahan, yang berupa bahan
    tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
    sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut
    yang secara turun temurun telah digunakan untuk
    pengobatan berdasarkan pengalaman

8
SIMPULAN
  • BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL
  • Sesuai batasan obat asli Indonesia, obat
    tradisional maka bahan bakunya adalah bahan
    alamiah (tumbuhan, hewan dan mineral)
  • SIMPLISIA, bahan alamiah yang dipergunakan
    sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
    apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa
    bahan yang telah dikeringkan

9
SEJARAH
  • Tradisi merupakan kebiasaan-kebiasaan yang
    tumbuh berkembang, terpeliharah pada sekelompok /
    golongan masyarakat, yang pada akhirnya
    melahirkan satu budaya
  • Kebiasaan lahir dari pengalaman
  • Pengalaman diperoleh dari berbagai cara, a.l
  • - mencoba-coba
  • - signatura
  • - petunjuk dari yang kuasa

10
  • Tahun 1976, merupakan awal pengembangan O.T di
    Indonensia dengan dibentuknya DIREKTORAT
    PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, PADA DIREKTORAT
    PENGAWAN OBAT DAN MAKANAN, DEPARTEMEN KESEHATAN
  • Lahir aturan-aturan tentang obat radisional yang
    dikenal dengan paket deregulasi, yaitu Peraturan
    Menteri Kesehatan R.I
  • 1. No. 179/Men.Kes/Per/VII/76, Produksi dan
  • Distribusi Obat TradisionL
  • 2. No. 180/Men.Kes/Per/VII/76, Wajib Daftar
  • Obat Tradisional
  • 3. No. 181/Men.Kes/Per/VII/76, Pembungkusan dan
  • Penandaan Obat Tradisional

11
MASA DEPAN OBAT TRADISIONAL
  • AMANAH GBHN TAHUN 1993
  • Pengobatan tradisional yang secara medis dapat
    dipertanggungjawabkan, terus dibina dalam rangka
    perluasan dan pemerataan kesehatan. Pemeliharaan
    dan pengembangan obat tradisional sebagai warisan
    budaya bangsa terus ditingkatkan dan didorong
    pengembang-an serta penemuan obat-obatan termasuk
    budidaya obat tradisional yang secara medis dapat
    dipertanggungjawabkan

12
Lanjutan
  • Pemanfaatan dengan tujuan perluasan dan
    pemerataan pelayanan kesehatan
  • Pengembangan dengan penemuan obat baru
  • Pembinaan
  • Masuk dalam pelayanan kesehatan formal
  • syarat - AMAN
  • - KHASIAT
  • - MUTU
  • tujuan FITOFARMAKA

13
CARA PENYIAPAN SIMPLISIA
  • PENGERTIAN SIMPLISIA, adalah bahan alamiah yang
    dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
    pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
    lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
  • BAHAN ALAMIAH
  • 1. BAHAN NABATI, FLORA, TUMBUHAN
  • 2. BAHAN HEWANI, FAUNA
  • 3. BAHAN PELIKAN, MINERAL

14
1. BAHAN NABATI
  • Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
  • EKSUDAT, isi sel yang secara spontan keluar dari
    tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan
    dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
    dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman

15
2. BAHAN HEWANI
  • Berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
    berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
    berupa zat kimia murni.
  • 3. BAHAN PELIKAN
  • Berupa pelikan atau mineral yang belum diolah
    atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
    berupa zat kimia murni

16
SUMBER SIMPLSIA
  • 1. TUMBUHAN LIAR
  • - Kerugian a. umur dan bagian tanaman
  • b. jenis (species)
  • c. lingkungan tempat
    tumbuh
  • - Keuntungan ekonomis
  • 2. TANAMAN BUDIDAYA (tumpangsari, TOGA,

  • perkebunan)
  • - Keuntungan a. bibit unggul
  • b. pengolahan pascapanen
  • c. tempat tumbuh
  • - Kerugian a. tanaman manja
  • b. residu pestisida

17
SYARAT SIMPLISIA NABATI/HEWANI
  • 1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran
  • hewan
  • 2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
  • 3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menun
    jukkan tanda-tanda pengotoran lain
  • 4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun
    atau berbahaya
  • 5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal
    2
  • PELIKAN Harus bebas dari pengotoran tanah,
    batu, hewan, fragmen hewan dan bahan asing
    lainnya

18
DASAR PEMBUATAN SIMPLISIA
  • CARA PENGERINGAN - waktu
  • - suhu
  • - perajangan
  • PROSES FERMENTASI - harus tepat waktu
  • PROSES KHUSUS - penyulingan
  • - pengentalan
    eksudat
  • - pengeringan sari air
  • MEMERLUKAN AIR - pati
  • - talk
  • Catatan air harus bebas racun serangga, kuman
  • patogen, logam berat, dll

19
TAHAPAN PENYIAPAN SIMPLISIA
  • 1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU (PANEN)
  • 2. SORTASI BASAH
  • 3. PENCUCIAN
  • 4. PERAJANGAN
  • 5. PENGERINGAN
  • 6. SORTASI KERING
  • 7. PENGEPAKAN DAN PENYIMPANAN
  • 8. PEMERIKSAAN MUTU

20
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU
  • Kadar zat aktif dalam simplisia bervariasi,
    tergantung a. Bagian tanaman
  • b. Umur tanaman
  • c. Waktu panen
  • d. teknik pengumpulan
  • a. BAGIAN TANAMAN, kulit batang (klika, cortex),
    batang (caulix), kayu (lignum), daun (folium),
    bunga (flos), akar (radix), rimpang (rhizoma),
    buah (fructus), biji (semena), bulbus

21
  • b. UMUR TANAMAN
  • Atropa belladonna L.alkaloida utama hiosiamin
    pertama ada pada akar, tahun I tertinggi pada
    batang hijau, tahun II batang berkayu dan kadar
    tertinggi pada pucuk daun tanaman mulai berbunga
  • Mentha piperita L. kadar mentol tertinggi pada
    daun muda, saat tanaman mulai berbunga
  • Cinnamomum camphora L. kadar kamfer tergantung
    dari umur tanaman, makin tua makin tinggi pada
    bagian kayu

22
  • c. WAKTU PANEN
  • Minyak atsiri sebaiknya panen pagi hari
  • Pertimbangan zat aktif - stabilitas kimia
  • - stabilitas fisika
  • d. TEKNIK PENGUMPULAN
  • Dengan menual (tangan)
  • - keterampilan
  • - baik bagi tanaman dipanen berulang-ulang
  • Dengan alat (mekanik)
  • - perhatikan zat aktif (kimia),
  • misal golongan, jangan pakai alat besi
  • - baik bagi tanaman sekali panen

23
PEDOMAN PANEN PADA UMUMNYA
  • KULIT BATANG
  • - umur sudah cukup tua, jangan terlalu tua,
  • memiliki banyak gabus (tidak ada zat aktif)
  • - jangan mengganggu pertumbuhan, panen
  • menjelang musim kemarau
  • - panen batang utama dan cabang, ukuran
  • tertentu
  • - mengandung m.a fenol, hindari logam
  • - kadar air 8

24
  • BATANG
  • - dari cabang dengan diameter tertentu
  • - potong dengan panjang tertentu
  • - kadar air 10
  • KAYU
  • - dari batang atau cabang
  • - kelupas kulit
  • - potong-potong kecil, diserut (disugu)
  • - kadar air 10

25
  • DAUN
  • - daun tua - telah membuka sempurna
  • - pada cabang, batang
  • - menerima s.m. sempurna
  • misal sembung, Blumea balsamifera L.
  • - daun muda, pucuk
  • - saat mengalami perubahan pertumbuhan
  • dari vegetatif ke generatif
  • misal kumis kucing, Orthosiphon stamineus
  • - kadar air 5

26
  • BUNGA
  • Tergantung yang dimaksud kuncup, bunga mekar,
    mahkota bunga, daun bunga, kadar air 5,
    dipetik dengan tangan
  • AKAR - bagian bawah tanah
  • - potong-potong, ukuran tertentu
  • - kadar air 10
  • RIMPANG
  • - panen musim kering, bag. atas tan. kering
  • - cabut tanaman, bersihkan rimpang
  • - potong melintang, tebal tertentu
  • - kadar air 8

27
  • BUAH
  • Tergantung yang dimaksud buah masak, matang,
    muda, dipetik dengan tangan
  • - umum buah masak, ditandai perubahan pada
  • buah
  • ? tingkat kekerasanlabu merah, Cucurbita
  • moschata L.
  • ? warna asam, Tamarindus indica L.
  • jeruk nipis, Citrus
    aurantifolia L.
  • ? bentuk mentimun, Cucumis sativus L.
  • pare, Momordica charantia L.
  • - kadar air 8

28
  • BIJI
  • - buah mengering kedawung,Parkia roxbugii
  • - sebelum kering benar, sebelum pecah secara
    alami jarak, Ricinus communis L.
  • - buah dipetik (manual, alat)
  • - kupas kulit buah
  • - kadar air 10
  • BULBUS
  • - umbi lapis maksimal besar, pertumbuhan di
    atas berhenti bawang merah, Allium cepa L.
  • - tanaman cabut, bulbus pisah dari daun dan
    akar
  • - cuci

29
2. SORTASI BASAH
  • TUJUAN membersihakan dari kotoran dan
  • bahan asing
  • misal akar, bahan asing, tanah, kerikil,
    pasir,
  • rumput, batang, daun, bagian akar
  • rusak, pengotoran lain (tanah,
    banyak
  • mikroba)

30
3. PENCUCIAN
  • TUJUAN membersihkan / menghilangkan ta-
  • nah dan kotoran lain yang
    melekat
  • PERHATIKAN simplisia yang mengandung z.a
  • yang mudah larut, cuci sesingkat
  • mungkin
  • Frazier (1978) -cuci 1 x, 25 mikroba hilang
  • -cuci 3 x, mikroba sisa
    42
  • Air harus bersih mata air, air sumur, PAM
  • Bebas dari Pseudomonas, Proteus, Micrococ-
  • cus, Bacillus, Streptococcus,
    Enterobac-
  • ter, Escherichia

31
4. PERAJANGAN
  • TUJUAN Mempemudah proses selanjutnya, untuk
    pengeringan, penggilingan, pengepakan
  • CARA - keringkan 1 hari, utk mengurangi warna
    akibat reaksi alat dengan simplisia
  • - rajang, tipis atau potong, ukuran t3
  • PERHATIKAN irisan jangan terlalu tipis
  • - mudah kering
  • - berkurang / hilang z.a yang mudah uap
  • - mempengaruhi komposisi bau dan warna
  • misal temulawak, temugiring, jahe, kencur
  • dan sejenisnya

32
5. PENGERINGAN
  • TUJUAN mengurangi kadar, supaya simplisia awet,
    dengan kadar air 10 (mantap 5)
  • tidak terjadi reaksi enzimatis
  • - kadar air 10
  • ? terjadi reaksi enzimatis, z.a terurai
  • ? terjadi pertumbuhan kapang, jazad renik
  • simplisia rusak, menurun mutunya
  • - lt 1950, simplisia diawetkan dengan rendam
  • EtOH 70, aliri uap panas
  • - keringkan, kecuali simplisia fermentasi
    (keringkan perlahan, enzimatik, z.a pecah)

33
Jenis Pengeringan
  • A. Secara alamiah
  • 1. Sinar matahari langsung
  • - Bagian tan. keraskayu, kulit kayu,
    biji
  • - z.a stabil
  • - mudah, murah, tergantung iklim
  • 2. Diangin-anginkan, tidak kena s.m langsung
  • - bagian tan lunak bunga, daun
  • - z.a mudah menguap, tidak stabi

34
Tempat Pengeringan
  • Tempat simplisia berlubang-lubang, seperti
    anyaman bambu
  • Tidak terbuat dari logam, z.a dapat rusak
  • Sirkulasi udara diatur
  • B. Pengeringan buatan
  • - Alat dapat mengatur suhu, kelembaban,
  • tekanan, aliran udara
  • - Tidak ekonomis, untuk simplisia banyak
  • - Mutu simplisia lebih baik, waktu efisen

35
Lanjutan
  • Prinsip kerja
  • - Udara dipanaskan,sumber panas dari kompor
  • mesin diesel, listrik
  • - Udara panas dialirkan dengan dorongan kipas

36
6. SORTASI KERING
  • TUJUAN
  • memisahkan / membersihkan benda
  • asing, pengotoran lain (bagian tan)
  • CARA - manual
  • - mekanik

37
7. PENGEPAKAN PENYIMPANAN
  • FAKTOR-FAKTOR KERUSAKAN SIMPLISIA
  • a. CAHAYA - peristiwa kimia
  • - s.m langsung, perubahan
    warna
  • b. OKSIGEN - enzim oksidase
  • c. REAKSI KIMIA INTERN
  • - perubahan kimia
  • d. DEHIDRASI HIGROSKOPIS
  • - simplisia kehilang air, mengecil (kisut)
  • - menyerap air, basah

38
Lanjutan
  • e. KAPANG
  • - rusak jaringan dan susunan kimia z.a
  • - toksin
  • f. SERANGGA HEWAN PENGGERAT
  • - sebagai kotoran
  • - dimakan, kotoran
  • g. PENGOTORAN
  • - bahan asing
  • - pasir, wadah, debu
  • - ekskresi hewan

39
Lanjutan
  • PENGEMASAN
  • - sesuai
  • - iner
  • GUDANG
  • sistem FIFO (First In First Out)
  • PMPK (Pertama Masuk Pertama Keluar)

40
8. PEMERIKSAAN MUTU
  • TUJUAN simplisia memenuhi syarat sesuai FI,
  • EFI,MMI, buku resmi disetujui
    pem.
  • MAKSUD keseragaman komponen aktif, kea-
  • manan, kegunaan / khasiat
  • AGAR sediaan,obat selalu tetap mutu, khasiat
  • DILAKUKAN saat penerimaan, pembelian dan
  • pengumpulan / panen
  • CONTOH secara uji petik, acak
  • SEDIAKAN contoh-contoh pembanding

41
JENIS PEMERIKSAAN
  • Maksud pemeriksaan, keyakinan kebenaran
  • Dasar - botani
  • - fisika - kimia
  • - farmakologi
  • A. ORGANOLEPTIK - bentuk
  • - warna
  • - bau
  • - rasa
  • B. MAKROSKOPIK - mata telanjang
  • - kaca pembesar (loupe)

42
Lanjutan
  • C. MIKROKOPIK
  • Dilakukan pemeriksaan - irisan
  • - serbuk
  • Guna - penyusun / komposisi fragmen
  • - karakteristik
  • Informasi - kebenaran simplisia
  • - adanya pengotoran fragmen
  • - penggantian / pemalsuan
  • Catatan A, B dan C adalah pemeriksaan awal

43
D. FLUORESENSI Sinar UV (? 350 366 nm),
fluoresensi khas - kayu hidrstis, kuning mas -
Rauwolfia serpentina L, merah rose - akar
Rheum officinale L, kecoklatan Rheum
rhaponticum L, ungu - ekstrak tan berklorofil,
merah intensif - Ekstrak Aesculus
hippocastanum,biru (glik. Kimarin
eskulosida) - Fraxinus ornus, infus biru
intensif - Fraxinus excelsor (pengganti), infus
biru kurang intensif - kulit kina,
dalam asam sulfat, biru (kinin) - Aloe dlm air
dapar borat,kuning kehijauan (aloin)
44
  • E. KELARUTAN
  • Terutama simplisia berupa eksudat, misal
  • - Gom arab, larut seluruh dalam air dingin
  • - Tragakan, mengembang tanpa larut
  • - Gom sterculia, larut sebagian
  • Ketiganya tidak larut dalam alkohol
  • - Resin dan balsem, kelarutan dalam
  • Et-OH,eter, CS2, pelarut organik lain

45
  • F. REAKSI WARNA, PENGENDAPAN
  • Terhadap serbuk, ekstrak
  • - Asam Sulfat 80
  • ? Strophanthus kombe, hijau
  • ? Strophanthus gratus, merah rose
  • ? Cassia angustifolia, lar. Alkali merah

  • (antrakinon)
  • ? Cassia acutifolia, idem
  • ? Cassia auriculata (pengganti), warna
  • merah (leukoantosian)

46
Lanjutan
  • - Reaksi pengendapan, ekstrak, jernih
  • - Sublimasi, pisahkan, tertentu t.l dan re-
  • aksi warna
  • - Asam Sinamat dalam tolubalsem,didihkan
  • air kapur, HCl, oksidasi KMnO4, benzal
  • dehida

47
G. PENETAPAN KADAR
  • Dimaksud Farmakope adalah penetapan kadar z.a,
    berupa campuran (total) atau tunggal,
  • misal - kadar alkaloida striknin
  • - kadar alkaloida total, striknin, brusin,
  • a-kolubrin dan ß-kolubrin
  • - Kadar sari, z.a belum jelas
  • ? yang larut dalam air
  • ? yang larut dalam Et-OH
  • - Kadar abu, pencemaran benda anorganik
  • ? kadar abu total
  • ? kadar abu larut dalam air
  • ? kadar abu tidak larut dalam asam
  • - Kadar air ? tidak terjadi reaksi enzimatis
  • ? pencemaran mikroba
  • ? toksin

48
H. CEMARAN MIKROBA AFLATOKSIN
  • Berupa cemaran bahan baku
  • Pada proses pembuatan
  • Toksin
  • misal Aspergillus flavus, non patogen, meta-
  • bolit aflatoksin, Kanada 20 µg/Kg
    bahan
  • I. CEMARAN LOGAM BERAT
  • - timbal
  • - raksa
  • - arsen

49
J. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
  • Kepekaan tinggi
  • Cepat
  • Sederhana
  • Relatif murah
  • Mudah dilakukan

50
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com