Title: NUTRISI, IMUNITAS DAN PENYAKIT AUTO IMUN
1NUTRISI, IMUNITAS DAN PENYAKIT AUTO IMUN
2Nutrisi dan Imunitas
- Defisiensi
- Kalori ? mudah terkena infeksi
- Protein ? me ? fagositosis (dengan zat
bakteriolisin) - Vitamin dan mineral ? thd sel T, B, makrofag,
neutrofil - Nutrisi yang berlebihan
- Mudah terkena infeksi
- Gizi seimbang ? imunitas baik
3- ZAT-ZAT NUTRISI ?
- BASAL METABOLISME RATE (BMR)
- KEBUTUHAN KALORI /ZAT NUTRISI ?
- KEP ? KEKURANGAN ENERGI PROTEIN
- MARAMUS/ KWARSIOKOR
4JENIS-JENIS LEUKOSIT(HITUNG JENIS LEUKOSIT)
- NETROFIL
- BASOFIL
- EUSINOFIL
- LIMFOSIT
- MONOSIT
- INFEKSI --? LEUKOSITOSIS (n 6000 S.D 10.000/MM3
5Pengaruh defisiensi vitamin dan mineral terhadap
imunitas
Sel B
Sel T
Makrofag
Vitamin A Thiamin Riboflavin
B6 B12 Biotin Asam pantotenat
Asam folat C D E Niasin dan
triptofan
Neutrofil
6Pengaruh defisiensi vitamin dan mineral terhadap
imunitas
Sel T
Sel B
Makrofag
Neutrofil
Mineral Seng Besi Tembaga
Magnesium Selenium
7- BERAT BADAN IDEAL
- (TB 100) (10 (TB 100) )
- BERAT BADAN NORMAL ?
- 10 BBI ------ lt BBI gt------ 10 BBI
8Pengaruh pemberian nutrisi berlebihan terhadap
imunitas
Status gizi Obesitas Hiperkolesterolemia
Peningkatan asam lemak tidak jenuh
Hiperlipoproteinemia Hiperglikemia
Imunitas Menurunkan kemampuan imunitas
seluler. Menurunkan fungsi limfosit. Menurunkan
kemampuan rejeksi graf. Menekan hipersensitivitas
tipe lambat. Menurunkan respon transformasi blast
sel T. Menurunkan kemampuan fagositosis.
9Masalah Gizi
Perawat
Pasien Keluarga Masyarakat
- Permasalahan
- Gizi kurang
- Gizi lebih
- Therapeutic Nutrition
10Perilaku yang Tidak Sehat
- Merokok
- Minum alkohol
- Makan makanan yang mengandung lemak tinggi
- Hubungan seks yang tidak aman
- Dan lain-lain
11Penyakit dan Imunitas
- Beberapa penyakit menurunkan imunitas
- Infeksi Virus
- Sementara influenza, herpes, morbili, CMV
- Lama dan progresif HIV
- Kanker
- Keadaan lanjut ? menjadi lebih nyata
- Penyakit Kronik
- DM, sirosis hati, GGK, TB, lepra
12Pathmakanthan S., Hawkey CJ. Story process in
gastrointestinal tract. 2000
13Pathmakanthan S., Hawkey CJ. Story process in
gastrointestinal tract. 2000
14Schematic representation of Three Main Components
of Mucosal Immune Defense
Miller K., Nicklin S. Immunology of the
Gastrointestinal Tract Vol 1. 1987
15Status Imun pada Usia Lanjut
Produksi mucus menurun Antibodi pada airmata
menurun Mekanisme batuk menjadi tak
efektif Gangguan pengaturan suhu Perubahan Fungsi
sel Limfosit T Produksi IL-2 menurun Respons imun
humoral menurun Kadar antibody serum
menurun Peningkatan produksi otoantibodi Peningkat
an Faktor Rematoid Peningkatan antibody
antinuclear Peningkatan kompleks imun
16- AUTOIMUN DISEASE
-
- Reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan
sendiri. Kehilangan toleransi diri (self
tolerance) menyebabkan sel-sel sistem imun
mengenal antigen tubuh sendiri sebagai asing. -
- A. Penyakit autoimun organ
- B. Penyakit Autoimun Sistemik.
-
17- AUTOIMUN DISEASE
- A. Penyakit autoimun organ
- 1. Autoimune hemolytic anemia (AHA)
- 2. Tyroiditis Hashimoto.
- 3. Penyakit Grave
- 4. SINDROM SJOGREN.
- 5. Polimiositis / dermatomiositis
- B. Penyakit Autoimun Sistemik.
-
18- AUTOIMUN DISEASE
- Penyakit autoimun organ.
- 1. Autoimune hemolytic anemia (AHA)
- ok destruksi oleh antibodi terhadap antigen
pada permukaan erythrosit (autoantibodi
antierytrosit) - 2. Tyroiditis Hashimoto.
- - Sebagian besar eutiroid, tetapi dapat juga
hipotiroid / hipertiroid. - - Dijumpai
- Autoantibodi anti tiroglobulin.
- Infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma dalam
kelenjar ? membentuk folikel limfoid
19- 3. Penyakit Grave
- Toxic goiter /exopthalmic goiter
- dijumpai Antibodi (Long acting Thyroid stimulator
LATS / TSAb Thyroid Stimulating AB) terhadap
reseptor (TSH) pada permukaan tiroid ? merangsang
kelenjar tiroid. T3 dan T4 gtgtgt. - 4. SINDROM SJOGREN.
- ditandai keratokonjungtivitis sikka (mata
kering ) ,xerostomia (mulut kering) - 40 bentuk primer
- 60 berhubungan RA, SLE, skleroderma, (darah
RF, ANA). - PA infiltrasi sel B, sel T periductal lacrimal
hiperplasi ep obstruksi lumen ? atrofi
asiner, fibrosis dan perlemakan
20- 5. Polimiositis / dermatomiositis
- Poliomisitis peradangan otot skelet
diperantarai kel. Imunologik. - Klinik kelemahan otot bil. Simetrik (kas prox
gt dulu) - Ok kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoxic
yang memasuki dan mengitari serabut otot. - II. Penyakit Autoimun Sistemik
- 1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
- Penyakit demam sistemik, kronik, berulang, dengan
gejala berhubungan dengan semua jaringan
(terutama sendi, kulit, membran serosa) - Perjalanan klinis bervariasi
- Kadang gejala minimal ? sembuh tanpa pengobatan.
- Sebagian besar kambuh berulang ? remisi dapat
dipertahankan dengan imunosupresan. - Ketahanan hidup 10 tahun 70
21Imunopatogenesis, Penatalaksanaan dan Asuhan
Keperawatan
Penyakit Autoimun
Lupus Eritematosus Sistemik
22Definisi
- SLE adalah penyakit peradangan kronik multisistem
yg dihubungkan dg ketidaknormalan sistem imun.
SLE berpengaruh pd kulit, persendian membran
serosa (pleura, perikardium), jantung, ginjal,
sistem hematologi neurologi (Lewis et al, 2004)
23Lupus eritematosus sistemik (LES)
- Penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ
dengan manifestasi klinis yang bervariasi dari
yang ringan sampai berat . Pada keadaan awal,
sering sekali sukar dikenal sebagai LES, karena
manifestasinya sering tidak terjadi bersamaan. - Sampai saat ini penyebab LES belum diketahui ada
dugaan faktor genetik, infeksi dan lingkungan
ikut berperan pada patofisiologi LES
24Penyakit Autoimun/hilangnya toleransi
Reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan
sendiri Antigen tersebut disebut autoantigen
sedang antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi
25Lupus eritematosus sistemik (LES)
Penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ
dengan manifestasi klinis yang bervariasi
Berat
Ringan
26Spektrum penyakit autoimun
Tiroiditis Hashimoto Miksedem primer Tirotoksikosi
s Anemia pernisiosa Gastritis atrofi
autoimun Penyakit Addison Menopause
prematur Diabetes juvenil Sindrom
Goodpasture Miastenia gravis Infetrilitas pada
pria Pempigus vulgaris Pempigoid Oftalmia
simpatis Uveitis phacogenic Multipel sklerosis
(?) Anemia hemolitik autoimun Purpora
trombositopenik idiopatik Leukopenia idiopatik
Sirosis biliar primer Hepatitis kronis aktif
dengan HBsAg negatif Srosis kreptogenik Kolitis
ilseratif Sindrom sjoren Artritis
reumatoid Dermatomiositis Skleroderma LE
diskoid Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
Organ Spesifik
Non Organ Spesifik
27Perbadaan antara penyakit autoimun organ
spesifik - non organ spesifik
Organ Spesifik Terdapat didalam alat tubuh
tertentu Antigen dalam alat tubuh Dengan
antibodi organ spesifik dan penyakit lain
Non-organ Spesifik Tersebar di seluruh
tubuh Penimbunan komplek sistemik terutama dalam
ginjal, sendi dan kulit Dengan antibodi
nonorgan spesifik dan penyakit lain
Antigen Kerusakan Tumpang tindih
28Wanita gt laki-laki
29Autoantibodies noted in SLE and their clinical
relevance
Clinical features Characteristic of
SLE/nephritis Non-specific Present in a variety
of connective tissue disease including SLE, mixed
connective tissue disease and overlap
syndromes (myositis, sclerodactyly,
Raynaud's) Characteristic of SLE Present in
drug-related lupus Presence associated with
decreased nephritis Present in a number
disorders, including SLE, Sjogrens syndrome,
congenital heart block, neonatal lupus Presence
characteristic of SLE Psychosis,
depression Coomb's positive haemolytic
anemia Lymphopenia Thrombocytopenia-
Thrombosis, recurrent abortions
Antigen ds-DNA ss-DNA U1-RNP Sm Histones SSB/L
a SSA/Ro PCNA Ribosomal P-protein Red
cells White celts Platelets Phospholipid
Side Nucleus Cytoplasm Cell
membranes
30Gambaran klinis LES
Limphadenopati 12-50
Kelelahan 90
SSP 20
Panas lama 80-82
Hepotomepali/ Splenomegali 20
BB turun 60
LES
Artritis/Artralgia 90
Sal cerna 18
Kulit 50-58
Paru 38
Ginjal 50
Hematologi 50
Vaskulitis
Jantung 48
31LES dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu
Kelompok ringan Termasuk pada kelompok ini
ialah panas , artritis, perikarditis ringan,
efusi pleura / perikard ringan, kelelahan dan
sakit kepala. Kelompok berat Termasuk pada
kelompok ini ialah efusi pleura dan perikard
masif, penyakit ginjal, anemia hemolitik,
trombositopenia, lupus serebral, vaskulitis
akut, miokarditis, lupus pneumonitis dan
perdarahan paru.
Keuntungan pembagian ini ialah untuk
menentukan dosis steroid atau obat lainnya.
32Faktor pencetus/eksaserbasi
Sinar UV (320-400 nm)
Keguguran
Infeksi
LES
Tindakan pembedahan
Kehamilan
33Tanda dan Gejala
- Keluhan umum adalah demam, penurunan BB,
arthralgia, kelemahan yang berlebihan. - Dermatologi
- Lesi pembuluh darah di kulit dapat timbul di
semua lokasi, namun paling sering di area
kulit yang terpapar sinar matahari. Reaksi kulit
yang berat dapat terjadi pada orang yang
fotosensitif
34- Tanda rash kupu2 didaerah pipi, melewati area
hidung dialami oleh 50 pasien dg SLE - Ulser pada mulut atau membran nasopharing tjd
lebih dari ½ pasien dg SLE. - Umum terjadi gatal pd kulit kepala rambut
rontok, kebotakan (alopesia) dengan atau tanpa
lesi pada kulit kepala. - Rambut dapat tumbuh kembali selama masa
penyembuhan, tapi kehilangan rambut dapat menjadi
permanen di sekitar lesi. - Kulit kepala menjadi kering, bersisik atrofi.
35Gambar. Rash berbentuk seperti kupu-kupu pada
penderita SLE
36Oral Ulcers
37Photosensitivity
38Discoid Lupus
39Discoid Lupus
40Small Vessel Vasculitis
41Erythematous Rash
42Muskuloskeletal
- Polyarthralgia dengan kekakuan di pagi hari
merupakan keluhan pertama klien. - Arthritis dialami oleh gt90 pasien dg SLE.
- Lupus yg dihubungkan dengan arthritis umumnya
tidak erosif tapi dapat menyebabkan deformitas
seperti terlihat bentuk leher angsa pada jari2
penyimpangan ulnar.
43Cardiopulmonal
- Takipnea batuk pada pasien dengan SLE
menandakan adanya gangguan pada paru. - SLE dapat mempercepat terjadinya CAD risiko
perkembangan CAD juga meningkat.
44Ginjal
- Lupus Nefritis (LN) terjadi pada sekitar 50
pasien SLE. - Manifestasi LN bervariasi dari proteinuria ringan
sampai berat, glomerulonefritis yang terus
berkembang. - Hampir semua pasien SLE menunjukkan
ketidaknormalan jaringan renal pada hasil biopsi
renal atau hasil otopsi.
45Sistem Syaraf
- Dapat terjadi neuropati perifer yang mengarah
kepada defisit sensori motorik bahkan sindrom
otak organik akibat dari endapan komplek imun
diantara jaringan otak, yg dikarakteristikkan
dengan gangguan proses pikir, disorientasi,
defisit memori gejala psikiatrik seperti
depresi berat psikosis ? susah membedakan neuro
psikiatrik akibat SLE dr masalah neurologik yg
disebabkan oleh non SLE/penyebab lain. - Stroke atau meningitis aseptik terjadi
46Hematologi
- Pembentukan antibodi dalam melawan sel2 darah
seperti eritrosit, leukosit, trombosit faktor2
pembekuan merupakan ciri2 dari SLE anemia,
leukopenia ringan, thrombositopenia muncul pd
klien dengan SLE.
47Infeksi
- Pasien dengan SLE memiliki kerentanan yg tinggi
terhadap infeksi, kemungkinan b.d kerusakan pada
kemampuannya memfagositosis serbuan bakteri. - Infeksi yang paling umum terjadi adalah pneumonia
disertai dengan inflamasi penyebab utama
kematian. - Demam hal serius yang merupakan awal gejala
infeksi.
48Pemeriksaan Diagnostik
- Antibodi anti-DNA
- Antibodi anti-Sm
- Antibodi antinuklear (ANA)
- Jumlah sel darah lengkap
- Urinalysis
- X-ray pada persendian yang terpengaruh
- X-ray dada
- Pemeriksaan ECG untuk menetapkan keterlibatan
ekstraartikuler
49Pengkajian Keperawatan
- Data subyektif
- Informasi kesehatan yang penting
- Riwayat kesehatan yang lalu paparan terhadap
radiasi ultra violet, obat-obatan, bahan-bahan
kimia, infeksi virus stres fisik atau
psikologis adanya pernyataan peningkatan
aktifitas estrogen, meliputi lebih awalnya
periode menstruasi, kehamilan dan periode post
partum pola penyembuhan dari penyakit dan
serangan penyakit.
50Riwayat Pengobatan
- Penggunaan obat kontrasepsi oral, Procainamide
(Pronestyl), Hydralazie (Apresoline), Isoniazid
(INH), obat-obat anti serangan,
antibiotik-antibiotik (ada kemungkinan
mempercepat timbulnya gejala SLE)
Kortikosteroid, NSAID.
51Pola kesehatan fungsional
- Persepsi kesehatan manajemen kesehatan riwayat
keluarga yang menderita penyakit-penyakit
autoimun seringnya mengalami infeksi kelemahan. - Nutrisi metabolik penurunan berat badan, ulser
pada mulut dan hidung mual dan muntah
xerostomia (kekeringan kelenjar saliva),
disfagia fotosensitif disertai timbulnya rash
seringnya mengalami infeksi.
52- Eliminasi penurunan output urine diare atau
konstipasi. - Aktifitas latihan kekakuan di pagi hari
pembengkakan sendi dan deformitas nafas pendek,
dyspnea kelelahan yang berlebihan. - Istirahat tidur insomnia.
- Persepsi kognitif gangguan penglihatan
vertigo sakit kepala polyarthralgia nyeri dada
(perikardial, pleuritik) nyeri abdomen nyeri
persendian nyeri, berdebar, rasa dingin pada
jari-jari disertai dengan mati rasa dan rasa geli
(tingling).
53- Seksual reproduksi amenorhea, periode
menstruasi yang tidak teratur. - Mekanisme koping toleransi stres depresi,
menarik diri.
54Data obyektif
- Umum demam, limpadenopati, edema pada
periorbital - Integumen alopesia kering, kulit kepala
bersisik keratokonjunctivitis, ruam berbentuk
seperti kupu-kupu pada wajah eritema pada
telapak tangan, urtikaria, periungual eritema,
purura atau petekiae ulser pada kaki. - Pernafasan pleural friction rub, penurunan suara
nafas.
55- Kardiovaskuler vaskulitis pericardial friction
rub hipertensi, edema, aritmia, murmur, pucat
dan sianosis bilateral dan simetris didaerah
jari-jari (fenomena Raynauds). - Pencernaan ulser pada mulut dan faring
splenomegali. - Persarafan kelemahan wajah, neuropati perifer,
edema pada papil, disartria, bingung, halusinasi,
disorientasi, psikosis, timbulnya serangan,
afasia, hemiparese.
56- Muskuloskeletal miopati, miositis, artritis.
- Perkemihan proteinuria.
- Kemungkinan-kemungkinan ditemukan anti-DNA, Sm
dan antibodi antinuklear (ANA) anemia,
leukopenia, trombositopenia peningkatan nilai
endapan eritrosit (ESR) sel LE prep positif
peningkatan serum kreatinin mikroskopik
hematuria, adanya cetakan sel dalam urine hasil
pemeriksaan x-ray dada terdapat perikarditis atau
efusi pleura.
57Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
- Kelemahan berhubungan dengan proses penyakit yang
dimanifestasikan oleh kekurangan energi,
ketidakmampuan mempertahankan aktifitas
sehari-hari - Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit dan
ketidakadekuatan ukuran rasa nyaman yang
dimanifestasikan dengan keluhan nyeri pada
persendian - Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
fotosensitif, rash pada kulit dan alopesia
58- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
arthralgia, kelemahan dan kelelahan - Ketidakefektifan manajemen/penatalaksanaan
regimen terapeutik berhubungan dengan kurang
pengetahuan dari pengobatan penyakit jangka
panjang.
59Penatalaksanaan Lupus eritematosus sistemik, yang
akan dibagi dua kelompok yaitu
Penatalaksanaan umum Pengobatan farmakologis
60Penatalaksanaan Umum
Sinar matahari
Kelelahan
Diet
Cuaca
Merokok
Stres dan trauma fisik
61Penatalaksanaan umum.
- Kelelahan
- - 50 mengeluh lelah
- - Harus dibedakan apakah derajat sakit atau
- penyerta penyakit lain
- Penglepasan sitokin karena proses inflamasi
Cukup istirahat Batasi aktivitas Merubah gaya
hidup
62- Wanita lebih banyak dari laki-laki 61
- Umumnya tidak merokok
- Bila merokok akan mengurangi oksigenisasi karena
pengecilan pembuluh darah
Hindari rokok/merokok
63- di Indonesia 2 musim
- sering sekali cuara mempengaruhi keluhan artritis
oleh karena aktivitas inflamasi yang berlebih
Hindari perubahan cuaca yang mendadak
64- Stres dan trauma fisik
- perubahan emosi dan trauma fisik dapat
mempengaruhi sistem imun engan cara
- Penurunan mitigen limposit
- Menurunkan fungsi sitotoksit limposit
- Menaikan aktifitas sel NK
Trauma fisik dan stress dihindari untuk
meningkatkan ketahanan tubuh
65- Diet
- Minyak ikan (fish oil) yang mengandung
eicosapentanoic acid dan docosahexanoid acid dan
dapat menghambat
- Agresi trombosit
- Leukotrin
- 5 - lipoxygenase
Sel monosit Polimorphonuklear
66- Sinar matahari(Sinar Ultra Violet)
- Sinar ultra violet mempunyai 3 gelombang
- 2 dari 3 gelombang yaitu 320 400 nm
- berperan dalam proses phototoksik
- Paling banyak pada jam 10 pagi sd 3 sore
Hindari pemaparan langsung jam tersebut
67- Kontrasepsi oral
- Semua obat dengan estrogen tinggi memperberat
- lupus
- Bila sangat diperlukan harus diberikan dengan
kadar - ekstrogen yang rendah
Hindari kontrasepsi oral Pilihan IUD
68Pengobatan LES
- Kortikosteroid
- Prednison
- Metilprednosolon
- Imunosupresif
- Azathioprin
- Methotrexat
- Siklophospamid
- Plasmapheresis
- Imunoterapi
-
69Pengobatan farmakologis
Steroid sistemik
- Pemilihan steroid harus dipilih oleh karena
- akan dipakai jangka panjang
- Perlu diketahui derajat sakitnya
Dosis 1- 1,5 mg /kg berat badan dalam dosis
terbagi
70Beberapa kerusakan organ yang sering ditemukan
- Anemia hemolitik autoimun
- Trombositopenia otoimun
- Vaskulis sistemik akut
- Perikarditis
- Miokarditis
- Efusi pleura
- Lupus pneumonitis
- Lupus serebral
71 72TUGAS
- FUNGSI HORMON TIROKSIN
- HIPERTIROID
- HIPOTIROID
- T3 T4, BERAPA NILAI NORMAL ?
- ZAT-ZAT NUTRISI ?
- BASAL METABOLISME RATE (BMR)
- KEBUTUHAN KALORI /ZAT NUTRISI ?
- KEP ? KEKURANGAN ENERGI PROTEIN
- MARAMUS/ KWARSIOKOR