THE EMPOWERING LEADERSHIP QUESTIONNAIRE: THE CONSTRUCTION AND VALIDATION OF A NEW SCALE FOR MEASURING LEADER BEHAVIORS Arnold et al (2000) Journal of Organizational Behavior - PowerPoint PPT Presentation

1 / 27
About This Presentation
Title:

THE EMPOWERING LEADERSHIP QUESTIONNAIRE: THE CONSTRUCTION AND VALIDATION OF A NEW SCALE FOR MEASURING LEADER BEHAVIORS Arnold et al (2000) Journal of Organizational Behavior

Description:

Title: Recommending a Strategy Author: Ayi Last modified by: HERU Created Date: 3/6/2003 3:59:29 AM Document presentation format: On-screen Show Company – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:35
Avg rating:3.0/5.0

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: THE EMPOWERING LEADERSHIP QUESTIONNAIRE: THE CONSTRUCTION AND VALIDATION OF A NEW SCALE FOR MEASURING LEADER BEHAVIORS Arnold et al (2000) Journal of Organizational Behavior


1
THE EMPOWERING LEADERSHIP QUESTIONNAIRE THE
CONSTRUCTION AND VALIDATION OF A NEW SCALE FOR
MEASURING LEADER BEHAVIORSArnold et al (2000)
Journal of Organizational Behavior
Heru Kurnianto Tjahjono
2
TUJUAN PENULISAN ARTIKEL
  • Tujuan penulisan artikel ini adalah
    mengkonstruksi dan melakukan evaluasi secara
    empiris suatu skala baru untuk pengukuran
    perilaku pemimpin yang empowering.

3
ISU UTAMA
  • Konsep perilaku pemimpin mengalami pergeseran
    sejalan dengan tuntutan persaingan ekonomi
    global. Hal tersebut berkaitan dengan upaya
    peningkatan efisiensi dan fleksibilitas
    organisasi untuk merespon perubahan lingkungan
    yang melingkupi keberadaan organisasi.
  • Oleh karena itu, banyak perusahaan melakukan
    perubahan manajemen hirarki tradisional dengan
    tim-tim kerja yang diempower. Dengan demikian,
    karakter pemimpin yang efektif terkait dengan
    bagaimana perilaku pemimpin dapat melakukan
    empowering atas tim-tim tersebut.

4
ISU UTAMA
  • Perilaku pemimpin yang mengempower tim-tim
    tersebut memiliki cukup perbedaan dengan model
    perilaku leader yang bersifat tradisional, namun
    masih ada banyak kemiripan pula antara kedua
    konsep perilaku leader tersebut. Dalam artikel
    ini akan dibandingkan pula antara perilaku
    pemimpin yang empowering tim dengan perilaku
    leader yang bersifat tradisional.

5
KAJIAN TEORITIK
  • Penelitian sebelumnya mengenai perilaku pemimpin
    telah menghasilkan instrumen-instrumen yang
    substansial untuk mengukur perilaku pemimpin dan
    keefektifannya.
  • Contohnya adalah Leader Behavior Description
    Questionnaire (LBDQ) (Haplin, 1957) dan direvisi
    Stogdill (1963). Perbedaan yang tampak antara
    kepemimpinan yang disyaratkan tradisional dan
    empowered-lingkungan, menyarankan bahwa
    pengukuran tradisional leadership banyak atau
    sebagian dapat diterapkan untuk
    empowered-lingkungan tim.

6
KAJIAN TEORITIK
  • Instrumen-instrumen tersebut mungkin mencakup
    spektrum perilaku yang dibutuhkan untuk
    kepemimpinan yang efektif dalam empowering
    organisasi (Conger Kanungo, 1988 Manz Sims,
    1987 Thomas Velthouse, 1990 Walton Hackman,
    1986). Sejumlah besar konstruk baru perilaku
    pemimpin diajukan dalam literatur empowerment
    untuk membuktikan ide ini (Manz Sims, 1987).
    Oleh karena itu, ukuran keperilakuan tentang
    kepemimpinan yang disyaratkan empowered- tim
    environment diperlukan.

7
KAJIAN TEORITIKAL
  • Konstruksi terhadap instrumen dapat dilakukan
    dengan tiga pendekatan, yaitu (1) menggunakan
    teori empowerment yang sudah ada untuk memperoleh
    konstruk-konstruk perilaku pemimpin (2)
    pengembangan skala baru dengan menggunakan
    konstruk-konstruk kepemimpinan dan
    perilaku-perilaku diidentifikasi para peneliti
    empowerment pendekatan alternatif atau yang
    ketiga adalah memperoleh instrumen melalui
    induktif atau bottom up, investigasi perilaku
    kepemimpinan dalam empowered -lingkungan-lingkunga
    n tim.
  • Pendekatan ini mengelakkan kesulitan-kesulitan
    yang berhubungan dengan teori-teori dan
    penelitian yang tidak lengkap dan seharusnya
    meningkatkan keluasan dan validitas instrumen
    perilaku pemimpin.

8
METODA PENELITIAN
  • Dalam investigasi ini, peneliti menggambarkan
    konstruksi, validasi dan validasi silang skala
    baru untuk mengukur kepemimpinan yang efektif
    dalam empowering lingkungan.
  • Pada studi 1 peneliti mengumpulkan informasi
    mengenai perilaku-perilaku yang diperlukan
    manajer untuk memimpin secara efektif dalam
    empowering lingkungan. Selanjutnya, peneliti
    mengkonstruksi skala (the Empowering Leadership
    Questionnaire atau ELQ) untuk mengukur tiap
    kategori ELQ. Studi 2, peneliti mengevaluasi
    reliabilitas dan struktur faktor ELQ pada
    beberapa organisasi. Pada studi 3, peneliti
    melakukan studi validasi silang instrumen dengan
    sampel dari beberapa organisasi yang berbeda.

9
STUDI 1 ELICITATION
  • Studi satu dilakukan untuk memperoleh informasi
    kritikal perilaku pemimpin untuk empowering
    tim-tim dan pemahaman yang lebih baik mengenai
    perilaku pemimpin tersebut.
  • Peneliti melakukan in-depth interviews dengan
    pemimpin tim dan anggota-anggota di dalam tiga
    organisasi yang diempower dengan variasi dalam
    fungsi, ukuran, tujuan dan level otonomi tertentu
    pada karyawan.

10
STUDI 1
  • Tujuan interview untuk memperoleh
    perilaku-perilaku yang berhubungan dengan
    pemimpin yang efektif dalam empowering
    organisasi.
  • Partisipan
  • Total 195 anggota tim dan pemimpin tim
    berpartisipasi dalam studi ini. Partisipan
    diperoleh dari tiga organisasi yang berbeda,
    meliputi a clothing retailer, a building
    product supplier dan a telecommunication
    corporation. Partisipan terdiri atas laki-laki
    dan perempuan, berusia antara 18-60 tahun. Latar
    belakang pendidikan dan sosial ekonomi relatif
    terwakili.

11
STUDI 1
  • Prosedur
  • Partisipan dijadual untuk waktu interview dan
    bertemu pewawancara di ruang pertemuan kecil.
    Tiap partisipan diinformasikan bahwa tujuan
    interview untuk memperoleh informasi mengenai
    keahlian, kemampuan dan perilaku penting para
    pemimpin dalam empowering tim. Partisipan diminta
    persetujuannya dengan penggunaan tape record dan
    menjamin bahwa respon mereka dirahasiakan.
    Seluruh partisipan setuju.
  • Selanjutnya partisipan diminta menggambarkan
    perilaku-perilaku manajer langsung mereka yang
    efektif dan tidak efektif. Pertanyaan terdiri
    atas lima buah pertanyaan mendasar yang bersifat
    open-ended untuk meminimumkan dampak teori secara
    implisit.

12
STUDI 1
  • Tahap berikutnya, mengidentifikasi pengelompokan
    perilaku-perilaku pemimpin. Peneliti mulai dengan
    merekam audio recording dari tiap-tiap sesi
    interview. Rekaman/ tulisan dikode secara konten
    oleh 3 ahli psikologi industri yang
    berpartisipasi dalam interview dengan pemimpin
    dan anggota-anggota tim.
  • Hasil dan diskusi Studi 1
  • Klasifikasi akhir terdiri atas 8 kategori
    tentatif dari perilaku pemimpin tersebut,
    meliputi (1) leading by example (2) coaching
    (3) encouraging (4) participative decision
    making (5) informing (6) showing concern (7)
    interacting with the team dan (8) group
    management. Dengan demikian, dari studi satu
    dapat diidentifikasi 8 kategori perilaku-perilaku
    yang dapat digunakan untuk membentuk basis
    empiris untuk konstruksi model dan pengujian.

13
STUDI 2
  • Peneliti menuliskan item-item yang mengukur
    masing-masing kategori perilaku pemimpin.
    Kemudian mengumpulkan respon-respon terhadap
    item-item dari dua organisasi dan setelah itu
    diuji struktur faktor instrumen tersebut.
  • Metoda
  • Sampel
  • Total sampel karyawan adalah 205 orang 95
    karyawan International Telecommunication
    Corporation dan 110 karyawan sebuah building
    products supplier di Midwest. Sampel terdiri 97
    perempuan dan 108 laki-laki dengan usia antara
    18-60 dan rata-rata 37 tahun. 87 sampel adalah
    Kaukasian dan sisanya minoritas. Rata-rata masa
    kerja 8 tahun dengan latar belakang pendidikan
    yang beragam.

14
STUDI 2
  • Material
  • Item-item ditulis untuk mengukur 8
    konstruk-konstruk perilaku pemimpin yang telah
    diidentifikasi di dalam studi satu. Item-item
    diambil dari interview asli sehingga tampak
    sangat kompleks, ambigu dan selanjutnya ditulis
    kembali oleh 3 ahli psikologi industri sehingga
    diperoleh 48 item (6 item tiap konstruk).
    Partisipan diminta menilai frekuensi kinerja
    pemimpin tim mereka dari tiap-tiap perilaku.

15
STUDI 2
  • Prosedur Pengumpulan Data dan Analisis
  • Instrumen kepemimpinan mengandung 8 subskala
    sebagai survei organisasional dalam dua
    perusahaan. Survei terdiri atas rangkaian
    pertanyaan tentang sikap kerja karyawan dan
    pengalaman tim.
  • Pengumpulan data dijalankan oleh peneliti ke
    dalam kelompok yang terdiri atas 10-20 karyawan.
    Sedangkan pengujian dengan CFA menggunakan LISREL
    VIII (Joreskog Sorbom, 1993) untuk menguji
    struktur faktor dari instrumen yang diajukan.
    Parameter faktor diestimasi dengan generalized
    least squares.

16
STUDI 2
  • Hasil-Hasil
  • Estimasi LISREL tidak memperoleh hasil yang
    konvergen untuk model 8 faktor (hasil studi 1)
    dan juga model 7 faktor (subskala encouraging
    dibiarkan load pada faktor lain).
  • Dalam model 6 faktor (interacting the team dan
    group management dikombinasikan menjadi satu
    faktor) mendapatkan hasil yang baik.
  • Sedangkan dalam model 5 faktor, showing concern
    dan interacting with the team dimerger menjadi
    satu faktor (r0.97)
  • Untuk model 4 faktor coaching dan participative
    decision making dikombinasikan ke dalam satu
    faktor (r0.94), selanjutnya disebut model 4
    faktor A atau participative decision making dan
    interacting with the team (r0.93), disebut model
    4 faktor B.

17
STUDI 2
  • Hasil empiris menunjukkan bahwa perubahan
    chi-square to degrees of freedom ratios untuk
    model 4A terhadap model 5 ?x² /?df 10.4/4
    2.6 sedangkan model 4B mengalami perubahan rasio
    chi-square dari model 5 sebesar 2.5 (lihat tabel
    1).
  • Meskidemikian, keputusan memilih model tidak
    tergantung pada kriteria empiris saja. Oleh
    karena itu, peneliti berupaya mengidentifikasi
    perbedaan konseptual penting antara
    konstruk-konstruk di dalam model.
  • Untuk itu dua belas ahli psikologi industri
    melakukan pengkajian dan mereka bersepakat
    mendukung model 5 faktor.

18
Tabel 1. Model Fit Tiap Model
Competing Model x2 df GFI AGFI RMSR
Study Two validation Eight-factor model Seven-factor model Six-factor model Five-factor model Four-factor model A Four-factor model B One-factor model Zero-factor model 252.5 261.8 272.2 271.9 294.6 3057.2 137 142 146 146 152 171 0.87 0.86 0.86 0.86 0.84 0.15 0.82 0.82 0.82 0.82 0.80 0.06 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.53
Study Three cross-validation Five-factor model Four-factor model A Four-factor model B One-factor model Zero-factor model 343.3 392.2 384.8 606.1 7338 142 146 146 152 171 0.91 0.89 0.89 0.73 0.12 0.87 0.86 0.86 0.79 0.02 0.04 0.05 0.05 0.07 0.61
  • LISREL s iterative estimation procedure did
    not converge

19
Tabel 2. Mean, SD, Reliability ELQ dan Loading
Faktor Model 5 Faktor
Subscale I II III IV V mean S.D. a
Leading by Example Subscale 1 Subscale 2 Subscale 3 0.85(0.77) 0.78(0.92) 0.77(0.81) 3.91 (3.95) 0.84 (0.84) 0.91 (0.89)
Coaching Subscale 4 Subscale 5 Subscale 6 Subscale 7 Subscale 8 0.67(0.77) 0.74(0.85) 0.75(0.86) 0.83(0.83) 0.78(0.88) 3.73 (3.73) 0.73 (0.81) 0.90 (0.93)
Part. Dec. Making Subscale 9 Subscale 10 Subscale 11 0.84(0.91) 0.82(0.81) 0.57(0.91) 3.75 (3.61) 0.74 (0.84) 0.86 (0.92)
Informing Subscale 12 Subscale 13 Subscale 14 0.83(0.78) 0.82(0.82) 0.68(0.90) 3.62 (3.55) 0.78 (0.88) 0.85 (0.91)
Show Concern Subscale 15 Subscale 16 Subscale 17 Subscale 18 Subscale 19 0.84(0.89) 0.71(0.91) 0.75(0.89) 0.83(0.84) 0.75(0.78) 3.90 (3.84) 0.70 (0.84) 0.89 (0.94)
Catatan. Seluruh non-zero factor loadings
signifikan pada p 0.01 factor loadings yang
tidak muncul dianggap tetap pada nilai nol. Angka
dalam kurung diperoleh dari sample
cross-validation (lihat Studi Tiga).
20
Tabel 3. Interkorelasi Faktor Model 5 Faktor
Factor 1 2 3 4 5
Factor 1 Factor 2 Factor 3 Factor 4 Factor 5 0.85 (0.83) 0.84 (0.80) 0.67 (0.70) 0.88 (0.83) 0.94 (0.91) 0.88 (0.86) 0.93 (0.91) 0.81 (0.79) 0.94 (0.90) 0.78 (0.82)
Catatan. Seluruh korelasi signifikan pada p
0.01 Angka dalam kurung diperoleh dari sample
cross-validation (lihat Studi Tiga).
Tabel 4. Hasil-Hasil Regresi Adjusted R²
Variabel-Variabel Independen Variabel-Variabel Independen
ELQ Scales Leading by Examples Coaching Participative Decision-Making Informing Showing Concern/ Interacting LBDQ Scales 0.57 0.68 0.62 0.54 0.67 MPS Scales 0.53 0.65 0.69 0.51 0.65
21
STUDI 3
  • Hasil studi 2 menunjukkan bahwa 5 kategori
    perilaku merupakan hal penting terkait dengan
    pemimpin yang efektif untuk empower tim. Perilaku
    tersebut meliputi leading by example, coaching,
    participative decision making, informing dan
    showing concern/ interacting with the team.
  • Tujuan studi 3 adalah mereplikasi dan memperluas
    hasil studi 2. Meski studi 2 telah memberi
    dukungan struktur faktor ELQ, masih terdapat
    beberapa keterbatasan. Pertama, kekurangan
    konfirmasi independen dari model 5 faktor. Data
    dalam studi 2 telah diseleksi dan dinilai dengan
    kesesuaian model 5 faktor. Kedua, studi 2 tidak
    melakukan perbandingan langsung antara perilaku
    leader yang diidentifikasi dengan ELQ dan
    ukuran-ukuran yang sudah ada.

22
STUDI 3
  • Metoda
  • Sampel
  • Partisipan adalah 374 karyawan dari 5 organisasi
    yang berbeda-beda dan perusahaan tersebut
    mengempowered tim pada level yang berbeda. Sampel
    meliputi 221 perempuan dan 153 laki-laki. Usia
    partisipan antara 16-65 tahun dengan rata-rata
    usia 35 tahun. 66 partisipan adalah Kaukasian
    dan sisanya minoritas. Mereka memiliki latar
    belakang pendidikan yang beragam. Masa kerja
    mereka adalah 4-6 tahun.
  • Prosedur dan Material
  • ELQ dan 2 skala kepemimpinan lainnya (the LBDQ
    dan MPS) dijalankan sebagai bagian dari survei
    keterampilan kepemimpinan pada tiap perusahaan.
    Tiap kelompok di dalam perusahaan terdiri atas
    10-20 karyawan.

23
STUDI 3
  • Analisis terdiri atas dua bagian, pertama
    melakukan validasi silang ELQ model 5 faktor ke
    dalam sampel baru. Selanjutnya, membandingkan 5
    konstruk-konstruk ELQ dengan konstruk-konstruk
    perilaku pemimpin yang diukur dengan instrumen
    lainnya.
  • Cross validation
  • Hasil studi 3 mirip dengan hasil studi 2 dan
    menunjukkan reliabilitas yang baik. Pada tabel 1
    juga menunjukkan bahwa studi 3 memberikan
    dukungan pada model 5 faktor. Tabel 2 menunjukkan
    bahwa loading faktor relatif serupa antara studi
    2 dan studi 3. Tabel 3 juga menunjukkan kemiripan
    interkorelasi faktor antara studi 2 dan 3.
    Hasil-hasil tersebut memberikan dukungan
    stabilitas struktur faktor ELQ.

24
STUDI 3
  • Perbandingan dengan LBDQ dan MPS
  • Untuk menentukan bagaimana ELQ berhubungan dengan
    LBDQ dan MPS, peneliti melakukan beberapa
    analisis. Pertama adalah analisis korelasi
    sederhana yang menguji hubungan bivariat antara
    konstruk-konstruk ELQ dengan instrumen lainnya.
    Kedua dengan analisis regresi sederhana dengan
    menggunakan respon pada LBDQ dan MPS untuk
    memprediksi respon pada ELQ. Analisis ketiga
    dengan menggunakan kanonikal korelasi untuk
    menentukan kesamaan multivariat antara ELQ dan
    masing-masing instrumen.
  • Hasil korelasi Pearson product moment antara ELQ
    dengan LBDQ dan MPS menunjukkan korelasi yang
    kuat, positif dan signifikan pada p 0.001
    level, demikian pula hasil regresi dan korelasi
    kanonikal. Sehingga ELQ dapat dikatakan
    berhubungan dengan konstruk-konstruk perilaku
    pemimpin lainnya.

25
DISKUSI UMUM KETIGA HASIL-HASIL STUDI
  • Tujuan paper ini adalah mengembangkan instrumen
    pengukuran baru untuk menilai perilaku pemimpin
    yang dapat mengempower tim-tim/ lingkungannya.
    Studi satu telah mengidentifikasi 8 kategori yang
    berbeda secara konseptual dari perilaku pemimpin
    tersebut. Pada studi dua, peneliti mengkonstruksi
    instrumen untuk mengukur tiap kategori dan
    memvalidasinya pada beberapa organisasi.
  • Penyelidikan awal reliabilitas dan struktur
    faktor instrumen baru mendukung model 5 faktor.
    Studi 3 dilakukan untuk memvalidasi silang
    instrumen baru dan menghubungkannya dengan
    instrumen perilaku pemimpin yang telah mapan.

26
DISKUSI UMUM KETIGA HASIL-HASIL STUDI
  • Menurut Manz dan Sims (1987) berpendapat bahwa
    keunikan peran pemimpin yang mengempower kelompok
    kerja bersandarkan pada komitmen pada filosofi
    bahwa tim-tim seharusnya melengkapi dengan baik
    fungsi kepemimpinan mereka. Peran pemimpin adalah
    memimpin yang lain untuk memimpin diri mereka
    sendiri. Oleh karena itu, perbedaan fundamental
    antara perilaku pemimpin tradisional dan yang
    diukur dengan ELQ adalah perubahan sumber kendali
    dari pemimpin kepada anggota tim.

27
DISKUSI UMUM KETIGA HASIL-HASIL STUDI
  • Studi 3 menunjukkan keunikan dan nilai ELQ dalam
    hubungan dengan ukuran perilaku pemimpin lainnya
    (LBDQ dan MPS). Ketika ELQ agak berhubungan
    (overlapped) dengan LBDQ dan MPS, namun tidak
    terlalu berlebihan bersinggungan dengan keduanya.
    Sebagai contoh, meskipun ELQ dan MPS dijalankan
    pada lingkungan yang sama, rata-rata korelasi
    keduanya hanya 0.56.
  • Dari hasil empiris dapat ditafsirkan bahwa model
    5 faktor di dalam ELQ mendapat dukungan kuat pada
    studi 2 dan 3. Di samping itu korelasi ELQ dan
    instrumen LBDQ dan MPS menunjukkan hasil yang
    tidak redundan
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com