PERTEMUAN I - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

PERTEMUAN I

Description:

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * Tokoh-tokoh pendidik ikut mengembangkan PLS ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1275
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 62
Provided by: Wir3
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PERTEMUAN I


1
MATA KULIAH KONSEP PLS
DRA. WIRDATUL 'AINI, M.PD
2
PERTEMUAN I
3
  • Pengertian Beberapa Istilah
  • Menurut Faisal (1981) ada beberapa istilah yang
    menunjuk kepada penrgetian PLS
  • Life Long Education (Pend Sepanjang Hayat),
    dimaksdukan bahwa proses pendidikan itu
    berlangsung sepanjang hidup manusia.
  • Recurrent Education (Pendidkan Perbaikan).
  • Pendidikan mengarah kepada perbaikan kehidupan
    individu untuk mencapai kehidupan yang lebih baik
    dan bermakna. Setiap individu harus mempunyai
    pandangan ke depan dalam rangka perbaikan
    dirinya, kearah yang lebih baik dan bermakna
  • Permanent Education (Pendidikan Abadi)
  • Pendidikan yang bertujuan untuk memajukan
    prikehidupan masayrakat dari berbagai aspek
    kehidupan diantaranya kemajuan di bidang ekonomi,
    siosial dan lain-lain.

4
  • Untuk mencapai kehidupan yang lebih baik
    diperlukan pendidikan yang minimum yaitu (a)
    sikap positif terhadap kerjasama dan membangun
    anggota keluarga atau saudara-saudaranya, (b)
    melek huruf dan mampu berhitung secara fungsional
    (c) pandangan ilmiah dan pengetahuan dasar
    tentang proses alam di wilayah tertentu, (d)
    pengetahuan fungsional dan ketrampilan untuk
    meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengatur
    rumah tangga,(e) pengatahuan dan ketrampilan
    untuk mendapatkan penghasilan, dan (f)
    pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi
    sebagai warga negara memiliki pengetahuan tentang
    sejarah nasional, ideologi dan sebagainya.

5
  • 4. Non Formal Education (Pendidikan Non Formal),
    adalah pendidikan yang dilaksanakan di luar
    sekolah dan direncanakan, tetapi lebih flaksibel
    dalam pelaksanaannya, diantara cirinya adalah
    jangka pendek, merupakan kebutuhan yang sangat
    mendesak untuk dipenuhi, persyaratan warga lebih
    flaksibel, pengelolaannya lebih fleksibel, pada
    umumnya tidak berjenjang, pemberian ijazah tidak
    menjadi persyarakatan pokok.
  • 5. Informal Education(Pendidikan Informal),
    adalah pendidikan sama sekali tidak terorganisasi
    secara struktural, tidak terdapat penjenjangan
    kronologis waktu belajar sepanjang hayat dan
    lebih merupakan pengalaman individual mandiri.
    Misalnya pendidkan dida

6
  • dalam keluarga.
  • 6. Community Education (Pendidikan Masyarakat),
    menunjuk pada suatu gerakan pendidikan yang
    ditujukan bagi persekutuan hidup, sehingga
    berkemampuan berkebiasaan hidup tertentu yang
    relevan dengan keperluan hidupdan
    persekutuan-persekutuan hidup.
  • 7. Extension Education Pendidikan Perluasan),
    menunjuk pada gerakan pendidikan, bimbingan dan
    penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan oleh
    lembaga pendidikan tinggi, bisa juga lembaga
    pendidikan klejuruan dan bekerjasama dengan
    instansi pemerintah yang relevan. Bisa juga
    dikatakan sebagai pengabdian masyarakat dari
    lembaga pendidikan tinggi.

7
  • 8. Sosial Education (Pendidikan Sosial), menunjuk
    kepada gerakan pendidikan untuk memajukan
    kehidupan masyarakat secara lebih luas. Berbagai
    aspek kehidupan masyarakat perlu dibantu,
    dibimbing, diarahkan sehingga masyarakat secara
    keseluruhan dapat memecahkan persoalan hidupnya
    sendiri dan akhirnya mandiri dari segala
    kehidupan.
  • 9. Adult Education (Pendidikan Orang Dewasa),
    menunjuk pada aktifitas-aktifitas pendidikan bagi
    orang dewasa yang berlangsung di luar sekolah.
    Orang dewasa disini termasuk remaja, dan orang
    dewsa. Programnya misalnya, pendidikan bekal
    bekerja, pendidikan kader, dan pendidikan yang
    bersifat rekreatif apresiatif.

8
  • 9. Continuing Education (Pendidikan
    berkelanjutan), menunjuk pada gerakan pendidikan
    berkelanjutan. Pendidikan dilaksanakan secara
    terus-menerus, tanpa mengenal usia, tempat dan
    waktu belajar. Pendidikan dimulai sejak lagir
    sampai meningggal dunia.
  • Karakteristik Pendidikan sekolah dan Pendidikan
    Luar Sekolah
  • Pendidikan Sekolah Pend.Luar Sekolah
  • A. Tujuan
  • Jangka panjang Jangka pendek
    (Khusus)
  • Orinetasi ijazah Kurang
    menekankan ijazah

9
  • B. Waktu
  • Relatif lama Relatif singkat
  • Orientasi masa de- orientasi masa skr
  • pan. Penggunaan dan masa depan, waktu
    terus menerus tidak selalu terus-
  • menerus
  • C. Isi Program
  • Kurikulum terpu- Kurikulum berpusat pada
  • Sat dan seragam kepentingan warga bel.
  • Bersifat akademis mengutamakan aplikasi.
  • Penerimaan murid Persyaratan masuk
    ditetapkan
  • Dilakukan dengan ketat ditetapkan bersama warga
    bel

10
  • D. Proses PBM
  • Dipusatkan dilingku- Dipusatkan di lingku-
  • Ngan sekolah ngan masyarakat
  • Kadang terlapas Berkaitan dengan ke-
  • Dengan kehidupan hidupan warga bel.
  • Masyarakat dan masy.
  • Struktur program struktur program flak-
  • Ketata, dikendalikan sibel, berpusat pada
    peserta didik.
  • Pengerahan daya du- Penghematan sumber-sumber
    yang
  • Kung secara maximal tersedia

11
  • E. Pengendalian Program
  • Dilakukan oleh penge Dilakukan pelaksana
  • Lola di tingkat yang le- program dan wb
  • Bih tinggi
  • Pendekatan kekuasaan Pendekatan demok-
  • ratis
  • Kelompok Sasaran PLS didasarkan atas klasifikasi
    sbb
  • Berdasarkan latar belakang pendidikan misalnya
    masih sekolah, pututs sekolah, tam at sekolah
  • Tingkatan usia, anak usia dini, remaja dan orang
    dewasa
  • Lingkungan tempat tinggal, dipedesaan, pinggiran
    dan perkotaan
  • Latar Belakang Sosial, masyarakat yang belum maju
    9terbelakang, sedang dan masyarakat yang sudah
    maju.

12
  • Jenis-Jenis Pendidikan ada 3 (Cooombs 1973),
    yaitu
  • Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang
    berlangsung sepanjang usia, sehingga setiap orang
    memperoleh, nilai, sikap, pengetahuan,
    ketrampilan yang bersumber dari pengalaman hidup
    sehari-hari.
  • Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis
    berstruktur dan bertingkat, berjenjang dimulai
    dari SD sampai Prguruan Tinggi.
  • Pendidikan Non Formal adalah setiap kegiatan
    terorganiasi dan sistematis di luar sistem
    persekolahan yang mapan dilakukan secara mandiri,
    atau merupakan bagian penting dari kegitan yang
    lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani
    peserta didik tertentu dalam mencapai tujuan
    belajar.

13
  • PERTEMUAN III
  • ALASAN YURIDIS PENGEMBANAGAN PLS

14
  • Pancasila, UUD 45 dan GBHN
  • Dalam UUD 45 mengamanatkan pemerintah
    mengusahakan menyelenggarakan suatu sistem
    pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
    dan Ketagwaan kepada Tuhan yang Maha Esa serta
    akhlak mulia. Fasal-fasal dalam UUD 45 Yang
    berkaitan dengan PLS adalah fasal 27, 28, 29, 30,
    31, 32, dan 33
  • UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
  • Fasal 13 ayat 1 jalur pendidikan terdiri atas
    pendidikan formal, informal, dan nonformal yang
    dapat saling melengkapi dan memperkaya
  • fasal 26 ayat 3 pendidikan nonformal meliputi
    pendidikan keckapan hidup, pendidikan anak usia
    dini, pendid

15
  • Pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja,
    pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang
    ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
    didik.
  • Fasal 26 ayat 4 satuan pendidikan nonformal
    terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
    kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
    masyarakat dan majlis taklim serta satuan
    pendidikan yang sejenis.
  • Fsal 28 ayat 4 pendidikan anak usia dini pada
    jalur pendidikan formal berbentuk Kelompok
    Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau
    bentuk lain yang sederjat

16
BAB IVALASAN NON YURIDDIS PENGEMBANGAN PLS
17
  • Alasan Faktual Historis
  • 1. Kesejarahan, keberadaan PLS jauh lebih tua
    dari sistem pendidikan formal. Para Nabi Muhammad
    menyampaikan wahyu pada masa lalu melalui jalur
    pendidikan luar sekolah dan secara informal. Pada
    masa itu pendidikan formal belum ada.
  • 2. Kebutuhan pendidikan, kebutuhan akan
    pendidikan dalam masyarakat saat ini sudah mulai
    berkembang. Hal ini disebabkan tingginya
    kesadaran terhadap pendidikan dan perkembangan
    menyeluruh dalam masyarakat. Berbagai jenis
    program PLS muncul baik dari segi kuantitas
    maupun kualitas. Berbagai program muncul mulai
    dari sederhana sampai ke yg mewah.

18
  • 3 Keterbasan pendidikan persekolahan,ini terlihat
    dari ciri khas sistemnya,tujuan dan isi
    pendidikannya telah di paketkan atau dibakukan
    sedemikian rupa dengan masa belajar tertentu.
  • 4. Potensi sumber belajar, pengalaman
    pendidkan,pengalaman belajar kenyataannya dapat
    diperoleh di berbagai tempat dan melalui
    berbagai cara. Misalnya datang ke perpustakaan
    membaca mendapatka pengalaman belajar dan
    pendidikan. Jadi potensi sumber belajar banyak di
    temukan di dalam masyarakat.
  • 5. Keterlantaran PLS, dalam pengembangannya
    ternyata pembinaan dan pengembangan PLS agak ter-

19
  • Tinggal. Ini tidak berarti PLS menghilang dari
    pere daran di tengah-tengah masyarakat, PLS tetap
    tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
  • B.Alasan sosialogis, keadaan masyarakat mengalami
    perubahan. Ada kalanya perubahan itu menimbulkan
    permasalahan. Sedangkan permasalahan butuh
    pemecahan,sehingga masyarakat menjadi tenang.
    Upaya memecahkan masalah tidak hanya dapat
    diatasi dengan pendidikan formal saja. Banyak
    masalah sosial di dalam masyarakat memerlukan
    pemecahan melalui PLS.Misalnya banyak pemuda yang
    menganggur setelah menyelesaikan pendidikan
    formal,dan ini memerlukan pemecahan masalah
    dengan pemberian

20
  • Pemberian keterampilan kerja kepada penganggur
    yang dimaksud.Disinilah pentingnya PLS dalam
    memecahkan masalah.
  • C. Alasan kultural, pelestarian identitas bangsa,
    pemeliharaan warna dasar dari kepribadian bangsa
    termasuk untuk tugas dan usaha gerakan pendidikan
    termasuk gerakan PLS.
  • D.Alasan perkembangan Ipteks,kemajuan ilmu dan
    teknologi pada saat ini telah memasuki gelombang
    ketiga. Diantaranya perkembangan industri
    berkembang dengan pesat. Kebutuhan terhadap
    sumber daya manusia yang ahli, terampil
    meningkat. Untuk menjadikan SDM tidak hanya
    tanggung jawab pendidikan formal tetapi juga
    pendidikan luar sekolah.

21
  • PERTEMUAN V
  • PLS SEBAGAI SUATU SISTEM

22
  • 1. Pengertian sistem,adalah suatu totalitas yang
    bertujuan terdiri dari unsur atau elemen. Elemen
    merupakan bagian-bagian yang saling berkaitan
    satu sama lain dalam mencapai tujuan. Misalnya
    tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri
    dari unsur yaitu bagian kepala, badan, dan
    anggota badan.
  • 2.Cakupan PLS, kegiatan PLS mencakup
    program-program yang di organisir, dan di
    rencanakan secara matang, serta program-program
    yang kurang di rencanakan secara terinci.
    Program-program yang di rencanakan secara jelas
    misalnya program Paket A,B,dan C,pendidkan anak
    usia dini melalui kelompok bermain dan tempat
    penitipan anak. Kegiatan PLS yg

23
  • Kurang terencana misalnya wirid-wirid di
    mesjid,penyuluhan pertanian dll.
  • 3.sub-sub Sistem dalam PLS menurut Sudjana
    (1991)PLS itu dapat di pandang sebagai suatu
    sistem berarti di sini ada komponen-komponen yang
    saling berkaitan dalam rangka mencapai suatu
    tujuan. Komponen-komponen yang ada didalam PLS
    itu antara lain masukan mentah, proses,
    keluaran, pengaruh masukan sarana, masukan lain
    dan masukan lingkungan. Untuk lebih jelsnya
    satu-persatu akan di uraikan sebagai berikut
  • a. masukan mentah(raw input) adalah warga
    belajar dengan berbagai ciri yang di milikinya.

24
  • b. Proses adalah kegiatan pembelajaran dengan
    pendekatan bervariasi muali dari pedagogi dan
    adragogi.
  • c. Keluaran (out put) yaitu kuantitas lulusan
    yang disertai kualitas perubahan tingkah laku
    yang didapat melalui kegiatan belajar
    membelajarkan. Perubahan perilaku ini mencakup
    kognitif, psikomotor dan afektif
  • d. Masukan sarana (intrumental input) meliputi
    keseluruhan sumber dan fasilitas yang
    memungkinkan bagi sesorang atau kelompok dapat
    melakukan kegiatan belajar. Kedalam masukan ini
    termasuk tujuan program, kurikulum, pendidik
    (tutor, pelatih, fasilitator), tenaga
    kependidikan lainnya, pengelola program, sumber
    belajar, media, fasilitas biaya dan pengelolaan
    program

25
  • d. Masukan lingkungan (environmental input) yaitu
    faktor lingkungan yang menunjang atau mendorong
    berjalannya program pendidikan meliputi
    lingkungan keluarga, lingkungan sosial, seperti
    teman bergaul atau teman kerja, kelompok sosial,
    lingkungan alam seperti iklim, lokasi tempat
    tinggal dsb.
  • f. Masukan lain (other input) adalah daya dukung
    lain yang memungkinkan para peserta didik dan
    lulusan dapat menggunakan kemampuan yang telah
    dimiliki untuk kemajuan hidupnya. Masukan lain
    ini meliputi dana atau modal, lapanag
    kerja/usaha, informasi, alat fasilitas,
    pemasaran, lapangan kerja paguyuban peserta didik
    (warga belajar), latihan lanjutan, bantuan
    ekstern dll.

26
  • g. Pengaruh (impact), menyangkut hasil yang
    dicapai oleh peserta didik dan lulusan. Pengaruh
    ini meliputi (a) perubahan taraf hidup yang
    ditandai dengan perolehan pekerjaan, atau berwira
    usaha, perolehan atau peningkatan pendapatan,
    kesehatan dan penampilan diri, (b) kegiatan
    membelajarkan orang lain atau mengikut sertakan
    orang lain dalam memanfaatkan hasil belajar yang
    telah ia miliki, (c) peningkatan partisipasinya
    dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat,
    baik partisipasi buah pikiran, tenaga, harta
    benda dan dana. Sub sistem PLS memiliki
    komponen-komponen yang saling berhubungan secara
    fungsional dan meliputi masukan sarana, masukan
    mentah, lingkungan, proses, pengeluaran, masukan
    lain dan pengaruh.

27
PERTEMUAN VPLS DLM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
28
  • Uraian berikut akan menjelaskan pendidikan
    sebagai pranata dan akan menjelaskan pendidikan
    luar sekolah dalam sistem pendidikan nasional.
  • 1. Pendidikan sebagai pranata. Menurut Sudjana
    (1991), pendidikan dapat dibedakan sebagai
    pranata dan sebagai kegiatan. Sebagai pranata
    pendidikan merupakan suatu wahana atau mekanisme
    yang mempunyai struktur kelembagaan, peraturan,
    tugas dan tata kerja. Di Indonesia struktur
    kelembagaan pendidikan dimiliki oleh intansi
    pemerintah dan swasta yang bergerak di bidang
    pelayanan pendidikan. Di lingkungan pemerintah
    yang bertanggungjawab untuk membina pendidikan
    adalah Depdiknas. Pendidikan adalah orga-

29
  • Lah organisasi formal yang memiliki identitas
    yang jelas mempunyai kaitan yang erat dengan
    sektor-sektor lain dalam kehidupan bangsa.
    Sebagai kegiatan pendidikan menyangkut hasil dan
    proses kegiatan. Hasil kegiatan menggambarkan
    jumlah dan mutu lulusan program pendidikan.
    Jumlah lulusan merupakan kuantitas manusia yang
    dihasilkan oelh lembaga pendidikan. Mutu lulusan
    ialah tingkat kemampuan dan tingkah laku para
    lulusan yang ditampilkan oleh seseorang atau
    kelompok dalam kehidupan masyarakat dan
    lingkungan kerja. Proses kegiatan juga
    menunjukkan upaya yang disengaja, terorganisasi
    dan sistematis sehingga terjadi interaksi edukasi
    antara pihak pendidikan dan pihak peserta didik
    untuk mencapai mujtu lulusan yang diharapkan.

30
  • 2. PLS dalam Sistem Pendidikan Naasional
  • Sistem Pendidikan Nasional terdiri dari atas dua
    subsistem yaitu subsistem pendidikan sekolah dan
    susbsistem pendidikan luar sekolah. Semua
    subsistem ini berkaitan dan saling menopang
    antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap
    subsistem memeiliki kedudukan yang sama dalam
    sistem pendidikan nasional. Sub sistem pendidikan
    sekolah program-program pendidikannya bersifat
    formal di lingkungan sekolah dan dilaksanakan
    mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Sub sistem
    pendidikan luar sekolah mencakup program
    pendidikan non formal dan informal. Dilaksanakan
    di dalam keluarga, pengalaman sehari-hari dan
    dilaksanakan dalam masyarakat melalui kelom-

31
  • pok-kelompok belajar, kursus, kelompok bermain,
    Tempat Penitipan Anak (TPA), dan satuan
    pendidikan sejenis. Ketiga program pendidikan itu
    disebut Tri pusat pendidikan. Keterkaitan antara
    ketiga lingkungan pendidikan ini dibina dan
    dikembangkan atas prinsip Tri kondisi pendidikan
    yaitu konsistensi, kontinuitas dan
    konvergensi.Pendidikan itu dilaksanakan seumur
    hidup, dan tujuan pendidikan itu mengarah pada
    pencapaian tujuan pendidikan nasional

32
  • 3.Sistem pendidikan luar sekolah dalam kaitannya
    dengan supra sistem pembangunan. Di indonesia
    pembangunan di arahkan kepada beberapa
    sistemSistem pendidikan nasional, sistem
    ideologi nasional, sistem politik nasional,
    sistem ekonomi nasional,sistem budaya nasional
    dan sistem hamkarata.Semua sistem ini perlu di
    kembangkan dan berkaitan satu sama lain. Kesemua
    sistem ini perlu di bangun secara
    terus-menerus.Masyarakat adil dan makmur akan
    tercapai jika sistem-sistem ini semua di bangun
    secara sejalan,serasi dan seimbang.

33
PERTEMUAN VIPEMIKIRAN-PEMIKIRAN KEBERADAAN PLS
34
  • Tokoh-tokoh pendidik ikut mengembangkan PLS
    sebagai alternatif dalam rangka peran sertanya
    untuk mengembangkan masyarakat. Tokoh-tersebut
    antara lain
  • 1.Philip Coombs
  • Menurut Coombs 4 faktor kelemahan pendidikan
    persekolahan yakniA pertambahan penduduk yang
    semakin pesat tidak semuanya dapat ditampung oleh
    lembaga pendidikan formal, B sumber-sumber untuk
    pendidikan kurang memadai, sehingga pendidikan
    formal kurang dapat merespon secara cepat dan
    tepat kebutuhan dan perkembangan masyarakat,

35
  • C.Kelambanan sistem pendidikan sekolah untuk
    menyesuaikan diri dengan perkembangan yang
    terjadi di luar pendidikan, dan D. kelambanan
    masyarakat itu sendiri dalam memanfaatkan lembaga
    dan lulusan pendidikan sekolah sehingga jurang
    perbedaan antara jumlah dan kemampuan para
    lulusan dengan lapangan kerja semakin melebar.
    Selain itu pendidikan formal terutama pada
    jenjang menengah dan perguruan tinggi,cenderung
    untuk memupuk sikap elit sehingga para lulusannya
    sering kurang tertarik terhadap pekerjaan kasar
    yang bisa dilakukan oleh masyarakat.

36
  • 2.Ivan Illich
  • Illich (1972),menggambarkan bahwa sekolah
    monopoli pendidikan dan lebih menitik beratkan
    produknya berupa lulusan yang hanya di dasarkan
    atas hasil penilaian dengan menggunakan
    angka-angka dan ijazah. Sekolah telah mengaburkan
    makna belajar dan mengajar,jenjang pendidikan dan
    tingkat kemampuan, pemilikan ijazah dan kemampuan
    lulusan untuk berprestasi dan berinovasi. Proses
    pendidikan di dominasi oleh guru yang cenderung
    merampas harga diri perserta didik.guru memainkan
    perannya sebagai hakim, penganjur ideologi,dokter
    dan peramal rahasia kehidupan, peserta didik di
    masa depan.

37
  • Akibatnya peserta didik bersikap menggantungkan
    diri pada orang lain,tidak kreatif,kurang
    inovatif,tidak dapat berfikir bebas dalam
    kehidupan nyata. Lulusan sering sebagai pencari
    kerja dan bukan sebagai pencipta lapangan kerja.
    Illich menyarankan untuk revolusi belajar dalam
    masyrakat untuk mendorong perubahan budaya.
    Illich menyarankan menganjurkan perubahan secara
    menyeluruh dalam sistem pendidikan yang ada
    sekarang dengan mengadakan jaringan belajar di
    masyarakat. Program ini mencakup pertukaran
    keterampilan, keahlian dan mempertemukan peserta
    didik yang memiliki kebutuhan belajar dengan
    sumber belajar yang tepat untuk melayaninya.

38
  • 3.Paulo Freire
  • Freire mengeritik dampak yang di timbulkan oleh
    pendidikan sekolah terhadap masyarakat luas.
    Kehadiran para lulusan sekolah menyebabkan makin
    tumbuhnya masyarakat yang merasa tertekan. Ada
    kelompok masyarakat yang menekan dan ada yang
    tertekan. Ketidak berhasilan sekolah terlihat
    dari kurang mampunya sekolah mengembangkan
    peserta didik untuk berfikir kritis sehingga
    mereka kurang mampu memecahkan masalah yang
    timbul. Kegiatan belajar di dominasi oleh guru
    dan berperan sebagai penekan (oprresor), dan
    peserta didik berada pada tertekan (opressed).

39
  • Freire menganjurkan guru berperan sebagai
    fasilitator dan mengajak peserta didik berfikir
    terhadap dunia kehidupan.sumbangan pikiran yang
    utama dalam pendidikan adalah konsep
    concientizacao (kesadaran).artinya warga
    didik sebagai individu yang aktifdan potensial.
    Pendidikan harus mampu membangkitkan kesadaran
    peserta didikterhadap dirinya dan lingkungannya.
    Program pendidikan di rancang dan bertindak
    secara praxis, di mulai dari berfikir
    berfikir(reflection),berbuat(action),dan berfikir
    kembali (fruther reflection). Gaya mengajar guru
    dengan konsep pendidikan dengan pengajuan
    masalah. Hubungan guru dengan murid dirubah dari
    vertikal menjadi horisintal.

40
  • Hubungan horisontal ini mengandung 3 prinsip
    yakniA. tidak seorang pun dapat mengajar orang
    lain secara tuntas, B.tidak seorang pun dapat
    belajar sendiri tanpa bantuan orang lain. C.
    belajar bersama orang lain dengan cara berfikir
    dan bertindak di dalam dan terhadap dunia
    kehidupannya. Freire memandang pendidikan
    menggunakan konsep banking, yakni pemindahan
    pengetahuan guru kepada murid. Kemudian juga
    mengemukakan sekolah hanya berupa penjinakan
    murid (domestication) dan makin rendahnya
    kemampuan analisis siswa terhadap lingkungannya
    dan makin tingginya tingkat ketergantungan
    terhadap orang lain.

41
PERTEMUAN VII PEMIKIRAN-PEMIKIRAN (LANJUTAN)
42
  • 4. Lyra Srinivasan
  • Kondisi warga belajar di negara berkembang,
    cenderung tidak memiliki motivasi belajar yang
    tinggi, merasa rendah diri, cepat patah semangat,
    merasa tidak berdaya terhadap tekanan yang datang
    dari lingkungannya, sikap hormat yang berlebihan
    pada guru yang di anggap tokoh bijaksana, dan
    tidak mempercayai adanya nilai praktis pendidikan
    bagi kepentingan kehidupan mereka sehari-hari. Ia
    menganjurkan 3 macam pembelajaran dalam mengatasi
    kondisi tersebut
  • a. Pendekatan yang berpusat pada masalah
  • b. Pendekatan proyektif
  • c. Pendekatan aktualisasi diri

43
  • Ketiga pendekatan ini di kembangkan untuk
    memenuhi kebutuhan kebutuhan pendidikan yaitu
  • a. Kebutuhan untuk memperkuat kemampuan WB dalam
    upaya memecahkan masalah.
  • b. Kebutuhan untuk melengkapi WB dengan berbagai
    keterampilan untuk menghadapi lingkungan secara
    lebih baik.
  • c. kebutuhan untuk mengembangkan potensi WB dan
    memperkuat kesadaran diri secara positif.
  • 5. Suzanne Kindervatter
  • Konsepnya terkenal dengan Empowering Procces
    yakni proses pemberian kekuatan atau daya adalah
    setiap upaya pendidikan yang bertujuan
    membangkitkan kesadaran, pengertian, kepekaan wb
    terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan
    politik sehingga

44
  • Pada akhirnya ia memiliki kemampuan untuk
    memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam
    masyarakat. Ada delapan kekuatan dalam
    pembelajaran yaitu
  • a. Belajar dilakukan dalam kelompok kecil
  • b. Pemberian tanggungjawab yang lebih besar
    kepada wb
  • c. Kepemimpinan kelompok
  • d. Sumber belajar bertindak selaku fasilitator
  • e. Proses kegiatan berlangsung secara demokratis
  • f. Adanya kesatuan pandangan dan langkah dalam
    mencapai tujuan

45
  • g. Menggunakan metode dan teknik pembelajaran
    yang dapat menimbulkan percaya diri pada WB.
  • h. Bertujuan akhir untuk meningkatkan status
    sosial, ekonomi dan politik warga belajar dalam
    masyarakat
  • 6. Everet Reimer, dengan karyanya School is deat
    (sekolah sudah mati), artinya sekolah tidsk lagi
    memberikan kebebasan berkembang pada peserta
    didik. Segalanya guru yang mengatur dan murid
    orang yang diatur. Sekolah tidak lagi menjalankan
    fungsinya, yakni memberikan kesempatan berkembang
    pada peserta didik

46
PERTEMUAN VIIICAKUPAN PLS
47
  • Menurut UU No. 20/2003 tetang Sisdiknas bahwa PLS
    mencakup Pendidikan kecakapan hidup, Pendidikan
    Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Kepemudaan,
    Pendidikan Pemberdayaan Perempuan, pendidikan
    Keaksaraan, Pendidikan Kesetaraan dan Pendidikan
    Ketrampilan dan Pelatihan Kerja. Berikut akan
    dijelaskan di bawah ini.
  • Pendidikan kecakapan hidup (life skill).
  • Menurut Direktorat PLS Depdiknas (2005),
    pendidikan kecakapan hidup (life skill) merupakan
    suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan
    kecakapan seseorang untuk melaksanakan hidup dan
    kehidupannya secara tepat guna dan berdaya guna
    dalam kehidupan sehari-hari setiap orang dituntut
    untuk memiliki 4 jenis kecakapan hidup yakni
    kecakapan pribadi, kecakapan

48
  • kecakapan sosial, kecakapan akademis dan
    kecakapan vokasional
  • a. Kecakapan pribadi mencakup kecakapan untuk
    mengenal diri sendiri, kecakapan untuk berfikir
    secara rasional, dan kedcakapan untuk trampil
    dengan kepercayaan diri yang mantap.
  • b. Kecakapan sosial mencakup kecakapan untuk
    berkomunikasi, melakukan kerjasama, bertenggang
    rasa, dan memiliki kepedulian serta tanggungjawab
    sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
  • c. Kecakapan akademik mencakup kecakapan untuk
    merumuskan dan memecahkan masalah yang dihdapi
    melalui proses berfikir kritis, analisis dan
    sistematis, mampu melakukan penelitian ekplorasi,
    inovasi dan

49
  • dan kreasi melalui pendekatan ilmiah
  • 4. Kecakapan vokasional mencakup kecakapan yang
    berkaitan dengan bidang ketrampilan proffesional
    tertentu dalam dunia usaha dan industri baik
    digunakan untuk bekerja sebagai karyawan/wati
    maupun usaha mandiri
  • Tujuan, secara umum untuk meningkatkan
    pengetahuan, ketrampilan sikap warga belajar
    dalam pekerjaan sesuai dengan bakat, minat,
    potensi lingkungan perkemabngan jiwa sehingga
    memiliki bekal kemampuan untuk bekerja atau
    berusaha sendiri sehingga dapat (1) mengurangi
    pengangguran, (2) mengentaskan kemiskinan, dan
    (3) meningkatkan kualitas hidup
  • Secara kusus tujuannya agar peserta didik
    memiliki penge-

50
  • Tahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan
    dalam dunia kerja
  • 1. Pendidikan Anak Usia Dini (Paud)
  • Adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
    kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
    tahunyang dilakukan dengan pemberian rangsangan
    pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
    perkembangan jasmani dan rohani agar anak
    memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
    lanjut.
  • Ada enam aspek pengembangan amak usia dini
  • a. Pengembangan moral dan nilai agama, kompetensi
    dan hasil belajar yang ingin dicapai ibadah dll

51
  • b. Pengembangann pisik, kompetensi dan hasil
    belajar yang ingin dicapaiadalah kemampuan
    mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan2
    yang mengoontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan
    gerakan kasar serta menerima rangsangan sensor
    (pancaindra)
  • c. Pengembangan bahasa kompetensi dan hasil
    belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan
    menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif
    dan dapat berkomunikasi secara efektif yang
    bermanfaat un tuk berfikir dan b elajar
  • d. Pengembangan kemampuan kognitif, kemampuan dan
    hasil belajar yang ingi dicapai adalah kemampuan
    berfikir logis, kritis, memberi alasan,
    memecahkan masalah dan berfikir sebab akibat

52
  • e. Pengembangan sosial emosional, kompetensi dan
    hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan
    mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial,
    pefran masyarakat, dan menghargai keragaman
    sosial budaya serta mampu mengembangkan konsep
    diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol
    diri dan rasa memiliki
  • f. Pengembangan seni, kompetensi dan hasil
    belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan
    kepekaan terhadap irama, nada birama, berbagai
    bunyi, bertepuk tangan serta mengharagai hasil
    karya yang kreatif
  • 3. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
  • adalah usaha sistematis dan terencana untuk
    mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam
    kehidupan keluarga dan masyarakat

53
  • Visi Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender,
    kesejahteraan dan perlindungan anak dalam
    kehiodupan keluarga, bermasyarakat befnahasa dan
    bernegara
  • Misi
  • Meningkatkan kualitas hidup perempuan
  • Penghapusan deskriminasi dan kekerasan terhadap
    perempuan dan anak
  • Penegakan HAM perempuan dan anak
  • Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak
  • Peningkatan kemampuan dan kemandirian lembaga/LSM
    yang peduli terhadap perempuan, anak

54
  • Tujuan untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan
    gender, yang menyangkut perbaikan kualitas
    (kondisi) dan peranan (posisi) laki-laki dan
    perempaunpada setiap proses pengambilan keputusan
    dalam keluarga dan masyarakat
  • 4. Pendidikan keaksaraan
  • Adalah pendidikan yang diberikan kepada
    masyarakat yang belum pernah pendidikan/drop out
    di SD dalam rangka meningkatkan pengetahuan
    dasar, kemampuan baca tulis fungsional yang
    dintegrasikan dengan mata pencaharian. Proses
    belajar dilakukan sejalan dengan pendidikan mata
    pencaharian, dalam arti agar sedapat mungikin
    diusakan belajar Calistung d ketrampilan

55
  • Materi yang disajikan (1) ilmu pengetahuan
    sosial, (2) ilmu pengetahuan alam, dan (3)
    matematika, (4) bahasa In donesia, dan (5)
    pendidikan pancasila
  • Tujuan
  • Memberikan pelayanan di bidang pendidikan dasar
  • Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam calistung
  • Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
    mensukseskan wajib belajar
  • Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
    masyarakat miskin dalam bidang mata pencaharian
  • Sasaran keaksaraan
  • Masyarakat yang buta huruf

56
  • b. Masyarakat yg tidak tamat SD
  • c. Masyarakat yang berekonomi lemah
  • 5. Pendidikan Kesetaraan
  • Adalah program pendidikkan nonformal yang
    menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI,
    SMP/MTs dan SMA/MA mencakup program paket A, B,
    dan C. Program ini ditujukan pada masyarakat yang
    kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus
    sekolah serta usia produktif yang ingin
    meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup, dan
    masyarakat lain yang mememlukan layana khusus
    dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

57
  • 6. Pendidikan kepemudaan
  • Adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk
    mempersiapkan kader pemimpin bangsa, seperti
    organisasi pemuda, pendidikan kepanduan/pramuka,
    keolahragaan, palang merah, pelatihan
    kepemimpinan, pencinta alam serta kewirausahaan
  • 7.Pendidikan dan pelatihan kerja
  • Pendidikan dan pelatihan kerja dilaksanakan untuk
    meningkatkan kemampuan peserta didik dengan
    penekanan pada penguasaan ketrampilan fungsional
    yg sesuai dengan keb dunia kerja

58
PERTEMUAN XIASAS-ASAS PLS
  1. Asas kebutuhan, adalah langkah awal yang harus
    dilakukan sebelum kegiatan PLS dilaksanakan,
    sebab kebutuhan adalah suatu hal yang harus
    dipenuhi. Bagi orang dewasa yang berada di luar
    sekolah mereka akan mau diajak berpartisipasi
    dalam suatu kegiatan belajar, usaha pemberian
    ketrampilan jika kegiatqan yang dipelajari
    betul-betul merupakan kebutuhan mereka. Setelah
    kebutuhan diketahui barulah dirancang program PLS
  2. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
  3. Kebutuhan akan belajar (life long learning, life
    long education (keb pendidikan sepanjang hayat)
    penting

59
  • dilakukan. PSH memberikan arah terhadap
    pengembangan PLS berdasarkan prinsip
  • Pendidikan akan berakhir jika seseoang meningggal
    dunia
  • PLS merupakan motivasi bagi peserta didik untuk
    berperan dalam merencanakan dan melakukan
    kegiatan belajar secara terorganisasi dan
    sistematis
  • Kegiatan belajar ditujukan untuk memperoleh,
    memperbaharui atau meningkatkan pengetahuan,
    sikap, ketrampilan dan aspirasi yang telah
    dimiliki dan harus dimiliki oleh peserta didik
    dengan adanya perubahan yang terus-meneus
  • Pendidikan memiliki tujuan-tujuan beangkai dalam
    mengembangkan kepuasan diri setiap insan yang
    melakukan kegiatan belajar

60
  • e. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi
    perkembangan kehidupan manusia, baik untk
    memotivasi diri maupun untuk meningkatkan
    kemampuannya agar manusia melakukan kegiatan
    belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • f. PLS mengakui eksistensi dan pentingnya
    pendidikan sekolah
  • 3. Asas relevansi dengan pengembangan masyarakat,
    mengandung 2 makna
  • Kehadiran PLS didasarkan atas tututan dengan
    pengembangan masyarakat. PLS keberadaannya dalam
    masyarakat juga sangat penting.
  • Progrqam-program PLS berfungsi untuk menggarap
    sumber daya manusia dan dalamlaju peng. masyarakat

61
  • Banyak program-program PLS didalam masyarakat
    mengembangkan SDM misalnya adanya kelompok
    belajar, pendidikan kesetaraan (A,B,C),
    pendidikan keagamaan di mesjid baik terprogram
    maupun tidak terprogram
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com