Title: STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
1STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
2 DIFUSI INOVASI
- Difusi adalah proses tersebarnya suatu inovasi ke
dalam sistem sosial melalui saluran komunikasi
selama periode waktu tertentu. Dalam kaitannya
dengan sistem sosial, difusi juga merupakan suatu
jenis perubahan sosial, yaitu proses terjadinya
perubahan struktur dan fungsi dalam suatu sistem
sosial. Ketika novasi baru diciptakan,
disebarkan, dan diadopsi atau ditolak anggota
sistem perubaha sosial, maka konsekuensinya yang
uatam adalah terjadinya perubahan sosial (Everett
M. Rogers dan F. Floyd Shoemaker). - Difusi inovasi termasuk ke dalam pengertian peran
komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat
melalui penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang
baru. Berlangsungnya suatu perubahan sosial, di
antaranya disebabkan diperkenalkannya ataupun
dimasukkannya hal-hal, gagasan-gagasan, dan
ide-ide yang baru. Hal-hal baru tersebut dikenal
sebagai inovasi (Zulkarimen Nasution).
3Unsur Difusi dan Kesamaannya dengan Model
Komunikasi S-M-C-R-E
S M C R E
Penemu Ilmuwan Agen pembaru Pemuka pendapat Inovasi -Gagasan -Metode -Alat Interpersonal Media massa Anggota sistem sosial Pengetahuan Perubahan Sikap Perubahan tingkah laku (Menerima atau menolak)
4TEORI-TEORI DIFUSI INOVASI
A. Teori keinovatifan individu Teori keinovatifan
individu menyatakan bahwa individu yang cenderung
inovatif akan mengadopsi suatu inovasi lebih awal
daripada yang kurang memiliki kecederungan
tersebut. Dimensi keinovatifan diukur berdasarkan
kapan seseorang mengadopsi suatu
inovasi. Keinovatifan adopter 1. Inovator 2.
Adopter pemula/ pelopor 3. Penganut dini 4.
Penganut akhir 5. Kolot
5- B. Teori kecepatan adopsi
- Relative edvantage (keunggulan relatif).
- Compability (keserasian)
- Complexity (kerumitan)
- Trialability (dapat dicobakan)
- Observability (dapat dilihat).
- C. Teori tentang proses keputusan inovasi
Sumber Rogers (2003)
6Proses Adopsi Inovasi
- Keputusan Inovasi Opsional
- Keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas
dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh anggota
sistem. - Dalam pandangan tradisional keputusan inovasi
opsional terdapat lima tahapan proses - 1.Tahap Kesadaran
- 2.Tahap Menaruh Minat
- 3.Tahap Penilaian
- 4.Tahap Pencobaan
- 5.Tahap Penerimaan
7- Namun kelima tahapan tersebut kemudian dikritik
karena terlalu disederhanakan. Kemudian Rogers
dan Soemaker menyusun empat tahapan - 1. Pengenalan
- Seseorang mengetahui danya inovasi dan
memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana
inovasi berfungsi - 2. Persuasi
- Dimana seseorang membentuk sikap berkenan atau
tidak terhadap inovasi - 3. Keputusan
- Seseorang terlibat dalam kegiatan untuk menerima
atau menolak inovasi - 4. Konfirmasi
- Seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi
yang telah dibuatnya. Pada tahap ini mungkin
seseorang mengubah keputusannya jika terjadi
pertentangan.
8Orang yang berada dalam sistem yang tradisional,
kebanyakan masyarakat desa, cenderung melewati
tahap percobaan. Mereka cenderung mengambil
keputusan untuk langsung mengadopsi secara penuh
tanpa uji coba. Hal ini antara lain disebabkan
- Norma-norma sosial punya pengaruh yang sangat
kuat terhadap orang-orang tradisional itu.
Seseorang tidak usah mengambil keputusan inovasi
berdasarkan hasil percobaan sendiri. Jadi
keputusan opsional hampir mirip dengan keputusan
kolektif. - Orang-orang tradisional itu kurang biasa
mengikuti metoda ilmiah dalam mebuat keputusan. - Mungkin agen pembaru mempunyai pengaruh yang kuat
atau ia memaksa mereka, karena cenderung tunduk
pada kekuasaan. Karena itu ketika agen pembaru
memperkenalkan ide baru, mereka mengadopsi
inovasi tanpa banyak tanya lagi. Sehingga
keputusan opsional hampir mirip dengan keputusan
kolektif.
9Keputusan Adopsi Inovasi Kolektif
- ?Pengambilan keputusan untuk menerima inovasi
atau menolak inovasi yang dilakukan oleh
individu-individu dalam sistem sosial secara
kolektif. - Tahapan proses keputusan kolektif
- 1. Stimulasi minat ke arah kebutuhan terhadap ide
baru (oleh stimulator) - 2. Inisiasi (peresmian) ide-ide baru dalam sistem
sosial (oleh inisiator pemula) - 3. Legitimasi ide baru (oleh pemegang kekuasaan
atau legitimator) - 4. Keputusan untuk bertindak (anggota sistem
sosial) - 5. Tindakan atau pelaksanaan ide baru itu (oleh
anggota sistem sosial)
10Keputusan Adopsi Inovasi Otoritas
- Pengambilan keputusan untuk menerima atau
menolak inovasi dalam organisasi formal. Di dalam
proses ini pengambilan keputusan ada di tangan
pihak atasan, pemegang kekuasaan di dalam
organisasi, yang disebut unit pengambil keputusan -
- Dalam Keputusan Inovasi Otoritas setidaknya ada
dua unit yang terlibat dalam pengambilan
keputusan - Unit adopsi
- Seseorang, kelompok atau unit yang mengadopsi
inovasi. - Unit pengambil keputusan
- Seseorang, kelompok atau unit yang kekuasaanya
lebih tinggi dar unit adopsi dan yang membuat
keputusan akhir apakah unit adopsi harus menerima
atau menolak inovasi.
11Ciri-ciri yang membedakan keputusan otoritas
dengan bentuk keputusan lainnya
- Seseorang tidak bebas menentukan pilihannya dalam
menerima atau menolak inovasi. - Pembuatan keputusan dan pengadopsiannya dilakukan
oleh orang atau unit yang berbeda. - Unit pengambil keputusan menduduki posisi
kekuasaan lebih tinggi dalam sisitem sosial
daripada unit adopsi. - Karena hubungan hirarkhis, unit pengambil
keputusan dapat memaksa unit adopsi untuk
neyesuaikan diri dengan keputusan. - Keputusan inovasi otoritas lebih sering terjadi
dalam organisasi formal.
12Tahap keputusan otoritas
13Pendekatan dalam perubahan organisasional
- Dalam proses keputusan inovasi otoritas terdapat
dua pendekatan yang berbeda, dalam rangka
mencapai perubahan rganisasional - Pendekatan otoritatif, dimana keputusan inovasi
dibuat oleh penguasa secara sepihak. Mereka yang
terkena dan melaksanakan perubahan (menggunakan
inovasi) tidak diberi hak untuk mengajukan usul
atau pertanyaan tentang perubahan itu. - Pendekatan partisipatif, dimana terdapat
interaksi dua arah antara pihak eksekutif yang
memprakarsai perubahan dengan orang-orang yang
terkena perubahan.
14- Keputusan Adopsi Inovasi Kontingen
- Sebagai tambahan ketiga keputusan, ada yang
disebut keputusan kontingen., yaitu pilihan untuk
menerima atau menolak inovasi setelah ada
keputusan inovasi yang mendahuluinya. Misalnya
keputusan untuk mengadopsi metode mengajar baru
dapat dilakukan setelah ada keputusan kolektif.
Tetapi keputusan kontingen bisa kombinasi dari
dua atau lebih keputusan inovasi.
15Karakteristik penerima inovasi
- Orang-orang yang berada dalam sistem sosial itu
walaupun merupakan suatu kesatuan namun mereka
itu berbeda dalam tanggapan dan penerimaannya
terhadap ide baru. Ada anggota sistem yang cepat
mengetahui adanya inovasi dan lebih awal
menerimanya dan ada pula yang begitu terlambat. -
- Rogers (1983) mengelompokkan pengadopsi inovasi
sebagai berikut - (1) Perintis (innovator), yang mencakup sekitar
2.5 persen dari suatu populasi, (2) Pelopor
(earlyadopter) sekitar 13.5 persen, - (3) Penganut dini (early majority) sekitar 34
persen, - (4) Penganut lambat (late majority) sekitar 34
persen, dan - (5) Kaum kolot (laggard) sekitar 16 persen.
16(No Transcript)
17Strategi baru komunikasi pembangunan
- Pengembangan kapasitas diri
- Pemanfaatan media rakyat dalam pembangunan
- Menyempitkan jurang pemisah melalui redundansi
- Menanggulangi bias pro-literacy
- Memaksimalkan peran komunikator sebagai agan
pembangunan - Menyusun pesan berorientasi audiens
- Memanfaatkan jasa teknologi komunikasi
18END