Title: Marxist
1Marxist Non-Marxist Theories
By Drs. Rendro D. Soehoed, MSi. Institut Bisnis
Informatika Indonesia Jakarta 2008
Week 2 Political Economy of Mass Media
2Perspektif Ekonomi Politik Media Pendekatan
ekonomi politik merupakan sebuah kajian yang
diidentifikasi sebagai kelompok pendekatan
kritis. Pendekatan ekonomi politik memfokuskan
pada kajian utama tentang hubungan antara
struktur ekonomi-politik, dinamika media, dan
ideologi media itu sendiri. Dennis McQuail
3NamunEkonomi politik komunikasi berupaya
menjadikan media bukan sebagai pusat perhatian,
melainkan mengarahkan konsentrasinya pada kajian
mengenai keterkaitannya dengan ekonomi, politik
dan faktor-faktor lainnya. Hal itu berarti
memandang sistem komunikasi sebagai terintegrasi
dengan proses ekonomi, politik, sosial, dan
budaya fundamental dalam masyarakat.
Vincent Mosco
4Teori Marxist vs Teori Liberalist-Pluralist
5Marxist theorists tend to emphasize the role of
the mass media in the reproduction of the status
quo, in contrast to liberal pluralists who
emphasize the role of the media in promoting
freedom of speech. Daniel Chandler
6Maksudnya
- Teori-teori Marxist (yang termasuk dalam kategori
teori kritis atau radikal) cenderung menekankan
pada peran media dalam memelihara status-quo dari
kelas dominan. - Sedang teori-teori Liberalist-Pluralist
(Non-Marxist) kontras dengan teori kritis
(marxist ) yakni menekankan atau melihat peran
media dalam menjalankan kebebasan berbicara
(freedom of speech).
7Perspektif Marxist
- Marxist memandang masyarakat (kaum) kapitalis
sebagai suatu class domination. Media dilihat
sebagai suatu arena ideologi yang mana sejumlah
kelas bertarung di dalamnya, meskipun kaum
kapitalis yang menjadi dominan. Kendali (kontrol)
utama terkonsentrasi dalam monopoly capital.
8Kaum Kapitalis Borjouis?
- Kaum Marxis melihat bahwa masyarakat terbagi ke
dalam berbagai macam "kelas-kelas" yang berbeda,
masing-masing memiliki kepentingan yang juga
berbeda tergantung pada kondisi materialnya. - Bagi kaum Marxis, dua kelas yang paling relevan
adalah "borjuis" (pemilik alat produksi dan tidak
bekerja) dan proletariat (kaum buruh mereka
yang tak memiliki alat produksi dan harus bekerja
oleh karenanya).
9Perspektif Marxist lainnya
- Media profesional, menurut Marxis dianggap
berilusi dalam menikmati otonomi, tersosialisasi
dan terinternalisasi dalam norma-norma dari
budaya dominan. - Media, pada umumnya, merefleksikan
kerangka-kerangka konsonan kepentingankepentingan
dari kelas dominan. - Sementara kalayak (media audience), meskipun
dapat bernegosiasi dan berkompetisi dalam
kerangka itu, kurang memiliki akses alternatif
dalam memahami atau menolak defenisi yang
disampaikan oleh media
10Base Superstructure
- Segi utama (key feature) dari Marxism klasik
adalah economism, artinya dasar dari masyarakat
menentukan apapun yang berada di puncak struktur
(superstructure). - Kesadaran sosial, politik dan intelektual
dipengaruhi dari dasar. Menurut tradisi
fundamentalist, media pesan-pesannya ditentukan
oleh economic base dari organisasi dimana dia
dihasilkan. Sebab itu, setiap organisasi media
komersial programnya harus sesuaikan dengan
pengaruh dari pengiklan. - Sementara politik lembaga negara yang
mensponsori media cenderung kepada materi kelas
menegah.
11- Ekonomi politik Marxists melihat ideologi sebagai
subordinate dari dasar economic. Kontrol dan
pemilik media adalah base/superstructure dari
media. - Economism dikritik sebagai sebuah teori yang
simplistic yang mana keragaman tidak menjadi
suatu pertimbangan. - Dalam istilah Marxist, mass media adalah suatu
cara bagi kelas penguasa (ruling class)
menyebarkan informasi dan ide kepada masyarakat
tanpa menerima oposisi atau opini-opini
alternatif.
12Ideology
- Kelas menentukan ideologi dan ideologi dominan
dalam masyarakat adalah ideologi dari kelas
dominan. Mass media memiliki kekuatan ideologi. - Dalam Marxist media analysis, institusi media
institutions terkunci ke dalam dan bertindak
dengan institusi-institusi yang mendominasi
masyarakat. Media mewakili opini-opini dari
institusi-institusi hanya sebagai suatu
perspektif. - Sebagai contoh, penggambaran kekerasan
mengesahkan kekuatan hukum dan ketertiban, hal
yang sama mungkin terlihat dengan institusi
lainnya seperti kepolisian, pengadilan dan
sekolah-sekolah. Sebagian pihak yakin bahwa
penggambaran pemilu mendramatisir ritual yang
melegitimasi struktur kekuasaan voting dapat
membantu penerimaan mitos demokrasi dan
keseimbangan politik.
13Perspektif Liberalist-Pluralist
- Perspektif ini berpusat pada isu proses
pertukaran pasar di mana konsumen mempunyai
kebebasan untuk memilih komoditas-komoditas yang
sedang berkompetisi berdasarkan manfaat dan
kepuasan yang ditawarkannya. Semakin besar
kekuatan pasar memainkan perannya, semakin besar
kebebasan konsumen untuk menentukan pilihannya.
14The Invisible Hand Theory
- Mekanisme pasar itu, diatur oleh apa yang
disebut Adam Smith sebagai the invisible hand
theory. Media massa menurut pandangan liberal ini
benar-benar dilihat sebagai sebuah produk
kebudayaan yang harus diberikan kesempatan secara
bebas dan luas untuk dimiliki oleh siapapun juga
dan untuk berkompetisi secara bebas dalam pasar
tsb.
15Perspektif Liberalist-Pluralist
- Pluralist melihat masyarakat sebagai sebuah
kelompok-kelompok dan kepentingan-kepentingan
yang bersaing, tidak satu pun dari kelompok
tersebut yang dominan.
16Selain itu
- Organisasi media dilihat sebagai sistem
organisasi yang terikat, yang menikmati suatu
level otonomi dari negara, partai politik, dan
kelompok-kelompok penekan. - Teori non-Marxist ini telah menjadi perspektif
dominan di Amerika Serikat sejak 1940-an.
17(No Transcript)