Title: KURIKULUM DAN GURU DALAM PERSPEKTIF BUDAYA
1KURIKULUM DAN GURU DALAM PERSPEKTIF BUDAYA
- Presented By
- RUSMAN ISKANDAR
- YULI WARTI
Disarikan Dari Antrophologi Pendidikan (Suatu
Pengantar) Imran Manan, Ph. D 1989
2KURIKULUM DALAM BUDAYA MASA KINI
3FAKTA BAGI KURIKULUM
- Kebudayaan berubah dengan cepat, pemilihan mata
pelajaran adalah sangat penting - Kebudayaan tumbuh dan berkembang semakin
kompleks, dibutuhkan bentuk-bentuk apresiasi
lembaga pendidikan - Keterbatasan partisipasi masyarakat, perlu
dicarikan solusi untuk beradaptasi terahadap
perubahan kebudayaan
4Karakter Kurikulum
- DULU
- Dari
- Disampaikan secara vertikal
- Orang tua kepada yang muda
- Perubahan lambat
- Pendidikan masa muda
- KINI
- Menjadi
- Tanpa memandang umur
- Orang muda kepada yang tua
- Sangat cepat
- Pendidikan sepanjang hayat
5TUNTUTANPERUBAHAN KURIKULUM
- Perkembangan sains dan teknologi
- Perubahan/ pergeseran nilai-nilai
- Perubahan pola kerja
- Perkembangan transportasi dan komunikasi
- Perubahan kebijakan/ regulasi publik
- Urbanisasi dan industri
Tidak seorangpun akan menjalani semua
kehidupannya di dunia seperti waktu ia
dilahirkan, dan tidak seorangpun akan mati di
dunia seperti ia bekerja ketika ia
dewasa. Margaret Mead (hal 108)
6Solusi Kaum Progresif
- Siswa harus menerima latihan intelektual dan
pengetahuan dasar - Memperbaiki perspektif siswa terhadap perubahan
Cognitive Therapy (Lawrence K Frank) - Siswa harus memperoleh nilai-nilai yang terbuka
terhadap perubahan
7Solusi Kaum Konservatif
- Pendidikan adalah kekuatan yang menstabilkan
- Mempertahankan pengetahuan dan nilai-nilai yang
masih relevan - Mengkombinasikan pengetahuan lama dengan yang
baru - Perubahan kebudayaan tidak boleh membingungkan
siswa
8DAPATKAH SEKOLAH MENGAJARKAN KESELURUHAN
KEBUDAYAAN?
9Problematika
- Berkurangnya cakupan pengalaman pribadi
- Kebutuhan akan keahlian yang spesifik
- Isu-isu umum yang semakin kompleks
- Media massa yang lebih menghibur ketimbang
mendidik
10Solusi Kaum Progresif
- Pendekatan sekolah dasar umum sampai tingkat
lanjutan - Penggunaan kurikulum inti pada pendidikan umum
- Pemusatan perhatian pada masalah-masalah utama
- Masalah yang sepesifik, diplih yang lebih dekat
dengan kondisi hidup siswa
11Solusi Kaum Konservatif
- Siswa harus memperoleh prinsip-prinsip umum dari
berbagai cabang ilmu - Pendidikan harus dilalui dengan tahapan yang
berbeda - Tidak ada mata pelajaran terpadu untuk tingkat
dasar dan lanjutan
12MENDIDIK ORANG-ORANG YANG KURANG BERUNTUNG
13Orang Kurang Beruntung?
- Umumnya berasal dari kelas bawah
- Tidak menempuh pendidikan persiapan untuk
pendidikan formal - Berasal dari daerah tertekan/ konflik atau dari
keluarga berantakan - Umumnya menjadi tanggungan pemerintah (masyarkat
terlantar)
14Krakteristik
- Sulit menyesuaikan diri
- Agresif dan merasa tidak nyaman
- Gugup dan terkadang merusak
- Menjadi anak-anak nakal
- Gagal menguasai kurikulum akademis, nilai rendah/
DO - Kecenderungan selalu berpindah sekolah karena
alasan negatif
15Program Untuk Mereka
- Guidance Demonstrasion Project, New York 1956
- Diperluas dengan nama Higher Horizon
- Great Cities Grey Area Programs, Ford Foundation
- ABLE Project, New York 1961
16Perhatian Program
- Membaca, menulis dan berhitung sederhana
- Aljabar, ilmu ukur, sastra, dan bahasa asing
- Perpustakaan kelas
- Materi yang menggambarkan kehidupan yang dekat
dengan mereka - Melibatkan dukungan orang tua
- Membantu perencanaan karir dan pekerjaan
17Penilaian Program
- Sejauh mana kurikulum cocok untuk kebutuhan
mereka - Apakah siswa terangsang untuk mau belajar
- Apakah mengurangi ketimpangan dengan pendidikan
kelas menengah dan atas saat mereka melanjutkan
pendidikannya - Apakah program berlaku adil, terutama bagi
lembaga atau individu yang tidak terkena porgram
18Argumen Terhadap Penilaian
- Pendidikan khusus patut memperoleh program dengan
biaya extra - Perhatian extra di sekolah bagi anak-anak
tertekan adalah keharusan - Hasil jangka panjang, menghasilkan warga negara
yang lebih kompeten, lebih produktif, dan
mengurangi beban negara terhadap bantuan sosial,
pengangguran dan rehabilitasi dan pengurangan
kriminalitas
19GURU DALAM KEBUDAYAAN MASA KINI
20Hubungan Guru Terhadap Kebudayaan
- Bagaimana kedudukan guru dalam kebudayaan?
- Kewenangan apa yang diberikan kebudayaan pada
guru yang dapat digunakan terhadap siswa-siswanya?
21Status Guru
- Masyarakat terdidik membutuhkan guru yang
profesional dan spesialis - Guru dituntut lebih berpengetahuan
- Guru harus sadar dan bertanggungjawab terhadap
masyarakat - Guru tidak dilibatkan dalam pemilihan mata
pelajaran dan tex book yang cocok bagi siswanya - Kebebasan guru dibatasi oleh spesialis lain
seperti konselor, pegawas atau petugas statistik
dan juga kepala sekolah - Sementara profesional lain mendapat penghargaan
dan sanjungan, guru harus bebas menerima
kritikan siapapun
22OTORITAS GURU
23Kondisi Guru
- Dituntut memberikan perhatian lebih terhadap
siswanya - Jarak sosial terhadap siswa semakin sempit
- Guru sebagai pemelihara warisan budaya
24Guru Progresif
- Menjadi pembimbing yang menolong siswanya dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya - Menanamkan pengaruh kuat terhadap siswa
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya - Membicarakan pelaksanaan pembelajaran bersama
siswanya - Memiliki kelas informal bersama siswanya dalam
mengungkapkan perasaan dengan bebas dan tepat
25Kecaman Terhadap Guru Progresif
- Perluasan perhatian menjadikan kurikulum menjadi
konformis dan anti intelektual - Perhatian terhadap kemampuan akademis tergeser
oleh perhatian sosial dan psikologis - Guru seharusnya bukan pembimbing, tapi instruktor
bagi siswanya - Guru yang menentukan apa dan berapa banyak hal
yang harus dipelajari siswanya
26Guru Progresif
- Laki-laki
- Menjadi teman dan Ayah
- Menjadi kakak dan Ayah
- Menolak sikap otoriter
- Wanita
- Mengikat dengan kasih sayang
- Menanamkan rasa takut akan kehilangan kasih sayang
27Guru Konservatif
- Anak-anak mengijinkan mereka untuk mengawasinya
- Jika guru berhenti memimpin/ tidak hadir, kelas
menjadi buyar - Guru otokratis, kelas menjadi frustasi
- Guru harus fair, sama rasa dan sama rata
- Siswa memiliki batasan-batasan siapa yang harus
dihormatinya
28Program Lanjutan
- Menarik lebih banyak guru laki-laki terutama
untuk sekolah dasar - Memperpendek jam kerja orang tua, sehingga
orangtua laki-laki lebih lama berinteraksi dengan
anak-anaknya - Membangkitkan pengaruh otoritas laki-laki, tidak
hanya di sekolah tetapi juga di rumah
29Alasan Pemilihan Laki-laki
- Laki-laki memperlakukan anak tidak sentimental
dibanding wanita - Anak laki-laki memerlukan laki-laki yang lebih
tua untuk ditiru - Anak perempuan memerlukan bimbingan dan arahan
dari laki-laki yang lebih tua.
30DEMIKIANSEMOGA BERMANFAAT