Title: DISORDERS OF SEXUAL DIFFERENTIATION (DSD)
1DISORDERS OF SEXUAL DIFFERENTIATION(DSD)
2- Gangguan differensiasi seksual
- ? virilisasi pd genetik perempuan atau
- undervirilisasi pd genetik lelaki.
- ?
- - Kecemasan keluarga
- - Tantangan diagnosis dan tatalaksana
bagi - dokter.
3- Tahapan differensiasi seks
- Penetapan kromosom seks
- Perkembangan gonad (belum terdifferensiasi)
- Differensiasi ductus internal dan genitalia
eksternal
4- Genitalia pd bayi baru lahir ditentukan oleh ada
atau tidaknya pengaruh genetik dan hormonal yg
memulai proses aktif differensiasi seksual sbg
laki-laki. - Gangguan pd proses ini akan menyebabkan gangguan
maskulinisasi komplit atau pd genetik wanita akan
tjd virilisasi pd embrio yg sedang berkembang
DSD
5(No Transcript)
6(No Transcript)
7(No Transcript)
8(No Transcript)
9(No Transcript)
10- Male sexual differentiation is initiated by the
SRY gene on the short arm of the Y chromosome. - Under the influence of SRY, the undifferentiated
gonad forms a testis testosterone stimulates the
wolffian structures (epididymis, vas deferens,
and seminal vesicles), and anti-Mullerian hormone
suppresses the development of the Mullerian
structures (fallopian tubes, uterus, and upper
vagina). - The conversion of testosterone to
dihydrotestosterone occurs in the skin of the
external genitalia and masculinizes the external
genital structures. - Most of this male differentiation takes place by
about 12 weeks, after which the penis grows and
the testes descend into the scrotum.
11- Gen SRY (sex determining region Y gene) pd
laki-laki akan mengaktivasi peristiwa kaskade
differensiasi gonad sbg testis. - Pada minggu ke 8 s/d ke-12 gestasi, kadar
gonadotropin plasenta meningkat, dan merangsang
sel Leydig janin utk mengeluarkan testoteron
serta merangsang sel sertoli utk mengeluarkan
Mullerian inhibiting factor (MIF).
12- Minggu ke-9 gestasi, enzim 5a Reduktase dr sel
target akan mengubah sebagian testosteron mjd 5 a
Dihidrotestosteron, ? merangsang diferensiasi
genitalia eksterna lelaki, merangsang pertumbuhan
tuberkel genital, fusi lekuk uretra, den
pembengkakan labioskrotal utk membentuk glans
penis, penis, dan skrotum
13- Bila tjd gangguan pd proses perkembangan
genitalia yg demikian kompleks, maka akan tjd
kelainan pd genitalia sesuai dgn pd tahapan mana
gangguan tjd.
14Differensiasi fenotip ductus internal embrio
laki-laki dan perempuan
15Differensiasi fenotip genitalia external pada
embrio laki-laki dan perempuan
16Differensisi sinus urogenital dan genitalia
eksternal
17Gangguan differensiasi seksual
- 1. Gangguan differensiasi dan perkembangan
gonad - 2. Virilisasi pada genetik wanita
- 3. Undervirilisasi pada genetik laki-laki
18Gangguan differensiasi seksual
- Gangguan differensiasi dan perkembangan gonad
- - Disgenesis gonad (
Seminiferous Tubule Dysgenesis (Klinefelters), - Mixed Gonadal
Dysgenesis,,Complete or partial Gonadal
Dysgenesis, - turner syndrome)
- - Hermafrodit sejati
- - 46 XX ( sex reversal)
- - Anorchia Congenital or
Vanishing testes Syndrome
19- Virilisasi pada genetik wanita
- a. Hiperplasia adrenal
kongenital
- - 21 hidroksilase
- - 11 beta hidroksilase
- - 3 beta HSD
- b. Defisiensi aromatase
- c. Exposure androgen atau
progesteron intra uterin - Undervirilisasi pada genetik laki-laki
- a. Aplasia Leydig Cell
- b. Gangguan Biosintesis testosterone
- c. Defect Androgen Receptor
- d. Gangguan produksi MIS
20Gangguan differensiasi gonad
- Seminiferous Tubule Dysgenesis (Klinefelters)
- Abnormalitas yg paling sering pd laki-laki
- 47 XXY (1 1000 laki-laki), juga 47 XXYY or
mosaic 46XY/47XXY - Tubulus Seminiferus berdegenerasi dan digantikan
oleh hyaline - Testes kecil dan lembut, azoospermia, habitus
tubuh perempuan, karakteristik seksual sekunder
abnormal (tinggi, tidak ada rambut di wajah),
mungkin oligospermia dan fertil - Testosteron normal rendah, Peningkatan FSH/LH
dan peningkatan estrogen (gynaecomastia risiko
carcinoma) - Terapi dengan androgen/mammoplasty
reduksi/pengawasan terhadap keganasan
21- II. Mixed Gonadal Dysgenesis
- Mosaicism 45 XO/ 46 XY
- Penyebab ambigus genitalia terbanyak kedua
- Fenotip sering perempuan
- Terjadi karena kurangnya produksi MIS pada
disgenesis testis unilateral dengan tuba fallopii
ipsilateral. - Tatalaksana termasuk penetuan jenis kelamin (2/3
perempuan), gonadectomy screening untuk tumor
Wilms
22- Klinis
- Testis unilateral (undescended)
- Streak Gonad Contralateral
- Struktur Mullery Persistent
- Masculinisation
- Sebagianian besar perempuan dgn
- Phallus membesar
- Lipatan Labioscrotal
- Uterus /vagina tuba
23Peningkatan risiko Gonadoblastoma (20) -
testis gt streak gonad Tumor Wilms Denys-Drash
Syndrome - Nephropathy /CRF - Abnormalitas
Genital - TumorWilms - XX/XY mosaicism
24III. 46 XY Complete Gonadal Dysgenesis
- Genotipe laki-laki, Fenotipe perempuan dengan
infantilisme seksual - Disfungsi gen SRY
- Sebagian besar datang saat remaja dengan pubertas
terlambat - Peningkatan FSH/LH meningkatkan androgen dan
klitoromegali - Risiko germ cell tumor (30 saat 30 tahun)
- Tatalaksana dengan gonadectomy and sulih hormon
25IV. Hermaphrodit sejati
- Ditemukan ovarium dan testis
- 2/3 pasien dibesarkan sebagai perempuan karena
secara reproduksi potensial sebagai perempuan - Differensiasi struktur internal dan eksternal
sangat bervariasi - 2/3 mempunyai ovotestis, 2/3 diantaranya
mempuntai tuba fallopii - Kehamilan mungkin terjadi bila ovarium normal,
jaringan testis biasanya dysgenesis
26V. 46 XX Males (sex reversal)
- 1 dari 20000 lai-laki, 2 dari laki-laki infertil
- Testis dan genitalia eksterna normal, tetapi 10
hypospadia - 80 SRY positive
- Kemungkinan translokasi material kromosom Y ke
kromosom X atau mutasi gen kromosom X.
27VI. Regresi testis embrio/
- Anorchia Congenital or Vanishing testes Syndrome
- Karyotypev46 XY dengan absen testes, tetapi
ditemukan bukti fungsi testis selama
embriogenesis - Kemungkinan mutasi atau teratogen atau torsi
bilateral - Variasi mulai dari perempuan komplit sampai
laki-laki dengan microphallus, skrotum kosong dan
prostat tidak ada - Tidak ada testosterone, FSH/LH tinggi.
28VII. Turners Syndrome (45 X0)
- Hanya ada 1 X kromosom yang berfungsi
- 1 2500 perempuan. Mosaic 45 X/46 XX (10) 45
X/46 XY (3) - Oocyt berdegenerasi menjadi streak gonads saat
lahir - Estrogen berkurang, FSH/LH meningkat. Tidak ada
- perkembangan pubertas.
- Predisposisi virilisaisi dan gonadoblastoma (30)
dan GCT (50) - Tatalaksana termasuk
- Pemberian Growth Hormon pada anak dan estrogen
saat pubertas - Sampai 2/3 mungkin terdapat ovarium yang
berfungsi- karena itu masih mungkin terjadi
kehamilan - Streak gonad diangakt (operasi) pada yang mosaic
29Fenotipe 1. perempuan 2. Perawakan pendek 3.
Tidak ada karakteristik seksual sekunder 4.
Gangguan somatis - web neck - Dada lebar -
Jari pendek 5 Anomali ginjal
30(No Transcript)
31Struktur internal pasien 46 XY dengan pure
gonadal dysgenesis. Terdapat bilateral streak
gonads dengan struktur müllerian, tuba
fallopian, dan uterusB. Severe clitoral
hypertrophy karena masculinisasi genitalia
external pada pasien 46,XX pasien 46 XX
dengan female pseudohermaphrodit karena
congenital adrenal hyperplasia. C. Masculinisasi
Incomplete genitalia external pada pasien 46,XY
dengan malepseudohermaphroditism. Terdapat
microphallus dengan hypospadia perineoscrotal
dan bifid dan prepenile scrotum.
32Virilisasi pada genetik wanita
- Fenotipe perempuan (46 XX) mempunyai ovarium
tetapi terdapat maskulinisasi parsial dengan
ambigus genitalia - Penyebab paling sering adalah Congenital Adrenal
Hyperplasia (CAH) - Jarang karena obat-obat androgen maternal atau
tumor pada ibu
33I. CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
- Defek pada 1 dari 5 enzim yang terlibat dalam
sintesis kortisol - Menurunnya kortisol dan peningkatan ACTH dan
steroid lain - 95 kasus karena defisiensi 21-hyrdroxylase
- 1 5000 - 15000 di eropa
34KORTIKOSTEROID HORMON SYNTETIK PATHWAY
35a. 21 Hydroxylase Deficiency
- 3 tipe
- Salt Wasting (75)
- Simple Virilizing (25)
- Non-classic (lt1)
36- Perempuan Salt Wasting
- Pseudohermaphrodite wanita
- Gangguan steroidogenesis merupakan fenomena awal,
karena itu maskulinisasi didapatkan sejak lahir
(Klasifikasi Prader) - Kehilangan garam menyebabkan kehilangan berat
badan, muntah, dehidrasi dan gagal tumbuh, bahkan
dapat terjadi krisis adrenal lt2-3/52 - Dapat terjadi maskulinisasi progresif dan fusi
epifise
37Skala Prader
38- Laki-laki Virilizing
- Tampak normal saat lahir
- Prekositas somatic dan seksual lt 2-3 tahun
- Little Hercules
39 - Diagnosis
- Prenatal?Amniotic 17 OH Progesteron
- ? Plasma 17 OH-Progesteron / Progesteron
- ? Urinary 17-Ketosteroids / Pregnanetriol
- 21 gen Hydroxylase pd Kr.6 (CYP-21) dan
pseudogene (CYP-21P). Mutasi menyebabkan
inaktivasi gen CYP-21 aktif
40 steroid oral pada ibu men suppresi ACTH,
mencegah virilisation. Harus diberikan saat
minggu ke5, sebelum CVS / amniosintesis
Pengukuran efektif dengan mengukur kadar plasma
17 OH progesteron
41- Terapi
- Supresi ACTH dengan steroid
- Hydrocortisone
- Mineralocorticoid ( jika salt loser)
- Genitoplasty saat 3-6 bulan
- Adrenalectomy pada kasus berat dimana sulit untuk
mempertahankan supresi adrenal
42Congenital Adrenal Hyperplasia
- Penyebab lain
- 11 beta Hydroxylase
- 3 beta OH-Steroid Dehydrogenase
- 17 Hydroxylase
43b. Defisiensi 11 ß hidroksilase
- Jarang
- ? 11 deoksi steroid ? retensi garam dan steroid,
? plasma renin activity - Hipertensi karena ? 11 deoksikortikosteron
- Hiperseksresi androgen adrenal ? virilisasi pd
bayi wanita - Tipe nonklasik dpt asimptomatik
- Analisis genetik lesi gen CYP11B1
44Defisiensi 3 ß OH-Steroid Dehydrogenase
- Relatif jarang
- ? kortisol, aldosteron, dan steroid seks
- Bentuk klasik virilisasi dan klitoromegali tjd pd
pasien dgn genotip perempuan akibat meningkatnya
DHEA - Pd genotip laki-laki DHEA tdk cukup utk
perkembangan genitalia laki-laki shg tjd
mikropenis dan hipospadia - Analisis genetik mutasi ge 3aHSD tipe 2
- Diagnosis ? pregnenolon, DHEA dan 17 OH
pregnenolon dan tes stimulasi ACTH. Plasma
kortisol, aldosteron dan androstenedion rendah
45 Defisiensi 17a Hydroxylase
- ? sekresi glukokortikoid dan steroid seks dan
over produksi ACTH ? hipertensi, hipokalemia - Wanita ? genitalia ambigus, seksual infantile
- Laki-laki ? male pseudohermaprodite
- Diagnosis ? pregnenolone, progesteron,
deoksikortikosteron, 18 OH kortikosteron dengan
? 17 OH pregesteron, androstenedion dan DHEA - Analisa genetik mutasi gen pd Kromosom 10q24.3
46Defisiensi Aromatase
- Autosonal resesive pd individu 46 XX
- Analisa genetik CYP19 gene, 15q21.1
- Defisiensi aktifitas aromatase plasenta atau
fetal menyebabkan peningkatan androgen dan
virilisasi genitalia fetus - Ibu jyga mengalami virilisasi selama kehamilan
47Maternal Androgen
- Beberapa obat-obatan seperti progestin,
norethindrone, dan ethisterone Stilbestrol
Danazol berhubungan dengan maskulinisasi
genitalia eksternal perempuan. - Androgen secreting tumors pada ibu dapat
menyebabkan maskulinisasi pada fetus perempuan.
Tumor adrenal menyebabkan maskulinisasi pada
perempuan in utero sangat jarang
48Undervirilisasi pada genetik laki-laki
- Individu 46 XY dengan with testes tetapi dengan
berbagai derajat feminisasi - Aplasia Leydig Cell
- Gangguan Biosintesis testosterone
- Defect Androgen Receptor
- Impaired MIS production
49Leydig Cell Aplasia / Abnormalitas reseptor LH
- karyotype46 XY tetapi fenotipe perempuan
- Testes dapat diraba namun ?LH dan ?Testosteron
- Tidak terdapat stimulasi testosterone dengan hCG
- Tidak ada struktur Mullerian/vagina pendek
- Histolog tidak ada sel Leydig
50Biosintesis Testosterone
- 5 enzym terlibat dalam konversi kolesterol
menjadi testosteron - 3 pada adrenal testis
- 2 pada testis saja
Cholesterol side change cleavage 3ß OH steroid
Dehydrogenase 17a Hydroxylase
17,20 Lyase Deficiency 17ß OH steroid
Oxioreductase Dehydrogenase
51Defects Receptor Androgen
- Penyebab tersering Pseudohermaphrodit laki-laki
- Fenotipe 46 XY dengan testis normal
- external genitalia bervariasi
- Komplite Androgen Sensitivity
- Parsial Androgen Sensitivity (Reifensteins Syn.)
52Complete Androgen Sensitivity
- Feminisasi testis (fenotipe perempuan)
- 1 20-60,000 laki-laki, X-linked trait
- Kehilangan androgen in utero, dan sekresi MIS,
genitalia internal tidak terbentuk - 2 perempuan dengan hernia inguinalis mempunyai
sensitivitas androgen komplit - Biasanya didiagnosis dengan amenore, tidak ada
rambut pubis atau profil hormonal - Gonadectomy and terapi pengganti estrogen
53Partial Androgen Sensitivity(Reifensteins
Syndrome)
- Pseudohermaphrodit laki-laki inkomplit
- Ambigus genitalia
- Inkomplit normal testosteron, LH dan
testosteron/DHT rasio
54Gangguan produksi MIS
- Perkembangan testis dan produksi androgen normal,
perkembangan penis normal - Fenotipe laki-laki dengan unilateral atau
bilateral cryptorchidism, testis tdd komponen
Mullerian - Bisa steril
- Agonadia (testicular regression syndrome)-46XY,
fenotipe perempuan, normal MIS-blind vaginal
pouch, absent internal genitalia and gonads
empty pelvis - syndrome -defect in sexual differentiation after
MIS elaboration, androgens not produced -likely
environmental insult or vascular accident
55Evaluasi Ambigus Genitalia
- Kegawatan medis dan psikososial
- Tujuan adalah diagnosis yang tepat
- Anak sebaiknya dibesarkan sesuai dengan jenis
kelamin berdasarkan - Status anatomi
- Potensi fungsi genitalia dan traktus reproduksi
56Evaluasi Ambigus genitalia
- Pemeriksaan TESTIS
- Adanya 1/2 palpable gonad
- Tidak teraba testis atau adanya 1 testis dan
hipospadia merupakan masalah gangguan
differensiasi seksual sampai dibuktikan tidak - UDT palpabel unilateral - 15 ganguan
differensiasi seksual - UDT impalpable Unilateral - 50 gangguan
differensiasi seksual - UDT Bilateral dan hipospadia - 32 gangguan
differensiasi seksual
57Evaluasi Ambigus Genitalia
- Harus diketahui
- Ada atau tidaknya palpable testis / posisi meatus
uretra dan phallus - Adanya struktur Mullerian (U/S)
- Serum 17 OH progesteron
- Karyotype
58Evaluasi Ambigus Genitalia
- Laparoscopy Definitif and biopsi gonad
- Kultur fibroblast kulit genitalia
- Pencitraan urogenital sinus dengan kontras
59Penentuan Gender
- Potensi untuk fungsi seksual normal
- Potensi Fertilitas
- Risiko malignancy gonad
- Psychosocial well being
- Identitas jenis kelamin stabil/tetap
60