Title: REFLEKSI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH
1REFLEKSI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SEKOLAH
2Pendahuluan
- Pola pembelajaran matematika yang masih
mekanistik, indoktrinasi, tanpa nilai, tes
oriented, berpusat pada guru dll. - Sedangkan pendidikan adalah upaya sadar yang
dilakukan agar peserta didik atau siswa dapat
mencapai tujuan tertentu untuk mencapai
kedewasaan. - Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan, maka diperlukan sesuatu yang
digambarkan sebagai kendaraan untuk membawa
siswa ke tujuan tertentu. - Dengan demikian pembelajaran matematika adalah
kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika
sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan
tertentu -
3KARAKTERISTIK MATEMATIKA
- MEMILIKI OBJEK KAJIAN ABSTRAK
- POLA PIKIRNYA DEDUKTIF
- BERDASARKAN KEBENARAN KONSISTENSI
- MEMILIKI SIMBOL KOSONG DARI ARTI(SEBELUM MASUK
DALAM SEMESTA TERTENTU) - BERTUMPU PADA KESEPAKATAN
- TAAT KEPADA SEMESTANYA
4Obyek Matematika
- FAKTA
- KONSEP
- OPERASI
- PRINSIP
ABSTRAK
TEORI BELAJAR PIAGET, BRUNER, VYGOTSKY, AUSUBEL,
MERUPAKAN SUMBER KESULITAN GURU UNTUK
MENGAJARKANNYA AGAR SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL PESERTA DIDIK
5Matematika Sekolah
- Matematika sekolah memuat bagian-bagian
matematika yang dipilih dan berorientasi kepada
kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK - Dapat digunakan pola pikir induktif dalam
pembelajarannya - Dapat dimulai dengan fakta-fakta konkrit
6Tujuan Pembelajaran Matematika
- Mengapa siswa perlu belajar matematika ?
- Apakah tidak mubadzir siswa-siswa diajarkan
matematika? - Tujuan pembelajaran matematika
- Ada dua tujuan pembelajaran matematika yaitu
tujuan yang bersifat formal dan bersifat
material. - Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan
kepada penataan nalar dan membentuk kepribadian. - Tujuan yang bersifat material lebih menekankan
kepada kemampuan menerapkan matematika dan
ketrampilan metematika. -
7Renungkan contoh berikut?
- Pada pembelajaran operasi pembagian pecahan di
sekolah dasar. Tentunya siswa diharapkan mampu
dalam melakukan operasi pembagian, misalnya 2
2/3 . Dengan cara membalik 2/3 menjadi 3/2,
kemudian mengalikannya dengan 2 diperoleh 3. - Apakah hanya sebatas itu tujuan Pembelajarannya?
8Nilai-nilai Dalam Pendidikan Matematika
- Pembentukan nilai dalam pembelajaran matematika
dapat terjadi dengan dua cara, yaitu - akibat penguasaan materi matematika secara baik
(by change) - Melaksanakan pembelajaran yang dirancang untuk
memperoleh nilai tersebut. (by design)
9Pembentukan Nilai
- Pembentukan nilai akibat dari penguasaan secara
baik dapat digambarkan sebagai berikut - Lingkaran dalam memberikan gambaran penguasaan
materi matematika. - Lingkaran tengah memberikan gambaran tentang
nilai-nilai matematika yang langsung didapatkan
dari penguasaan matematika, misalnya penataan
nalar, ketelitian, kecermatan, kritis, obyektif.
- Lingkaran yang di luar menggambarkan nilai-nilai
yang tidak secara langsung diperoleh dari
penguasaan materi matematika. Nilai tersebut
diperoleh dari karakteristik matematika ataupun
dari nilai-nilai langsung yang digambarkan pada
lingkaran tengah.
10Pembentukan nilai juga dapat dilakukan dengan
merancang pembelajarannya yang secara sengaja
memasukkan nilai-nilai dalam tujuan
pembelajarannya
- Sebagai contoh dapat disajikan kegiatan belajar
mengajar pada siswa SLTP topik jajargenjang - siswa diberikan sebuah segitiga ABC. Pada salah
satu titik tengah sisi segitiga ABC misal titik
P titik tengah dari AC, siswa diminta memutar
segitiga ABC searah jarum jam sebesar 180o. Bila
segitiga pada letak awal dan akhir dijiplak maka
diperoleh sebuah bangun segiempat yang diberi
nama jajr genjang ABCB. - Siswa diminta mengamati hasil kerjanya dan
mencari sisi-sisi dan sudut yang sama, sebagai
akibat pemutaran itu. Temuan masing-masing
ditulis.
11 - Berdasar temuan masing-masing siswa, siswa yang
bersangkutan diminta membuat kalimat definisi. - Tentu akan diperoleh beberapa definisi sesuai
dengan temuan siswa - Guru mencermati setiap definsi yang didapatkan
oleh siswa dan mendiskusikan mana yang benar dan
mana yang salah. - Selanjutnya secara bersama-sama dengan siswa guru
menentukan sifat-sifat jajargenjang dari suatu
definsi yang ditemukan dari siswa. - Diperolehnya sifat demokratis sifat keberanian
dalam mengemukakan pendapat, terbuka, membuat dan
menerima kesepakatan
12Perubahan Paradigma Pembelajaran Matematika
- Perubahan dari paradigma mengajar ke paradigma
belajar. - Transfer pengetahuan ke konstruksi pengetahuan
- Pembelajaran beorientasi guru ke siswa
- dominasi oleh guru ke aktivitas optimal siswa
- Mekanistik ke konseptual
- pertanyaan apa dan bagaimana ke pertanyaan
mengapa - Indoktrinasi ke rasional
- Ranah kognitif saja ke semua ranah
- Pencapaian tujuan material saja ke semua tujuan
(material dan formal) - Pembelajaran minim nilai ke eksplorasi banyak
nilai
13Perubahan Paradigma Evaluasi Pembelajaran
Matematika
- Evaluasi yang menekankan produk saja ke evaluasi
hasil dan proses. Tes objektif ke tes uraian - Evaluasi dengan sedikit model ke banyak model
- Evaluasi hanya sebatas tujuan material ke
evaluasi tujuan material dan formal termasuk
nilai - Evaluasi hanya sebatas ranah kognitif ke semua
ranah - Evaluasi hanya dengan tes tertulis ke berbagai
macam alat evaluasi - Evaluasi yang bersifat diskrit ke kontinyu
- Evaluasi yang bersifat sentralistik ke
desentralistik