Replant of Mangrove Forest In Aceh After Tsunami 2004 - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Replant of Mangrove Forest In Aceh After Tsunami 2004

Description:

Figure Source : Google browsing – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:845
Updated: 5 January 2012
Slides: 32
Provided by: benazir
Tags:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Replant of Mangrove Forest In Aceh After Tsunami 2004


1
REPLANT OF MANGROVE FOREST IN ACEH AFTER TSUNAMI
2004
Coastal Engineering Assignment
Presented by Name BENAZIRNIM
11/324483/PTK/07713
MASTER OF ENGINEERING PROGRAMGADJAH MADA
UNIVERSITY 2011
2
Introduction
  • Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa
    Portugis mangue dan bahasa Inggris grove (Macnae,
    1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove
    digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang
    tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun
    untuk individu-individu spesies tumbuhan yang
    menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam
    bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk
    menyatakan individu spesies tumbuhan, dan kata
    mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan
    tersebut.
  • Menurut Snedaker (1978), hutan mangrove adalah
    kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang
    garis pantai tropis sampai sub-tropis yang
    memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang
    mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai
    dengan reaksi tanah an-aerob. Adapun menurut
    Aksornkoae (1993), hutan mangrove adalah tumbuhan
    halofit-halonif yang hidup di sepanjang areal
    pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi
    sampai daerah mendekati ketinggian rata-rata air
    laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.
  • Jadi, hutan mangrove didefinisikan sebagai suatu
    tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut
    (terutama di pantai yang terlindung, laguna,
    muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan
    bebas dari genangan pada saat surut yang
    komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap
    garam. Sedangkan ekosistem mangrove merupakan
    suatu sistem yang terdiri atas organisme
    (tumbuhan dan hewan)

3
Introduction (continue)
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah
tidal forest
coastal woodland
vloedbosschen
hutan payau
Jenis-jenis pohonnya biasanya terdiri dari -
api-api (Avicenia sp.),  - pedada (Sonneratia
sp.), - bakau (Rhizophora sp.), - lacang
(Bruguiera sp.), - nyirih (Xylocarpus sp.), -
nipah (Nypa sp.)
4
Function of Mangrove Flores
  • Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang
  • Vegetasi hutan, khususnya mangrove, dapat
    memantulkan, meneruskan, dan menyerap energi
    gelombang tsunami. Berdasarkan penelitian
    tegakan hutan mangrove Kandelia candel berumur 6
    tahun yang tumbuh dalam suatu jalur selebar 1,5
    km dapat mengurangi tinggi gelombang setinggi 1 m
    di laut lepas menjadi hanya setinggi 0,05 m di
    pantai.

(2) Proteksi dari tiupan angin kencang
Fractional drag di atas kanopi mangrove adalah
jauh lebih tinggi dibandingkan di atas permukaan
air, sehingga semakin ke arah mangrove pedalaman
kecepatan angin semakin berkurang. Saenger (2002)
melaporkan bahwa mangrove yang tersusun oleh
tegakan pohon dengan tinggi 3 5 m hanya sedikit
mengalami kerusakan (1 dari jumlah pohon) akibat
tiupan angin topan.
  • (3) Habitat fauna, terutama fauna laut Menurut
    Chapman (1977), ekosistem mangrove menyediakan 5
    (lima) tipe habitat bagi fauna, yakni
  • Tajuk pohon yang dihuni oleh berbagai jenis
    burung, mamalia dan serangga.
  • Lobang yang terdapat di cabang dan genangan air
    di "cagak" antara batang dan
  • cabang pohon merupakan habitat yang cukup
    baik untuk serangga.
  • Permukaan tanah sebagai habitat mudskip-per dan
    keong/kerang.
  • Lobang semi/permanen di dalam tanah sebagai
    habitat kepiting dan katak.
  • Saluran-saluran air sebagai habitat buaya dan
    ikan/udang.

5
Function of Mangrove Flores
Gambar Kampanye penanaman mangrove di Pulau
Weh, Sabang untuk menurunkan konsentrasi karbon
di udara ke 350 ppm (2010)
6
Aktivis sedang berunjukrasa di depan Gedung DPRA
mendesak penanganan krisis pesisir Aceh,
khususnya kasus perusakan Hutan Mangrove Aceh
Tamiang (Foto MaymoenDoank)
7
Kondisi Hutan Mangrove di Pantai Aceh Tamiang,
(Dok Januari 2010)
8
Kondisi Hutan Mangrove di Pantai Aceh Tamiang,
(Dok Januari 2010)
9
Kondisi Hutan Pantai di Aceh Timur, (Dok
Januari 2010)
10
(No Transcript)
11
Problem Existing
  • Menurut Kusmana (1994), ada tiga faktor utama
    penyebab kerusakan hutan mangrove, yaitu
  • Pencemaran, yang meliputi pencemaran minyak dan
    pencemaran logam berat,
  • Konversi hutan mangrove yang kurang memperhatikan
    faktor lingkungan, meliputi budidaya perikanan,
    pertanian, jalan raya, industri serta jalur dan
    pembangkit listrik, produksi garam, perkotaan,
    pertambangan dan penggalian pasir,
  • (3) Penebangan yang berlebihan.

Di Provinsi Aceh, gelombang Tsunami yang terjadi
pada 26 Desember 2004 dengan ketinggian rata-rata
10 s/d 15 meter telah menghancurkan hutan
mangrove dalam hitungan detik. Kerusakan hutan
mangrove karena hantaman gelombang Tsunami
terjadi hampir di seluruh pesisir barat dan
sebagian pesisir timur Aceh.
12
Problem Existing (continue)
  • Wibisono et al, (2006) menyatakan bahwa kerusakan
    ekosistem pesisir yang ditimbulkan oleh tsunami
    setidaknya terjadi melalui dua mekanisme, yaitu
  • Mekanisme pertama yaitu energi gelombang tsunami
    secara langsung menghantam pesisir sehingga
    menghancurkan hutan mangrove, tegakan cemara,
    kebun kelapa dan berbagai vegetasi lainnya. Dalam
    hal ini, kerusakan sebagai hantaman gelombang
    tsunami berjalan sangat cepat. Tanaman yang rusak
    karena hantaman energi gelombang umumnya dalam
    keadaan rusak atau telah tidak utuh lagi. Bahkan
    di lokasi yang hantamannya sangat kuat, banyak
    sekali pohon bakau yang tercabut dari
    substaratnya.
  • Mekanisme kedua yaitu genangan air laut yang
    terbawa oleh gelombang tsunami. Genangan air laut
    yang salinitasnya tinggi membuat vegetasi yang
    ada dipesisir stres, kering dan mati. Kematian
    tanaman yang diakibatkan oleh genangan air asin
    selalu terjadi secara perlahan-lahan. Berbeda
    dengan kerusakan karena hantaman ombak yang dalam
    kondisi hancur, tanaman yang mati karena genangan
    umumnya dalam kondisi utuh namun mati berdiri.

13
(No Transcript)
14
Penghijaun Kembali Mangrove di Aceh
15
Green Coast After The Tsunami
Tsunami pada 26 Desember 2004 silam telah
mengakibatkan perubahan bentang alam yang cukup
serius seperti hilang (amblas) nya daratan dan
terbentuknya rawa-rawa pesisir. Sekitar 380
ribu hektar hutan mangrove rusak akibat tsunami
26 Desember 2004 dan penebangan liar di sepanjang
pantai Aceh, dari jumlah tersebut sekitar 150
ribu hektar telah direhabilitasi
16
Green Coast After The Tsunami
Program hutan pantai di Aceh pasca-tsunami
ditangani langsung di bawah koordinasi Badan
Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) dengan
melibatkan beberapa kalangan NGO/LSM. Wetlands
International Indonesia Programme (WIIP) bersama
WWF Indonesia, adalah dua lembaga yang terjun
langsung dalam program penghijauan kembali pantai
Aceh. Tahun 2005, mereka bersama BRR dan BPDAS
Krueng Aceh, meluncurkan Program Green Coast.
Program itu merupakan bagian dari upaya
rehabilitasi ekosistem pesisir yang dilaksanakan
pada lima negara terkena tsunami, yakni
Indonesia, Sri Lanka, India, Malaysia dan
Thailand.
17
Green Coast Project in Aceh Jaya (Sumber foto
dok WIIF)
Pendidikan lingkungan bagi siswa SD
Persemaian mangrove model terendam
Pelatihan teknik pembibitan tanaman rehabilitasi
Pendidikan lingkungan bagi siswa SD melalui lomba
melukis.
18
Areal lokasi percontohan penanaman mangrove di
Desa Lubuk Damar Kec. Seruway Kab. Aceh Tamiang
Prop.Aceh (Dok 13/05/2011)
19
Para peserta Worskhop Disaster Risk Management
yang difasilitasi Tsunami and Disaster Mitigation
Research Center (TDMRC) Unsyiah tanggal 21-23
Oktober 2011 pada melakukan penanaman mangrove
di Lampaseh Banda Aceh.
20
Tambak yang ditumbuhi mangrove, di Desa Baet,
Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Hutan
mangrove di Aceh seluruhnya seluas 53.000 ha, dan
sekitar 26.000 ha direhabilitasi pasca tsunami,
sisanya seluas 27.000 ha masih membutuhkan
penghijauan, termasuk di lahan tambak penduduk.
(antara/ampelsa)
21
Gambar Mangrove di seputaran Ulee Lheu, Banda
Aceh
22
Nelayan mencari ikan di kawasan hutan bakau
(mangrove) yang sedang dalam proses rehabilitasi
di daerah Gano Syiah Kuala, Banda Aceh, NAD,
Selasa (29/6/2010). (ANTARA/IRWANSYAH PUTRA/wt)
23
Green Coast After The Tsunami
Menghijaukan Tambak-tambak di Aceh dengan Mangrove
Menurut Wetlands International Indonesia
Programme (WIIP, 2006) Luas lahan mangrove di
Aceh adalah sekitar 53.512 ha (termasuk hasil
konversi mangrove menjadi tambak seluas 27.592
ha). Hingga kini data mengenai luas kerusakan
lahan tambak di Aceh akibat tsunami sangat
bervariasi diantaranya BRR (2005) menyatakan
luas tambak yang rusak akibat tsunami adalah
20.000 ha sedangkan data DKP (2005) menyatakan
sekitar 14.532 ha tambak yang rusak akibat
tsunami.
24
Green Coast After The Tsunami
Menghijaukan Tambak-tambak di Aceh dengan Mangrove
  • Manfaat ditanam mangrove di tambak (silvofishery)
  • Konstruksi pematang tambak (yang dibangun dari
    tanah liat yang berpasir ) akan menjadi kuat
    karena akan terpegang oleh akar-akar mangrove
    sehingga pekerjaan keduk teplok membuang
    lumpur tambak (yang berasal dari pematang) secara
    periodik tidak perlu dilakukan
  • Pematang akan nyaman dipakai pejalan kaki karena
    akan dirimbuni oleh tajuk tanaman mangrove
  • Petani tambak dapat menggunakan daun tanaman
    manggrove sebagai pakan ternak (terutama kambing)
  • Keanekaragaman hayati meningkat (termasuk bibit
    ikan alami dan kepiting) yang akan meningkatkan
    pendapatan petani tambak
  • Kualitas air tambak akan lebih baik karena
    perakaran mangrove akan manyaring limbah padat
    dan mikroba
  • Mangrove akan mengurangi dampak bencana alam,
    seperti badai dan gelombang air pasang sehingga
    kegiatan berusaha dan pemukiman disekitarnya
    dapat diselamatkan.

25
(No Transcript)
26
Tambak tumpang sari (Sylvo-fishery) yang
dikembangkan anggota Kelompok di Desa Lam Ujong,
Aceh Besar.
27
Petani tambak Desa Lam Ujong dengan hasil panen
kepitingnya. Saat ini dalam satu malam bisa
dihasilkan 3 kg kepiting.
28
Hanya inilah yang bisa saya lakukan setelah
tsunami
Azhar Idris, seorang petani tambak di Lam Ujong,
pinggiran Kota Banda Aceh berjasa menghijaukan
kembali 35 hektar kawasan pesisir Aceh setelah
tsunami dengan 300.000 batang pohon bakau yang
disemaikannya.
29
Keberadaan mangrove telah meredam kekuatan energi
tsunami di pantai Desa Kandang, Lhokseumawe.
Sekitar 40.000 tanaman mangrove kini telah
menghijaukan lahan pertambakan dan sekitarnya
(seluas 8 ha) di Desa Kandang.
30
Conclusion
  • Hutan mangrove sangat berperan penting dalam
    mencegah/mengurangi erosi di pantai,
  • Hutan mangrove meminimalisasi dampak kerusakan
    yang terjadinya akibat serangan tsunami,
  • Ekosistem mangrove atau habitat biota di hutan
    mangrove akan meningkatkan taraf ekonomi dari
    petani tambak,
  • Diperlukan korelasi yang baik antara stake
    holder dengan masyarakat setempat untuk
    kelangsungan hidup mangrove.

31
  • Thats All
  • THANKS
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com