Title: Rancangan dan Prinsip dasar Penelitian Farmakoepidemiologi
1Rancangan dan Prinsip dasar PenelitianFarmakoepid
emiologi
2(No Transcript)
3Hypothesis generating
Hypothesis strengthening
Hypothesis testing
4Prospective vs. Retrospective Studies
EventsUnder Study
Time
5Options in Research Design
- Analytic Studies
- Experimental Study
- Prospective Cohort Study
- Retrospective Cohort Study
- Case-Control Study
- Descriptive Studies
- Analyses of Secular Trends
- Case Series
- Case Reports
6Factor
Cohort Studies
71. Laporan kasus
- Laporan kasus mendeskripsikan seorang pasien yang
mengkonsumsi obat, kemudian mengalami efek
samping. - Contoh, sebuah publikasi melaporkan seorang
wanita muda mengkonsumsi kontrasepsi oral dan
menderita embolisme paru. - Laporan kasus berguna untuk menyusun hipotesis
tentang efek samping suatu obat, untuk kemudian
diuji dengan rancangan studi yang lebih teliti.
81. Laporan kasus
- Dalam laporan kasus tidak dapat dipastikan bahwa
efek samping yang terjadi memang karena konsumsi
obat atau karena sebab lain, sehingga jarang
digunakan untuk membuat hubungan sebab akibat. - Kecuali jika efek samping sangat jarang atau
sangat khusus, contoh kasus adenocarcinoma sel
vagina terjadi pada wanita muda yang mengkonsumsi
dietilstilbestrol.
91. Laporan kasus
- Laporan kasus dapat digunakan untuk
mendokumentasikan hubungan sebab akibat jika
terapi menyebabkan perubahan pada penyakit,
contoh pasien yang kembali pada kondisi
sebelumnya jika terapi dihentikan, dapat diterapi
kembali untuk mendapatkan efek. - Pasien yang overdosis metadon mengalami comatose,
diterapi nalokson (antagonis narkotik). - Bila nalokson dihentikan pasien mengalami
comatose lagi, dan sembuh setelah diberikan
nalokson lagi, menunjukkan bahwa nalokson benar
suatu antagonis narkotik.
102. Seri kasus
- Seri kasus merupakan data klinis sekumpulan
pasien dengan terapi tunggal. - Data dapat diperoleh dari satu tempat pelayanan
kesehatan, atau dari sekumpulan pasien dengan
kasus yang sama. - Contoh pengamatan terhadap 100 wanita di bawah 50
tahun yang menderita embolisme paru, ditemukan 30
di antaranya menggunakan kontrasepsi oral.
112. Seri kasus
- Setelah pemasaran obat, seri kasus sangat berguna
untuk menghitung kejadian efek samping, dan
memastikan bahwa efek samping tidak terjadi pada
populasi yang lebih besar dibanding sampel pada
studi pra-marketing. - Studi ini merupakan studi pengawasan
post-marketing fase IV. - Contoh, dilakukan studi fase IV terhadap
prazosin, seterlah dilaporkan menimbulkan efek
samping.
122. Seri kasus
- Selain itu studi fase IV juga bisa dilakukan
karena kejadian efek samping dari obat yang
segolongan. - Metiamide (H2 bloker) ditarik dari peredaran
karena menyebabkan agranulositosis. - Karena simetidin mempunyai struktur mirip
metiamid, perlu dilakukan studi fase IV untuk
mengetahui apakah simetidin juga menyebabkan
agranulositosis.
132. Seri kasus
- Pada studi tipe ini, dengan tidak adanya kelompok
kontrol, tidak dapat dipastikan deskripsi pasien,
lebih cenderung pada paparan atau luaran. - Misalnya studi yang dilakukan terhadap 100 orang
pasien RS Veteran dengan penyakit tertentu, di
mana sebagian besar pasien berusia 60 tahun,
dapat diperkirakan bahwa penyakit ini akan
berhubungan dengan kondisi pada usia di atas 60
tahun. - Jadi seri kasus tidak terlalu berguna untuk
menentukan hubungan sebab akibat, tapi memberikan
deskripsi klinis tentang penyakit atau pasien
yang mendapatkan terapi.
14Case Reports Case Series Cerivastatin (Baycol),
an effective and inexpensive lipid lowering drug,
was introduced in 1997. It was removed from the
market in 2001 because of reports of fatal cases
muscle breakdown (rhabdomyolysis).
153. Analisis kecenderungan sekuler
- Analisis kecenderungan sekuler disebut juga studi
ekologi, menguji kecenderungan obat yang diduga
sebagai penyebab dan kecenderungan penyakit yang
diduga sebagai akibat dan menguji apakah
kecenderungan tersebut tepat. - Kecenderungan ini dapat ditentukan antar waktu
atau antar lokasi.
163. Analisis kecenderungan sekuler
- Peran statistik sangat penting dalam studi ini.
- Contoh perbandingan antara jumlah penjualan
kontrasepsi oral dengan tingkat kematian akibat
tromboembolisme vena, harus diperhatikan bahwa
tingkat kematian akibat tromboembolisme vena akan
meningkat secara paralel dengan peningkatan
penjualan kontrasepsi oral hanya pada wanita usia
reproduksi, bukan pada wanita geriatri atau pada
pria.
173. Analisis kecenderungan sekuler
- Studi ini tidak dilakukan terhadap data
individual sehingga hubungan tidak langsung tidak
dapat dikontrol. - Contoh, tingkat kematian akibat kanker paru pada
wanita meningkat, sejalan dengan peningkatan
jumlah wanita merokok. - Tetapi harus diperhatikan juga kemungkinan resiko
kanker paru akibat paparan pasif, mengingat
jumlah wanita bekerja juga meningkat dimana
memungkinkan sebagai perokok pasif.
18Ecologic studies
Obtain group-level exposure information and
disease prevalence at the same point in time.
19Ecologic Studies Breast Cancer Incidence by
National Fat Intake
USA
Switzerland
Italy
UK
Israel
N Zealand
Sweden
France
Yugoslavia
Spain
Romania
Poland
Hong Kong
Hungary
Japan
204. Studi case-control
- Studi ini merupakan studi yang membandingkan
kasus dengan suatu penyakit untuk mengontrol
kasus tanpa penyakit, mencari perbedaan dalam
paparan sebelumnya. - Sebagai contoh, studi kasus terhadap wanita muda
dengan tromboembolisme vena dan membandingkan
dengan kelompok kontrol tanpa embolisme vena,
untuk mencari perbedaan pemakaian kontrasepsi
oral sebelumnya. - Hasilnya menunjukkan hubungan kuat antara
pemakaian kontrasepsi oral dengan tromboembolisme
vena.
214. Studi case-control
- Studi case-control berguna jika ingin mempelajari
kemungkinan ganda penyebab suatu penyakit, dapat
dipelajari sejumlah paparan yang merupakan faktor
resiko potensial terhadap kelompok kasus dan
kelompok kontrol. - Rancangan ini juga berguna jika akan dilakukan
studi terhadap penyakit ang jarang dengan ukuran
sampel yang lebih kecil dibanding studi cohort. - Contohnya, studi dietilstilbestrol dan
adenocarcinoma sel vagina hanya membutuhkan 8
kasus dan 40 kontrol, sedangkan studi Cohort
untuk kasus ini membutuhkan ribuan subjek
terpapar dietilstilbestrol.
224. Studi case-control
- Informasi untuk studi ini umumnya didapat secara
retrospektif dari kejadian sebelumnya, baik dari
rekam medis, kuesioner atau interview. - Hal ini menyebabkan keterbatasan validitas
informasi retrospektif. Selain itu pada pemilihan
kontrol juga sulit dihindari seleksi bias. - Namun demikian, jika dirancang dengan benar studi
ini akan memberikan hasil setara dengan studi
Cohort dan uji klinis acak, serta sangat berguna
dalam studi farmakoepidemiologi.
23(No Transcript)
24Case-control study
Controls sampled
Treated
Non-Random process
Untreated
Observation Period
Study population
Study outcome
(using risk-set sampling)
255. Studi Cohort
- Studi Cohort merupakan studi yang
mengidentifikasi kelompok populasi yang telah
ditentukan dan mengikuti hingga waktu tertentu
untuk mengetahui perbedaan efeknya. - Studi Cohort umumnya dilakukan untuk membedakan
pasien terpapar dengan pasien tak terpapar, atau
pasien terpapar A dan terpapar B.
265. Studi Cohort
- Contohnya, studi perbandingan wanita usia
reproduktif pengguna kontrasepsi oral dengan
pengguna kontrasepsi metode lain, untuk mencari
perbedaan frekuensi kejadian tromboembolisme
vena. - Penelitian ini bertujuan mengkonfirmasi hasil
temuan dari studi kecenderungan sekuler atau
studi case-control. - Studi Cohort dapat dilakukan secara prospektif
atau retrospektif (dari rekam medis, interview
atau kuesioner).
275. Studi Cohort
- Perbedaan utama studi cohort dan studi
case-control ada pada pasien yang diambil sebagai
sampel (gambar ). - Pasien pada studi case-control diambil
berdasarkan ada tidaknya penyakit, dan kemudian
dipelajari paparan obat sebelumnya. - Pasien pada studi Cohort diambil berdasarkan ada
tidaknya paparan, kemudian diteliti muncul
tidaknya penyakit.
285. Studi Cohort
- Keuntungan utama studi Cohort adalah bebas dari
kesulitan utama dari studi case-control, yaitu
seleksi kelompok kontrol, serta studi Cohort
propektif bebas dari masalah validitas yang
dialami studi retrospektif. - Studi ini juga berguna untuk mempelajari
kemungkinan efek ganda dari paparan obat tunggal.
- Tetapi studi Cohort membutuhkan ukuran besar
sampel dan waktu yang lama untk mempelajari efek
tertunda obat.
29Cohort study
Treated
Non-Random process
Untreated
Observation Period
Study population
Study outcome
30Rate Ratio Events / person-time in exposed
Events / person-time in
unexposed
A RCT is just a special case of a cohort study
31(No Transcript)
32(No Transcript)
33Cohort vs. Case-Control
- Advantages of cohort studies
- -Can calculate incidence
- -Can directly calculate relative risk
- -Less measurement error?
- -Can study multiple outcomes of single exposure
- Advantages of case-control studies
- -Need exposure and confounder info on fewer
subjects - -Often quicker, less expensive
- -Can study multiple causes of a single disease
34Ada (kasus) Tidak ada (kontrol)
Ada A B
Tidak C D
Studi Cohort dan studi case-control memberikan
informasi yang sejenis, tapi pengumpulan data
dilakukan dari arah yang berbeda
356. Studi Eksperimental
- Studi eksperimental atau studi uji klinis acak
adalah studi dimana peneliti mengontrol terapi
yang diterima oleh tiap pasien. - Umumnya peneliti menggunakan kontrol di antara
kelompok pasien. - Contoh, secara acak mengelompokkan wanita usia
reproduktif pada kelompok pengguna kontrasepsi
oral dan yang tidak menggunakan, kemudian menguji
perbedaan kejadian tromboembolisme vena.
366. Studi Eksperimental
- Kekuatan utama studi ini adalah rancangan acak,
yang memastikan peluang hubungan tak langsung
sebanding pada kedua kelompok uji. - Kelemahan studi ini adalah di sisi etika dan
logistik, serta mahal. - Studi ini biasanya dilakukan pra-marketing untuk
menguji efikasi dan keamanan obat, dan tidak
perlu dilakukan postmarketing.
37Randomized Trial
Treated
Random process
Untreated
Observation Period
Study population
Study outcome
38Rate Ratio Events / person-time in exposed
Events / person-time in
unexposed
39Rancangan untuk studi farmakoepidemiologi
Rancangan Studi Keuntungan Kerugian
Studi eksperimental (randomized clinical trial) Rancangan paling meyakinkan. Mengontrol hubungan tidak langsung, yang tidak diketahui atau tak terukur. Paling mahal. Artificial Paling sulit secara logistik. Pertimbangan etik.
40Rancangan Studi Keuntungan Kerugian
Studi cohort Dapat mempelajari berbagai luaran. Dapat mempelajari paparan tak biasa. Seleksi bias tidak disukai. Data tidak bias Data kejadian telah tersedia Data luaran mungkin bias. Lebih mahal. Bisa selesai bertahun-tahun
41Rancangan Studi Keuntungan Kerugian
Studi case-control Dapat mempelajari berbagai luaran. Dapat mempelajari peyakit tak baisa. Secara logistik lebih mudah, cepat dan murah Kontrol masalah terpilih. Data paparan mungkin bias.
42Ranc. Studi Keuntungan Kerugian
Analisis tren sekuler Dapat langsung menjawab pertanyaan Tidak ada kontrol hubungan tidak langsung
Seri kasus Mudah menghitung kejadian Tidak ada kelompok kontrol, tidak bisa digunakan menyusun hipotesis
Laporan kasus Metode murah dan mudah untuk menyusun hipotesis Tidak bisa digunakan untuk pengujian
43PEMBAHASAN
- Telah diuraikan serangkaian rancangan studi yang
berbeda, dengan keuntungan dan kerugian
masing-masing. - Laporan kasus, seri kasus, analisis tren sekuler,
studi case-control dan strudi cohort merupakan
rancangan studi observasi atau studi
non-eksperimental, sedangkan studi klinik acak
merupakan studi eksperimental. - Dalam studi non-eksperimental, peneliti tidak
dapat mengontrol terapi, hanya melakukan
observasi dan mengevaluasi hasil yang dicapai
setelah pengobatan.
44PEMBAHASAN
- Laporan kasus, seri kasus dan analisis tren
sekuler merupakan studi deskriptif. - Studi case-control dan uji klinik acak
menggunakan kelompok kontrol, dan merupakan studi
analisis. - Rancangan studi analisis diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok utama, berdasarkan bagaimana
subjek studi diseleksi dan bagaiman data untuk
studi dikumpulkan. - Studi case-control menyeleksi subjek berdasarkan
ada atau tidaknya penyakit, sedangkan studi
cohort menyeleksi subjek berdasarkan ada atau
tidaknya paparan.
45PEMBAHASAN
- Dari sudut pandang ini uji klinik acak dapat
dilihat sebagai studi cohort subset, suatu tipe
studi cohort di mana peneliti juga mengontrol
terapi, tidak hanya mengobservasi. - Dari sudut pandang waktu, data dapat dikoleksi
secara prospektif, yaitu secara simultan selama
studi, atau secara retrospektif, yaitu setelah
suatu kejadian berakhir, menggunakan rekam medik,
kuesioner atau wawancara.
46PEMBAHASAN
- Data juga dapat dikumpulkan dengan studi
cross-sectional, yaitu suatu studi yang dilakukan
pada satu waktu tertentu. - Pada prinsipnya baik studi cohort atau studi
case-control dapat dilakukan dengan berbagai
patokan waktu tersebut, walaupun studi
case-control tidak lazim dilakukan secara
prospektif. - Uji klinik random harus dilakukan secara
prospektif, sehingga peneliti dapat mengontrol
terapi yang diberikan. - Tabel berikut menyajikan.
47Klasifikasi studi farmakoepidemiologi
Klasifikasi Rancangan Studi
Berdasarkan bagaimana pemilihan subjek Studi case-control (case-history, case-referent, retrospective, trohoct study)
Berdasarkan bagaimana pemilihan subjek 2. Studi Cohort (follow-up, prospective) Studi eksperimental (uji klinik, studi intervensi)
Berdasarkan pengambilan data 1. Studi retrospektif (historical, non-concurrent, retrolective)
Berdasarkan pengambilan data 2. Studi prospektif (prolective)
Berdasarkan pengambilan data 3. Studi cross-sectional
48KESIMPULAN
- Studi laporan kasus dan seri kasus berguna untuk
menarik sebuah hubungan dan untuk analisis tren. - Sedangkan studi case-control berguna untuk
menjelaskan hubungan ini. - Studi cohort dan uji klinis random bertujuan
untuk mendapatkan hubungan yang lebih definitif.
49KESIMPULAN
- Sebagai contoh, untuk menjawab pertanyaan apakah
kontrasepsi oral dapat menyebabkan
tromboembolisme, mula-mula hubungan ini dapat
diperkirakan dengan studi laporan kasus atau seri
kasus, kemudian diuji lebih lanjut dengan
analisis tren dan studi case-control. - Mengingat pentingnya kontrasepsi oral, banyaknya
jumlah wanita yang menggunakan, dan fakta bahwa
pemakaianya umumnya adalah wanita sehat,
selanjutnya dilakukan studi cohort skala besar.
50METODE SAINTIFIK
- Metode saintifik adalah proses 3 tahap.
- Studi sebuah sampel dari subjek studi
- Generalisasi informasi yg didapat dari sampel,
menggambarkan kesimpulan tentang populasi secara
umum (asosiasi). - Membuat sebuah kesimpulan tentang teori saintifik
(causation).
51METODE SAINTIFIK
52CONTOH
- Pada studi klinik random tentang efikasi
enalapril dalam menurunkan tekanan darah, dipilih
40 pria dewasa pertengahan penderita hipertensi
untuk mendapatkan enalapril atau plasebo, dan
diobservasi TD nya 6 minggu kemudian. - Harapannya, 20 orang dengan terapi enalapril akan
turun tekanan darahnya, dibanding 20 orang
penerima plasebo. - Nyatanya, sampel studi tidak sungguh-sungguh
mewakili populasi, karena tdk mungkin
mengidentifikasi setiap individu kemudian
memilih secara acak ? tetapi sampel diperlakukan
sebagai sampel acak dari populasi target.
53CONTOH
- Pada kondisi ini peneliti cenderung membuat
generalisasi bahwa enalapril menurunkan tekanan
darah pada pasien pria dewasa pertengahan
penderieta hipertensi. - Tetapi harus diperhatikan bahwa jika pada
observasi terjadi suatu kebetulan akibat variasi
random. - Untuk mengevaluasi kemungkinan ini, dapat
dilakukan uji statistik, yang memungkinkan
perhitungan propabilitas terjadinya perbedaan di
antara dua kelompok akibat kebetulan. - Jika hasilnya menunjukkan perbedaan bermakna
secara statistik, dapat dikatakan ada suatu
hubungan. Pada tahap ini terjadi pertimbangan
statistik.
54CONTOH
- Jika tidak ada perbedaan bermakna, proses metode
saintifik harus dihentikan. - Jika ada hubungan, dilanjutkan pada generalisasi
hasil, sehingga dapat dikatakan bahwa enalapril
merupakan obat antihipertensi. - Pada tahap ini terjadi pertimbangan saintifik
atau biologis, dan menghasilkan sebuah kesimpulan
tentang sebab akibat, bahwa enalapril sungguh
menurunkan tekanan darah pada populasi pasien
hipertensi.
55CONTOH
- Untuk membuat kesimpulan seperti ini, terjadi
generalisasi terhadap populasi yang tidak
diwakili oleh sampel studi, yaitu wanita,
anak-anak dan geriatri. - Dibutuhkan data relevan lain untuk mendukung
keputusan subjektif ini, serta dapat digunakan
Kriteria untuk Hubungan Sebab-Akibat yang akan
dibahas lebih lanjut. - Sebelumnya perlu diperhatikan lebih dulu,
jenis-jenis kesalahan yang dapat dilakukan dalam
suatu penelitian.
56Jenis-jenis kesalahan yang dapat dilakukan dalam
suatu penelitian
- Tidak ada hubungan
- Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah.
- Hubungan tidak langsung, menunjukkan variabel
lain yang berhubungan secara tidak langsung
dengan studi. - Hubungan sebab akibat (langsung)
572. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah.
- Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme
kebetulan atau bias. - Kebetulan bersifat tidak sistematis, acak atau
bervariasi. Tujuan uji statistik adalah untuk
mengevaluasi kemungkinan ini, mengestimasi
kemungkinan hasil yang diobservasi terjadi karena
kebetulan. - Sedangkan bias merupakan variasi sistematik yang
terpola secara konsisten bila 2 kelompok
diperlakukan atau dievaluasi secara berbeda.
582. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah.
- Salah satu contoh bias bisa terjadi pada studi
yang melibatkan wawancara, di mana wawancara
dilakukan dengan tingkat kecermatan yang berbeda
di tiap kelompok. - Contoh lain pada studi obat yang menginduksi
cacat janin, seorang ibu dengan bayi cacat akan
lebih akurat mengingat obat yang dikonsumsi
semasa hamil dibanding ibu dengan bayi normal,
karena pengalaman tidak baik yang dialaminya. - Sekali bias terjadi, tidak bisa dikoreksi,
sedangkan statistik tidak bisa mencegah
terjadinya bias. Satu hal yang bisa mencegah bias
adalah rancangan studi.
593. Hubungan tidak langsung
- Menunjukkan variabel lain yang berhubungan secara
tidak langsung dengan studi. - Contohnya pada studi faktor resiko kanker paru
dapat ditemukan hubungan antara ujung jari
menguning dengan kanker paru. - Hal ini bukan merupakan hubungan sebab akibat,
tapi akibat tidak langsung, yang ditemukan pada
perokok.
60Jenis-jenis kesalahan yang dapat dilakukan dalam
suatu penelitian
- Jadi ada tiga tipe kesalahan yang bisa terjadi
dalam sebuah penelitian, yaitu kesalahan acak,
bias dan hubungan tidak langsung. - Kemungkinan kesalahan acak dapat dihitung dengan
statistik, bias bisa dicegah dengan rancangan
studi yang sesuai dan hubungan tidak langsung
dapat dikontrol dengan rancangan studi atau
rancangan analisis.
61Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
- 1. Kesesuaian dengan informasi yang ada.
- Informasi yang lain meliputi data dari subjek
manusia lain, data dari studi dengan pertanyaan
lain yang berhubungan, data dari studi hewan
coba, atau data dari studi in vitro, atau teori
ilmiah. - Menggunakan contoh sebelumnya, secara ilmiah
tidak ada hubungan antara ujung jari menguning
dengan kanker paru. - Tetapi ada hubungan antara merokok dengan kanker
paru, karena rokok diketahui bersifat karsinogen
pada hewan coba. - Pada studi manusia diketahui rokok menyebabkan
kanker kepala dan leher, pankreas dan empedu.
62Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
- 2. Konsistensi hubungan
- Salah satu kriteria ilmu adalah reprodusibilitas
bila dilakukan dengan berbagai kriteria yang
berbeda, termasuk rancangan studi, tempat,
populasi, dan lain-lain.
63Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
- 3. Urutan waktu.
- Misalnya jika ditanyakan pada masing-masing
mahasiswa di kelas, apakah mengkonsumsi diazepam,
dan apakah mengalami kecemasan, bisa ditemukan
ada hubungan yang kuat antara konsumsi diazepam
dan kecemasan. - Tetapi tidak bisa disimpulkan bahwa diazepam
menyebabkan kecemasan, karena tidak dijelaskan
mana yang terjadi dulu, konsumsi diazepam atau
kecemasan.
64Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
- 4. Spesifitas hubungan.
- Hal ini berhubungan dengan, apakah penyebab
terjadi tanpa menimbulkan efek yang diduga, atau
efek terjadi tanpa penyebab yang diduga. - Contoh cacar terjadi karena paparan virus cacar,
tapi tidak semua yang terpapar virus cacar
kemudian terjangkit cacar.
65Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
- 5. Kekuatan hubungan
- Kekuatan kuantitatif, berkorelasi dengan ukuran.
- Hubungan dosis-respon, terjadi jika peningkatan
intensitas paparan menghasilkan peningkatan
resiko penyakit yang diteliti
66Data sources
- Spontaneous reporting systems
- Ad-hoc studies
- Health Care data
- Medicaid
- General Practice Research Database
- Tayside Medicines Monitoring Unit
- Group Health Cooperative of Puget Sound
- United Health
- Etc.
67(No Transcript)