TITRASI PENGENDAPAN Argentometri Volhard - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

TITRASI PENGENDAPAN Argentometri Volhard

Description:

TITRASI PENGENDAPAN Argentometri Volhard Djadjat Tisnadjaja * * PENDAHULUAN Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik, digunakan bila reaksi berjalan lambat atau ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:530
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 11
Provided by: DrsDj
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: TITRASI PENGENDAPAN Argentometri Volhard


1
TITRASI PENGENDAPANArgentometri Volhard
  • Djadjat Tisnadjaja

2
PENDAHULUAN
  • Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik,
    digunakan bila reaksi berjalan lambat atau jika
    tidak ada indikator yang tepat untuk menentukan
    titik ekivalen.
  • Prinsip titrasi
  • Larutan perak ditambahkan berlebih kedalam
    larutan halida,
  • Br- Ag(berlebih) AgBr (endapan)
  • Setelah reaksi sempurna endapan disaring,
    kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku
    tiosianat,
  • Ag SCN- AgSCN (larutan)

3
  • Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut
    berwarna merah hasil reaksi Fe3 dengan ion
    tiosianat
  • Fe3 SCN- (Fe(SCN))2
  • Reaksi harus dalam suasana asam karena kalau
    dalam suasana basa akan mudah sekali terbentuk
    endapan Fe(OH)3
  • Ksp Fe(OH)3 2.10-39 mol3L-3
  • Dalam titrasi biasa digunakan (Fe3) 10-2 M

4
  • Metoda Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag
    dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil,
    suasana asam akan mencegah hidrolisis dari
    indikator Fe3. Jika metode ini dilakukan dalam
    suasana netral akan terganggu oleh endapan dari
    kation-kation lain.
  • Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung
    Ag dengan larutan CNS-, atau tidak langsung pada
    penentuan Cl-, Br- dan I-.
  • Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak
    terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr
    AgCNS, sedangkan kelarutan AgIltAgCNS.
  • Kesalahan titrasi Cl- terjadi jika endapan AgCl
    bereaksi lanjut dengan CNS.
  • AgCl(p) CNS- AgCNS Cl-

5
  • Karena kelarutan AgCNS lt AgCl maka reaksi diatas
    akan bergeser ke arah kiri, sehingga hasil
    analisis Cl- akan lebih kecil. Hal ini dapat
    dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau
    penambahan nitrobenzen sebelum titrasi dengan
    CNS-. Nitrobenzen menjadi lapisan minyak yang
    memisahkan endapan dari CNS-.

6
ARGENTOMETRI FAJANS
  • Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi,
    yakni senyawa organik yang teradsorpsi ke
    permukaan padat dari endapan (koloidal) selama
    proses titrasi berlangsung.
  • Contoh Floureseins sebagai anion floureseinat
    (hijau kuning) bereaksi dengan Ag membentuk
    endapan merah intensif yang teradsorpsi ke
    permukaan endapan koloidal karena adanya pasangan
    muatan ion.
  • Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan
    endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik
    intramolekuler yang mengubah warna. Gejala
    tersebut digunakan untuk mendeteksi titik akhir
    titrasi pengendapan garam-garam perak.

7
  • Suatu endapan cenderung lebih mudah mengadsorpsi
    ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan
    satu dari ion-ion dalam kisi endapan. Jadi, Ag
    atau Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan
    AgCl daripada ion Na ataupun NO3-. Anion yang
    ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan
    sekunder.
  • Fluoresein adalah senyawa asam organik lemah,
    membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat
    diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl-
    berlebih. Akan tetapi saat Ag berlebih akan
    terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan
    Ag yang melapisi endapan, diikuti perubahan
    warna menjadi pink.

8
Faktor-faktor yang yang dipertimbangkan dalam
pemilihan indikator adsorpsi
  1. Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi
    partikel besar, karena akan menurunkan dengan
    tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap
    ndikator. Jika itu terjadi, diatasi dengan
    penambahan dextrin, sebagai koloid pelindung agar
    endapan terdispersi lebih banyak. Dengan adanya
    dextrin perubahan warna menjadi reversibel, dan
    setelah lewat TE dapat dapat dititrasi balik
    dengan larutan baku Cl-.
  2. Adsorpsi indikator harus terjadi sesaat sebelum
    TE dan makin cepat pada TE

9
Faktor-faktor yang yang dipertimbangkan dalam
pemilihan indikator adsorpsi
  1. pH larutan harus terkontrol agar dapat
    mempertahankan konsentrasi ion dari indikator
    asam lemah maupun basa. Misalnya flouresein dalam
    larutan lebih asam dari pH 7 akan melepas
    floureseinat lebih sedikit sehingga perubahan
    warna sulit diamati. Flouresein hanya dapat
    digunakan pada pH 7 10.
  2. Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya
    berlawanan dengan ion penitrasi. Adsorpsi
    indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan
    titran.

10
Indikator
Indikator Analit Titran Kondisi reaksi
Dikloroflouresein Cl- Ag pH 4
Flouresein Cl- Ag pH 7 8
Eosin Br-, I-, SCN- Ag pH 2
Thorin SO42- Ba2 pH 1, - 3,5
Hijau Bromkresol SCN- Ag pH 4-5
Ungu metil Ag Cl- Lar. Asam
Rhodamin 6G Ag Br- HNO3 s/d 0,3 M
Ortokrom T Pb2 CrO42- Lar netral 0,02 M
Biru bromfenol Hg22 Cl- Lar 0,1 M
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com