Title: ANDRI SETIAWAN (20406087) JURUSAN TEKNIK MESIN
1ANDRI SETIAWAN (20406087)JURUSAN TEKNIK MESIN
SKRIPSI / TUGAS AKHIR
- PENGARUH PENAMBAHAN KANDUNGAN SILIKON KARBIDA DAN
JUMLAH PENGELASAN ADUKAN GESEK TERHADAP
PEMBENTUKAN STRUKTUR SAMBUNGAN PADUAN ALUMINIUM
ADC12 DAN AC4C
2PENDAHULUAN
- Paduan aluminium hypoeutektik adalah paduan
aluminium yang memiliki kandungan silikon (Si)
yang rendah (lt12,6). Biasa digunakan pada
komponen elektronik, otomotif, dan industri
persenjataan. Memiliki massa jenis yang rendah,
konduktivitas thermal yang tinggi, dan sifat
ketahanan yang baik. - Pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding)
adalah salah satu teknik penyambungan logam yang
memanfaatkan gaya gesek (friction), yang biasa
digunakan pada bahan/paduan aluminium, dan banyak
diaplikasikan pada pesawat luar angkasa,
kendaraan militer (pesawat tempur), pesawat
terbang, body kapal laut, dan lain-lain.
3PERMASALAHAN
- Pengelasan adukan gesek pada specimen aluminium
paduan hypoeutektik - Variabel jumlah lintasan pengelasan (pass)
- Penambahan partikel silikon karbida (SiC).
- Analisa strukturmikro kekerasan (hardness)
4PEMBATASAN MASALAH
- Specimen aluminium paduan hypoeutektik yang
digunakan pada pengelasan adalah ADC12 dan AC4C - Jumlah lintasan pengelasan (pass) adalah 1 kali
lewat (1 pass) - Penambahan partikel silikon karbida (SiC) pada
specimen, dengan jumlah lintasan pengelasan yang
sama (1 - 4 pass) - Metode analisa pengamatan strukturmikro dengan
uji metalografi, dan uji kekerasan dengan uji
kekerasan Mikro Vickers
5LANDASAN TEORI
aluminium
- merupakan logam ringan, mempunyai ketahanan
korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik
dan sifat-sifat baik lainnya sebagai sifat logam,
selain itu aluminium juga mempunyai sifat mampu
bentuk (Wrought alloy) - banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkan
kekuatan mekaniknya, diantaranya dengan
menambahkan unsur-unsur seperti Cu, Mg, Si, Mn,
Zn, Ni, dan sebagainya - Sifat-sifat aluminium ringan, tahan karat,
penghantar listrik yang baik,
6pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding)
- Ditemukan pada tahun 1991, proses pengelasan
adukan gesek (Friction Stir Welding)
dikembangkan, dan dipatenkan oleh The Welding
Institute (TWI) di Cambridge, kerajaan Inggris. - Merupakan pengelasan dalam kondisi padat
(solid-state). - Dapat menyambung sisi dua buah lempengan yang
disejajarkan, dengan perkakas las berbentuk
silinder yang ujungnya terdiri dari punggung
(shoulder) untuk menekan bagian las dan pin untuk
mengaduk bagian sambungan las. Perkakas las
diputar dengan kecepatan antara 500-1500 rpm
dengan pin diposisikan antara bagian yang akan
disambung. Gesekan antara pin dan logam dapat
mencapai temperatur hingga 1200C, sehingga logam
disekelilingnya menjadi plastis dan proses adukan
akan terjadi. Punggung perkakas las ditekan pada
permukaan bagian las dan bergerak kearah bagian
sambungan lain dengan kecepatan antara 0,5-2mm
per detik. - Secara umum dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni sambungan temu (Butt Joint) dan sambungan
tumpang tindih (Lap Joint).
7pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding)
Google, Friction Stir Welding, http//aluminium.ma
tter.org.uk
8silikon karbida
- Silikon karbida adalah sebuah senyawa dari
silikon dan karbon, dengan rumus kimia SiC. - Digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan daya
tahan tinggi. - Digunakan juga pada aplikasi elektronik
9BAHAN DAN PERCOBAAN
Diagram Alir Penelitian
10BAHAN PERCOBAAN
KOMPOSISI BAHAN PERCOBAAN
KOMPOSISI PADUAN ADC12
Cu Si Mg Zn Fe Mn Ni Sn Pb Al
() () () () () () () () () ()
2,35 11,82 0,17 0,56 0,81 0,18 0,04 0,02 0,06 Bal
KOMPOSISI PADUAN AC4C
Cu Si Mg Zn Fe Mn Ni Ti Cr Al
() () () () () () () () () ()
0,014 7,20 0,36 0,018 0,13 0,007 0,007 0,16 0,003 Bal
http//www.tradekorea.com/product-detail Google,
Chemical Composision Of Aluminium Alloys,
http//www.makenalloys.com/html/chemical_compostio
n.html
11PROSES PENGELASAN
1. Mesin las (mesin frais milling)
2. Landasan (meja las)
3. Holder
4. Perkakakas lasBaja HSS
12PROSES PENGELASAN
- Material aluminium hypoeutektik yang telah
dipotong berukuran 50mm x 20mm x 5mm dan
mempunyai volume coak 18, 30 dan 38, diletakan
pada meja las dengan posisi pengelasan sambungan
temu (Butt Joint) - Dilas gesek tekan pada mesin las sampai kedua
specimen tersambung - Proses pengelasan dilakukan beberapa kali lewat
(pass) pada partikel penambah (silikon karbida)
pada variabel jumlah pengelasan 1, 2, 3, dan 4
kali atau 1 - 4 pass
13PROSES PENGELASAN
Google, Friction Stir Welding Process,
http//www.esabna.com/ for more information about
our products
14UJI METALOGRAFI
Diagram Alir Uji Metalografi
15UJI KEKERASAN
Diagram Alir Uji Kekerasan
16HASIL DAN PEMBAHASAN
- Paduan hypoeutektik Al-Si disusun oleh fasa utama
larutan padat Al-a dan fiber kristal-kristal
Silikon (Si). Formasi kristal-kristal Si pada
matrik Al-a tergantung pada komposisi paduan,
perlakuan mekanik dan panas, serta proses
pembentukan. Pada paduan hypoeutektik kandungan
Silikon (Si) sangat tinggi, sehingga pada
struktur mikro paduan hypoeutektik fiber
kristal-kristal Si terlihat jelas. - Sambungan las terdiri dari bagian-bagian paduan
induk (base metal), pengaruh panas (heat affected
zone), pengaruh panas termomekanik
(thermomechanical affected zone) dan adukan gesek
(stir zone)
17STRUKTURMIKRO
Pemetaan strukturmikro yang diamati pada hasil
lasan
Pada bagian stir zone, Fiber-fiber Si kasar pada
bahan asal (ingot) terpotong-potong menjadi
partikel-partikel halus atau nugget pada matriks
Al, sedangkan pada bagian thermomechanical
affected zone partikel Si masih berbentuk kasar
karena hanya terkena pengaruh panas termomekanik
dari gesekan. Kemudian bagian transisi,
menunjukkan peralihan antara base metal dan
bagian adukan yang hanya terkena pengaruh panas
(heat affected zone).
18STRUKTURMIKRO
ADC12 1 Pass (tanpa partikel penambah)
(1)
(2)
Partikel halus Si
(3)
(4)
(6)
(5)
Serat Si
Bagian adukan
Al-a
ADC12
Plat Si
19STRUKTURMIKRO
ADC12 18 SiC 4 Pass
ADC12
Bagian adukan
20STRUKTURMIKRO
ADC12 30 SiC 4 Pass
SiC semakin halus
(3)
(5)
ADC12
21strukturmikro
ADC12 38 SiC 4 Pass
22strukturmikro
AC4C 1 Pass (tanpa penambahan partikel)
23strukturmikro
AC4C 18 SiC 4 Pass
AC4C
Bagian adukan
24Strukturmikro
AC4C 30 SiC 4 Pass
SiC
(5)
AC4C
Bagian adukan
25strukturmikro
AC4C 38 SiC 4 Pass
Bagian adukan
AC4C
26STRUKTURMIKRO
Tabel 4.1 Nilai rata-rata diameter dan faktor
rasio partikel Si, Si18 SiC, Si30 SiC dan
Si38 SiC pada paduan ADC12
Bagian Bagian ADC12 ADC12 ADC12 18 SiC ADC12 18 SiC ADC12 30 SiC ADC12 30 SiC ADC12 38 SiC ADC12 38 SiC
Bagian Bagian (D) Partikel (µm) (F) Rasio (D) Partikel (µm) (F) Rasio (D) Partikel (µm) (F) Rasio (D) Partikel (µm) (F) Rasio
Logam Induk Logam Induk 15,12 8,14 4,49 2,60 - - - - - -
A D U K A N Pass
A D U K A N 1 1,75 0,66 1,19 0,38 24,25 17,60 1,54 0,64 13,77 4,16 1,93 0,17 10,82 1,23 1,69 0,24
A D U K A N 2 1,48 0,31 10,60 1,56 1,44 0,24 7,16 1,50 7,79 3,74 1,47 0,08
A D U K A N 3 9,54 0,70 1,46 0,11 11,85 3,24 1,55 0,19 9,32 0,94 1,44 0,10
A D U K A N 4 1,44 0,22 10,14 0,56 9,36 1,53 1,61 0,06 7,23 0.39 1,47 0,17
27strukturmikro
Tabel 4.2 Nilai rata-rata diameter dan faktor
rasio partikel Si, Si18 SiC, Si30 SiC dan
Si38 SiC pada paduan AC4C
Bagian Bagian AC4C AC4C AC4C 18 SiC AC4C 18 SiC AC4C 30 SiC AC4C 30 SiC AC4C 38 SiC AC4C 38 SiC
Bagian Bagian (D) Partikel (µm) (F) Rasio (D) Partikel (µm) (F) Rasio (D) Partikel (µm) (F) Rasio (D) Partikel (µm) (F) Rasio
Logam Induk Logam Induk 2,46 0,19 10,73 0,42 - - - - - -
A D U K A N Pass
A D U K A N 1 1,90 0,75 1,18 0,35 1,51 0,17 8,86 6,66 1,61 0,26 10,17 4,02 1,45 0,16 5,99 2,82
A D U K A N 2 1,37 0,14 6,03 2,52 1,41 0,08 4,21 0,21 1,42 0,04 4,16 0,51
A D U K A N 3 1,39 0,03 4,76 0,39 1,40 0,05 4,97 0,62 1,45 0,04 6,25 7,81
A D U K A N 4 1,45 0,04 4,30 0,86 1,48 0,17 4,69 2,60 1,42 0,11 4,63 1,15
28STRUKTURMIKRO
Diameter Partikel Faktor Rasio
- Diameter partikel Si pada logam induk rata-rata
mencapai angka sekitar 2,46 µm, berbeda dengan
hasil yang ditunjukkan pada proses pengelasan
adukan gesek. Selama proses pengelasan adukan
gesek, partikel Si pada bagian adukan terpecah
atau terpotong-potong, dan memiliki ukuran
diameter partikel rata-rata sekitar 1,4 µm.
Penambahan 18, 30, dan 38 SiC (silikon
karbida) pada bagian adukan membuat efektifitas
penghalusan partikel menurun, sehingga rata-rata
diameter partikel cenderung sedikit lebih besar.
Bertambah besarnya diameter partikel dimungkinkan
dengan adanya penambahan 18, 30 dan 38 SiC
(silikon karbida) membuat bertambahnya beban
proses pengelasan adukan gesek atau akibat dari
partikel SiC (silikon karbida) yang tidak
terdistribusi dengan rata.
29STRUKTURMIKRO
Diameter Partikel Faktor Rasio
- Hasil rata-rata diameter partikel yang diperoleh,
menunjukkan bahwa bentuk partikel-pertikel Si
yang tidak beraturan namun masih dalam orbit
bulat atau mendekati bulat. Pada strukturmikro
paduan hypoeutektik, fiber-fiber kasar Si dengan
kandungan yang tinggi terbentuk pada matrik Al.
Sebaliknya faktor rasio partikel Si pada bagian
adukan sambungan las baik menggunakan atau tidak
menggunakan 18, 30 dan 38 SiC (silikon
karbida) mendekati 1,4 µm menunjukkan
kecenderungan bentuk partikel mendekati bentuk
bulat.
30kekerasan
Pemetaan jejak identor pada uji kekerasan Mikro
Vickers
Arah pengujian
31kekerasan
Tabel 4.3 Haraga kekersan sample ADC12
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 72,10 Base Metal 1
2. 500 73,40 Base Metal 1
3. 1000 60,20 Base Metal 1
4. 1200 74,20 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 74,60 Daerah lasan
6. 1900 79,40 Daerah lasan
7. 2200 80,30 Daerah lasan
8. 2400 78,10 Daerah lasan
9. 2700 75,80 Daerah lasan
10. 3200 73,40 Daerah lasan
11. 3400 76,80 Daerah lasan 2-Base metal
12. 3600 65,30 Base Metal 2
13. 4100 72,20 Base Metal 2
14. 4600 71,60 Base Metal 2
32kekerasan
Tabel 4.4 Haraga kekersan sample ADC12 18 SiC
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 93,64 Base Metal 1
2. 500 75,68 Base Metal 1
3. 1000 71,86 Base Metal 1
4. 1200 71,86 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 82,89 Daerah lasan
6. 1900 75,38 Daerah lasan
7. 2400 71,86 Daerah lasan
8. 3300 75,68 Daerah lasan
9. 3400 64,79 Daerah lasan
10. 3800 73,29 Daerah lasan
11. 4000 60,64 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 4200 100,3 Base Metal 2
13. 4700 91,58 Base Metal 2
14. 5200 81,16 Base Metal 2
33kekerasan
Tabel 4.5 Haraga kekersan sample ADC12 30 SiC
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 91,58 Base Metal 1
2. 500 91,58 Base Metal 1
3. 1000 86,51 Base Metal 1
4. 1200 93,23 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 88,40 Daerah lasan
6. 1900 82,89 Daerah lasan
7. 2300 74,77 Daerah lasan
8. 2400 76,30 Daerah lasan
9. 2800 77,87 Daerah lasan
10. 3300 84,67 Daerah lasan
11. 3500 75,68 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3700 94,49 Base Metal 2
13. 4200 98,91 Base Metal 2
14. 4700 81,16 Base Metal 2
34kekerasan
Tabel 4.6 Haraga kekersan sample ADC12 38 SiC
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 83,95 Base Metal 1
2. 500 62,43 Base Metal 1
3. 1000 41,56 Base Metal 1
4. 1200 90,37 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 79,49 Daerah lasan
6. 1900 92,39 Daerah lasan
7. 2200 73,29 Daerah lasan
8. 2360 67,80 Daerah lasan
9. 3660 83,95 Daerah lasan
10. 3160 91,58 Daerah lasan
11. 3360 69,11 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3560 59,56 Base Metal 2
13. 4060 67,28 Base Metal 2
14. 4560 85,76 Base Metal 2
35kekerasan
Tabel 4.7 Haraga kekersan sample AC4C
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 60,4 Base Metal 1
2. 500 55,7 Base Metal 1
3. 1000 56,8 Base Metal 1
4. 1200 66,1 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 61,2 Daerah lasan
6. 1900 56,4 Daerah lasan
7. 2200 54,3 Daerah lasan
8. 2400 53,8 Daerah lasan
9. 2700 65,9 Daerah lasan
10. 3200 70,2 Daerah lasan
11. 3400 59,9 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3600 47,5 Base Metal 2
13. 4100 44,5 Base Metal 2
14. 4600 51,2 Base Metal 2
36kekerasan
Tabel 4.8 Haraga kekersan sample AC4C 18 SiC
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 51,51 Base Metal 1
2. 500 51,51 Base Metal 1
3. 1000 51,51 Base Metal 1
4. 1200 51,51 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 54,19 Daerah lasan
6. 1650 54,56 Daerah lasan
7. 2150 54,19 Daerah lasan
8. 2650 58,09 Daerah lasan
9. 3100 58,09 Daerah lasan
10. 3350 55,51 Daerah lasan
11. 3550 51,51 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3750 51,51 Base Metal 2
13. 4250 51,51 Base Metal 2
14. 4750 51,51 Base Metal 2
37kekerasan
Tabel 4.9 Haraga kekersan sample AC4C 30 SiC
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 51,51 Base Metal 1
2. 500 52,30 Base Metal 1
3. 1000 51,51 Base Metal 1
4. 1200 49,84 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 40,10 Daerah lasan
6. 1900 47,78 Daerah lasan
7. 2300 51,51 Daerah lasan
8. 2400 52,38 Daerah lasan
9. 2800 48,55 Daerah lasan
10. 3300 49,84 Daerah lasan
11. 3500 52,38 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3700 47,47 Base Metal 2
13. 4200 44,57 Base Metal 2
14. 4700 49,84 Base Metal 2
38kekerasan
Tabel 4.10 Haraga kekersan sample AC4C 38 SiC
NO Uji INTERVAL/JARAK (µm) KEKRASAN MIKRO VICKERS (HV) KETRANGAN AREA PENGUJIAN
1. 0 45,99 Base Metal 1
2. 500 47,02 Base Metal 1
3. 1000 51,51 Base Metal 1
4. 1200 52,73 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 51,51 Daerah lasan
6. 1900 50,66 Daerah lasan
7. 2200 49,84 Daerah lasan
8. 2400 49,35 Daerah lasan
9. 2700 50,66 Daerah lasan
10. 3200 49,03 Daerah lasan
11. 3400 46,72 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3600 44,57 Base Metal 2
13. 4100 42,57 Base Metal 2
14. 4600 44,16 Base Metal 2
39kekerasan
- Penambahan 18, 30 dan 38 SiC (silikon
karbida), dapat membuat paduan lebih keras, namun
hal tersebut tidak terlalu signifikan. Hal
tersebut terjadi pada paduan ADC12 18 SiC dan
ADC12 30 SiC pada paduan tersebut kekersan
cenderung turun. - Penambahan 18, 30 dan 38 SiC (silikon
karbida), tingkat kekerasan meningkat terutama
pada bagian adukan las.
40KESIMPULAN
- Ingot ADC12 disusun oleh serat Silikon (Si), plat
Silikon (Si) dan eutektik Al-Si yang tersusun
dalam Al-a. Untuk ingot AC4C disusun oleh
partikel Si dalam struktur eutektik yang
tersusun dalam Al-a. - Sambungan las terdiri dari bagian-bagian paduan
induk (base metal), pengaruh panas (heat affected
zone), pengaruh panas termomekanik
(thermomechanical affected zone) dan adukan gesek
(stir zone). - Pada bagian adukan las ADC12, partikel-partikel
Si semakin halus dalam Al-a. Untuk AC4C pada
bagian adukan las, partikel-partikel Si menjadi
halus dan struktur eutektik menyebar merata dalam
Al-a.
41KESIMPULAN
- Pada bagian adukan las ADC12 dengan penambahan
partikel SiC (silikon karbida), partikel-partikel
Si menjadi halus dan SiC (silikon karbida)
cenderung menggumpal dalam Al-a. Untuk AC4C pada
bagian adukan las, partikel-partikel Si menjadi
halus dan struktur eutektik menyebar merata dalam
Al-a, sedangkan SiC (silikon karbida) cenderung
menggumpal dalam Al-a. - Diameter Si dan SiC (silikon karbida) lebih halus
dan faktor rasio lebih kecil (cenderung bulat)
dengan penambahan jumlah las untuk paduan ADC12
dan AC4C. - Partikel SiC (silikon karbida) lebih besar pada
bagian adukan las dengan penambahan jumlah bubuk
SiC (silikon karbida) hingga 38 volume.
42KESIMPULAN
- Bagian sambungan las dengan penambahan SiC
(silikon karbida) tidak homogen. - Penambahan 18 partikel SiC (silikon karbida)
pada paduan AC4C saat pengelasan adukan gesek
dapat membuat paduan lebih keras, terutama pada
daerah adukan las. Paduan pengelasan tanpa
penambahan partikel Sic pada paduan ADC12 dan
AC4C ada kenaikan terutama pada daerah lasan
tetapi masih pada rentangan kekerasan logam
induknya, sama halnya pada paduan adukan las AC4C
30 SiC, AC4C 38 SiC dan ADC12 38 SiC.
Untuk ADC12 18 SiC dan ADC12 30 SiC
cenderung turun.
43PENGELASAN ADUKAN GESEKLAB. TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
44PENGELASAN ADUKAN GESEKLAB. TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
45SEKIAN DAN TERIMA KASIH