Title: IT Governance Nasional: Urgensi
1IT Governance NasionalUrgensi Kerangka
Konstruksi
Pertemuan Dewan TIK Nasional, 8 Januari 2007
Dr. Suhono Harso Supangkat, Dr, Jaka Sembiring,
Basuki Rahmad, MT, CISA, CISM Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Bandung
2Outline
- Beberapa studi kasus yang memperlihatkan lemahnya
tata kelola TI - Beberapa pengertian dasar tentang IT Governance
- Beberapa Framework Standar yang ada saat ini
- Mengapa kita membutuhkan model IT Governance
tersendiri? - Kerangka model IT Governance nasional
3Studi kasus yang memperlihatkan lemahnya IT
Governance, terutama pada sektor pengembangan dan
operasional E-Government
- Kota A pada tahun 2001 akhir mengembangkan Master
Plan E-Government yang mencakup identifikasi
arsitektur TI, organisasi dan portofolio proyek
TI sampai dengan 2005 - Master Plan yang disusun tidak pernah
diratifikasi oleh semua unit kerja yang ada,
sehingga setiap tahun masih ada proyek
pengembangan sistem TI di banyak unit kerja
dengan nama yang disamarkan sedemikian rupa - Tahun 2002 2005 dieksekusi proyek-proyek TI
yang tidak sepenuhnya sesuai dengan Master Plan,
karena komitmen anggaran yang tidak pasti atas
portofolio yang direncanakan - Di lain pihak, KPDE melaksanakan beberapa proyek
seperti multimedia room dan dokomuntasi
multimedia yang nilai berlipat kali dibandingkan
anggaran E-Government - Akhir 2004 diadakan review yang memperlihatkan
investasi selama 3 tahun terakhir tidak
memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan
kualitas layanan publik dan bisnis
- Analisa ketidakoptimalan E-Government
- Master Plan tidak mempunyai kekuatan formal,
sekedar kajian yang pernah disusun oleh KPDE,
sehingga posisi strategis E-Government tidak
pernah terealisasi secara optimal tidak merasa
wajib diikuti oleh unit-unit kerja seluruhnya - Organisasi pengambilan keputusan tidak cukup kuat
memastikan integrasi arsitektur, pengelolaan
portofolio proyek TI dan eksekusi proyek-proyek
TI tahunan - Lemahnya koordinasi KPDE dan unit-unit kerja lain
dalam perencanaan tahunan proyek TI
4Studi kasus yang memperlihatkan lemahnya IT
Governance, terutama pada sektor pengembangan dan
operasional E-Government
Pengembangan Implementasi SIN (Single Identity
Number)
2
Analisa Singkat
- Sebagai salah satu flagship utama nasional, pola
perencanaan yang masih belum terintegrasi
sepenuhnya sangat berpotensi menciptakan
inefisiensi investasi dan ketidakoptimalan desain
sistem solusi - Kehadiran Dewan TIK Nasional di akhir tahun 2006
idealnya bisa jadi clearing house bagi semua
instansi yang berkepentingan, untuk menjamin
output akhir yang paling optimal bagi kepentingan
publik
5Beberapa pengertian dasar IT Governance
- IT Governance is the responsibility of the Board
of Directors and executive management, it is an
integral part of enterprise governance and
consist of the leadership and organizational
structures and processes that ensure that the
organizations IT sustains and extends the
organizations strategy and objectives. (IT
Governance Institute, 2001) - Specifying the decision rights and accountability
framework to encourage desirable behaviour in
using IT. (Peter Weill Jeanne W Ross MIT,
2004) - The system by which the current and future use of
ICT is directed and controlled. It involves
evaluating and directing the plans for the use of
ICT to support the organization and monitoring
this use to achieve plans. It includes the
strategy and policies for using ICT within an
organization. (Australian Standard on Corporate
Governance of ICT, 2005)
6Pengertian dasar IT Governance
IT Governance memberikan kerangka hubungan kepada
semua pihak, menjawab ketujuh pertanyaan utama
berikut ini
7Framework Standar Saat Ini
8Mengapa Indonesia membutuhkan model IT Governance
tersendiri?
Tetap Berbasis Best Practices
Sesuai Konteks Bisnis Resiko
IT Governance Indonesia
9Kerangka Konseptual Model IT Governance Indonesia
Model konseptual IT Governance ini berbasis pada
struktur, kultur dan strategi organisasi. Model
ini mencakup 3 hal struktur tata kelola (the WHO
of IT Governance), proses tata kelola (the HOW of
IT Governance), dan pengukuran kinerja tata
kelola.
10Kerangka Model Struktur Tata Kelola
Struktur tata kelola terkait dengan mekanisme
organisasi untuk memastikan proses tata kelola
dapat berjalan. Struktur tata kelola mencakup
model organisasi dan model dinamika pengambilan
keputusan.
Model organisasi ini mengatur bagaimana hubungan
organisasi Dewan TIK Nasional, pengelola TI di
unit-unit pemerintahan tingkat pusat, propinsi
dan kabupaten/kota termasuk juga komite-komite
lain yang perlu dibentuk jika diperlukan. Model
seperti apa yang dipilih centralized, federated,
distributed?
11Kerangka Model Struktur Tata Kelola
2
Model DInamika Pengambilan Keputusan
Model dinamika pengambilan keputusan
mengilustrasikan bagaimana peran-peran dalam
organisasi berperan serta mengambil
keputusan-keputusan utama TI.
(Model ini mengadopsi hasil riset Weill Ross
CISR MIT)
12Kerangka Model Struktur Tata Kelola
2
Model DInamika Pengambilan Keputusan Domain
Keputusan Utama TI
IT services management (services definition,
pricing and control)
IT architecture Review Approval
Business sector IT requirements
IT project portfolio management
IT principles management
IT architecture Exceptions
Business IT harmonization needs
Budget / investment release
Service Delivery Management
IT architecture Vitality
IT architecture Communication
Technology portfolio management
IT architecture EvaluationSelection
13Kerangka Model Proses Tata Kelola
Proses tata kelola ditetapkan untuk memastikan
1 kesahihan informasi dalam persiapan dan
pengambilan keputusan 2 integritas pelaksanaan
keputusan.
Penentuan proses-proses tata kelola utama
dilakukan melalui kajian analisa kebutuhan dan
resiko sesuai dengan konteks bisnis organisasi
14Kerangka Model Proses Tata Kelola
Contoh proses tata kelola berikut ini memberikan
ilustrasi hubungan antara proses manajemen
portofolio dengan proses perencanaan tahunan
sebagai bagian dari proses penganggaran dan
investasi.
15Kerangka Model Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja akan memberikan feedback
mengenai profil kontribusi TI atas bisnis dan
tingkat keberhasilan-kegagalan proyek.
Implementasi IT BSC sebagai mekanisme pengukuran
kinerja akan memberikan perspektif konteks bisnis
yang kuat atas implementasi TI. Ukuran-ukuran
untuk konteks pemerintahan perlu didefinisikan
secara khusus, karena orientasi utamanya kepada
public service.
16Kerangka Model Pengukuran Kinerja
Setiap pelaksanaan proyek harus selalu dinilai
kinerjanya melalui ketiga fokus analisa di atas,
untuk memastikan bahwa proyek-proyek TI
memberikan kontribusi positif atas bisnis
organisasi.
17Terima Kasih