Title: MASALAH YANG TERKAIT DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
1MASALAH YANG TERKAIT DENGANPENDIDIKAN KARAKTER
BANGSA
2- Menyontek adalah disebabkan tidak adanya karakter
jujur
3- Mementingkan hasil daripada proses menyebabkan
terabaikannya karakter jujur dan taat pada
aturan.
4- Tidak adanya keteladanan dan sanksi yang jelas
memperkuat munculnya geng motor
5- Toilet menjadi sarana vandalisme karena ketiadaan
karakter peduli sosial dan lingkungan, disamping
keteladanan dan kejujuran.
6- karakter tidakdisiplin disebabkan kemampuan
membaca simbol dan peduli sesama
7- Karakter cinta tanah air memerlukan keteladanaan
dari para pemimpin di sekolah, masyarakat dan
engara.
8- Tidak adanya karakter peduli lingkungan
menyebabkan kerusakan SDA Indonesia
9- Budaya konsumtif menjadi penghambat membangun
karakter produktif dan kerja keras
10- Ketiadaan karakter cinta lingkungan, disiplin,
cinta sesama menyebabkan beralihnya fungsi sungai
menjadi tempat membuang sampah
11- Kemajuan bangsa ditandai dengan karakter
disiplin, hematdengana BBM dan tertib dalam
kehidupoan sehari-hari
12Rasional Pendidikan Karakter Bangsa di
sekolah penting karena
- Belum terbentuknya budaya ajar yang mengarah pada
pendidikan karakter (a.l. parameter universal
Character Education Partnership - CEP (2010)
belum menjadi acuan. - Terabaikannya pencapaian afeksi dan kompetensi
sosial dalam PBM di sekolah - Sekolah hanya berhasil menciptakan siswa cerdas
tetapi tidak memiliki karakter. - Sekolah belum memerankan diri sebagai tempat yang
layak dalam pengembangan pendidikan karakter. - Menurunnya karakter cinta tanah air
(nasionalisme) pada masyarakat termasuk komunitas
sekolah
13Masalah Karakter BangsaAnalisis Immanuel
Wallerstein, (1999) menempatkan Indonesia sebagai
negara periphery yang memiliki ciri budaya
- Lemahnya karakter kerja keras.
- Dependen atau tidak mandiri
- Berorientasi pada masa lalu dan masa kini dan
tidak pada masa depan - Konsumtif dan tidak produktif
- Jumlah inovator dan enterpreneur yang masih
rendah - Tidak rasional dan percaya pada mistis.
- Tradisi otoriter serta praktek politik yang
primordialistis. - Penolakan terhadap tirani waktu.
- Memiliki prinsip bekerja untuk hidup dan bukan
hidup untuk bekerja. - Adanya penekanan terhadap inisiatif perorangan,
sukses individu serta upaya saving (menabung)
yang rendah. - Masih banyak kepercayaan terhadap hal-hal yang
bersifat tahayul.
14Analisis Kuntowijoyo (2004)Bangsa Indonesia
masih lemah karena
- Pengalaman historis menunjukkan bahwa bangsa ini
merupakan bangsa client yang tergantung pada
bangsa patron. - Tidak mandiri dan tergantung pada bangsa lain.
- Tidak memiliki karakter pendukung untuk
menghadapi hegemoni dari kekuatan-kekuatan
global.
15Oleh karena itu pendidikan karakter harus berupa
pengembangan pada
- Penyiapan generasi muda yang future oriented,
flexible dalam menghadapi masalah sekitar serta
adaptive terhadap perubahan dan tantangan yang
ada. - Penyesuaian karakter dari masyarakat agraris ke
industri dan masyarakat ndustri ke masyarakat
pasca industri. - pembentukan masyarakat yang berubah dari
goods-producing ke service economy, - Pembentukan masyarakat professional karena jenis
pekerjaannya, - Pengembangan masyarakat intelektual, akan
menjadi ciri masyarakat Indonesia pada era
global. - penyiapan masyarakat Indonesia sebagai knowledge
class (Bell, 2005) berupa masyarakat
berpendidikan dan berkarakter budaya sebagai ciri
masyarakat post-industry.
16Untuk menghadapi perubahan diperlukan
- kemampuan beradaptasi dengan tantangan baru
- mengembangkan karakter peka sosial (mencintai
sesama), serta - kemampuan memahami masalah yang dihadapinya, dan
- mengembangkan wawasan yang berorientasi ke masa
depan dalam - mengantisipasi masalah yang akan datang.
17Karakter peduli sosial yang dapat dibangun
dalam proses pembelajaran dan yang harus nampak
dalam perilaku siswa sehari-hari berbentuk
empathy atau sense of social serta morality.
- Empathy pada orang yang mengalami musibah dan
tidak beruntung secara sosial ekonomi. - sense of social adalah peka terhadap persoalan
yang dihadapi orang lain. - moral judgement, moral decision making dan moral
action dalam kehidupan sehari-hari.
18Pentingnya Pendidikan Karakter Guna Mengatasi
Masalah Sosial.
- menurunnya kohesi sosial, meningkatnya semangat
kedaerahan serta etnosentrisme yang ditandai
dengan konflik yang bersifat SARA (suku, agama,
ras dan antargolongan) Dengan demikian,
diperlukan pendidikan karakter yang bisa
membekali para siswa kemampuan bertoleran pada
keragaman, bersikap demokratis, kerjasama dengan
kelompok majemuk, dan peka sosial.
19Pentingnya Pendidikan Karakter Guna Mengatasi
Masalah Sosial.
- menurunnya kualitas lingkungan hidup yang terkait
dengan perilaku manusia serta norma yang tidak
dipatuhi. Diperlukan pendidikan karakter untuk
menumbuhkan sikap peserta didik mencintai
lingkungan guna menghadapi masa depan yang
dihadapkan pada persoalan semakin terbatasnya
sumber daya alam. Kerusakan lingkungan di
Indonesia akibat deforestasi, pencemaran udara,
air, tanah dan lain-lain akibat industrialisasi
yang mengabaikan Amdal (analisa mengenai dampak
lingkungan) memerlukan penanganan melalui proses
pendidikan yang mengarahkan peserta didik
mencintai lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
20Pentingnya Pendidikan Karakter Guna Mengatasi
Masalah Sosial.
- konsumerisme terhadap produk industri untuk
memenuhi kebutuhan sekunder merupakan masalah
sosial serta ketiadaan karakter hemat dalam
mengkonsumsi barang dan karakter produktif dalam
menghasilkan inovasi. - masalah kriminalitas dan korupsi merupakan
masalah sosial. Pendidikan karakter tentang sifat
dan perilaku jujur memerlukan praktek atau
tindakan nyata, bukan hanya dihapal dan diingat.
21Sekolah sebagai Laboratorium Pendidikan Karakter.
Dikembangkan melalui
- penyisipan (infusing) pendidikan karakter dalam
pedagogy dan (SK-KD) pada semua mata pelajaran,
sebagaimana direkomendasikan oleh Pusat Kurikulum
(2010). - Pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikuler
sekolah. - Dikembangkan dalam ranah pengetahuan, sikap dan
keterampilan - Pembelajaran kontekstual di dalam dan luar kelas.
22Kinerja sekolah berkarakter nampak dalam
- Keteladanan dari pimpinan sekolah dan guru
- Pengelolaan keuangan yang terbuka dan akuntabel
(karakter jujur, tanggungjawab) - Lingkungan sekolah yang bersih hijau (karakter
peduli sosial dan lingkungan) - Terbentuknya komunitas yang tertib (karakter
disiplin). - Terpeliharanya WC sekolah yang bersih (karakter
religius, toleran, disiplin, peduli sosial,
jujur, dll). - Terbentuknya masyarakat belajar (etos kerja baca)
- Terciptanya suasana hubungan antarindividu dan
komunitas yang equal (karakter demokratis). - Terperolehnya berbagai penghargaan dari institusi
formal dan non formal (karakter kreatif,
produktif, menghargai prestasi). - Terciptanya layanan (service) yang memberi
kemudahan (karakter peduli sosial, cinta sesama. - Keberadaan sekolah menciptakan suasana nyaman
bagi masyarakat sekitar (karakter peduli sesama
dan lingkungan)