UKURAN KINERJA - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

UKURAN KINERJA

Description:

UKURAN KINERJA KINERJA ORGANISASI Kinerja disebut juga sebagai performance atau performansi yang artinya adalah pencapaian suatu target (keberhasilan) dari sesuatu ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1318
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 26
Provided by: Tosh128
Category:
Tags: kinerja | ukuran

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: UKURAN KINERJA


1
UKURAN KINERJA
2
(No Transcript)
3
KINERJA ORGANISASI
  • Kinerja disebut juga sebagai performance atau
    performansi yang artinya adalah pencapaian suatu
    target (keberhasilan) dari sesuatu yang
    direncanakan di dalam organisasi,
  • Kinerja ini harus dinilai secara formal dengan
    mengunakan ukuran-ukuran dari suatu sistem
    pengukuran kinerja.
  • KINERJA ORGANISASI TERDIRI DARI
  • KINERJA KEUANGAN
  • Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai
    berdasarkan ukuran- ukuran angka dalam satuan
    nilai uang, dengan cara membandingkan realisasi
    keuangan berdasarkan anggarannya, disebut
    tradisional karena tidak ada keharusan melakukan
    inovasi contoh
  • a. Pencapaian laba.
  • b. Ketersediaan kas.
  • d. Dan sebagainya.
  • KINERJA NON KEUANGAN
  • Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai tidak
    berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan
    nilai uang, contoh
  • a. Kehadiran pegawai.
  • b. Kualitas produk.
  • c. Kepadatan telepon (telephone density).
  • d. Dan lain sebagainya.

4
KERANGKA RANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA
Apa yang penting diukur
STRATEGI
Apa yang diukur diselesaikan
Apa yang diberi imbalan benar-benar penting
Apa yang diselesaikan diberi imbalan
KERANGKA RANCANGAN SUATU SISTEM PENGUKURAN
KINERJA
5
Manfaat Pengukuran Kinerja
  1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan
    efisien melalui pemotivasian personel secara
    maksimum.
  2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan
    dengan penghargaan personel, seperti promosi,
    transfer, dan pemberhentian.
  3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan
    pengembangan personel dan untuk menyediakan
    kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
    personel.
  4. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan
    penghargaan.

6
SISTEM PENGUKURAN KINERJA
  • SISTEM PENGUKURAN KINERJA dapat diselenggarakan
    berdasarkan berbagai faktor/ukuran.
  • Ukuran-ukuran yang dapat dipergunakan adalah
    faktor-faktor sukses penting (critical success
    factors) baik pada masa kini maupun yang akan
    datang, yang terdiri dari
  • Ukuran Kesuksesan Keuangan Perusahaan, misalnya
    tingkat pengembalian yang optimal bagi pemegang
    saham melalui pencapaian laba. Namun, hal ini
    ada kelemahannya sehingga tidak bisa untuk
    memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan
    dengan sukses, yaitu
  • a. Hanya mementingkan target laba jangka pendek
    tanpa memperhatikan kepentingan perusahaan
    jangka panjang, mis melalui pengiriman
    produk yang kualitasnya rendah kepada
    pelanggan.
  • b. Manajer unit bisnis tidak mengambil tindakan
    yang berguna untuk jangka panjang, mis.
    tidak melakukan investasi karena akan
    berakibat pada jangka pendek mengurangi laba.

7
SISTEM PENGUKURAN KINERJA
  • 1. c. Menggunakan laba jangka pendek sebagai
    satu-satunya tujuan, sehingga terjadi distorsi
    komunikasi dengan Manajer Senior yang berakibat
    menetapkan target yang mudah dicapai saja.
  • d. Pengendalian keuangan yang ketat dapat
    memotivasi Manajer untuk memanipulasi data
    dengan berbagai tindakan, mis. memilih metode
    akuntansi tertentu atau menyediakan informasi
    yang tidak akurat.
  • Menilai kesuksesan organisasi melalui pengukuran
    kinerja ibaratnya melihat panel instrument pada
    dash board mobil yang mempunyai berbagai
    indikator operasi, sehingga diperlukan juga
    adanya ukuran kinerja non keuangan.

8
Balance Score Card
  • Balance Score Card merupakan salah satu model
    pengukuran kinerja gabungan antara ukuran kinerja
    keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu unit
    bisnis harus diberi cita-cita dan diukur dari 4
    (empat) perspektif, yaitu
  • Keuangan, contoh margin laba, ROA, arus kas,
    dll.
  • Pelanggan, contoh pangsa pasar, indeks kepuasan
    pelanggan (CSI).
  • Bisnis internal, contoh retensi karyawan,
    pengurangan waktu siklus.
  • Inovasi dan pembelajaran, contoh persentase
    penjualan produk baru.
  • BSC bertujuan untuk memelihara keseimbangan
    antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda
    dengan pencapaian cita-cita untuk mendorong
    karyawan agar bertindak sesuai kepentingan
    terbaik organisasi

9
SISTEM PENGUKURAN KINERJA
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT ANTARA UKURAN
PERSPEKTIF
CONTOH UKURAN
PERSPEKTIF INOVASI DAN PEMBELAJARAN
KETRAMPILAN MANUFAKTUR
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
WAKTU SIKLUS PESANAN
PERSPEKTIF KONSUMEN
KEPUASAN PELANGGAN
PERSPEKTIF KEUANGAN
PERTUMBUHAN PENDAPATAN PENJUALAN
10
FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
  • Faktor Kunci Keberhasilan ? ini meliputi
    beberapa ukuran non keuangan atau juga disebut
    faktor kunci keberhasilan, terdiri dari
  • a. Variabel Kunci yang Berfokus Pada Pelanggan
  • 1) Pemesanan
  • 2) Pesanan tertunda
  • 3) Pangsa pasar
  • 4) Kepuasan pelanggan
  • 5) Retensi pelanggan
  • 6) Loyalitas pelanggan
  • b. Varibel Kunci yang Berkaitan dengan Proses
    Bisnis Internal
  • 1) Utilisasi kapasitas
  • 2) Pengiriman tepat waktu
  • 3) Perputaran persediaan
  • 4) Kualitas
  • 5) Waktu siklus, rumusnya Waktu Pemrosesan
    Waktu Penyimpanan Waktu Pemindahan Waktu
    Inspeksi

11
IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA
  • Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja
    meliputi 4 (empat) langkah yaitu
  • a. Mendifinisikan strategi ? kemudian
    didifiniskan scorecard agar cita-cita organisasi
    dinyatakan secara eksplisit dan targetnya telah
    ditetapkan. Departemen fungsional pada suatu unit
    bisnis perlu memiliki scorecard tersendiri dan
    diselaraskan dengan unit dibawahnya.
  • b. MendifinisIkan ukuran-ukuran strategi ?
    organisasi harus mengembangkan ukuran-ukuran
    strategi, tetapi harus fokus pada yang
    penting-penting saja, sehingga manajemen tidak
    melihat banyak indikator pada dashboard
    organisasi, tetapi harus dilihat ukuran
    sebab-akibatnya.
  • c. Mengintegrasikan Ukuran Strategi ke Dalam
    Sistem Manajemen ? scorecard harus
    diintegrasikan dengan struktur formal dan non
    formal dari organisasi, budaya dan praktek
    sumber daya manusia.
  • d. Meninjau Ukuran Strategi dan Hasilnya secara
    Berkala ? scorecard harus ditinjau secara
    konsisten dan terus menerus oleh Manajemen
    Senior, hal ini meliputi

12
Kesulitan/kelemahan BSC
  • Kadang-kala terdapat korelasi yang buruk antara
    ukuran keuangan dengan non keuangan karena tidak
    ada jaminan bahwa profitabilitas masa depan
    mengikuti pencapaian target non keuangan. Oleh
    sebab itu perlu dikembangkan ukuran-ukuran yang
    mewakili kinerja masa depan.
  • Terpaku pada Hasil Keuangan . Bukan hanya manajer
    senior yang terlatih dan terbiasa dengan ukuran
    keuangan, tetapi mereka juga mendapatkan tekanan
    tentang kinerja keuangan perusahaan. Akibatnya
    tekanan ini akan mengurangi perhatian terhadap
    ukuran non keuangan dalam jangka waktu panjang.
    Atas kinerja kuangan ini diberikan insentif,
    sehingga manajer lebih peduli terhadap ukuran
    keuangan dari pada yang lainnya.
  • Ukuran-ukuran tidak diperbarui. Banyak perusahaan
    tidak punya mekanisme formal untuk memperbaharui
    ukuran-ukuran tersebut agar selaras dengan
    perubahan strateginya. Yang terjadi ukuran-ukuran
    strategi yang lalu tetap digunakan sehingga
    menimbulkan kemalasan.

13
Kesulitan/kelemahan BSC(lanjutan)
  • d. Terlalu banyak pengukuran ? Berapa banyak
    ukuran penting yang dapat diikuti seorang
    manajer dalam waktu yang sama?, jika terlalu
    banyak ukuran maka resikonya adalah manajer
    kehilangan fokus karena pada waktu yang sama
    banyak hal hal dilakukan.
  • e. Kesulitan menerapkan trade-off ? Beberapa
    perusahaan menggabungkan ukuran keuangan dan non
    keuangan kemudian diberi bobot, jika tidak
    demikian maka sulit untuk melakukan trade off.

14
KOMPENSASI MANAJEMEN(PEMBERIAN INSENTIF KEPADA
MANAJEMEN)
15
KOMPENSASI MANAJEMEN(PEMBERIAN INSENTIF KEPADA
MANAJEMEN)
  • Latar Belakang
  • Kebutuhan kepuasan individu seseorang sangat
    dipengaruhi oleh insentif yang positif (pemberian
    penghargaan) atau yang negatif (hukuman).
  • Pemberian penghargaan akan merangsang kepuasan
    kebutuhan seseorang pada saat bergabung pada
    organisasi tersebut.
  • Hasil penelitian pemberian insentif cenderung
  • 1. Individu termotivasi oleh suatu penghargaan
    pendapatan potensial dari pada suatu rasa takut
    akan adanya hukuman.
  • 2. Penghargaan pribadi bersifat relatif dan
    situasional.
  • 3. Sinyal-sinyal atau tindakan dari Manajemen
    Senior kepada level di bawahnya sangat mendorong
    pentingnya SPM.
  • 4. Individu sangat termotivasi dengan adanya
    laporan atau umpan balik atas kinerjanya.
  • 5. Insentif tidak efektif jika periode antara
    tindakan pemberian
  • insentif dan umpan balik semakin
    panjang.
  • 6. Motivasi mereka menjadi lemah apabila mereka
    merasa bahwa untuk memperoleh insentif terlalu
    sulit atau terlalu mudah.
  • 7. Insentif harus disusun bersama-sama dengan
    atasannya pada saat menetapkan suatu tujuan dan
    anggaran.

16
KARAKTERISTIK RENCANA PEMBERIAN INSENTIF
(KOMPENSASI) KEPADA MANAJEMEN
  • Paket pemberian paket insentif secara total
    kepada manajemen terdiri dari 3 (tiga) komponen,
    yaitu
  • Gaji
  • Tunjangan Pensiun dan Kesehatan
  • Kompensasi atau Insentif
  • Paket tersebut diatas yang diberikan kepada
    Manajemen pada perusahaan yang besar dan kecil
    berbeda, terutama perusahaan pada industri yang
    sama akan bersaing ? Manajer Garuda dengan
    Manajer Batavia.
  • Peraturan pasar modal dan perusahaan mengharuskan
    agar rencana kompensasi atau revisinya harus
    disetujui oleh Pemegang Saham ? melalui DEKOM
    sebelumnya baru ke RUPS.
  • Rencana pemberian insentif (kompensasi) kepada
    Manajemen terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu
  • Rencana Insentif (Kompensasi) Jangka Pendek ?
    ini diberikan dengan mempertimbangkan pencapaian
    kinerja dalam tahun berjalan, yang diterima
    dalam bentuk
  • a. Bonus Pool ? diberikan berdasarkan rumusan
    profitabilitas perusahaan secara keseluruhan,
    kemudian ditetapkan tasenya terhadap total
    laba atau per lembar saham. Hal ini tidak
    mempertimbangkan peningkatan investasi yang
    berakibat terhadap laba tahun berjalan, tetapi
    sudah mempertimbangkan hak dari pemegang
    saham. Metodenya

Saling mempunyai ketergantungan, dan proporsinya
berbeda
17
KARAKTERISTIK RENCANA PEMBERIAN INSENTIF
(KOMPENSASI) KEPADA MANAJEMEN
  • a. 1) Formula bonus yang paling sederhana ,
    dengan tase tertentu terhadap laba bersih
  • Dana Bonus X x Laba Bersih.
  • 2) Prosentase tertentu dari laba pada tingkat
    laba minimum dapat dicapai
  • Dana Bonus X x (Laba Bersih Total EPS
    Minimum)
  • 3) Metode lain menghubungkan laba dengan modal
    yang digunakan ? Bonus tase laba sebelum
    pajak dan bunga atas hutang jangka panjang
    beban modal atas (total kekayaan pemegang
    saham hutang jangka panjang).
  • 4) Sama dengan metode ke 3, tetapi ditekankan
    pada pengertian modal kekayaan pemegang
    saham.
  • 5) Bonus diberikan berdasarkan tase kenaikan
    laba dibandingkan laba yang sebelumnya.
  • 6) Bonus diberikan berdasarkan kemampuan
    memperoleh laba relatif dibandingkan dengan
    kemampuan rata-rata laba industri.
  • b. Carryover ? adalah rencana insentif jangka
    pendek dengan pengaturan agar setiap tahun
    dapat dibagi bonus, caranya membentuk rekening
    khusus sehingga dapat ditentukan berapa bonus
    yang dapat ditambahkan pada dana bonus
    (carryover) dan berapa banyak yang dapat
    digunakan jika kegiatannya terlalu rendah.

18
KARAKTERISTIK RENCANA PEMBERIAN INSENTIF
(KOMPENSASI) KEPADA MANAJEMEN
  • c. Kompensasi yang ditunda ? jumlah bonus
    dihitung setiap tahun dan pembayarannya bisa
    saja dilakukan beberapa kali sepanjang periode
    tertentu, contoh pada tahun I pegawai hanya
    menerima 20, dan tahun ke II 20 kemudian tahun
    III 20 dan seterusnya.
  • Rencana Insentif (Kompensasi) Jangka Panjang ?
    ini diberikan dengan mempertimbangkan pertumbuhan
    nilai saham perusahaan di pasar modal, karena
    menunjukkan prestasi perusahaan dalam jangka
    panjang. Tipe insentif ini meliputi
  • a. Stock Options (opsi saham) ? bonus dalam
    bentuk hak membeli sejumlah saham di masa depan
    dengan harga yang disetujui pada saat opsi
    dilakukan, ini biasanya dibawah harga pasar
    saham pada saat itu.
  • b. Phantom Stock (saham fantom) ? memberikan
    saham sebagai penghargaan kepada Manajer untuk
    tujuan pembukuan atau secara akuntansi saja,
    karena tidak mempunyai biaya transasksi.
  • c. Stock Appreciation Right (hak apresiasi
    saham) ? merupakan hak menerima pembayaran kas
    berhubung kenaikan nilai saham sejak saat
    pemberian hadiah hingga periode yang ditentukan
    dimasa yang akan datang.

19
KARAKTERISTIK RENCANA PEMBERIAN INSENTIF
(KOMPENSASI) KEPADA MANAJEMEN
  • d. Performance Shares (Saham Kinerja) ?
    pemberian sejumlah saham karena kinerja jangka
    panjang telah tercapai, biasanya tase dari
    pertumbuhan laba per lembar saham pada periode 3
    s/d 5 tahun.
  • e. Performance Units (Unit Kinerja) ?
    penghargaan kinerja berupa uang atas tercapainya
    target tertentu jangka panjang, ini merupakan
    gabungan antara stock Appreciation Right dan
    Performance Shares.

20
FILOSOFI PEMBERIAN INSENTIF (KOMPENSASI) KEPADA
MANAJER UNIT BISNIS
  • PEMBAYARAN TETAP

Merekrut orang yang baik Membayar mereka dengan
baik Mengharapkan kinerja yang baik
PEMBAYARAN BERDASARKAN KINERJA
Merekrut orang yang baik Mengharapkan kinerja
yang baik Membayar mereka dengan baik
jika kinerja benar-benar baik
21
PEMBERIAN INSENTIF (KOMPENSASI) KEPADA MANAJER
UNIT BISNIS
  • Ada beberapa pilihan paket kompensasi yang dapat
    diberikan kepada Manajer Unit Bisnis, ini
    meliputi
  • Jenis Insentif (Kompensasi)
  • a. Penghargaan keuangan, yang terdiri dari
  • 1) Peningkatan Gaji
  • 2) Bonus
  • 3) Manfaat
  • 4) Fasilitas
  • b. Penghargaan sosial dan psikologi, yang
    terdiri dari
  • 1) Kemungkinan promosi
  • 2) Peningkatan tanggungjawab
  • 3) Peningkatan otonomi
  • 4) Menempatkan pada wilayah geografis yang
    lebih baik
  • 5) Pengakuan
  • 2. Ukuran Relatif Bonus terhadap Gaji
  • a. Batas atas
  • b. Batas bawah

22
PEMBERIAN INSENTIF (KOMPENSASI) KEPADA MANAJER
UNIT BISNIS
  • 3. Bonus didasarkan kepada
  • a. Laba unit usaha
  • b. Laba perusahaan
  • c. Kombinasi laba unit usaha dan laba
    perusahaan
  • 4. Kriteria Kinerja, ini terdiri dari
  • a. Kriteria Keuangan, yang meliputi
  • 1) Kontribusi margin
  • 2) Laba langsung unit usaha
  • 3) Laba unit usaha yang bisa dikendalikan
  • 4) Laba usaha sebelum pajak
  • 5) Laba bersih
  • 6) Tingkat pengembalian investasi (ROI)
  • 7) EVA (Residual Income)
  • b. Periode Waktu
  • 1) Kinerja keuangan tahunan
  • 2) Kinerja keuangan multi tahun

23
PEMBERIAN INSENTIF (KOMPENSASI) KEPADA MANAJER
UNIT BISNIS
  • c. Bobot Relatif yang diberikan berdasarkan
    kriteria keuangan dan non keuangan
  • d. Tolok ukur (pengukur perbandingan
  • 1) Anggaran Laba
  • 2) Kinerja masa lalu
  • 3) Kinerja pesaing
  • Pendekatan Penentuan Bonus, yang terdiri dari
  • a. Berdasarkan rumus
  • b. Subyektif
  • c. Kombinasi (gabungan) berdasarkan rumus dan
    subyektif
  • Bentuk Pembayaran Bonus, yang terdiri dari
  • a. Tunai
  • b. Saham
  • c. Opsi Saham
  • d. Saham Fantom
  • e. Saham Kinerja

24
HUBUNGAN KEAGENAN (PRINCIPLE-AGENT) DAN INSENTIF
(KOMPENSASI) KEPADA MANAJEMEN
  • Pemberian insentif (kompensasi) tidak terlepas
    (erat sekali) dengan paradigma hubungan antara
    principle-agent.
  • Konsep Agency Theory (teori keagenan) adalah
    hubungan antara prinsipal (principle) yang
    menyewa pihak lain yaitu (agent) untuk
    melaksanakan pekerjaan jasa.
  • Untuk melaksanakan pekerjaan jasa tersebut
    Prinsipal mendelegasikan otoritas pembuatan
    keputusannya kepada Agen.
  • Bentuk hubungan keagenan terdiri dari
  • 1. Ada kesepakatan antara Prinsipal secara
    Eksternal (Pemilik Perusahaan/ Pemegang Saham
    suatu perusahaan) menyewa CEO untuk menjadi
    Agen mereka untuk mengelola perusahaan dengan
    menjaga kepentingan terbaik perusahaan.
  • 2. Ada kesepakatan antara Prinsipal secara
    Internal (CEO) menyewa Manajer pada suatu Unit
    Bisnis atau Divisi sebagai Agen, untuk
    mengelola suatu unit organisasi yang telah
    didesentralisasi dengan harapan dapat
    memotivasi Agen agar produktif sama halnya
    jika ia sebagai pemilik

25
PT. X telah memutuskan untuk mengadopsi rencana
insentif jangka pendek dengan menggunakan
kompensasi yang ditunda kepada semua anggota
perusahaan. Menurut ketentuan, bonus tertentu
akan di-spread (disebar) selama 4 tahun.
Perusahaan baru berdiri pada tahun 2001 tetapi
mengalami kerugian sebesar Rp. 100 juta, sehingga
pada tahun 1 tidak diberikan bonus. Baru pada
tahun 2002 bonus diten-tukan sebesar 25 dari
laba bersih. Informasi pero-lehan laba perusahaan
sejak tahun 2002 s/d 2005 adalah sebagai berikut
2002 laba Rp. 250 juta, 2003 laba Rp. 300 juta,
dan 2004 laba Rp. 200 juta serta 2005 laba Rp.
500 juta. Saudara diminta menghitung bonus yang
dibagikan oleh perusahaan kepada anggota
perusahaan sejak tahun 2001 s/d 2005.
Pendisitribusian bonus tersebut kelemahannya apa
dan bagaimana akibatnya terhadap pegawai
perusahaan.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com