PENGELUARAN NEGARA - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

PENGELUARAN NEGARA

Description:

PENGELUARAN NEGARA ENDRI SANOPAKA, S.Sos STISIPOL RAJA HAJI * * ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: PROSES POLITIK Dalam negara yang demokratis, perancangan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:58
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 35
Provided by: word1237
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PENGELUARAN NEGARA


1
PENGELUARAN NEGARA
  • ENDRI SANOPAKA, S.Sos
  • STISIPOL RAJA HAJI

2
TEORI PENGELUARAN NEGARA
  • Musgrave dan Rostow
  • Perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan
    tahap perkembangan ekonomi dari suatu negara
  • Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan
    pengeluaran negara yang besar untuk investasi
    pemerintah, utamanya untuk menyediakan
    infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan,
    pendidikan, dll
  • Pada tahap menengah pembangunan ekonomi,
    investasi tetap diperlukan untuk pertumbuhan
    ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta
    sudah mulai berkembang
  • Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi,
    pengeluaran pemerintah tetap diperlukan, utamanya
    untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
    misalnya peningkatan pendidikan, kesehatan,
    jaminan sosial dsb.

3
TEORI PENGELUARAN NEGARA
  • Wagner
  • Berdasarkan pengamatan dari negara-negara maju,
    disimpulkan bahwa dalam perekonomian suatu
    negara, pengeluaran pemerintah akan meningkat
    sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita
    negara tersebut.
  • Di negara-negara maju, kegagalan pasar bisa saja
    terjadi, menimpa industri-industri tertentu dari
    negara tersebut. Kegagalan dari suatu industri
    dapat saja merembet ke industri lain yang saling
    terkait. Di sini diperlukan peran pemerintah
    untuk mengatur hubungan antara masyarakat,
    industri, hukum, pendidikan, dll

4
TEORI PENGELUARAN NEGARA
  • Peacock dan Wiseman
  • Kebijakan pemerintah untuk menaikkan pengeluaran
    negara tidak disukai oleh masyarakat, karena hal
    itu berarti masyarakat harus membayar pajak lebih
    besar
  • Masyarakat mempunyai sikap toleran untuk membayar
    pajak sampai pada suatu tingkat tertentu. Apabila
    pemerintah menetapkan jumlah pajak di atas batas
    toleransi masyarakat, ada kecenderungan
    masyarakat untuk menghindar dari kewajiban
    membayar pajak. Sikap ini mengakibatkan
    pemerintah tidak bisa semena-mena menaikkan pajak
    yang harus dibayar masyarakat
  • Dalam kondisi normal, dengan berkembangnya
    perekonomian suatu negara akan semakin berkembang
    pula penerimaan negara tersebut, walaupun
    pemerintah tidak menaikkan tarif pajak.
    Peningkatan penerimaan negara akan memicu
    peningkatan pengeluaran dari negara tersebut.

5
TEORI PENGELUARAN NEGARA
  • Peacock dan Wiseman
  • Dalam kondisi tidak normal, misalnya dalam
    keadaan perang, pemerintah memerlukan pengeluaran
    negara yang lebih besar. Keadaan ini membuat
    pemerintah cenderung meningkatkan pungutan pajak
    kepada masyarakat. Peningkatan pungutan pajak
    dapat mengakibatkan investasi swasta berkurang,
    dan perkembangan perekonomian menjadi terkendala.
  • Perang tidak bisa dibiayai dari pajak saja.
    Pemerintah terpaksa cari pinjaman untuk biaya
    perang. Setelah perang selesai pemerintah harus
    membayar angsuran pinjaman dan bunga. Oleh
    karenanya pajak tidak akan turun ke tingkat
    semula walaupun perang sudah selesai.
  • Setelah perang selesai, pengeluaran negara akan
    turun dari tingkat pengeluaran negara saat
    perang, namun masih lebih tinggi dari tingkat
    pengeluaran negara sebelum perang. Sementara itu
    pengeluaran swasta akan meningkat, namun masih
    masih dibawah tingkat pengeluaran swasta sebelum
    perang

6
KEWAJIBAN NEGARA DAN KAITANNYA DENGAN
PENGELUARAN NEGARA
  • Kewajiban negara dalam rangka menjaga
    kelangsungan kedaulatan negara (pemerintah) dan
    meningkatkan kemakmuran masyarakat, mencakup
  • mempersiapkan, memelihara, dan melaksanakan
    keamanan negara
  • menyediakan dan memelihara fasilitas untuk
    kesejahteraan sosial dan perlindungan sosial,
    termasuk
  • fakir miskin
  • jompo
  • yatim piatu
  • masyarakat miskin
  • pengangguran
  • menyediakan dan memelihara fasilitas kesehatan
  • menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan
  • Sebagai konsekuensi pelaksanaan kewajibannya,
    pemerintah perlu dana yang memadai, dianggarkan
    melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus
    dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas Daerah

7
MACAM-MACAM PENGELUARAN NEGARA
  • Menurut Organisasi
  • Pemerintah Pusat
  • Pemerintah Propinsi
  • Pemerintah Kabupaten/Kota
  • Menurut Sifat
  • Pengeluaran Investasi
  • Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja
  • Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat
  • Pengeluaran Penghematan Masa Depat
  • Pengeluaran Yang Tidak Produktif

8
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT
  • Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat
    dibedakan menjadi
  • Pengeluaran untuk Belanja
  • Belanja Pemerintah Pusat
  • Belanja Pegawai
  • Belanja Barang
  • Belanja Modal
  • Pembayaran Bunga Utang
  • Subsidi
  • Belanja Hibah
  • Bantuan Sosial
  • Belanja Lain-lain
  • Dana yang dialokasikan ke Daerah
  • Dana Perimbangan
  • Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

9
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT
  • Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat
    dibedakan menjadi
  • Pengeluaran untuk Pembiayaan
  • Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah
  • Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
  • Pembiayaan lain-lain

10
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI
  • Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan
    menjadi
  • Pengeluaran untuk Belanja
  • Belanja Operasi, yang terdiri dari
  • Belanja Pegawai
  • Belanja Barang dan jasa
  • Belanja Pemeliharaan
  • Belanja perjalanan Dinas
  • Belanja Pinjaman
  • Belanja Subsidi
  • Belanja Hibah
  • Belanja Bantuan Sosial
  • Belanja Operasi Lainnya
  • Belanja Modal, terdiri dari
  • Belanja Aset Tetap
  • Belanja aset lain-lain
  • Belanja tak tersangka

11
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI
  • Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan
    menjadi
  • Bagi hasil pendapatan ke kabupaten/kota/desa,
    terdiri dari
  • Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota
  • Bagi hasil retribusi ke Kabupaten/Kota
  • Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota
  • Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
  • Pembayaran Pokok Pinjaman
  • Penyertaan modal pemerintah
  • Belanja investasi Permanen
  • Pemberian pinjaman jangka panjang

12
PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
  • Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara
    dibedakan menjadi
  • Pengeluaran untuk Belanja
  • Belanja Operasi, yang terdiri dari
  • Belanja Pegawai
  • Belanja Barang dan jasa
  • Belanja Pemeliharaan
  • Belanja perjalanan Dinas
  • Belanja Pinjaman
  • Belanja Subsidi
  • Belanja Hibah
  • Belanja Bantuan Sosial
  • Belanja Operasi Lainnya
  • Belanja Modal, terdiri dari
  • Belanja Aset Tetap
  • Belanja aset lain-lain
  • Belanja tak tersangka

13
PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
  • Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara
    dibedakan menjadi
  • Bagi hasil pendapatan ke desa/kelurahan, terdiri
    dari
  • Bagi hasil pajak ke Desa/Kelurahan
  • Bagi hasil retribusi ke Desa/Kelurahan
  • Bagi hasil pendapatan lainnya ke Desa/Kelurahan
  • Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
  • Pembayaran Pokok Pinjaman
  • Penyertaan modal pemerintah
  • Pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah
    Pusat/Kepala Daerah otonom Lainnya

14
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARAMENURUT SIFATNYA
  • PENGELUARAN INVESTASI
  • Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah
    kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa datang
  • Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan jalan
    tol, pelabuhan, bandara, satelit, peningkatan
    kapasitas SDM, dll
  • PENGELUARAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
  • Pengeluaran untuk menciptakan lapangan kerja,
    serta memicu peningkatan kegiatan perekonomian
    masyarakat
  • PENGELUARAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
  • Pengeluaran yang mempunyai pengaruh langsung
    terhadap kesejahteraan masyarakat, atau
    pengeluaran yang dan membuat masyarakat menjadi
    bergembira
  • Misalnya pengeluaran untuk pembangunan tempat
    rekreasi, subsidi, bantuan langsung tunai,
    bantuan korban bencana, dll

15
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARAMENURUT SIFATNYA
  • PENGELUARAN PENGHEMATAN MASA DEPAN
  • Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat
    langsung bagi negara, namun bila dikeluarkan saat
    ini akan mengurangi pengeluaran pemerintah yang
    lebih besar di masa yang akan datang
  • Pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan
    masyarakat, pengeluaran untuk anak-anak yatim,
    dll
  • PENGELUARAN YANG TIDAK PRODUKTIF
  • Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat secara
    langsung kepada masyarakat, namun diperlukan oleh
    pemerintah
  • Misalnya pengeluaran untuk biaya perang

16
PENGELUARAN NEGARA DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PEREKONOMIAN
  • Ada beberapa sektor perekonomian yang umumnya
    terpengaruh oleh besar atau kecilnya pengeluaran
    negara, antara lain
  • Sektor produksi
  • Sektor distribusi
  • Sektor konsumsi masyarakat
  • Sektor keseimbangan perekonomian

17
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
PRODUKSI
  • Pengeluaran negara secara langsung atau tidak
    langsung berpengaruh terhadap sektor produksi
    barang dan jasa
  • Dilihat secara agregat pengeluaran negara
    merupakan faktor produksi (money), melengkapi
    faktor-faktor produksi yang lain (man, machine,
    material, method, management)
  • Pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang dan
    jasa akan berpengaruh secara langsung terhadap
    produksi barang dan jasa yang dibutuhkan
    pemerintah.
  • Pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan
    akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap
    perekonomian, karena pendidikan akan menghasilkan
    SDM yang lebih berkualitas. Dengan SDM yang
    berkualitas produksi akan meningkat.

18
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
DISTRIBUSI
  • Pengeluaran negara secara langsung atau tidak
    langsung berpengaruh terhadap sektor distribusi
    barang dan jasa
  • Misalnya, subsidi yang diberikan oleh masyarakat
    menyebabkan masyarakat yang kurang mampu dapat
    menikmati barang/jasa yang dibutuhkan, misalnya
    subsidi listrik, pupuk, BBM, dll
  • Pengeluaran pemerintah untuk biaya pendidikan
    SD-SLTA membuat masyarakat kurang mampu dapat
    menikmati pendidikan yang lebih baik (paling
    tidak sampai tingkat SLTA). Dengan pendidikan
    yang lebih baik, diharapkan masyarakat tersebut
    dapat meningkatkan taraf hidupnya di masa yang
    akan datang
  • Apabila pemerintah tidak mengeluarkan dana untuk
    keperluan tersebut, maka distribusi pendapatan,
    barang, dan jasa akan berbeda. Hanya masyarakat
    mampu saja yang akan menikmati tingkat kehidupan
    yang lebih baik, sementara masyarakat kurang
    mampu tidak memperoleh kesempatan untuk
    meningkatkan tara hidupnya.

19
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
KONSUMSI MASYARAKAT
  • Pengeluaran negara secara langsung atau tidak
    langsung berpengaruh terhadap sektor konsumsi
    masyarakat atas barang dan jasa
  • Dengan adanya pengeluaran pemerintah untuk
    subsidi, tidak hanya menyebabkan masyarakat yang
    kurang mampu dapat menikmati suatu barang/jasa,
    namun juga menyebabkan masyarakat yang sudah
    mampu akan mengkonsumsi produk/jasa lebih banyak
    lagi
  • Kebijakan pengurangan subsidi, misalnya BBM, akan
    menyebabkan harga BBM naik, dan kenaikan harga
    BBM akan menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap
    BBM turun

20
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
  • Untuk mencapai target-target peningkatan PDB,
    pemerintah dapat mengatur alokasi dan tingkat
    pengeluaran negara.
  • Misalnya dengan mengatur tingkat pengeluaran
    negara yang tinggi (untuk sektor-sektor
    tertentu), pemerintah dapat mengatur tingkat
    employment (menuju full employment)
  • Apabila target penerimaan tidak memadai untuk
    membiayai pengeluaran tersebut, pemerintah dapat
    membiayainya dengan pola defisit anggaran

21
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA
  • Analisis kebijakan program pengeluaran negara
    diperlukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
    equity dari suatu kebijakan pengeluaran negara.
  • Analisis kebijakan pengeluaran negara dapat
    dilakukan melalui 10 tahap kegiatan, mencakup
  • perlunya program pengeluaran negara
  • kegagalan pasar yang terjadi pada program
    pengeluaran negara
  • alternatif-alternatif intervensi pemerintah
    melalui program pengeluaran negara
  • rancangan feature khusus dari program pengeluaran
    negara
  • respon sektor swasta
  • konsekuensi efisiensi
  • trade-off efisiensi-ekuiti
  • sasaran kebijakan publik
  • proses politik

22
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARAPERLUNYA
PROGRAM PENGELUARAN NEGARA
  • Analisis kebijakan program pengeluaran negara
    dapat diawali dengan melakukan investigasi
    terhadap
  • riwayat dari program tersebut, apa yang
    melatarbelakangi program tersebut
  • lingkungan sekitar atau kondisi yang membentuk
    dan mempengaruhi program tersebut
  • Siapa yang menjadi target dari program tersebut
  • Kebutuhan apa yang ingin dicapai dari program
    tersebut

23
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARAPERLUNYA
PROGRAM PENGELUARAN NEGARA
  • Sebagai contoh, program pengeluaran pemerintah
    dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) pada
    tahun 2005
  • Program tersebut dipicu kenaikan harga BBM di
    pasar internasional yang jauh melampaui prakiraan
    harga BBM yang ditetapkan pemerintah dalam APBN
    2005
  • Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan subsidi BBM
    yang dikeluarkan pemerintah menjadi membengkak,
    sementara pengguna BBM, terutama premium ke atas,
    adalah masyarakat kelas menengah ke atas. Hanya
    sedikit masyarakat kelas bawah yang menikmati
    subsidi BBM
  • Untuk mengurangi biaya subsidi BBM, pada 1
    Oktober 2005 pemerintah menaikkan harga BBM.
    Kenaikan BBM telah diprediksi akan memicu
    kenaikan harga barang-barang lain, termasuk
    barang kebutuhan pokok masyarakat.
  • BLT dirancang untuk membantu masyarakat kelas
    bawah untuk memperkecil kesulitan hidup,
    berkaitan dengan kenaikan harga-harga barang

24
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA ANALISIS
KEGAGALAN PASAR
  • Pada tahap ini perlu dicari jawaban atas
    pertanyaan apakah terjadi kegagalan pasar
    sehingga pemerintah perlu turun tangan dengan
    program pengeluaran tersebut?
  • Dalam contoh kasus program BLT, telah terjadi
    kegagalan pasar di mana pasar tidak dapat
    mengendalikan harga BBM di pasar internasional.
  • Kenaikan harga BBM di pasar internasional
    mengakibatkan perbedaan harga BBM dalam negeri
    dengan harga BBM di pasar internasional semakin
    besar, yang selanjutnya berdampak subsidi BBM
    yang harus dikeluarkan pemerintah semakin besar

25
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA ALTERNATIF
INTERVENSI PEMERINTAH
  • Pemerintah perlu mencari alternatif-alternatif
    kebijakan untuk mengatasi kegagalan pasar yang
    ada, dengan memperhatikan dampak dari
    masing-masing alternatif
  • Alternatif intervensi pemerintah dapat berupa
  • Apabila diproduksi oleh pemerintah, alternatif
    kebijakan antara lain
  • distribusi gratis
  • distribusi dengan harga di bawah harga produksi
  • distribusi dengan harga sama dengan harga
    produksi
  • Apabila Produksi oleh swasta/private, alternatif
    kebijakan antara lain
  • Subsidi pemerintah untuk produsen
  • Subsidi pemerintah untuk konsumen
  • Distribusi langsung dari pemerintah
  • Aturan pemerintah

26
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA ALTERNATIF
INTERVENSI PEMERINTAH
  • Dalam kasus program BLT, beberapa alternatif
    dapat ditempuh pemerintah
  • Pemerintah tidak melakukan kebijakan apa-apa,
    harga BBM dalam negeri tidak dinaikkan
  • kenaikan harga BBM di pasar internasional akan
    menyebabkan pengeluaran pemerintah untuk subsidi
    BBM membengkak
  • tidak ada kenaikan harga BBM, serta harga
    barang-barang lainnya
  • Kenaikan subsidi dinikmati masyarakat kelas
    menengah ke atas, sementara hanya sedikit dari
    masyarakat kelas bawah yang ikut menikmati
    subsidi BBM
  • Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri,
    tanpa memberikan BLT kepada masyarakat miskin
  • Pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM dapat
    ditekan
  • Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga
    barang-barang lain
  • Daya beli masyarakat akan berkurang, terutama
    masyarakat kelas bawah paling menderita dengan
    adanya kebijakan ini

27
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA ALTERNATIF
INTERVENSI PEMERINTAH
  • Dalam kasus program BLT, beberapa alternatif
    dapat ditempuh pemerintah
  • Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri,
    tanpa memberikan BLT kepada masyarakat miskin
  • Pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM dapat
    ditekan
  • Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga
    barang-barang lain
  • Daya beli masyarakat akan berkurang, terutama
    masyarakat kelas bawah.
  • Untuk mengurangi penderitaan masyarakat kelas
    bawah/miskin, pemerintah memberikan bantuan
    langsung tunai (BLT)

28
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA RANCANGAN
DENGAN FITURE KHUSUS
  • Setelah dipilih satu alternatif intervensi
    pemerintah melalu program pengeluaran negara,
    perlu dilihat bagaimana rancangan rinci dari
    program yang dipilih
  • Perlu ada keterbukaan dan efisiensi dalam
    rancangan program, tentang
  • siapa yang menjadi target program?
  • apa bentuk programnya?
  • bagaimana program tersebut akan dilaksanakan?
  • siapa yang bertanggungjawab melaksanakan program
    tersebut?
  • dimana program tersebut akan dilaksanakan?
  • kapan program tersebut akan dilaksanakan?

29
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA RANCANGAN
DENGAN FITURE KHUSUS
  • Dalam kasus program BLT,
  • yang menjadi target program adalah masyarakat
    miskin. Di sini perlu ada kejelasan
    kriteria-kriteria masyarakat miskin itu seperti
    apa
  • bentuk programnya berupa pemberian uang tunai
    secara langsung
  • program tersebut akan dilaksanakan dengan membuat
    kriteria tentang keluarga miskin,
    mengidentifikasi keluarga miskin, menghitung
    kebutuhan pengeluaran program, mendistribusikan
    uang tunai kepada keluarga miskin
  • yang bertanggungjawab melaksanakan program
  • penentuan kriteria keluarga miskin oleh Menko
    Ekuin, Bapenas, dan BPS
  • identifikasi keluarga miskin oleh BPS
  • pendistribusian keluarga miskin oleh kantor pos
  • pendistribusian bantuan langsung tunai oleh
    kantor pos
  • program BLT dilaksanakan segera setelah kenaikan
    BBM

30
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA RESPON
SEKTOR SWASTA
  • Menilai respon sektor swasta terhadap kebijakan
    program pemerintah merupakan bagian yang sulit
    untuk dikerjakan
  • Dalam sistem perekonomian campuran, pemerintah
    tidak dapat sepenuhnya mengatur perilaku
    masyarakat atas suatu kebijakan pemerintah
  • Pihak swasta dapat saja merespon negatif terhadap
    kebijakan pemerintah. Dalam kasus BLT, banyak
    masyarakat yang berpendapat bahwa kebijakan
    pemerintah tidak mendidik masyarakat. Banyak
    masyarakat yang mengaku miskin dengan
    memanipulasi kondisi mereka sehingga sesuai
    dengan kriteria yang ditetapkan sebagai keluarga
    miskin
  • Dalam menilai konsekuensi dari suatu program,
    perlu dilihat konsekuensi jangka pendek dan
    jangka panjang. Seberapa jauh BLT dapat membantu
    masyarakat miskin? Berapa lama BLT harus
    diberikan? Bagaimana dampak BLT terhadap kondisi
    keuangan negara?

31
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA
KONSEKUENSI EFISIENSI
  • Hal yang perlu dikaji dari suatu kebijakan
    pengeluaran pemerintah, apakah terjadi
    peningkatan efisiensi atau inefisiensi setelah
    kebijakan tersebut diimplementasikan?
  • Efisiensi bisa terjadi pada sektor produksi, bisa
    pula pada sektor konsumsi
  • Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM
    dibarengi dengan BLT diharapkan
  • penggunaan BBM akan menurun, yang berdampak
    pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM juga
    akan turun
  • penerimaan masyarakat miskin akan meningkat,
    pengeluaran masyarakat akan meningkat

32
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA TRADE-OFF
EFISIENSI-EKUITI
  • Adakalanya, suatu program pengeluaran pemerintah
    dapat membuat semua pihak bahagia, dalam arti
    terjadi efisiensi dalam perekonomian, tidak ada
    pihak yang dirugikan
  • Namun dalam banyak hal, kebijakan pengeluaran
    pemerintah harus mengorbankan efisiensi untuk
    membuat semua pihak bahagia, atau mengorbankan
    pihak-pihak tertentu agar terjadi efisiensi
  • Sebagai contoh, pungutan atas pengguna jalan tol
    merupakan kebijakan yang mengorbankan efisiensi,
    karena penggunanya tidak sebanyak kalau pungutan
    ditiadakan. Namun pungutan tersebut dinilai adil,
    karena pengguna harus membayar pungutan, yang
    tidak menggunakan tidak dikenai biaya.
  • Contoh lain, kenaikan TDL membuat pengguna
    listrik akan berhemat sehingga terjadi efisiensi
    penggunaan listrik, namun kurang adil, karena ada
    sebagian masyarakat yang tidak dapat menikmati
    listrik karena adanya kenaikan tersebut.

33
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA SASARAN
KEBIJAKAN PUBLIK
  • Adakalanya, kebijakan publik dibuat bukan hanya
    didasarkan pertimbangan efisiensi ekonomi dan
    keadilan/distribusi saja, tetapi ada
    tujuan-tujuan khusus yang lain, misalnya untuk
    meningkatkan kesejahteraan pribumi, membantu
    sektor informal, dsb.
  • Dalam hal demikian, analisis kebijakan
    pengeluaran pemerintah harus diarahkan untuk
    mengukur seberapa jauh keberhasilan program untuk
    mencapai tujuan yang telah ditetapkan

34
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA PROSES
POLITIK
  • Dalam negara yang demokratis, perancangan program
    kebijakan pengeluaran pemerintah akan melibatkan
    banyak kelompok, dengan kepentingan yang berbeda
  • Program yang dibuat (merupakan hasil kompromi)
    biasanya dipengaruhi oleh pihak-pihak yang
    terlibat, terutama pihak-pihak yang memiliki
    mayoritas suara
  • Analisis proses politik dari suatu kebijakan akan
    memberikan pemahaman yang lebih baik, kenapa
    program tersebut ada, kenapa program dibuat
    seperti itu, dsb.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com