Title: ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)
1ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)
- KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN AYAM PETELUR PERIODE
PERTUMBUHAN - DAN BERTELUR
- Oleh PROF. DR. YOSE RIZAL
- PROGRAM STUDI ILMU TERNAK
- PROGRAM PASCASARJANA
- UNIVERSITAS ANDALAS
2 PENDAHULUAN
-
- 1. Permasalahan yang sering dihadapi pada
- pemeliharaan ayam petelur yaitu terjadinya
cepat - dewasa kelamin yang menyebabkan ukuran telur
- menjadi kecil seperti pada tabel berikut.
- TABEL. Umur dewasa kelamin dan produksi ukuran
telur -
-
Umur Dewasa Kelamin Produksi Telur () Produksi Telur () Ukuran Telur ( large) Ukuran Telur ( large)
Umur Dewasa Kelamin 1820 minggu 35 minggu 30 minggu 63 minggu
15 minggu 18 minggu 21 minggu 32.0 12.0 0 92 92 91 17 21 37 44 65 69
3 - 2. Dewasa ini ukuran tubuh (BB) lebih penting
dari - pada umur untuk mulai bertelur dalam
menentukan ukuran telur awal pada ayam petelur
seperti pada tabel berikut. - TABEL. Pengaruh berat badan terhadap ukuran
telur awal. -
Berat Badan Pada Umur 18 Minggu (g) Berat Telur Awal (g)
1100 1200 1280 1380 46.9a 48.4b 48.8bc 49.7c
4 - 3. Walaupun zat-zat makanan seperti protein,
metionin dan asam linoleat dapat mempengaruhi
ukuran telur, tetapi zat-zat makanan ini hanya
sedikit pengaruhnya terhadap berat telur awal. - 4. Frame size (ukuran kerangka) berkembang
lebih awal dan dapat dicapai pada umur 12-16
minggu pada 90 ayam. -
5 - 5. Frame size ini juga dipakai sebagai
indikator dalam produksi telur. Akan tetapi,
agak sulit untuk mendapatkan ayam dara dengan
berat badan di bawah target frame size dan
sebaliknya melalui modifikasi terhadap ransum
yang diberikan. - 6. Hubungan antara berat badan dan ukuran shank
pada ayam petelur juga sangat komplikasi karena
ukuran shank ini juga dipengaruhi oleh suhu
lingkungan terlepas dari pengaruh makanan seperti
pada tabel berikut.
6-
- TABEL. Berat badan, intake zat makanan dan
panjang shank - pada Leghorn dara yang dipelihara pada
suhu 18 dan 30 oC
Berat Badan (g) Berat Badan (g) Berat Badan (g) Intake Zat Makanan Sampai Umur 98 Hari Intake Zat Makanan Sampai Umur 98 Hari Panjang Shank Umur 98 Hari Panjang Shank Umur 98 Hari
28 hari 56 hari 98 hari Energi (Mkal ME) Protein (kg) cm Cm/kg BB
ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum ME 2500 kkal/kg ransum
18 oC 240 601 1145a 13.6a 0.89a 9.96b 8.70
30 oC 234 591 1049b 11.1b 0.73b 10.08a 9.61
NS NS
ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum ME 3000 kkal/kg ransum
18 oC 260a 650a 1173a 14.7a 0.80a 9.94b 8.47
30 oC 247b 559b 1002b 11.2b 0.61b 10.07a 10.05
7 -
- 7. Ayam yang cepat dewasa kelamin berat
badannya waktu mencapai dewasa kelamin hampir
sama dengan ayam yang lambat dewasa kelamin. - 8. Ayam yang lambat dewasa kelamin berat
badannya lebih rendah dari pada ayam yang cepat
dewasa kelamin pada umur yang sama ketika ayam
yang cepat dewasa kelamin mencapai dewasa kelamin.
8 -
- 9. Pada hewan mamalia ada hubungan antara umur
dewasa kelamin dengan kandungan lemak tubuh,
sedangkan pada unggas tidak. - 10. Intake energi merupakan faktor pembatas
pada laju pertumbuhan ayam petelur dara karena
ayam dara ini mengkonsumsi energi dalam jumlah
yang sama walaupun kandungan energi dan protein
ransum berbeda-beda seperti pada tabel berikut.
9- TABEL. Intake energi ayam dara yang
- sedang tumbuh (8-15 minggu)
-
Energi-Protein Ransum Berat Badan Umur 15 minggu (g) Intake Energi (Mkal) Intake Protein (g)
1. 2950 kkal 14 PK 2. 3100 kkal 24 PK 3. 3200 kkal 20 PK 1272 1267 1291 9.77 9.17 9.51 464c 718a 597b
101
- TABEL. Pengaruh level protein terhadap
- pertumbuhan dan intake zat-zat
makanan - pada ayam dara (0-20 minggu)
-
Protein Ransum Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Energi 0-20 minggu (Mkal) Intake Protein 0-20 minggu (kg)
15 16 17 18 19 20 1445 1459 1423 1427 1444 1480 24.3 22.9 22.9 22.0 22.9 23.0 1.28d 1.28d 1.37cd 1.39c 1.53b 1.62a
11- TABEL. Pengaruh level energi terhadap
pertumbuhan - dan intake zat-zat makanan pada
ayam dara - (0-20 minggu) pada level PK 18
-
Energi Ransum (kkal ME/kg) Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Energi 0-20 minggu (Mkal) Intake Protein 0-20 minggu (kg)
2650 2750 2850 2950 3050 3150 1320c 1378bc 1422ab 1489a 1468a 1468a 20.6c 21.0bc 21.8ab 22.1ab 21.4abc 22.5a 1.40a 1.37a 1.37a 1.35ab 1.26c 1.29bc
12 PENINGKATAN INTAKE ZAT MAKANAN PADA AYAM
PETELUR DARA
- 1. Untuk memaksimumkan intake zat makanan pada
ayam petelur dara, ransum yang diberikan
mengandung 16-18 PK, metionin 2 dari PK, lisin
5 dari PK dengan tingkat energi 2800-3000
kkal/kg. - 2. Pada daerah tropis ransum dengan energi
seperti di atas tidak sesuai seperti terlihat
pada tabel berikut. -
13- TABEL. Pengaruh level energi terhadap
pertumbuhan - dan intake zat-zat makanan ayam
dara umur - 18 minggu pada suhu 18 dan 30 oC
BB Umur 126 hari (g) Total Intake Makanan (g) Intake Energi (Mkal) Intake Protein (g)
Suhu 18 oC Suhu 18 oC Suhu 18 oC Suhu 18 oC Suhu 18 oC
1. 2500 kkal ME/kg 2. 3000 kkal ME/kg 1398 1434 7.99 6.98 20.04 21.07 1330 1160
Suhu 30 oC Suhu 30 oC Suhu 30 oC Suhu 30 oC Suhu 30 oC
1. 2500 kkal ME/kg 2. 3000 kkal ME/kg 1266 1218 6.05 5.19 15.17 15.69 1010 870
14 - 3. Dengan demikian pemberian ransum dengan
- energi tinggi tidak sesuai untuk daerah
tropis - karena konsumsi ransum di daerah tropis
- lebih rendah. Jika energi ransum tinggi
akan - menambah penurunan intake makanan,
- sehingga intake protein juga turun.
-
15 PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN PADA AYAM PETELUR
DARA
- 1. Konsep dalam pemberian ransum pada ayam
dara akhir- - akhir ini didasarkan pada berat badan, bukan
pada umur. - 2. Pemberian ransum starter dilakukan sampai
ayam - mencapai berat tertentu dan biasanya berat
ini dicapai - pada umur 10-12 minggu.
-
16 -
- 3. Program pemeliharaan seperti ini menjadi
- mahal kira-kira seharga 2 butir telur dari
pada - program pemberian ransum starter selama 6
- minggu, sementara produksi telur yang
- akan diperoleh jauh lebih baik dari pada
- program pemberian ransum starter 6 minggu
- tersebut.
-
17 - 4. Susunan ransum yang dianjurkan sebagai
berikut - Starter 18-19 PK dengan 2750-2900 kkal ME/kg
- Mulai umur sehari sampai mencapai berat target.
- Grower 15-16 PK dengan 2750-2900 kkal ME/kg
- Mulai umur mencapai berat target sampai berat
dewasa kelamin. - Prelay atau layer 16-18 PK dengan 2750-2900
kkal ME/kg - Mulai berat dewasa kelamin sampai bertelur.
-
18 - 5. Kebutuhan protein ayam dara ditujukan untuk
hidup pokok, dan pertumbuhan daging dan bulu. - 6. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan jaringan
dapat dihitung dengan mengalikan pertambahan
berat badan (gram) dengan 18 (kandungan protein
jaringan) dan dibagi 61 (EPP).
19 - 7. Kehilangan nitrogen setiap hari pada ayam
dengan berat badan 1 kg kira-kira 250 mg x 6.25
1.6 g protein. - 8. Kebutuhan protein untuk hidup pokok yaitu 1.6
g 61 2.6 g/kg BB.
20 - 9. Pertumbuhan bulu seekor ayam kira-kira 7 dari
berat badan. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan
bulu ini 7 x pbb (g) x 82 (kandungan protein
bulu), lalu dibagi dengan 61. - 10. Kebutuhan protein ayam setiap hari (daily
gain x 0.18)/0.61 (BB x 0.0016)/0.61 (daily
gain x 0.07 x 0.82)/0.61 -
21 - 11. Berat badan ideal yang akan dicapai sesuai
- umur berbeda antara bangsa ayam
- Leghorn 400, 900 dan 1300 g pada umur 6,
- 12 dan 18 minggu.
- Petelur coklat 500, 1000 dan 1500 g pada
- umur 6, 12 dan 18
minggu.
22 - 12. Untuk mendapatkan ukuran telur yang besar
- atau kecil dapat dilakukan dengan mengatur
- berat badan waktu mencapai dewasa kelamin
- yang bisa dilakukan dengan mengatur
- pemberian cahaya dan umur pemindahan ke
- kandang layer.
23 - 13. Pengaturan ukuran telur ini tidak baik
hasilnya - jika diatur melalui penurunan pertumbuhan
- dengan mengurangi makanan atau
- menurunkan kandungan zat-zat makanan
- karena akan menimbulkan ketidakseragaman
- dalam berat badan ayam, produksi telur
tidak - terkontrol.
24 PEMBERIAN MAKANAN SEBELUM BERTELUR (PRE-LAY
FEEDING)
- 1. Pemberian Ca
- Beberapa hari sebelum bertelur ayam
mempersiapkan cadangan Ca nya untuk telur pertama
melalui tulang medula (medullary bone). Untuk
itu ada beberapa pemikiran dalam pemberian Ca
sebelum ayam mulai bertelur -
25 - a. Pemberian 1 Ca sampai mencapai 5 produksi.
- Cara ini tidak baik hasilnya karena
ayam berhenti - berproduksi selama 4-5 hari setelah
bertelur - pertama 2-3 butir.
- b. Pemberian 2 Ca. Cara ini juga belum baik
- hasilnya karena 2 Ca dalam ransum
belum - mencukupi untuk produksi telur
berkelanjutan. - c. Pemberian 3.5-4.0 Ca. Cara ini paling baik
- karena bisa mencukupi untuk produksi
telur - berkelanjutan.
-
26 - Walaupun pemberian ransum laying (3.5 - 4.0 Ca)
lebih awal menguntungkan, tetapi ada pula
pendapat bahwa pemberian Ca terlalu banyak pada
ayam yang belum berproduksi bisa menimbulkan
masalah pada ginjal. Masalah ini tidak selalu
benar karena hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ca bisa dikeluarkan melalui feses dan urin.
Kondisi ini menyebabkan ayam banyak minum. Ayam
yang banyak minum ini akan menyebabkan kotorannya
basah sepanjang hidupnya seperti hasil penelitian
berikut
27TABEL. Pengaruh Level Ca dalam Ransum
Sebelum Bertelur Terhadap Kandungan Air
Ekskreta ().
Pemberian Ca Umur Ayam (hari) Umur Ayam (hari) Umur Ayam (hari) Umur Ayam (hari)
Pemberian Ca 147 175 196 245
1 2 3 4 71.4 71.6 72.1 77.0 78.7 77.2 77.7 80.0 75.3 73.9 74.1 76.0 65.5 63.9 63.9 69.4
28 - 2. Pemberian ransum Ca tinggi yang dimulai lebih
awal (umur 10-12 minggu) dapat menimbulkan kasus
urolithiasis, tetapi jika pemberian Ca tinggi ini
dimulai pada umur 2-3 sebelum dewasa kelamin
tidak menimbulkan urothiliasis.
29 - 3. Pemberian makanan untuk memanipulasi berat
badan beberapa hari sebelum bertelur tidak ada
dipraktekkan orang karena sudah terlambat saatnya
untuk memanipulasi berat badan tersebut, kecuali
jika terdapat kesalahan dalam manajemen
pemeliharaan sebelumnya, sehingga didapatkan
berat badan yang tidak ideal untuk berproduksi.
Usaha ini tidak dapat mengkoreksi pertumbuhan
kerangka, walaupun berat badannya cukup baik.
30 - 4. Ransum yang diberikan sebelum bertelur ini
biasanya kandungan energinya ditingkatkan,
sehingga terbentuk lemak labil sebagai cadangan
energi yang diperlukan ketika ayam mulai
bertelur.
31 - 5. Peningkatan pemberian asam linoleat sebelum
bertelur tidak begitu besar pengaruhnya
dibandingkan dengan peningkatan pemberian
metionin.
32 - 6. Pengurangan pemberian makanan (pre-pause)
ketika ayam mencapai umur 18 minggu atau ketika
produksi telur 1 yang dilakukan selama 10-14
hari menimbulkan ayam kehilangan berat badan.
Kemudian diberi ransum normal kembali dan pada
umur 22 minggu produksi telur akan normal kembali
dengan ukuran telur meningkat 1-1.5 g per butir.
33 PEMBERIAN MAKANAN AYAM PETELUR SEDANG
BERTELUR
- 1. Mempertahankan keseimbangan antara zat-zat
makanan dengan energi merupakan konsep yang
penting dalam pemberian makanan ayam petelur yang
sedang berproduksi.
34 - 2. Zat-zat makanan dan energi dalam ransum yang
biasa diberikan setiap hari bagi seekor ayam
petelur yang sedang berproduksi yaitu - - Protein kasar 17 g
- - Metionin 360 mg
- - Metionin Cystine 640 mg
- - Lysine 720 mg
- - Ca 3.5 g
- - P tersedia 0.4 g
35 - 3. Jika intake makanan berubah, maka komposisi
zat makanan dan energi juga berubah seperti pada
tabel berikut
36 - TABEL. Komposisi Zat Makanan dan Energi
Berdasarkan - Intake Makanan Harian
Zat-zat Makanan dan Energi Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian
Zat-zat Makanan dan Energi 110 g 100 g 90 g 80 g 70 g
Protein Kasar () Ca () P tersedia () ME (kkal/kg) 15.5 3.4 0.38 2700 17.0 3.5 0.40 2800 19.0 3.6 0.45 2915 20.5 3.8 0.5 3025 22.1 4.0 0.55 3080
Lysine () Methionine () Met Cys () Tryptophan () 0.68 0.32 0.55 0.14 0.72 0.36 0.64 0.15 0.77 0.41 0.71 0.17 0.84 0.47 0.80 0.18 0.91 0.56 0.91 0.20
37 - 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
rekomendasi perlu diperhatikan - a. Jangan gunakan ayam dara yang
- underweight karena ayam ini tidak
- akan sanggup untuk berproduksi
- tinggi.
-
38 - 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
rekomendasi perlu diperhatikan - b. Tingkatkan level energi dalam
- ransum melalui penambahan minyak
- (min. 2850 kkal ME/kg).
-
39 - 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
rekomendasi perlu diperhatikan - c. Kurangi penggunaan ransum yang
- berserat tinggi.
- d. Kurangi protein kasar (maks. 17).
-
40 - 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
rekomendasi perlu diperhatikan - e. Pertahankan level metionin.
- f. Tingkatkan mineral-vitamin premix.
-
41 - 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
rekomendasi perlu diperhatikan - g. Pertahankan Ca (3.5) dan P (0.4).
- h. Jika timbul masalah dengan kulit telur
- perhatikan level NaCl.
-
42 - 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
rekomendasi perlu diperhatikan - i. Tambahkan vitamin C (300 mg/Kg).
- j. Tingkatkan frekuensi pemberian ransum
- dan berikan waktu suhu udara agak
- dingin.
-
43 - 4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa
rekomendasi perlu diperhatikan - k. Berikan air minum yang dingin.
- l. Gunakan ransum dalam bentuk crumble atau
- mash yang ukuran partikelnya besar.
- m. Jangan mengganti ransum.
44 - 5. Phase Feeding
- a. Phase Feeding terbagi dua phase feeding I
dan II - b. Pengurangan protein dan AA dalam ransum
terjadi - pada fase II karena ayam semakin tua.
- c. Tujuannya untuk mengurangi biaya pakan dan
- mengurangi ukuran telur.
-
45 - 5. Phase Feeding
- d. Pengurangan protein dan AA dapat mengurangi
- ukuran telur sekaligus produksi telur.
- e. Pengurangan protein dan AA ini tergantung
pada suhu - lingkungan, umur ayam, produksi telur, dan
tingkat - energi ransum.
-
46 - 5. Phase Feeding
- f. Pengurangan protein ini dimulai dari
- 17 menjadi 16 ketika produksi
- telur 80, dari 16 menjadi 15
- ketika produksi telur 70.
- g. Pengurangan P tersedia juga dapat
- dilakukan dari 0.40 menjadi 0.34.
47 TABEL. Perubahan Ransum Pada Phase Feeding
(Konsumsi Harian 100 g)
Karakteristik Ayam Karakteristik Ayam Level Ransum () Level Ransum () Level Ransum () Level Ransum ()
Umur (minggu) Produksi Telur () Protein Kasar Metionin Kalsium P tersedia
lt35 45 55 70 80 90 85 80 75 70 17.0 16.0 15.5 15.0 14.5 0.35 0.32 0.31 0.30 0.29 3.8 4.0 4.1 4.2 4.3 0.42 0.40 0.38 0.36 0.34
48 - 6. Efek Metionin terhadap Ukuran Telur
- a. Terjadi peningkatan ukuran telur secara
- linier dengan penambahan metionin.
- b. Jika ayam semakin tua, terjadi perubahan
- respon ukuran telur terhadap penambahan
- metionin seperti pada tabel berikut.
49 TABEL. Pengaruh Penambahan Metionin Terhadap
Ukuran Telur (g)
Umur Ayam (minggu) Metionin () Metionin () Metionin () Metionin () Metionin () Metionin ()
Umur Ayam (minggu) 0.23 0.26 0.29 0.32 0.35 0.38
25-32 38-44 51-58 64-71 49.8 53.2 56.2 56.8 51.0 55.0 57.9 59.4 51.9 56.4 59.6 59.5 52.1 56.3 59.2 59.5 52.0 56.3 59.2 59.5 52.6 57.1 60.0 60.2
50 - 6. Efek Metionin terhadap Ukuran Telur
- c. Sumber metionin tidak berpengaruh
- terhadap ukuran telur (lihat tabel).
- d. Choline dapat mengganti sebagian metionin
- dalam ransum ayam petelur, tetapi terjadi
- penurunan ukuran telur (lihat tabel).
51 TABEL. Pengaruh Sumber Metionin Terhadap
Ukuran Telur (Produksi Telur 80)
Level Metionin () Percobaan 1. Berat Telur (g) Percobaan 1. Berat Telur (g) Percobaan 2. Berat Telur (g) Percobaan 2. Berat Telur (g)
Level Metionin () DL Alimet DL Alimet
0.228 (basal) 0.256 0.284 0.311 0.366 54.5 56.2 56.8 57.6 58.0 54.5 55.3 56.8 57.2 57.5 51.5 53.2 55.1 55.9 57.0 51.5 52.7 56.2 55.7 56.8
52 TABEL. Pengaruh Penambahan Metionin vs
Choline Terhadap Produksi dan Ukuran Telur
Protein Ransum Penambahan Produksi Telur () Berat Telur (g)
16 - 82.8 53.2
16 0.1 Met 84.0 56.6
16 0.1 Choline 82.4 54.0
14 - 72.8 52.5
14 0.1 Met 84.5 54.9
14 0.1 Choline 78.9 51.9
53 - 7. Perkiraan kebutuhan metionin dan metionin
cystine untuk produksi dan berat telur - a. Selama puncak produksi telur (umur 38-45
minggu) - kebutuhan metionin untuk berat telur lebih
besar dari pada - untuk jumlah telur, sementara kebutuhan
metionin untuk - jumlah telur mencapai puncaknya pada
umur 51-58 minggu - (lihat tabel berikut).
- b. Untuk itu harus hati-hati dalam mengurangi
jumlah metionin - ketika ayam belum mencapai umur 60 minggu.
-
54 TABEL. Perkiraan Kebutuhan Metionin dan
Metionin Cystine (mg/ekor/hari)
Umur Ayam (minggu) Kriteria Telur Kriteria Telur Kriteria Telur
Umur Ayam (minggu) Jumlah Berat (g) Mass (g)
Metionin 25-32 38-45 51-58 64-71 364b 362b 384a 374ab 356b 380a 364a 357b 369b 373b 402a 378b
Metionin Sistin 25-32 38-45 51-58 64-71 608b 619b 680a 690a 610ab 636a 621ab 601b 617b 627b 691a 676a
55 - 8. Penurunan Protein dan Asam Amino dalam Ransum
- a. Ketika protein dan asam amino ransum
- dikurangi terjadi kecenderungan peningkatan
- deposisi lemak dalam tubuh.
- b. Penurunan PK dari 17 ke 15, maka terjadi
- peningkatan lemak hati sebesar 3-5 yang
- menyebabkan Fatty Liver Syndrome.
56Terima Kasih