ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan) - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)

Description:

ilmu nutrisi unggas (lanjutan) kebutuhan zat-zat makanan ayam petelur periode pertumbuhan dan bertelur oleh: prof. dr. yose rizal program studi ilmu ternak – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:847
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 57
Provided by: PusatKo2
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)


1
ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)
  • KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN AYAM PETELUR PERIODE
    PERTUMBUHAN
  • DAN BERTELUR
  • Oleh PROF. DR. YOSE RIZAL
  • PROGRAM STUDI ILMU TERNAK
  • PROGRAM PASCASARJANA
  • UNIVERSITAS ANDALAS

2
PENDAHULUAN
  • 1. Permasalahan yang sering dihadapi pada
  • pemeliharaan ayam petelur yaitu terjadinya
    cepat
  • dewasa kelamin yang menyebabkan ukuran telur
  • menjadi kecil seperti pada tabel berikut.
  • TABEL. Umur dewasa kelamin dan produksi ukuran
    telur

Umur Dewasa Kelamin Produksi Telur () Produksi Telur () Ukuran Telur ( large) Ukuran Telur ( large)
Umur Dewasa Kelamin 1820 minggu 35 minggu 30 minggu 63 minggu
15 minggu 18 minggu 21 minggu 32.0 12.0 0 92 92 91 17 21 37 44 65 69
3
  • 2. Dewasa ini ukuran tubuh (BB) lebih penting
    dari
  • pada umur untuk mulai bertelur dalam
    menentukan ukuran telur awal pada ayam petelur
    seperti pada tabel berikut.
  • TABEL. Pengaruh berat badan terhadap ukuran
    telur awal.

Berat Badan Pada Umur 18 Minggu (g) Berat Telur Awal (g)
1100 1200 1280 1380 46.9a 48.4b 48.8bc 49.7c
4
  • 3. Walaupun zat-zat makanan seperti protein,
    metionin dan asam linoleat dapat mempengaruhi
    ukuran telur, tetapi zat-zat makanan ini hanya
    sedikit pengaruhnya terhadap berat telur awal.
  • 4. Frame size (ukuran kerangka) berkembang
    lebih awal dan dapat dicapai pada umur 12-16
    minggu pada 90 ayam.

5
  • 5. Frame size ini juga dipakai sebagai
    indikator dalam produksi telur. Akan tetapi,
    agak sulit untuk mendapatkan ayam dara dengan
    berat badan di bawah target frame size dan
    sebaliknya melalui modifikasi terhadap ransum
    yang diberikan.
  • 6. Hubungan antara berat badan dan ukuran shank
    pada ayam petelur juga sangat komplikasi karena
    ukuran shank ini juga dipengaruhi oleh suhu
    lingkungan terlepas dari pengaruh makanan seperti
    pada tabel berikut.

6
  • TABEL. Berat badan, intake zat makanan dan
    panjang shank
  • pada Leghorn dara yang dipelihara pada
    suhu 18 dan 30 oC

Berat Badan (g) Berat Badan (g) Berat Badan (g) Intake Zat Makanan Sampai Umur 98 Hari Intake Zat Makanan Sampai Umur 98 Hari Panjang Shank Umur 98 Hari Panjang Shank Umur 98 Hari
28 hari 56 hari 98 hari Energi (Mkal ME) Protein (kg) cm Cm/kg BB
ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum
18 oC 240 601 1145a 13.6a 0.89a 9.96b 8.70
30 oC 234 591 1049b 11.1b 0.73b 10.08a 9.61
NS NS
ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum
18 oC 260a 650a 1173a 14.7a 0.80a 9.94b 8.47
30 oC 247b 559b 1002b 11.2b 0.61b 10.07a 10.05

7
  • 7. Ayam yang cepat dewasa kelamin berat
    badannya waktu mencapai dewasa kelamin hampir
    sama dengan ayam yang lambat dewasa kelamin.
  • 8. Ayam yang lambat dewasa kelamin berat
    badannya lebih rendah dari pada ayam yang cepat
    dewasa kelamin pada umur yang sama ketika ayam
    yang cepat dewasa kelamin mencapai dewasa kelamin.

8
  • 9. Pada hewan mamalia ada hubungan antara umur
    dewasa kelamin dengan kandungan lemak tubuh,
    sedangkan pada unggas tidak.
  • 10. Intake energi merupakan faktor pembatas
    pada laju pertumbuhan ayam petelur dara karena
    ayam dara ini mengkonsumsi energi dalam jumlah
    yang sama walaupun kandungan energi dan protein
    ransum berbeda-beda seperti pada tabel berikut.

9
  • TABEL. Intake energi ayam dara yang
  • sedang tumbuh (8-15 minggu)

Energi-Protein Ransum Berat Badan Umur 15 minggu (g) Intake Energi (Mkal) Intake Protein (g)
1. 2950 kkal 14 PK 2. 3100 kkal 24 PK 3. 3200 kkal 20 PK 1272 1267 1291 9.77 9.17 9.51 464c 718a 597b
10
1
  • TABEL. Pengaruh level protein terhadap
  • pertumbuhan dan intake zat-zat
    makanan
  • pada ayam dara (0-20 minggu)

Protein Ransum Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Energi 0-20 minggu (Mkal) Intake Protein 0-20 minggu (kg)
15 16 17 18 19 20 1445 1459 1423 1427 1444 1480 24.3 22.9 22.9 22.0 22.9 23.0 1.28d 1.28d 1.37cd 1.39c 1.53b 1.62a
11
  • TABEL. Pengaruh level energi terhadap
    pertumbuhan
  • dan intake zat-zat makanan pada
    ayam dara
  • (0-20 minggu) pada level PK 18

Energi Ransum (kkal ME/kg) Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Energi 0-20 minggu (Mkal) Intake Protein 0-20 minggu (kg)
2650 2750 2850 2950 3050 3150 1320c 1378bc 1422ab 1489a 1468a 1468a 20.6c 21.0bc 21.8ab 22.1ab 21.4abc 22.5a 1.40a 1.37a 1.37a 1.35ab 1.26c 1.29bc
12
PENINGKATAN INTAKE ZAT MAKANAN PADA AYAM
PETELUR DARA
  • 1. Untuk memaksimumkan intake zat makanan pada
    ayam petelur dara, ransum yang diberikan
    mengandung 16-18 PK, metionin 2 dari PK, lisin
    5 dari PK dengan tingkat energi 2800-3000
    kkal/kg.
  • 2. Pada daerah tropis ransum dengan energi
    seperti di atas tidak sesuai seperti terlihat
    pada tabel berikut.

13
  • TABEL. Pengaruh level energi terhadap
    pertumbuhan
  • dan intake zat-zat makanan ayam
    dara umur
  • 18 minggu pada suhu 18 dan 30 oC

BB Umur 126 hari (g) Total Intake Makanan (g) Intake Energi (Mkal) Intake Protein (g)
Suhu 18 oC Suhu 18 oC Suhu 18 oC Suhu 18 oC Suhu 18 oC
1. 2500 kkal ME/kg 2. 3000 kkal ME/kg 1398 1434 7.99 6.98 20.04 21.07 1330 1160
Suhu 30 oC Suhu 30 oC Suhu 30 oC Suhu 30 oC Suhu 30 oC
1. 2500 kkal ME/kg 2. 3000 kkal ME/kg 1266 1218 6.05 5.19 15.17 15.69 1010 870
14
  • 3. Dengan demikian pemberian ransum dengan
  • energi tinggi tidak sesuai untuk daerah
    tropis
  • karena konsumsi ransum di daerah tropis
  • lebih rendah. Jika energi ransum tinggi
    akan
  • menambah penurunan intake makanan,
  • sehingga intake protein juga turun.

15
PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN PADA AYAM PETELUR
DARA
  • 1. Konsep dalam pemberian ransum pada ayam
    dara akhir-
  • akhir ini didasarkan pada berat badan, bukan
    pada umur.
  • 2. Pemberian ransum starter dilakukan sampai
    ayam
  • mencapai berat tertentu dan biasanya berat
    ini dicapai
  • pada umur 10-12 minggu.

16
  • 3. Program pemeliharaan seperti ini menjadi
  • mahal kira-kira seharga 2 butir telur dari
    pada
  • program pemberian ransum starter selama 6
  • minggu, sementara produksi telur yang
  • akan diperoleh jauh lebih baik dari pada
  • program pemberian ransum starter 6 minggu
  • tersebut.

17
  • 4. Susunan ransum yang dianjurkan sebagai
    berikut
  • Starter 18-19 PK dengan 2750-2900 kkal ME/kg
  • Mulai umur sehari sampai mencapai berat target.
  • Grower 15-16 PK dengan 2750-2900 kkal ME/kg
  • Mulai umur mencapai berat target sampai berat
    dewasa kelamin.
  • Prelay atau layer 16-18 PK dengan 2750-2900
    kkal ME/kg
  • Mulai berat dewasa kelamin sampai bertelur.

18
  • 5. Kebutuhan protein ayam dara ditujukan untuk
    hidup pokok, dan pertumbuhan daging dan bulu.
  • 6. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan jaringan
    dapat dihitung dengan mengalikan pertambahan
    berat badan (gram) dengan 18 (kandungan protein
    jaringan) dan dibagi 61 (EPP).

19
  • 7. Kehilangan nitrogen setiap hari pada ayam
    dengan berat badan 1 kg kira-kira 250 mg x 6.25
    1.6 g protein.
  • 8. Kebutuhan protein untuk hidup pokok yaitu 1.6
    g 61 2.6 g/kg BB.

20
  • 9. Pertumbuhan bulu seekor ayam kira-kira 7 dari
    berat badan. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan
    bulu ini 7 x pbb (g) x 82 (kandungan protein
    bulu), lalu dibagi dengan 61.
  • 10. Kebutuhan protein ayam setiap hari (daily
    gain x 0.18)/0.61 (BB x 0.0016)/0.61 (daily
    gain x 0.07 x 0.82)/0.61

21
  • 11. Berat badan ideal yang akan dicapai sesuai
  • umur berbeda antara bangsa ayam
  • Leghorn 400, 900 dan 1300 g pada umur 6,
  • 12 dan 18 minggu.
  • Petelur coklat 500, 1000 dan 1500 g pada
  • umur 6, 12 dan 18
    minggu.

22
  • 12. Untuk mendapatkan ukuran telur yang besar
  • atau kecil dapat dilakukan dengan mengatur
  • berat badan waktu mencapai dewasa kelamin
  • yang bisa dilakukan dengan mengatur
  • pemberian cahaya dan umur pemindahan ke
  • kandang layer.

23
  • 13. Pengaturan ukuran telur ini tidak baik
    hasilnya
  • jika diatur melalui penurunan pertumbuhan
  • dengan mengurangi makanan atau
  • menurunkan kandungan zat-zat makanan
  • karena akan menimbulkan ketidakseragaman
  • dalam berat badan ayam, produksi telur
    tidak
  • terkontrol.

24
PEMBERIAN MAKANAN SEBELUM BERTELUR (PRE-LAY
FEEDING)
  • 1. Pemberian Ca
  • Beberapa hari sebelum bertelur ayam
    mempersiapkan cadangan Ca nya untuk telur pertama
    melalui tulang medula (medullary bone). Untuk
    itu ada beberapa pemikiran dalam pemberian Ca
    sebelum ayam mulai bertelur

25
  • a. Pemberian 1 Ca sampai mencapai 5 produksi.
  • Cara ini tidak baik hasilnya karena
    ayam berhenti
  • berproduksi selama 4-5 hari setelah
    bertelur
  • pertama 2-3 butir.
  • b. Pemberian 2 Ca. Cara ini juga belum baik
  • hasilnya karena 2 Ca dalam ransum
    belum
  • mencukupi untuk produksi telur
    berkelanjutan.
  • c. Pemberian 3.5-4.0 Ca. Cara ini paling baik
  • karena bisa mencukupi untuk produksi
    telur
  • berkelanjutan.

26
  • Walaupun pemberian ransum laying (3.5 - 4.0 Ca)
    lebih awal menguntungkan, tetapi ada pula
    pendapat bahwa pemberian Ca terlalu banyak pada
    ayam yang belum berproduksi bisa menimbulkan
    masalah pada ginjal. Masalah ini tidak selalu
    benar karena hasil penelitian menunjukkan bahwa
    Ca bisa dikeluarkan melalui feses dan urin.
    Kondisi ini menyebabkan ayam banyak minum. Ayam
    yang banyak minum ini akan menyebabkan kotorannya
    basah sepanjang hidupnya seperti hasil penelitian
    berikut

27
TABEL. Pengaruh Level Ca dalam Ransum
Sebelum Bertelur Terhadap Kandungan Air
Ekskreta ().
Pemberian Ca Umur Ayam (hari) Umur Ayam (hari) Umur Ayam (hari) Umur Ayam (hari)
Pemberian Ca 147 175 196 245
1 2 3 4 71.4 71.6 72.1 77.0 78.7 77.2 77.7 80.0 75.3 73.9 74.1 76.0 65.5 63.9 63.9 69.4
28
  • 2. Pemberian ransum Ca tinggi yang dimulai lebih
    awal (umur 10-12 minggu) dapat menimbulkan kasus
    urolithiasis, tetapi jika pemberian Ca tinggi ini
    dimulai pada umur 2-3 sebelum dewasa kelamin
    tidak menimbulkan urothiliasis.

29
  • 3. Pemberian makanan untuk memanipulasi berat
    badan beberapa hari sebelum bertelur tidak ada
    dipraktekkan orang karena sudah terlambat saatnya
    untuk memanipulasi berat badan tersebut, kecuali
    jika terdapat kesalahan dalam manajemen
    pemeliharaan sebelumnya, sehingga didapatkan
    berat badan yang tidak ideal untuk berproduksi.
    Usaha ini tidak dapat mengkoreksi pertumbuhan
    kerangka, walaupun berat badannya cukup baik.

30
  • 4. Ransum yang diberikan sebelum bertelur ini
    biasanya kandungan energinya ditingkatkan,
    sehingga terbentuk lemak labil sebagai cadangan
    energi yang diperlukan ketika ayam mulai
    bertelur.

31
  • 5. Peningkatan pemberian asam linoleat sebelum
    bertelur tidak begitu besar pengaruhnya
    dibandingkan dengan peningkatan pemberian
    metionin.

32
  • 6. Pengurangan pemberian makanan (pre-pause)
    ketika ayam mencapai umur 18 minggu atau ketika
    produksi telur 1 yang dilakukan selama 10-14
    hari menimbulkan ayam kehilangan berat badan.
    Kemudian diberi ransum normal kembali dan pada
    umur 22 minggu produksi telur akan normal kembali
    dengan ukuran telur meningkat 1-1.5 g per butir.

33
PEMBERIAN MAKANAN AYAM PETELUR SEDANG
BERTELUR
  • 1. Mempertahankan keseimbangan antara zat-zat
    makanan dengan energi merupakan konsep yang
    penting dalam pemberian makanan ayam petelur yang
    sedang berproduksi.

34
  • 2. Zat-zat makanan dan energi dalam ransum yang
    biasa diberikan setiap hari bagi seekor ayam
    petelur yang sedang berproduksi yaitu
  • - Protein kasar 17 g
  • - Metionin 360 mg
  • - Metionin Cystine 640 mg
  • - Lysine 720 mg
  • - Ca 3.5 g
  • - P tersedia 0.4 g

35
  • 3. Jika intake makanan berubah, maka komposisi
    zat makanan dan energi juga berubah seperti pada
    tabel berikut

36
  • TABEL. Komposisi Zat Makanan dan Energi
    Berdasarkan
  • Intake Makanan Harian

Zat-zat Makanan dan Energi Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian
Zat-zat Makanan dan Energi 110 g 100 g 90 g 80 g 70 g
Protein Kasar () Ca () P tersedia () ME (kkal/kg) 15.5 3.4 0.38 2700 17.0 3.5 0.40 2800 19.0 3.6 0.45 2915 20.5 3.8 0.5 3025 22.1 4.0 0.55 3080
Lysine () Methionine () Met Cys () Tryptophan () 0.68 0.32 0.55 0.14 0.72 0.36 0.64 0.15 0.77 0.41 0.71 0.17 0.84 0.47 0.80 0.18 0.91 0.56 0.91 0.20
37
  • 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
    rekomendasi perlu diperhatikan
  • a. Jangan gunakan ayam dara yang
  • underweight karena ayam ini tidak
  • akan sanggup untuk berproduksi
  • tinggi.

38
  • 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
    rekomendasi perlu diperhatikan
  • b. Tingkatkan level energi dalam
  • ransum melalui penambahan minyak
  • (min. 2850 kkal ME/kg).

39
  • 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
    rekomendasi perlu diperhatikan
  • c. Kurangi penggunaan ransum yang
  • berserat tinggi.
  • d. Kurangi protein kasar (maks. 17).

40
  • 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
    rekomendasi perlu diperhatikan
  • e. Pertahankan level metionin.
  • f. Tingkatkan mineral-vitamin premix.

41
  • 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
    rekomendasi perlu diperhatikan
  • g. Pertahankan Ca (3.5) dan P (0.4).
  • h. Jika timbul masalah dengan kulit telur
  • perhatikan level NaCl.

42
  • 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
    rekomendasi perlu diperhatikan
  • i. Tambahkan vitamin C (300 mg/Kg).
  • j. Tingkatkan frekuensi pemberian ransum
  • dan berikan waktu suhu udara agak
  • dingin.

43
  • 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
    rekomendasi perlu diperhatikan
  • k. Berikan air minum yang dingin.
  • l. Gunakan ransum dalam bentuk crumble atau
  • mash yang ukuran partikelnya besar.
  • m. Jangan mengganti ransum.

44
  • 5. Phase Feeding
  • a. Phase Feeding terbagi dua phase feeding I
    dan II
  • b. Pengurangan protein dan AA dalam ransum
    terjadi
  • pada fase II karena ayam semakin tua.
  • c. Tujuannya untuk mengurangi biaya pakan dan
  • mengurangi ukuran telur.

45
  • 5. Phase Feeding
  • d. Pengurangan protein dan AA dapat mengurangi
  • ukuran telur sekaligus produksi telur.
  • e. Pengurangan protein dan AA ini tergantung
    pada suhu
  • lingkungan, umur ayam, produksi telur, dan
    tingkat
  • energi ransum.

46
  • 5. Phase Feeding
  • f. Pengurangan protein ini dimulai dari
  • 17 menjadi 16 ketika produksi
  • telur 80, dari 16 menjadi 15
  • ketika produksi telur 70.
  • g. Pengurangan P tersedia juga dapat
  • dilakukan dari 0.40 menjadi 0.34.

47
TABEL. Perubahan Ransum Pada Phase Feeding
(Konsumsi Harian 100 g)
Karakteristik Ayam Karakteristik Ayam Level Ransum () Level Ransum () Level Ransum () Level Ransum ()
Umur (minggu) Produksi Telur () Protein Kasar Metionin Kalsium P tersedia
lt35 45 55 70 80 90 85 80 75 70 17.0 16.0 15.5 15.0 14.5 0.35 0.32 0.31 0.30 0.29 3.8 4.0 4.1 4.2 4.3 0.42 0.40 0.38 0.36 0.34
48
  • 6. Efek Metionin terhadap Ukuran Telur
  • a. Terjadi peningkatan ukuran telur secara
  • linier dengan penambahan metionin.
  • b. Jika ayam semakin tua, terjadi perubahan
  • respon ukuran telur terhadap penambahan
  • metionin seperti pada tabel berikut.

49
TABEL. Pengaruh Penambahan Metionin Terhadap
Ukuran Telur (g)
Umur Ayam (minggu) Metionin () Metionin () Metionin () Metionin () Metionin () Metionin ()
Umur Ayam (minggu) 0.23 0.26 0.29 0.32 0.35 0.38
25-32 38-44 51-58 64-71 49.8 53.2 56.2 56.8 51.0 55.0 57.9 59.4 51.9 56.4 59.6 59.5 52.1 56.3 59.2 59.5 52.0 56.3 59.2 59.5 52.6 57.1 60.0 60.2
50
  • 6. Efek Metionin terhadap Ukuran Telur
  • c. Sumber metionin tidak berpengaruh
  • terhadap ukuran telur (lihat tabel).
  • d. Choline dapat mengganti sebagian metionin
  • dalam ransum ayam petelur, tetapi terjadi
  • penurunan ukuran telur (lihat tabel).

51
TABEL. Pengaruh Sumber Metionin Terhadap
Ukuran Telur (Produksi Telur 80)
Level Metionin () Percobaan 1. Berat Telur (g) Percobaan 1. Berat Telur (g) Percobaan 2. Berat Telur (g) Percobaan 2. Berat Telur (g)
Level Metionin () DL Alimet DL Alimet
0.228 (basal) 0.256 0.284 0.311 0.366 54.5 56.2 56.8 57.6 58.0 54.5 55.3 56.8 57.2 57.5 51.5 53.2 55.1 55.9 57.0 51.5 52.7 56.2 55.7 56.8
52
TABEL. Pengaruh Penambahan Metionin vs
Choline Terhadap Produksi dan Ukuran Telur
Protein Ransum Penambahan Produksi Telur () Berat Telur (g)
16 - 82.8 53.2
16 0.1 Met 84.0 56.6
16 0.1 Choline 82.4 54.0
14 - 72.8 52.5
14 0.1 Met 84.5 54.9
14 0.1 Choline 78.9 51.9
53
  • 7. Perkiraan kebutuhan metionin dan metionin
    cystine untuk produksi dan berat telur
  • a. Selama puncak produksi telur (umur 38-45
    minggu)
  • kebutuhan metionin untuk berat telur lebih
    besar dari pada
  • untuk jumlah telur, sementara kebutuhan
    metionin untuk
  • jumlah telur mencapai puncaknya pada
    umur 51-58 minggu
  • (lihat tabel berikut).
  • b. Untuk itu harus hati-hati dalam mengurangi
    jumlah metionin
  • ketika ayam belum mencapai umur 60 minggu.

54
TABEL. Perkiraan Kebutuhan Metionin dan
Metionin Cystine (mg/ekor/hari)
Umur Ayam (minggu) Kriteria Telur Kriteria Telur Kriteria Telur
Umur Ayam (minggu) Jumlah Berat (g) Mass (g)
Metionin 25-32 38-45 51-58 64-71 364b 362b 384a 374ab 356b 380a 364a 357b 369b 373b 402a 378b
Metionin Sistin 25-32 38-45 51-58 64-71 608b 619b 680a 690a 610ab 636a 621ab 601b 617b 627b 691a 676a
55
  • 8. Penurunan Protein dan Asam Amino dalam Ransum
  • a. Ketika protein dan asam amino ransum
  • dikurangi terjadi kecenderungan peningkatan
  • deposisi lemak dalam tubuh.
  • b. Penurunan PK dari 17 ke 15, maka terjadi
  • peningkatan lemak hati sebesar 3-5 yang
  • menyebabkan Fatty Liver Syndrome.

56
Terima Kasih
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com