Title: Perencanaan Struktur Beton Bertulang
1Perencanaan Struktur Beton Bertulang
2Beton dan Beton Bertulang
- Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu
pecah, semen, dan air. - Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada
campuran beton untuk meningkatkan workability,
durability, dan waktu pengerasan. - Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan
kekuatan tarik yang rendah. - Beton dapat retak karena adanya tegangan tarik
akibat beban, susut yang tertahan, atau perubahan
temperatur. - Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan
baja, dimana baja tulangan memberikan kekuatan
tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan
juga dapat memberikan tambahan kekuatan tekan
pada struktur beton.
3Towers
CN Tower, 1975
4Cantilever
Ganter Bridge, 1980, Swiss
5Water Building
Dutch Sea Barrier
6Komponen Struktur Beton Bertulang
7Keuntungan Penggunaan Beton Bertulang untuk
Material Struktur
- Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan
kebanyakan material lain. - Cukup tahan terhadap api dan air.
- Sangat kaku.
- Pemeliharaan yang mudah.
- Umur bangunan yang panjang.
- Mudah diproduksi, terbuat dari bahan-bahan yang
tersedia lokal (batu pecah/kerikil, pasir, dan
air), dan sebagian kecil semen dan baja tulangan
yang dapat didatangkan dari tempat lain. - Dapat digunakan untuk berbagai bentuk elemen
struktur (balok, kolom, pelat, cangkang, dll). - Ekonomis, terutama untuk struktur pondasi,
basement, pier, dll. - Tidak memerlukan tenaga kerja dilatih khusus.
8Kerugian Penggunaan Beton Bertulang untuk
Material Struktur
- Mempunyai kekuatan tarik yang rendah sehingga
memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik. - Memerlukan cetakan/bekisting serta formwork
sampai beton mengeras, yang biayanya bisa cukup
tinggi. - Struktur umumnya berat karena kekuatan yang
rendah per unit berat. - Struktur umumnya berdimensi besar karena kekuatan
yang rendah per unit volume. - Properties dan karakteristik beton bervariasi
sesuai dengan proporsi campuran dan proses
mixing. - Berubah volumenya sejalan dengan waktu (adanya
susut dan rangkak).
9Mekanisme Struktur Beton dan Beton Bertulang
- Retak terjadi pada beton karena tidak kuat
memikul tegangan tarik - Baja tulangan tarik diberikan untuk memikul
tegangan tarik pada struktur beton bertulang
10Perencanaan Struktur
- Tujuan Disain Struktur harus memenuhi kriteria
berikut, - Sesuai dengan fungsi/kebutuhan
- Ekonomis
- Layak secara struktural
- Pemeliharaan mudah
- Proses Disain
- Definisi kebutuhan dan prioritas
- Pengembangan konsep sistem struktur
- Disain elemen-elemen struktur
11Prinsip Dasar Disain
- Kekuatan gt beban
- Berlaku untuk semua gaya dalam, yaitu momen
lentur, gaya geser, dan gaya aksial - ?Rn gt ?1S1 ?2S2
- ? adalah faktor reduksi kekuatan/tahanan, ?i
adalah faktor beban - ? bervariasi sesuai dengan sifat gaya,
- Lentur, ? 0.90
- Geser dan torsi, ? 0.85
- Aksial tarik, ? 0.90
- Aksial tekan, dengan tulangan spiral, ? 0.75
- Aksial tekan, dengan tulangan lain, ? 0.70
12Prinsip Dasar Disain
- ? bervariasi sesuai dengan sifat beban dan
peraturan - Beban yang umum bekerja
- Beban mati atau berat sendiri (D)
- Beban hidup (L)
- Beban atap (Lr)
- Beban hujan (R)
- Beban gempa (E)
- Beban angin (W), dll
- Kombinasi beban yang umum dipakai
- U 1.4D 1.7 L
- U 1.2D 1.6 L E
13Struktur Beton Bertulang
14Properties Beton Bertulang
- Kekuatan tekan
- Modulus Elastisitas
- Rasio Poisson
- Susut (Shrinkage)
- Rangkak (Creep)
- Kekuatan tarik
- Kekuatan geser
15Material Beton
- Hubungan regangan vs waktu
16Material Beton
- Hubungan tegangan-regangan
17Material Beton
- Hubungan kekuatan vs waktu
18Kekuatan Tekan (fc)
- Tipikal kurva tegangan-regangan beton
19Kekuatan Tekan (fc)
- Kurva tegangan regangan bersifat linier hingga
1/3 sampai 1/2 dari kekuatan tekan ultimate,
setelah itu kurva bersifat non linier - Tidak terdapat titik leleh yang jelas, kurva
cenderung smooth - Kekuatan tekan ultimate tercapai pada regangan
sebesar 0.002 - Beton hancur pada regangan 0.003 sampai 0.004.
Untuk perhitungan, diasumsikan regangan ultimate
beton adalah 0.003 - Beton mutu rendah lebih daktail dari beton mutu
tinggi, yaitu mempunyai regangan yang lebih besar
pada saat hancur
20Kekuatan Tekan (fc)
- Ditentukan berdasarkan tes benda uji silinder
beton (ukuran 15 x 30 cm) usia 28 hari - Dipengaruhi oleh
- Perbandingan air/semen (water/cement ratio)
- Tipe semen
- Admixtures/bahan tambahan
- Agregat
- Kelembaban pada waktu beton mengeras
- Temperatur pada waktu beton mengeras
- Umur beton
- Kecepatan pembebanan
21Modulus Elastisitas, Ec
- Beberapa definisi
- Modulus awal, yaitu slope atau kemiringan kurva
tegangan regangan di titik awal kurva - Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di
suatu titik pada kurva tegangan regangan,
misalkan pada kekuatan 50 dari kekuatan ultimate - Nilai Modulus Elastisitas
- Ec wc1.5 (0.043) ?fc (SI Unit)
- Ec wc1.5 (33) ?fc (Imperial Unit)
- Untuk beton normal, wc 2320 kg/m3 (atau 145
lb/ft3 ) - Ec 4700 ?fc (SI Unit)
- Ec 57000 ?fc (Imperial Unit)
22Kekuatan Tarik
- Kekuatan tarik (modulus of rupture)
- fr 6M/(bh2)
- Kekuatan tarik split test (tensile
flexural strength) ft 2P/(?ld)
23Susut (Shrinkage)
- Pada saat adukan beton mengeras, sebagian dari
air akan menguap. Akibatnya beton akan menyusut
dan retak. - Retak dapat mengurangi kekuatan elemen struktur,
dan dapat menyebabkan baja tulangan terbuka
sehingga rawan terhadap korosi. - Susut berlangsung pada waktu yang lama, tetapi
90 terjadi pada tahun pertama. - Semakin luas permukaan beton yang terbuka,
semakin tinggi tingkat susut yang terjadi. - Untuk mengurangi susut
- Gunakan air secukupnya pada campuran beton
- Permukaan beton harus terus dibasahi selama
pengeringan berlangsung (curing) - Pengecoran elemen besar (plat, dinding, dll)
dilangsungkan secara bertahap - Gunakan sambungan struktur untuk mengontrol
lokasi retak - Gunakan tulangan susut
- Gunakan agregat yang padat dan tidak berongga
(porous)
24Rangkak (Creep)
- Pada saat mengalami beban, beton akan terus
berdeformasi sejalan dengan waktu. Deformasi
tambahan ini disebut dengan rangkak atau plastic
flow. - Pada saat struktur dibebani, deformasi elastis
akan langsung terjadi pada struktur, - Jika beban terus bekerja, deformasi akan terus
bertambah, hingga deformasi akhir dapat mencapai
dua atau tiga kali deformasi elastis. - Jika beban dipindahkan, struktur akan kehilangan
deformasi elastisnya, tetapi hanya sebagian kecil
dari deformasi tambahan/rangkak yang akan hilang. - Sekitar 75 dari rangkak terjadi pada tahun
pertama.
25Beton normal vs Beton ringan
26Baja Tulangan
- Terdiri dari tulangan polos dan tulangan ulir
- Umumnya kekuatan tarik baja
- Tulangan polos fy 240 MPa
- Tulangan ulir fy 400 Mpa
27Kurva Tegangan-Regangan Baja Tulangan
28Ukuran Baja Tulangan
29Pembebanan pada Struktur
- Jenis beban
- Beban mati/Dead Loads (DL) berat sendiri
struktur, beban permanen - Beban hidup/Live Loads (LL) berubah besar dan
lokasinya - Beban lingkungan gempa (E), angin (W), hujan
(R), dll - Kombinasi beban ditentukan oleh peraturan, misal
- 1.4 D
- 1.2 D 1.6 L
30Analisis Lentur Balok Beton Bertulang
- Balok mengalami 3 tahap sebelum runtuh
- Sebelum retak (uncracked concrete stage)
- Setelah retak tegangan elastis (concrete
cracked-elastic stresses stage), - Kekuatan ultimate (ultimate strength stage)
31Analisis Lentur Balok Beton Bertulang
32Analisis Lentur Balok Beton Bertulang
33Analisis Lentur Balok Beton Bertulang
34Uncracked concrete stage
- Tegangan tarik beton fc lt fr
- fr 0.7 ?fc (SI Unit)
- fr 7.5 ?fc (US Unit)
- Dibatasi oleh momen pada saat retak (cracking
moment) Mcr - Mcr fr Ig / yt
35Contoh 1 Cracking Moment
36Contoh 1 Cracking Moment
37Concrete Cracked Elastic Stresses Stage
- Beton di bawah garis netral (NA) tidak memikul
gaya tarik, dan sepenuhnya ditahan oleh baja - NA ditentukan dengan prinsip transformed area (n
x Ac) - Rasio modulus
- n Es/Ec
38Contoh 2 Bending Moment for Cracked Concrete
39Ultimate Strength Stage
- Asumsi
- Tulangan tarik leleh sebelum beton di daerah
tekan hancur - Diagram kurva tegangan beton dapat didekati
dengan bentuk segi empat
40Ultimate Strength Stage
- Penyederhanaan kurva tegangan beton
- US Unit
- SI Unit
41Ultimate Strength Stage
- Prosedur Analisis
- Hitung gaya tarik T As fy
- Hitung C 0.85 fc a b, dan dengan T C,
tentukan nilai a - Hitung jarak antara T dan C (untuk penampang segi
empat, jarak tersebut adalah d a/2) - Tentukan Mn sebagai T atau C dikalikan dengan
jarak antara kedua gaya tersebut
42Contoh 3 Nominal moment
43Keruntuhan Balok Beton Bertulang
- Tension failure
- tulangan leleh sebelum beton hancur
- balok bersifat under-reinforced
- Compression failure
- beton hancur sebelum tulangan leleh
- balok bersifat over-reinforced
- Balanced failure
- beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan
- balok bersifat balanced-reinforced
44Keruntuhan Balok Beton Bertulang
45Luas Tulangan Minimum
- Diperlukan untuk mencegah balok runtuh mendadak
- Berdasarkan peraturan
46Luas Tulangan Balanced ?b
- Beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan
47Tulangan Tekan/Negatif
- Tulangan tekan/negatif adalah tulangan yang
berada di daerah tekan balok - Balok yang mempunyai tulangan tarik dan tekan
disebut doubly reinforced beams - Momen Nominal
48Contoh 4 Doubly Reinforced Beams
SOLUTION
49Contoh 4 Doubly Reinforced Beams
50Tulangan Transversal/Geser
- Memikul sebagian gaya geser pada balok
- Menahan retak geser pada balok
- Meningkatkan kekuatan dan daktilitas balok
51Tulangan Transversal (Stirrup)
52Kekuatan Geser Balok
- Kuat geser nominal
- Vn Vc Vs
- Kuat geser beton
- Vc 2 ?fc bw d (US Unit)
- Vc (?fc bw d)/6 (SI Unit)
- Kuat geser tulangan
- Vs Av fy d/s
-
53(No Transcript)
54Contoh 5 Stirrup
55Contoh 5 Stirrup
56(No Transcript)
57Perencanaan Balok (Komponen Struktur Lentur)
pada SNI
58Komponen Struktur Lentur (Balok)
- Persyaratan Gaya
- Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen
struktur tidak melebihi - Persyaratan Geometri
- Bentang bersih komponen struktur tidak boleh
kurang dari empat kali tinggi efektifnya. - Perbandingan lebar terhadap tinggi 0,3.
- Lebar penampang haruslah
- (a) 250 mm,
- (b) lebar kolom ditambah jarak pada tiap sisi
kolom yang tidak melebihi tiga perempat tinggi
komponen struktur lentur
59- Persyaratan Tulangan Lentur
- Jumlah tulangan atas dan bawah tidak boleh kurang
dari tulangan minimum atau 1,4bwd/fy, dan rasio
tulangan ? tidak boleh melebihi 0,025. Harus ada
minimum dua batang tulangan atas dan dua batang
tulangan bawah yang dipasang secara menerus - Kuat lentur positif balok pada muka kolom harus
setengah kuat lentur negatifnya. Kuat lentur
negatif dan positif pada setiap penampang di
sepanjang bentang harus seperempat kuat lentur
terbesar pada bentang tersebut. - Sambungan lewatan pada tulangan lentur harus
diberi tulangan spiral atau sengkang tertutup
yang mengikat sambungan tersebut. - Sambungan lewatan tidak boleh digunakan (a) pada
daerah hubungan balok-kolom (b) pada daerah
hingga jarak dua kali tinggi balok dari muka
kolom, dan (c) pada tempat-tempat yang
berdasarkan analisis, memperlihatkan kemungkinan
terjadinya leleh lentur akibat perpindahan
lateral inelastis struktur rangka
60Tulangan Lentur (Longitudinal) Balok
61Persyaratan Sambungan Lewatan
62- Persyaratan Tulangan Transversal
-
- Sengkang tertutup harus dipasang
- Pada daerah hingga dua kali tinggi balok diukur
dari muka tumpuan - Di sepanjang daerah dua kali tinggi balok pada
kedua sisi dari suatu penampang yang berpotensi
membentuk sendi plastis - Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak
lebih dari 50 mm dari muka tumpuan. Spasi
sengkang tertutup tidak boleh melebihi (a) d/4, - (b) delapan kali diameter terkecil tulangan
memanjang - (c) 24 kali diameter batang tulangan sengkang
tertutup, dan - (d) 300 mm.
63Tulangan Transversal Balok (Confinement/Kekangan)
64Contoh Sengkang Tertutup yang Dipasang Bertumpuk
65Persyaratan Kuat Geser
- Gaya Rencana
- Gaya geser rencana Ve harus ditentukan dari
peninjauan gaya statik pada bagian komponen
struktur antara dua muka tumpuan - Tulangan transversal
- Tulangan transversal harus dirancang untuk
memikul geser dengan menganggap Vc 0 bila - Gaya geser akibat gempa mewakili setengah atau
lebih daripada kuat geser perlu maksimum di
sepanjang daerah tersebut, dan - Gaya aksial tekan terfaktor, termasuk akibat
gempa, lebih kecil dari
66Perencanaan Geser untuk Balok
Momen ujung Mpr didasarkan pada tegangan tarik
1,25 fy
67Susut
68Susut
- Efek kelembaban pada susut
- Efek ketebalan beton pada susut
69Rangkak
70Rangkak
- Efek ketebalan beton pada rangkak