FILSAFAT ILMU - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

FILSAFAT ILMU

Description:

FILSAFAT ILMU Pokok Pikiran Strukturalis: Pemikir Postrukturalis: Jaen Francois Lyotard Jacques Derrida Michel Foucault Richard Rorty Jean Baudrillard Gillesd Deleuze ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:8992
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 104
Provided by: lolytasari
Category:
Tags: filsafat | ilmu

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: FILSAFAT ILMU


1
FILSAFAT ILMU
2
BIDANG/WILAYAH FILSAFAT
3
Problem yang dibahas dalam Filsafat Ilmu
Pengetahuan
  • Problem Epistemologis tentang ilmu
  • Problem metafisis (ruang-waktu,
    asumsi-asumsi, kausalitas Dll.)
  • Problem metodologis tentang ilmu
  • Problem logis tentang Ilmu
  • Problem etis tentang ilmu
  • Problem estetis tentang Ilmu

4
Filsafat Ilmu dibedakan
  • Philosophy of Science in-general (Filsafat Ilmu
    umum). Membahas permasalahan/prinsip ilmu
    pengetahuan secara umum
  • Filsafat Ilmu Pengetahuan umum, bisa dibedakan
    atas
  • Filsafat Ilmu Pengetahuan alam dan Filsafat Ilmu
    sosial Humaniora
  • Philosopies of Specific Sciences (Filsafat Ilmu
    Pengetahuan khusus Filsafat matematik, fisika,
    teknologi, fisafat ilmu pengetahuan sosial, dll.)

5
Sumber Pengetahuan (Ted Hondrich, 1995. 935)
  • 1. Persepsi (Perception).
  • 2. Reason (rasio) Deduction, induction,
    abduction dialectic
  • 3. Introspection
  • 4. Sumber lain Intuition, telepathy,
    clairfoyance, precognition.

6
Sumber Pengetahuan (Hosper, 1967, 123-24)
  • Sense experience (pengalaman indrawi)
  • Reason
  • Authority
  • Intition
  • Relevation (Wahyu)
  • Faith (kepercayaan)

7
Obyek Pengetahuan
  • 1. Fenomena/gejala alam fisis (External world)
  • 2. Masa lalu (the Past)
  • 3. Masa depan (The future)
  • 4. Values (etis, estetis, religius)
  • 5. Abstraksi
  • 6. Mind (dimensi dalam/psikis)

8
Struktur pengetahuan (hubungan Subyek-Obyek)
  • 1. Obyektivisme (subyek pasif)
  • 2. Subyektivisme (subyek aktif)
  • 3. Relativisme
  • 4. Fenomenalisme
  • 5. Konstruktivisme

9
  • F. Bacon (1561-1626) menyebut filsafat sebagai
    the great mother of the sciences (ibu agung
    dari ilmu-ilmu)
  • The queen of all sciences (ratu dari ilmu-ilmu
  • Hrndry Sidwick (1839-1900) Scientia Scientiarum
    (ilmu dari Ilmu-ilmu)

10
  • Pengetahuan prailmiah commonsense pengetahuan
    eksistensial
  • Filsuf Sophis (yang mempermasalahkan segala
    sesuatu, mempertanyakan pengetahuan pendiri
    epistemologi)
  • Relativisme (Protagoras) manusia individu ukuran
    segalanya
  • Epistemology episteme (pengetahuan) logos
    (teori, ilmu) pengetahuan sistematis mengenai
    pengetahuan (Theory of knowledge)
  • Plato dan Aristoteles menanggapi pandangan para
    sofis (ada pengetahuan yang tetap dan abadi)

11
  • Filsafat pengetahuan awalnya menyatu
  • Filsafat disebut induk ilmu (matter scientarum)
  • Ilmu memisahkan diri dari filsafat dengan
    tuntutan jastifikasi ilmiah dapat ditingkatkan
    menjadi ilmu

12
  • Teori Kebenaran
  • T. Korespondensi (the correspondence theory of
    truth). Aristoteles Veritas est adequatio
    intellectus et rhei
  • T. Konsistensi atau koherensi (the Concistence
    theory of truth)
  • T. Pragmatis (The Pragmatic theory of truth).
    Tokoh pragmatisme Amerika Charles Sander Pierce
    (1834-1914)m William James (1842-1920) John
    Dewey (1859-19 ), Kemanfaatan, kegunaan,
    efekltivitas yang menetukan kebenaran. James
    Something is true it is works. Ilmu dilihat
    sebagai problem solving. Ilmu sebagai
    instrumen(talisme).
  • T. Performatif atau tindak bahasa (John Langshaw
    Austin (1911-1960)
  • T. Paradigmatis (berdasarkan aturan paradigma
    yang digunakan)

13
  • Batas Pengetahuan
  • Batas pengetahuan tergantung pada jenis
    pengetahuan
  • 1.Pengetahuan biasa
  • 2.Pengetahuan ilmiah
  • 3.Pengetahuan filosofis
  • 4.Pengetahuan teologis

14
Paradigma Newtonian
  • Ilmu pengetahuan modern didasarkan atas paradigma
    Newtonian yang memiliki asumsi-asumsi sebagai
    berikut
  • Alam semesta adalah sebuah mesin yang mengikuti
    hukum-hukum sebab-akibat (cause-effect)
  • Ruang dan waktu adalah realitas yang obyektif
    yang keberadaannya terlepas dari pengamat
  • Atom adalah unit terdasar dari materi (ingat
    penemuan sub-atomik dan quantum makanik)
  • Manusia seperti mesin, panas tubuh adalah akibat
    gelombang radio yang bergerak kontinyu
  • Ilmu pengetahuan pada akhirnya dapat membawa
    pengetahuan yang sempurna (obyektif) tentang
    universe ( bandingkan dengan tentative theory
    dari Popper dan Kritik Thomas Kuhn dan
    postmodernis)

15
  • Stephen Korner, Fundamental Questions in
    Philosophy One Philosophers Answer,
    1971,278-280 (Philosophical replection will cease
    only when non-philosophical reflection too is at
    its end (pemikiran filsafat berhenti hanya
    bilamana pemikiran no-filsafat juga tiba pada
    akhir (kematiannya)

16
Positivisme
  • Positivisme bertujuan untuk menjadikan ilmu
    pengetahuan dengan fundasi yang kuat dan
    terpercaya. Ajaran dasar positivisme antara lain
  • Dalam alam terdapat hukum-hukum yang dapat
    diketahui
  • Penyebab adanya benda-benda dalam alam tidak
    dapat diketahui, karena ilmuwan tidak dapat
    melihat penyebab itu (misalnya apakah alam
    diciptakan atau alam terjadi dengan sendirinya
    berada di lusar jangkauan indrawi).
  • Setiap pernyataan yang secara prinsip tidak dapat
    dikembalikan pada fakta tidak mempunyai arti
    nyata dan tidak masuk akal.
  • Hanya hubungan antara fakta-fakta saja yang dapat
    diketahui.
  • Perkembangan intelektual merupakan sebab utama
    perubahan sosial (Osborne, 2001, 134-135).

17
  • Prosedur penelitian empiris-eksperimental Comte
    dapat dirumuskan sebagai berikut
  • Observasi meneliti dan mencari hubungan antara
    fakta-fakta, lalu meninjaunya dari hukum statika
    dan dinamika sosial. Dari Observasi dapat
    dirumuskan hipotresa yang akan dibuktikan melalui
    penelitisan.
  • Eksperimen fenomen sosial dengan cara tertentu
    diintervensi cara tertentu, sehingga dengan
    demikian dapat dijelaskan sebab-akibat fenomena
    masyarakat ( Misalnya studi tentang pathologi
    dan keresahan) dan mendapat pemahaman tentang
    bagaimana masyarakat yang normal.
  • Perbandingan (komparasi) dan metode historis,
    misalnya dalam biologi dikenal anatomi
    komparatif. Dalam sosiologi studi komparatif bisa
    dilakukan antara dua masayarakat/kebudayaan
    (studi antropologi) atau antara dua periode dalam
    masyaratakt tertentu (sosiologi historis). Metode
    historis dimaksudkan adalah penelusuran terhadap
    hukum-hukum yang menguasai petkembangan
    pemikiran manusia.

18
(No Transcript)
19
  • Soberg dan Nett ,mengemukakan berberapa
    asumsi-asumsi yang teradapat dalam metode ilmiah
    antara lain
  • Bahwa ada peristiwa atau fenomena yang terjadi
    secara berulang kembali atau peristiwa yang
    mengikuti alur/pola tertentu.
  • Ilmu pengetahuan adalah lebih utama dari
    kebodohan.
  • Ada keyakinan bahwa pengalaman memberikan dasar
    yang dapat dipercaya bagi kebenaran ilmu
    pengetahuan.
  • Ada tatanan kausalitas dalam fenomena alam dan
    fenomena sosial dan manusia.
  • Ada asumsi yang berkaitan dengan pengamat, antara
    lain
  • Dorongan untuk memperolah pengetahuan sebagai
    alat memperbaiki kehidupan manusia.
  • Pengamat/peneliti mampu menarik hakekat yang ada
    pada fenomena yang diteliti.
  • Masyarakat ilmiah mendukung metode empiris
    sebagai dasar pencarian ilmu pengetahuan
    (Chadwick, 1991 14).

20
  • Makna verfikasi adalah
  • Satu proposisi hanya berarti bila proposisi itu
    dapat dibuktikan benar-salahnya. Misalnya, kalau
    saya katakan, bahwa , ada tuyul di dalam
    kelas, atau Si Ali sakit karena santet, maka
    pernyataan itu dinyatakan tidak ilmiah karena
    tuyul dan santet itu tidak dapat diverifikasi
    (tidak dapat dibuktikan).
  • Ada bentuk-bentuk kebenaran logis dan
    bentuk-bentuk kebenaran faktual. Kebenaran logis
    dan matematis adalah kebenaran yang sifatnya
    rasional, sedangkan kebenaran faktual
    jastifikasinya (pembenarannya) adalah verifikasi
    fakta yang dapat dilakukan oleh orang yang
    indranya baik (normal).
  • Kebenaran faktual hanya dapat dibuktikan melalui
    pengalaman indrawi (verifikasi). (bandingkan
    dengan Osborne, 2001 149).
  • Dari pembahasan di atas dapat dirumuskan
    asumsi-asumsi yang terkandung dalam paradigma
    positivisme itu melalui tabel berikut,
    (bandingkan dengan Smith, 1998 76,. Lubis, )

21

22
(No Transcript)
23
  • Dari penelitian yang dilakukan Durkheim dapat
    ditarik lima aturan fundamental dalam metodenya (
    lihat Giddens, Anthony, Daniel Bell, dan Michel
    Forse Cs. (2004, 47) yaitu
  • 1. Mendefinisikan obyek yang dikaji secara
    obyektif.
  • Obyek dan focus penelitian adalah peristiwa
    (fenomena) masyarakat yang dapat diobservasi yang
    berada di luar kesadaran individu. Definisi
    tidak boleh mengandung prasangka dan terlepas
    dari apapun yang kira-kira akan menjadi
    kesimpulan studi. Misalnya Durkheim merumuskan
    definisi tujuan pendidikan sebagai berikut,
    Pemdidikan adalh tindakan yang dilaksanakan oleh
    generasi-generasi dewasa kepada generasi yang
    belum dewasa dalam kehidupan sosial. Pendidikan
    bertujuan untuk membangkitkan dan mengembangkan
    sejumlah kondisi fisik, intelektual dan moral
    pada anak seperti yang dituntut masyarakat
    politik terhadap si anak dalam keseluruhan dan
    lingkungan sosial yang diperuntukkannya
  • 2. Memilih satu atau beberapa kriteria yang
    obyektif.
  • Dalam buku pertamanya De la division du travail
    socia l (pembagian Kerja Sosial). Durkheim
    mempelajari bebagai bentuk solidaritas sosial
    yang berbeda-beda dari sudut hukum. Ia juga
    berusaha mencari penyebab tindakan bunuh diri
    dengan mempergunakan angka klematian akibat bunuh
    diri. Kana tetapi harus diperhatian berbagai
    kriteria yang digunakan dalam menganalisis bunuh
    diri itu

24
  • 3. Menjelaskan kenormalan patologi
  • Ada beberapa situasi yang bersifat kebetulan dan
    sementara yang bisa mengacaukan keteraturan
    peristiwa. Kita harus dapat membedakan situasi
    normal yang menjadi dasar bagi kesimpulan-kesimpul
    an teoritis. Dapat kita bendingkan dengan
    pemikiran dengan metode ideal-tipikasl dari Max
    Weber. Yang riil akan selalu terlihat orisinal
    dalam kompleksitasnya, akan tetapi bisa pula kita
    mencari struktur dan ciri khas yang menonjol .
  • 4. Menjelaskan masalah sosial secara sosial.
  • Satu peristiwa sosial tidak hanya dapat
    dijelaskan melalui keinginan individual yang
    sadar namun juga melalui peristiwa atau tindakan
    sosial sebelumnya. Semua tindakan
    kolektifmemiliki sati sugnifikansi dalam sebuah
    sistem interaksi dan sejarah. Inilah yang disebut
    dengan metode fungsionalis.
  • 5. Mempergunakan metode komparatif secara
    sistematis
  • demonstrasi sosiologis.

25
old paradigm (paradigma lama) yang
pandangannya terlalu ekstrem dan mengandung
beberapa ciri dan kelemahan antara lain
  • menyingkirkan hegemoni agama (Kristen) pada zaman
    Pertengahan dengan menggantinya dengan hegemoni
    ilmu pengetahuan (Paul Feyerabend, 1975). Reduksi
    realitas pada fakta yang teramati telah
    menyingkirkan dimensi dan perspektif lain, dan
    memandang manusia hanya sebagai obyek, pandangan
    ini tidak dapat dibenarkan
  • positivisme telah menciptakan satu model
    rasionalitas ilmiah (rasionalitas instrumental
    menurut Habermas) dengan menyingkirkan model
    rasionalitas lain. Selama tiga dasawarsa terakhir
    proyek-proyek besar dan kebenaran absolut dan
    ide rasionalisme Pencerahan (modern) mulai
    berantakan diserang dari berbagai sisi oleh
    perkembangan fisika kuatum, postrukturalis dan
    dekonstruksionis (tentang postrukturalis
    Dekonstruksionis akan dibahas secara khusus pada
    kuliah selanjutnya).

26
  • positivisme tidak mengakui sifat kontigensi,
    relativitas dan historisitas pikiran (rasio)
    manusia. Pendukung positivisme seperti
    dikemukakan Hillary Putnam, seakan dapat
    memposisikan diri sebagaimana Tuhan melihat
    realitas dengan transparan apa adanya. Pandangan
    ini ditolak oleh Putnam (1983 1989), Gadamer,
    Heidegger. Kuhn , Rorty, dan tokoh paradigma
    Konstruktivis (tema ini akan dibahas
    selanjutnya). Putnam dan Rorty dengan jelas
    mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk yang
    terbatas, sehingga tidak mampu melihat realitas
    dengan transparan dan holistik
  • pandangan evolusionisme, pandangan tentang
    keseragaman serta kesatuan hukum alam (grand
    theory) tidak mampu menjelaskan keberagaman
    budaya manusia, karena itu pandangan positivisme
    ini cendrung ditolak oleh pendukung
    pascapositivisme dan postmodernisme. Pandangan
    kesatuan ilmu pengetahuan tidak mampu
    memperhitungkan situasi budaya lokal, etnis,
    budaya multikultural, psikologi pribumi
    (indigeneous psychology), studi budaya-budaya,
    dan teori-teori feminis yang banyak menjadi
    perhatian pada pluralisme budaya sekarang ini.
    Grand-theory tidak menerima cerita-cerita kecil
    dan suara dari kelompok yang terpinggirkan,
    karena itu dalam ilmu sosial-budaya pandangan ini
    banyak dikritik dan ditinggalkan.
  • Kepercayaan bahwa ilmu pengetahuan akan membawa
    pada kemajuan ternyata di sisi lain juga
    menimbulkan hal-hal yang negatif bagi kehidupan
    (persaingan senjata/perang, kesenjangan antara
    negara kaya dan miskin, masalah ekologi) dan
    lain-lain. Masalah ini menjadi salah satu kritik
    kaum pospositivis terhadap pandangan positivisme
    ilmiah yang sangat mempercayai kemampuan ilmu
    pengetahuan untuk menciptakan kemakmuran,
    keadilan dalam masyarakat modern. Ilmu
    pengetahuan dan teknologi ternyata bersifat
    ambivalen, artinya di samping memberi harapan dan
    kemudahan bagi umat manusia, akan tetapi di sisi
    lain menimbulkan dampak negatif yang sangat
    memprihatinkan.

27
(No Transcript)
28
(No Transcript)
29
(No Transcript)
30
(No Transcript)
31
  • Kuhn menggunakan pengertian paradigma dengan dua
    puluh satu pengertian yang berbeda-beda.
    Masterman membantu untuk menjelaskan pengertian
    paradigma Kuhn dengan mereduksir kedua puluh satu
    konsep Kuhn itu pada tiga tipe paradigma. Tipe
    paradigma itu antara lain 1) paradigma metafisik
    (metaphysical paradigm) , 2) Paradigma
    sosiologis (sociological paradigm) dan 3)
    Paradigma konstruk (construct paradigm)
    (Ritzer,20024).

32
  • Paradigma metafisik, memerankan beberapa fungsi
  • Untuk menentukan masalah ontologi (realitas,
    obyek) yang menjadi fokus atau obyek kajian
    ilmiah dari komunitas ilmuwan tertentu. Misalnya
    dalam paradigma Positivisme dalam sosiologi obyek
    yang dikaji adalah fakta sosial
  • Menunjuk pada komunitas ilmuwan tertentu
    bagaimana mereka menemukan realitas atau obyek
    (problem ontologi) yang menjadi pusat
    perhatiannya.
  • Menunjuk kepada ilmuwan yang berharap untuk
    menemukan sesuatu yang sunguh-sungguh ada sesuai
    dengan pandangan (1) dan (2). (Bandingkan dengan
    Ritzer 2002 5).

33
  • Paradigma sosilogiPengertian yang dikemukakan
    Masterman tentang paradigma sosilogi ini mirip
    dengan exemplar pada Kuhn. Eksemplar berkaitan
    dengan bekiasaan-kebiasaan, keputusan-keputusan
    dan aturan yang diterima serta hasil penelitian
    yang diterima secara umum, Hasil penelitian yang
    diterima secara umum inilah yang dimaksudkan
    dengan eksemplar. Misalnya penelitian Durkheim,
    Max Weber, Atfred Schulz dalam sosiologi Freud,
    Skinner, Maslow dalam psikologi, yang hasil
    penelitian ini kamudian dijadikan contoh
    penelitian oleh pendukung paradigma tersebut.
    Durkeim menjadi model bagi paradigma fakta
    sosial, Max Weber dengan Social Action-nya
    menduduki eksempakr bagi sosiologi interpretatif,
    sehingga mereka disebut sebagai jembatan
    paradigma. Hal Yang sama tentu dapat diberikan
    pada Freud (paradigma Psikoanalisa Skinner
    (paradigma Behaviorisme) dan Maslow (paradigma
    Humanistik) sebagai jembatan paradigma ilmiah
    dalam psikologi

34
  • Paradigma Konstruk adalah konsep yang paling
    sempit dari ketiga paradigma yang dikemukakan
    Masterman. Untuk menjelaskan paradigma konstruk
    ia memberikan contoh pembangunan reaktor nuklir
    merupakan paradigma konstruk dalam fisika nuklir,
    mendirikan laboratorium menjadi paradigma
    konstruk bagi psikologi eksperimental
    (behaviorisme) dan seterusnya.

35
  • Pergeseran paradigma ilmiah itu mengandung
    beberapa unsur/pengertian
  • Munculnya cara berpikir baru mengenai masalah
    masalah baru
  • Dapat berupa prinsip yang selalu hadir, akan
    tetapi tidak kita kenal/sadari (bandingkan dengan
    dimensi yang teka terungkap menurut Michel
    Polanyi)
  • Paradigma baru tidak dapat diterapkan kecuali
    dengan meningggalkan paradigma lama (prinsip
    incommonsurable)
  • Paradigma baru selalu dihadapi/ditanggapi dengan
    kecurigaan dan permusuhan (ingat tantangan
    terhadap Giordano Bruno dan Gelileo Galilei
    sewaktu mereka mengajukan teori heliosentris yang
    menggeser teori geosentris yang didukung oleh
    tokoh-tokoh gereja) (Smith, Linda W.
    Raeper,2000, 247).

36
  • Dalam sosiologi menurut George Ritzer setidaknya
    ada tiga paradigma yang bersaing dengan beberapa
    varian teori yang dipayunginya. Paradigma itu
    antara lain
  • paradigma fakta sosial dengan variannya a)
    teori fungsionalisme struktural b) teori
    konflik c) teori sistem d) teori siologi makro.
  • Paradigma Definisi sosial dengan varian teori
    yang dipayunginya antara lain a) teori aksi
    (action thory) b) interaksionisme simbolik
    (simbolic interactionism) c) fenomenologi
    (Phenomenology).
  • Paradigma perilaku sosial yang dikenal juga
    dengan pendekatan behavioris. Varian teorinya
    adalah, a) Sosilogi tingkah-laku (behavioral
    sociology) b) teori exhange atau teori
    pertukaran Ritzer, 2002).

37
  • Skema Revolusi ilmiah Kuhn (Smith1998 )
  • . Pra paradigma
  • Paradigma A normal Science
    Anomalies Crisis Scientific
    Revolution Paradigma B



38
Ian Hacking mengemukakan bahwa pemikiran Kuhn
telah menghancurkan beberapa gagasan penting
dalam ilmu pengetahuan (khususnya positivisme),
antara lain
  • 1. Realisme ilmiah di mana ilmu pengetahuan
    dianggap sebagai upaya untuk menemukan/menjelaskan
    suatu dunia nyata, bahwa kebenaran teori adalah
    sesuai dengan realitas/ obyek apa adanya, dengan
    demikian teori adalah pencerminan realitas tanpa
    keterlibatan subjek di dalamnya.
  • 2. Demarkasi, maksudnya ada garis batas yang
    jelas dan tegas antara teori ilmiah dengan
    non-ilmiah atau jenis keperca-yaan lainnya.
  • 3. Kumulasi, yang mengandung pengertian bahwa
    ilmu penge-tahuan berkembang secara kumulatif dan
    berkembang berdasarkan apa yang sudah diketahui
    dan berdasarkan paradigma sebelumnya.
  • 4. Pemilahan antara teori dengan observasi,
    karena tidak ada keterkaitan antara
    teori/paradigma dengan observasi.
  • 5. Fundasionalisme, karena adanya pandangan
    bahwa observasi dan eksperimen merupakan fundasi
    terpercaya bagi kebenaran hipotesa dan teori
    (karena dapat diverifikasi).

39
  • 6. Struktur deduktif teori, yakni bahwa pengujian
    atas teori-teori berlangsung dengan cara
    mendeduksi laporan-laporan observasi dari
    postulat-postulat teoretis.
  • 7. Presisi, yakni bahwa konsep-konsep ilmiah
    memiliki ketepatan dan memiliki makna yang pasti.
  • 8. Penemuan dan pembenaran, yakni bahwa antara
    konteks pembenaran dan konteks penemuan adalah
    dua hal yang benar-benar terpisah. Dalam ilmu
    pengetahuan harus benar-benar dipisahkan secara
    tegas antara dimensi sosial, histo-ris,
    psikologis di mana suatu penemuan dilakukan
    dengan basis logismetodologis yang mengukuhkan
    kepercayaan pada fakta-fakta yang ditemukan.
  • 9. Kesatuan ilmu pengetahuan, yakni bahwa ilmu
    pengetahuan ditegakkan di atas fundasi (bahasa,
    obyek, metode) yang sama. Paradigma positivisme
    (metode ilmu alam) menjadi model terpercaya dan
    dapat diandalkan bagi semua ilmu pengetahuan
    (Hacking, 1981 1-2).

40
Critical Theory
  • ajaran Marx yang ditinggalkan oleh Tokoh Mazhab
    Frankfurt antara lain
  • 1. Teori nilai pekerjaan Marx dianggap kehilangan
    arti, karena dalam masyarakat industri maju ilmu
    pengetahuan dan teknologi menjadi tenaga
    produktif yang utama. Jika Marx menganggap
    ekonomi sebgaia infrastruktur yang menentuka
    suprastriuktur, maka pada abad xxi ini sering
    disebut sebagai era ekonomi yang berbasis ilmu
    pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dianggap
    sebagai modal (capital) utama.
  • Pertentangan modal (kapital) dengan pekerjaan
    juga kehilangan relevansinya, karena penindasan
    manusia tidak lagi penindasan kaum kapitalis pada
    pekerja (buruh), akan tetapi semuanya ditindas
    oleh sistem, di mana proses produksi yang
    ditentukan oleh teknologi sudah tidak terkontrol
    lagi. Dengan demikian analisis kelas yang begitu
    penting dalam pemikiran Marx, kehilangan
    fundamennya atau tidak relevan lagi.
  • Hilangnya pertentangan kelas, disebabkan
    meleburnya kaum proletariat ke dalam sistem
    sehingga tidak lagi memiliki semangat
    revolusioner, Proletariat bukan lagi subyek bagi
    revolusi menyeluruh.

41
Critical Theory
  • Generasi I Teori Kritis menghasilkan karakter
    Teori sbb
  • 1. Teori bersifat historis, maksudnya teori
    didasarkan atas situasi mesyarakat yang kongkrit,
    lalu melakukan kritik terhadap kondisi masyarakat
    yang tidak adil dan tidak manusiawi.
  • 2. Teori Kritis bersifat kritis terhadap
    pandangan/teorinya sendiri
  • 3. Metode dialektik yang digunakan memunculkan
    kecurigaan terhadap kondisi masyarakat aktual.
  • 4. Teori tidak bersifat kontemplatif tapi
    bertujuan praxis, di mana teori mendorong
    transformasi masyarakat yang hanya mungkin bisa
    diterapkan melalui praxis

42
Kritik Teori Kritis mencakup
  • 1. Kritik terhadap marxisme yang terlalu
    deterministik. Teori kritis mengatasi
    determinisme ekonomi dengan memperhatikan aspek
    sosial-budaya di samping ekonomi
  • 2. Kritik terhadap positivisme yang menyamakan
    kehidupan sosial-budaya dengan alam
    (fisikalisme), Habermas menyatakan bahwa
    positivisme mengabaikan peran individu (actor,
    egent). Positivisme merendahkan pandangan
    terjhadap manusia dan hukum ilmiah tidak begitu
    saja berlaku bagi manusia.
  • 3. Kritik terhadap positivisme dalam sosiologi
    yang menyebabkan sosiologi berwatak konservatif
    dan mempertahankan status-quo.
  • 4. Teori Kritis menolak ilmu yang kontemplatif
    dengan mengaitkan teori dengan praxis
    emansipatoris.

43
Keterkaitan antara pengetahuan dengan Kepentingan
44
Ilmu dan kepentingan (Habermas)
45
(No Transcript)
46
(No Transcript)
47
(No Transcript)
48
(No Transcript)
49
Asumsi Epistemologi Praktis (Pragmatisme)
  • 1. Tidak ada dasar epistemilogi yang pasti bagi
    ilmu pengetahuan (antifundasionalisme).
  • 2. Pengetahuan adalah kepingan-kepingan
    pengalaman.
  • 3. Ilmu pengetahuan adalah konstruksi kognitif
    interaksi yang berkaitan dgn lingkungan.
  • 4. Kebenaran ilmu pengetahuan ditentukan oleh
    kegunaan praktisnya.

50
  • Akibatnya revolusi kehilangan arti, revolusi
    ternyata hanya akan mengembalikan keadaan semula.
  • Kritik ekonomi kapitalis Marx yang parsial,
    digantikan oleh kritik yang lebih menyeluruh
    yaitu kritik terhadap kebudayaan teknokratis.
  • Karena dalam upaya emansipasi tekanan fungsi
    kesadaran bersifat primer, maka bidang produksi
    tidak lagi memiliki kedudukan sentral, Akibatnya
    skema basis- bangunan atas dianggap tidak berlaku
    lagi.
  • Atas dasar itu ajaran (dogma) inti Marxisme
    tentang hukum perkembangan ekonomi umat manusia
    yang niscaya menuju penghapusan masyarakat
    berkelas dan ke arah kebebasan manusia, juga
    tertolak. (Magnis, 1992 167-68).

51
  • Upaya untuk membebaskan diri dari dogmatisme
    ajaran Marx telah memunculkan berbagai pandangan
    baru yang berkembang seperti
  • bukan kebutuhan manusia yang menentukan proses
    produksi melainkan kebutuhan itu sendiri
    diciptakan, agar hasil-hasil produksi bisa laku
    perkembangan teknologi ternyata menuruti
    hukum-hukumnya sendiri dan lepas dari kontrol
    manusia
  • kebahagiaan yang ditawarkan industri konsumsi
    ternyata kebahagiaan semu, karena ternyata
    membuatnya semakin tergantung pada benda-benda
    (pemilikan) dan menghilangkan nilai pada dirinya
    sendiri
  • bekerja bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup
    dan pengembangan diri, akan tetapi merupakan
    keterpaksaan untuk memenuhi kebutuhan yang
    diciptakan
  • teknologi modern ternyata bukan memanusiakan
    manusia akan tetapi sebaliknya semakin
    memperbudaknya
  • kemajuan sarana komunikasi ternyata mengisiolosi
    manusia dan bukan meningkatkan interaksi dan
    komunikasi individu (Magnis. 1992 169).

52
(No Transcript)
53
T. Feminis
  • Ada tiga faktor yang membantu terciptanya
    gelombang aktivitas feminis akhir-akhir ini
    antara lain
  • Berkembangnya pemikiran kritis pada tahun
    1960-/1970an.
  • Kemarahan aktivis perempuan yang terhimpun dalam
    gerakan anti perang, penegakan hak-hak sipil,
    gerakan mahasiswa yang hanya bertujuan menentang
    menentang sikap seksis dan liberal di dalam
    gerakan tersebut.
  • Pengalaman kaum perempuan dalam menghadapi
    prasangka dan diskriminasi yang mereka alihkan
    menjadi tuntutan upah dan pendidikan yang lebih
    tinggi (Ritzer dan Goodman, 2004 98).

54
T. Feminis
  • Jika diteliti secara rinci dapat dilihat ciri
    utama teori sosiologi feminis dalam upaya
    membangun sosiologi yang prefosional anatara
    lain
  • 1. Menekankan bahwa pengalaman, pekerjaan, dan
    kehidupan perempuan sama pentingnya dengan,
    pengalaman, pekerjaan dan kehidupan kaum
    laki-laki.
  • 2. Penekanan itu diiringi oleh kesadaran bahwa
    ,mereka berbicara dari pendirian hendak
    diwujudkan bukan dengan nada keangkuhan
    obyektivisme, karena mereka ingin menjadikan
    teori sosiologi laki-laki sebagai patner bagi
    teori yang mereka bangun.
  • 3. Kesadaran bahwa sosiologi bertujuan untuk
    mereformasi kehidupan sosial, di mana tujuan
    akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas
    kehidupan manusia melalui kehidupan.
  • 4. Kesadaran bahwa ketimpangan sosial sebagai
    masalah utama dalam upaya mencapai kemajuan,
    karena itu ketimpangan dan ketidak adilan itu
    harus diatasi .

55
  • Dalam mengembangkan teorinya pendekatan feminis
    tidak menerima pendekatan positivis atau
    fungsionalis karena pertimbangan berikut
  • 1. Karena pendekatan positivis menekankan pada
    penemuam kebenaran universal dengan metode
    verifikasi.
  • 2. Komitmennya pada obyektivitas dan netralitas
    peneliti.
  • 3. Klasifikasinya yang dikotomis serta
    penekanannya pada prinsip kausalitas.
  • 4. Pandangan-pandangannya yang ahistoris.
  • 5. Tidak melihat pemakaian bahasa sebagai medium
    untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran,
    konsep-konsep dan teori-teori (Ollenburger
    Helen A. Moore, 1996 46).

56
  • Janet Chavetz mengemukakan beberapa unsur yang
    terdapat dalam teori sosiologi feminis sebagai
    berikut
  • 1. Masalah jenis kelamin sentral dalam semua
    teori
  • 2. Hubungan jenis kelamin tidak dipandang sebagai
    masalah
  • 3. Hubungan jenis kelamin tidak dipandang
    sebagai alamiah dan kekal
  • 4. Kriteria teori sosiologi feminis dapat
    digunakan untuk menentang, meniadakan atau
    mengubah suatu status quo yang merugikan atau
    merendahkan derajat perempuan (Olenburger
    Helen A. Moore, 1996 45).

57
  • Sandra Harding merumuskan metode (epistemologi)
    feminis sebagai alternatif. Ia merumuskan lima
    macam kecenderungan penelitian interdisipliner
    yang perlu dikembangkan oleh kaum feminis
  • 1. Suatu penelitian yang adil didorong oleh
    politik reformis liberal untuk menguji perlawanan
    dan diskriminasi terhadap wanita di dalam dunia
    ilmiah. Pendidikan serta proses sosialisasinya
    menanamkan minat dan bakat dalam ilmu
    pengetahuan.
  • 2. Penelitian terhadap penyalahgunaan ilmu-ilmu
    sosial, bilogi dan teknologi diperlukan untuk
    menunjukkan adanya proyek-proyek sosial yang
    bersifat sexist, racist dan homophobic
  • 3. Kajian dari kaum konstruktivisme sosial
    diperlukan untuk mengusahakan kemungkinan adanya
    ilmu pengetahuan murni.
  • 4. Kajian kelompok dekonstruksionis diperlukan
    untuk menemukan kebenaran laporannya, terutama
    yang berkaitan dengan batas bahasa, struktur
    retoris dan lain sebagainya.
  • 5. Kajian epistemologis diperlukan untuk
    mengeksplorasi fundasi-fundasi pengetahuan dalam
    kaitannya dengan relasi sosial, perwujudannya
    serta kaitannya dengan struktur kekuasaan.

58
  • Shulamit Reinharzt mengemukakan sepuluh tema
    metodologi feminis ( dalam Feminst Methods In
    Social Research, 1992) sebagaiu berikut
  • Feminisme adalah suatu perpektif bukan metode
    penelitian
  • 2. Feminist menggunakan bermacam-macam metode
    penelitian
  • 3. Penelitian femins melibatkan kritik
    berkelanjutan terhadap penelitian dan kegiatan
    ilmiah di luar Kajian feminis
  • 4. Penelitian feminis dituntun oleh teori
    feminis
  • 5. Penelitian feminis bersifat
    interdisipliner/multididipliner
  • 6. Penelitian feminis bertujuan untuk
    menciptakan perubahan sosial
  • 7. Penelitian feminis berupaya untuk menampilkan
    keberagaman manusia.
  • 8. Penelitian feminis sering menyertakan
    peneliti sebagai seorang pribadi
  • 9. Penelitin fiminis sering berupaya
    mengemvbangkan hubungan khusus dengan orang-orang
    yang diteliti (penelitian interaktif,
    partisipatif)
  • 10. Penelitian feminis sering menetukan hubungan
    khusus dengan pembaca ( Shulamit 336).

59
  • Richardson dan Taylor menyusun lima metode
    feminis sebagaimana dikamukakan oleh Judith Cook
    dan Mary Margaret Fonow sebagai berikut
  • 1. Memperkenalkan tentang adanya pengaruh
    gender (male biased) ketimpangan gender dalam
    semua kegiatan sosial manusia.
  • 2. Menyingkapkan bagaimana hubungan gender
    dengan system lain yang mempengaruhi perbedaan
    seperti ras, kelas sosial, etnis, umur dan lain
    sebagainya. Ada pengalaman dan harapan yang
    berbeda antara laki-laki dan perempuan antara
    kelas, ras kulit putih dengan kulit hitam dan
    berwarna.
  • 3. Meningkatkan dan menyebarkan kesadaran
    (conciuosness rising) yang diyakini dapat
    membantu memperkecil atau menghilangkan ketidak
    adilan/penindasan terhadap kaum perempuan.
  • 4. Memikirkan dan mengubah pandangan dualisme
    antara si peneliti dengan obyek yang diteliti
    dengan pandangan yang dialogis, partisipatif.
    Karena tuntutuan obtektivitas ilmiah ternyata
    membuat hubungan yang tidak sejajar (tidak adil).
    Dialog dan sikap kritis diperlukan untuk memahami
    perspektif, pengalaman dan harapan kaum
    perempaun.
  • 5. Menekankan perlunya pemberdayaan dan
    transformasi yang secara tidak langsung telah
    menimbulkan berbagai kritik.

60
  • Dalam proses pengetahuan ini yang terjadi
    bukanlah dualisme subyek-obyek, rasio dan emosi.
    Akan tetapi proses yang menyatukan antara tangan,
    kepala dan hati (hand, brain, and heart).
  • Dalam pandangan ini ilmu pengetahuan menjadi
    holistik, relasional serta bertangungjawab
    terhadap berbagai proses keputusan kelompok. Ada
    tiga pengertian analitis menuju ke suatu teori
    yang holistik (terpadu) yaitu
  • 1. Memberi tempat bagi mereka yang tertekan,
    sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
    dan penelitian yang adil, bertangungjawab. Subyek
    yang dijadikan sebagai obyek penelitiasn justru
    harus diposisikan sebagai mitra dialog
  • 2. Ilmu dan penelitian diakui tidak netral,
    terdapat hubungan antara gaya kognitif dengan
    keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sosial
  • 3. Ciri relasional ilmu dan penelitian mengakui
    dan menjalani proses, dan tidak dapat
    meninggalkan sumbangan pengalaman prarasional
    sekalipun. (lihat tulisan J.B. Banawiratma,
    dalam, Budi Susanto, 1994, 97).

61
(No Transcript)
62
(No Transcript)
63
(No Transcript)
64
Pengertian Modernitas
  • Menurut G. Simmel, Weber modernitas adalah
    proses yang melahirkan negara industri kapitalis
    modern. Modernitas merangkum pengertian yang
    sistem sosial, ekonomi, politik yang muncul di
    Barat sejak abad 18.
  • Posmodernitas berarti yang muncul setelah
    modernitas (kebudayaan posmodern yng muncul
    setelah kebudayaan modern). Posmodern bisa juga
    disebut sebagai cara berpikir baru.

65
modernisasi
  • Modernisasi proses perubahan sosial-ekonomi
    (budaya) yg diakibatkan perkembangan ilmu
    pengetahuan teknologi (industrialisasi)
  • Posmodernisme adalah gerakan kebudayaan
    kapitalis lanjut(late capitalism, postindustrial,
    consumer society, trans-national capitalism).

66
  • Dalam perspektif Cultural Studies, politik
    budaya feminis dapat dibagi secara luas
    setidaknya dalam lima kategori yang bersaing
  • Politik liberal dan feminis liberal yang
    menekankan pentingnya persamaan dan kesmpatan
    dalam bidang bidang seperti pekerjaan, akses
    pendidikan, perawatan anak. Dalam pandangan ini
    menekjankan individualitras perempuan tanpa
    berfokus pada perbedaan mereka dengan kaum
    laki-laki.
  • Politik budaya yang terpusat pada perempuan,
    dipihak lain memusatkan perhatian pada perspektif
    yang mengistemewakan kaum perempuan.
    Keanekaragaman politik budaya kaum perempuan
    ditujukan sebagai upaya menulis ulang sejatrah
    perempuan dari perspektif mereka
  • Feminis Marxis melihat gender sebagai fenomena
    budaya. Perbedaan dalam praktek kebudayaan tidak
    dilihat sebagai tanda adanya perbedaan esensial
    antara kedua jenis kelamin tersebut. Perbedaan
    gender dilihat sebagai bagaimana perbedaan itu
    bermanfaat bagi kapitalisme.

67
  • Dalam feminisme posmodern perbedaan ras dan
    gender tidak memiliki makna yang tetap. Setiap
    individu dianggap sebagai gabungan unsur-unsur
    berbagai mode subyektivitas yang ada Unsur-unsur
    yang bertentangan pun bisa saja cocok pada waktu
    yang berbeda Feminitas dan maskulinitas
    dikonstruksi secara sosial dan merupakan situs
    perjuangan politik tentang makna.
  • 4. Konstruksi sosial merupakan relasi, karena
    itu feminis posmodern tidak tertarik pada
    autensitas. Feminisme posmpdern membuka ruang
    bagi perbedaan dan (beragam suara) serta
    interpretasi baru mengenai identitas.
  • 5. Feminisme kulit hitam dan feminisme non
    barat berkonsentrasi pada rasisme dan
    kolonialisme.dan memandang hal ini sebagai alat
    untuk memahami relasi gender. Bagi feminism kulit
    hitam ras tetap merupakan suatu bentuk penindasan
    yang hakiki (Sardar danBoris van Loon,2001
    142-145). Feminsme Dunia Ketiga umumnya menolak
    pemikiran feminisme Barat sebagai tolak ukur dan
    representasi dari gerakan feminis, Feminisme
    NonBarat berakar dari rasisme dan kolonialisme,
    pengakuan terhadap peranan negara modern dalam
    mengabadikan keduanya.

68
Posmodern
  • Sebelum kita menjelaskan posmodern ada baiknya
    kita jelaskan asumsi ilmiah paradigma positivisme
    yg dominan pd era modern yang ditolak oleh
    epistemologi posmodernis, antara lain
  • Metode ilmiah adalah metode yang baku
    (konstruksi sosial, Feyerabend)
  • Pertanyaan manusia dan sosial-budaya dapat
    dijawab dengan metode ilmiah yang baku itu
    (maksudnya positivisme).
  • Eksistensi manusia (human being) itu seperti
    mesin.
  • Obyektivitas total itu dapat dicapai.
  • Kuesioner itu selalu mengemukakan kebenaran.
  • Proses penelitian benar-benar bebas dari bias
    personal.
  • Semua yang ada hanya merupakan sebuah teka-teki
    sosial yang akan terpecahkan melalui metode
    eksperimen.

69
Posmodern
  • megemukakan pengertian post-modern sebagai
    sesudah modern. Ia mengemukakan bahwa pengertain
    postmodern itu merupakan campuran beberapa atau
    gabungan seluruh pengertian berikut hasil dari
    modernisme anak dari modernisme akibat dari
    modernisme penyangkalan akan modernisme
    penolakan terhadap modernisme (Appinnanesi, Chris
    Garrat, 1995).

70
  • Istilah moderrn berasal dari kata Latin modo
    yang berarti barusan. Istilah itu dimunculkan
    tahun 1127 oleh Suger seorang kepala biarawan
    Basilika St. Denis di Paris Waktu itu Ia
    melakukan renovasi yang hasilnya berupa karya
    arsitektur yang benar-benar baru (bukan seperti
    arsitektur Yunani, bukan Romawi) karena itu Suger
    mengalami kesulitan untuk menyebutnya, sehingga
    ia menggunakan istilah opus modernum (sebuah
    karya modern) (Appignanesi, Richard dan Chris
    Garratt1995 6). Dalam filsafat era Renaisans dan
    Pencerahan sering disebut sebagai awal zaman
    modern. Modernisme dalam pengertian kultural
    dimulai pada tahun 1900-an ketika terjadi inovasi
    teknologi massal, yaitu gelombang pasang kedua
    revolusi industri yang telah terjadi sekitar
    tahun 1800-an
  • Periode dari tahun 1890-an sampai 1920-an dapat
    disebut sebagai masa kejayaan zaman modern
    sedangkan masa sesudah tahun 1960-an/1970-an
    disebut sebagai zaman posmodern.

71
Pemikir yg mempengaruhi Posmodern
72
(No Transcript)
73
Menurut teoritisi sosial postmodern era
postmodern ditandai oleh beberapa hal berikut
  • 1. Globalitas Bangsa-bangsa dan wilayah semakin
    terhubung satu sama lain sehingga mengaburkan
    perberdaan antara wilayah dan bangsa dan wilayah
    maju (Dunia Pertama) dengan bangsa dan wilayah
    terbelakang (Dunia Ketiga). Dengan Era informasi
    tidak ada satu Negara atau wilayah pun di dunia
    yang dapat mengurung diri dalam batas
    geografisnya.
  • 2. Lokalitas kecendrungan global berdampak
    langsung pada lingkungan lokal, sehingga
    memungkinkan kita untuk memahami dinamika global
    dengan mempelajari manifestasi lokal. Dalam
    pemikiran posmodernis dimensi local dan global
    merupakan dua hal yang berjalan beriringan ,
    karena itu sering juga disebut global paradoks.
    Dari satu sisi era informasi cendrung
    menghilangkan hal-hal yang bersifat lokal, akan
    tetapi di sis lain memungkinkan hal-hal yang
    bersihat local itu memasuki wilayah nasional dan
    gobal. Contoh jelas paradoks ini dapat kita
    lihat bagaimana TV selama dua puluh empat jam
    menyuguhkan masalah global, akan tetapi juga TV
    lokal menyiarkan masalah dan budaya lokal ke
    dunia internasional.

74
  • 3. Akhir dari Sejarah Modernitas sebagaimana
    diteorikan pendukung pencerahan, bukanlah akhir
    dari sejarah, yang muncul dari era postindustrial
    dimana kebutuhan dasar material semua orang
    dipenuhi sehingga konflik kolompok dan
    pertentangan ideologi semakin menghilang. Akan
    tetapi posmodernitas adalah keterputusan
    (diskontinuitas) sejarah yang halus,
    perkembangan evolusioner kapitalis sebagai mana
    dirancamg oleh pendukung Pencerahan dan pendiri
    teori sosiologi dan ekonomi borjuis. Akhir
    sejarah diartikan berakhirnya pertentangan
    idologi kapitalis dengan sosialis, dan semakin
    merajalelanya kapitalisme gobal (neokapitalisme)
  • Kematian individu konsep borjuis tentang
    subyektivitas tunggal dan tetap secara jelas dan
    dibedakan dengan dunia luar tidak dianggap masuk
    akal lagi oleh pemikir postmodernitas. Kini diri
    atau self (individualitas) menjadi arena
    pertarungan tanpa batas antara diri dan yang
    di luar diri atau pertarungan antara diri
    dengan lingkungan sosial-budaya.
  • (Jacques Lacan, 1977, 1982) mengkonsepkan
    masyarakat sebagai subyek tunggal serta sekaligus
    subyek yang tengah dan selalu berubah.

75
  • 5. Mode informasi cara produksi, dalam
    terminoligi marxis, kini tidak lagi relevan, era
    sekarang adalah era informasi era
    postindustri . Era dimana masyarakat postmodern
    mengorganisir dan menyebarkan informasi dan
    hiburan.
  • 6. Simulasi Jean Baudrillard (1983)
    menyatakan bahwa apa yang disebut dengan
    realitas, sekarang tidaklah stabil dan tidak
    dapat dilacak dengan konsep ilmiah tradisional
    (maksudnya positivisme), termasuk juga Marxisme.
    Masyarakat semakin tersimulasi, tertipu dalam
    dunia citraan dan Wacana yang secara cepat
    menggantikan pengalaman manusia atas realitas.
    Goldman dan Parson (1995) mengemukakan bahwa,
    iklan merupakan wahana utama dunia simulasi itu.
  • 7. Perbedaan dan penundaan dalam bahasa
    Bahasa ,menurut Jacques Derrida tidak lagi
    berada dalam hubungan representasional pasti atas
    realitas. Bahasa tidak lagi dapat menggambarkan
    realitas dunia secara jernih dan transparan.
    Bahasa dianggap bersifat licin, media ambigu
    yang bisa mengaburkan pemahaman yang jelas
    menjadi tak pasti. Posmodern mengkritisi
    pandangan obyektivismeuniversalisme dalam wacana
    ilmiah. Dekonstruksi atau pembacaan kreatif
    atas teks dari Derrida, membuka ruang bagi
    penafsir untuk menyingkapkan kekayaan makna teks.

76
  • 8. Polivokalitas Segala hal atau obyek
    dapat dikemukakan dengan perspektif atau
    paradigma yang berbeda, yang kedudukannya satu
    sam lain memiliki kesejajaran atau kedudukan yang
    sama. Karena itu ilmu pengetahuan dihadapkan pada
    multi narasi yang satu sama lain saling
    melengkapi, saling bersaing, di mana satu
    perspektif atau paradigma tidak memiliki
    keunggulan epistemologis dari yang lain. Ketika
    Amerika menginvasi Irak, Presiden Bush menyatakan
    bahwa ia memerdekakan rakyat Irak dari penguasaan
    Saddam. Berbagai TV seperti CNN, Aljazira,
    Al-Arabiya, Metro TV, dan yang lain menyiarkan
    kejadian yang sama berdasarkan sudut pandang dan
    kepentinganya masing-masing, sehingga fakta
    (kejadian yang sama) ditafsirkan secara beragam.
  • 9. Kematian analisis oposisi biner model
    berpikir yang didasarkan atas analisis polaritas
    (oposisi biner) misalnya laki-laki Versus
    Perempuan, benar versus salah, negara maju Vs
    negara terbelakang, model berpikir ini dianggap
    tidak lagi relevan, karena munculnya
    keanekaragaman/pluralitas posisi subyek atau
    manusia.

77
  • 10. Lahirnya Gerakan sosial baru akhir-akhir
    ini bermunculan berbagai gerakan akar rumput yang
    mendorong berbagai perubahan sosial progresif,
    seperti gerakan perempuan, gerakan perempuan
    kulit hitam, gerakan anti kolonialisme, gerakan
    lingkungan hidup, gerakan kaun lesbian, gay dan
    lain-lain.Gerakan ini tidak selalu tepat dengan
    analisis oposisi biner atau analisis hitam-putih,
    namun yang jelas gerakan ini menuntut perubahan
    sosial baru, menuntut penghargaan pada perbedaan
    etnis, budaya, agama dan lain-lain. Gerakan
    sosial baru ini sangat berkembang dalam kajian
    multikuturalisme.

78
  • 11. Kritik terhadap narasi besar Lyotard
    mengemukakan bahwa pada era postmodern
    kepercayaan pada penjelasan makro atau cerita
    besar/ cerita .agung sejarah seperti diungkapkan
    oleh Marx, dilektika Roh model Hegel, kemajuan
    yang dipercayai oleh modernitas sudah tidak
    relevan lagi. Posmodernitas lebih mempercayai
    pada polivokalitas, keanekaragaman daripada
    keseragaman, mengharagai perbedaan, dan
    interpersonal.. Posmodern menolak bentuk
    pemikiran yang monodimensional yang otoritarian.
    Posmodern menurut Lyotard lebih menekankan dan
    mempercayai narasi kecil tentang masalah sosial,
    cerita tentang masalah kehidupanm dan perjuangan
    pada tingkat budaya, etnis, bahasa yang bersifat
    lokal.
  • 12. Otherness (ke-liyan-an) Pemikir
    postmodernis memberikan ruang dan penghargaan
    pada kelompok yang selama ini terpinggirkan
    (termarjinalkan). Penghargaan pada kelompok
    atau suara yang terpinggirkan selama ini,
    berkaitan erat dengan munculnya gerakan dan
    perjuangan hak-hak sipil serta penghargaan pada
    multikutural(isme) akhir-akhir ini.

79
Pandangan postmodernisme sebagai titik balik
peradaban ditunjukkan melalui beberapa pandangan
pemikir
  • Vattimo Berakhirnya modernitas
  • Daniel Bell Akhir ideology, Masyarakat
    postindustri
  • Francois Lyotard matinya Metanarasi
  • Akhir dari Sosial, ( Jean Baudrillard)
  • Akhir dari Teori, Masyarakat Konsumer (Fredrich
    Jameson)
  • Matinya Logos ( Jacques Derrida)
  • Matinya Ilmu Pengetahuan (The End of Science)
  • Matinya Ilmu Ekonomi (Omerod)
  • Matinya Realitas (Leary)
  • (Yasraf 244).

80
Perlu dibedakan konsep postmodernity(postmodernit
as) dengan dengan postmodernisme
  • Postmodernitas mengacu pd periode historis yang
    mengikuti era modern.
  • Postmodernisme mengacu pada produk cultural
    (seni, film, arsitektur, ilmu pengetahuan) yang
    berbeda dengan produk kultural modern
  • Munculnya teori social-budaya postmodern
    (subyektif, local, relative, mini-narrative)
    menggantikan atau melengkapi teori modern
    (obyektif, rasional, universal, grand-narrative).

81
Barry Smart dalam, Postmodernity (1993)
membedakan tiga pendirian yang berbeda dikalangan
postmodernis
  • 1. Tipe Moderat Postmodern(isme) sebagai
    lanjutan modern(isme). Kekurangan pada modernisme
    dicoba atasi oleh postmodernisme . Tokohnya J.
    Habermas, Daniel Bell (postindustrial Society)
  • 2. Postmodernis ekstrem/Radikal ada keterputusan
    antara masyarakat/pemikiran modern dengan
    postmodern. Tokoh yang termasuk ini Francios
    Lyotard, Jean baudrillard, M. Foucault, J.
    Derrida, Gilles Deleuze, Felix Quattari, Richard
    Rorty
  • 3. Modern dan Posmodern sebagai pilihan dalam
    melihat/menjelaskan masalah social-budaya

82
Ciri Filsafat Posmodern
  • 1. Berubah dari ilmu pengetahuan universal
    (metanarasi, grandnarrative) ke narasi yang
    bersifat lokal mini/little narative)
  • 2. Menolak rasionalitas yg universal.
    Rasionalitas selalu dikondisikan dalam narasi
    partikular, tradisi, dan intitusi dan praksis
    tertentu
  • 3.Posmodern menolak kesatuan, totalisasi, dan
    skema universal dengan merayakan pluralitas,
    perbedaan, fragmentasi, dan kompleksitas
  • 4. Menolak individu yg otonom dan rasionalitas yg
    transenden. Individu senantiasa terkait dengan
    lingkungan budaya, bahasa, sejarah

83
  • 5. Postmodernis anti metafisika, dimana
    sejarah dan nilai-nilai diturunkan dari
    kepercayaan itu (ingat abad kegelapan).
  • 6. Pengetahuan kita tentang sesuatu merupakan
    konstruksi bahasa dan konstruksi sosial.
  • 7. Bahasa adalah konstruksi sosial, melaluinya
    kita berpikir, dan mengubah keberadaan kita.

84
Ciri Kebudayaan Posmodern (Zygmunt Bauman, 1992)
  1. Pluralistis
  2. Berjalan di atas perubahan yg konstan
  3. Kurang dlm otoritas universal
  4. Hieterarkhis Permainan
  5. Merujuk pada Polivalensi penafsiran
  6. Dominasi media Pesan-pesannya
  7. Anti esensialis (semua tanda-tanda)
  8. Didominasi pemirsa, pembaca

85
Bauman membedakan Tipe Intelektual modern
(legislator) Tipe postmodern (Interpreter)
  • Tipe Legislator
  • Memiliki kewenangan mengatasi perbedaan
  • Pendapat legislator benar mengikat
  • Otoritas karane ilmu yg lebih unggul
  • Ilmuwan memiliki akses yg lebih baik pd ilmu
  • Ilmuwan pemilik kolektif atas pengetahuan yg
    dihasilkan
  • Ilmu dianggap berhubungan langsung dg perbaikan
    sosial
  • Ilmuwan tdk terikat dgn tradisi lokal serta
    menjastifikasinya.
  • Ilmuwan melakukan kontrol thdp aturan aplikasi
    ilmu

86
Tipe Interpreter
  1. Interpreter menafsirkan ide-ide dlm komunitas
  2. Interpreter tidak berorientasi mencari ide
    terbaik, tujuannya utk memfasilitasi komunikasi
    bebas antar komunitas
  3. Interpreter berusaha mencegah distorsi dlm
    komunikasi
  4. Interpreter perlu pemahaman yg dalam luas
  5. Interpreter perlu menjaga keseimbangan antar
    tradisi yg berlawanan

87
(No Transcript)
88
Perbedaan modern dgn Posmodern
89
(No Transcript)
90
Perbedaan modern dgn posmodern (Eduardo P.
Schetti dalamKuper, Adam Jessica Kuper, 1996,
653)
91
Tipe Pemikiran Posmodernis
  • 1. Tokoh Posmodern radikal menolak modern
    Francois Lyotard, Jacques Derrida, Michel
    Foucault, Jean Baudrilard. Paul Virilio. Tokoh
    postmodernisme radikal ini memfokuskan
    pemikirannya pada pengembangan model, teori
    sosial- budaya, pengetahuan dan wacana, serta
    praktek-praktek posmodern.
  • Para pemikir postmodern radikal/garis keras
    menyatakan bahwa teori totalitas, universalitas
    modern dipastikan akan membawa kemunduran dan
    dapat memicu tumbuhnya pemikiran totaliter dan
    politik kotor (Francois Lyotard).
  • Baudrrilard menyatakan bahwa dalam masyarakat
    yang sangat terpecah (hyperfragmented) dan
    masyarakat yang dibanjiri media tidak mungkin
    untuk menyatakan mana yang hayalan dan mana yang
    kenyataan, mana tanda (signs) dan mana penanda
    (signifier), alhasil seseorang tidak bisa membuat
    perbedaan, penghubungan, dan analisis yang
    sistematis yang sebelumnya merupakan ciri teori
    sosial klasik (modern).
  • Bagi aliran Posmodernisme keras, realitas sosial
    tidak bisa didefinisikan dan dipetakan, hal yang
    terbaik yang mungkin kita bisa lakukan adalah
    tinggal dalam serpihan-serpihan sebuah perpecahan
    dalam tatanan masyarakat (Steven Best, 272).

92
  • 2. Tipe posmodernis yang moderat yang menyatakan
    bahwa postmodern itu hanya lanjutan dari
    modernitas. Jurgen Habermas, David Hervey,
    fredrich Jameson, Daniel Bell. Pemikir ini masih
    menggunakan konsep modern (misalnya Marxisme)
    untuk menganalisis bentuk sosial-budaya
    postmodern. Kelompok ini tidak terlalu
    mempertentangkan apakah Nietszche, Marx modernis
    atau posmodernis. Yang jelas dalam pemikiran
    Nietzsche dan Marx sudah terkandung pemikiran
    postmodern yang sekarang disebut poskapitalisme,
    dan masyarakat konsumer. Jameson mengembangkan
    konsep marxisme dalam posmodernitas, serta
    menyatakan bahwa ia bukan menolak dan mendukung
    posmodernisme (Jameson, 1991). Karya Michel
    Ryan, Marxism and Deconstructionism (1982),
    adalah satu karya yang baik sekali yang
    menunjukkan betapa Teori Kritis dan Posmodernisme
    sebagai dua teori yang saling memperkaya,
    sehingga menghasilkan perpaduan teoritis yang
    menarik.

93
  • 3. Kelompok ketiga yang menyatakan bahwa
    postmodernitas sebagai perspektif alternative,
    paradigma alternatif yang dapat kita jadikan
    sebagai alternative untuk memahami dan
    penyelesaian masalah secara baru. Tokohnya
    antaralain Barry Smart, dan oleh Ritzer
    dimasukkan Francois Lyotard yang menurut penulis
    Lyotard lebih cendrung masuk dalam postmodernisme
    radikal (Ritzer, George, 2003 18). Penggunaan
    istilah posmodern setelah tahun 1970-an kita
    temukan dalam berbagai bidang, yakni seni rupa,
    arsitektur, politik, sastra, antropologi,
    sosio-logi, feminisme, psikologi, filsafat dan
    lain-lain. Istilah posmo-dern digunakan secara
    luas dengan pengertian yang agak longgar bahkan
    cenderung ambigu dan seakan-akan memayungi
    ber-bagai aliran pemikiran yang satu sama lain
    tidak selalu ber-kaitan. Kekaburan itu juga
    terdapat pada pemakaian awalan pos dan akhiran
    isme pada (pos-) modern (isme) yang biasa-nya
    dibedakan dengan istilah posmodernitas.

94
Daniel Bell
  • Dalam buku The Coming of Postindustrial Society,
    ia mengemukakan beberapa elemen perubahan dalam
    masyarakat, antara lain
  • Dalam bidang ekonomi perubahan dari keunggulan
    barang-barang produksi ke pelayanan (jasa).
    Pelayanan/jasa itu terlihat pada bisnis eceran,
    perbankan, kesehatan, pendidikan, penelitian,
    serta pelayanan pemerintahan sebagai hal penting
    dan menentukan dalam masyarakat postindustri.
  • Hadirnya pekerjaan professional dan teknis yang
    kini menguasai lapangan kerja. Pada Era
    posindustri peran para ilmuwan dan teknisis
    menjadi sangat penting dan dominant. Pada era ini
    ilmu pengetahuan (capital intelektual) dianggap
    sebagai modal utama, menggantikan peran uang
    pada era modern.

95
  • Pengetahuan teoritis menjadi esensial bagi
    masyarakat industri. Ada keterkaitan erat antara
    teori dengan praksis. Ilmu pengetahuan menjadi
    sumber utama perubahan struktural dalam
    masyarakat, perubahan dan inovasi dalam hubungan
    dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
    kebijakan publik, sesungguhnya didorong oleh
    perubahan dalam karakter ilmu pengetahuan.
    Perkembangan ilmu pengetahuan (teoritis) telah
    mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan,
    berkembangnya teknologi intelektual baru,
    terciptanya penelitian-penelitian sistematik di
    dunia perguruan tinggi dan lembaga lain yang
    didukung anggaran penelitian oleh pemerintah dan
    perusahaan-perusahaan besar (Bell, 1973 44).

96
  • Masyarakat posindustri berorientasi pada
    prediksi dan kontrol atas teknologi serta
    berbagai dampaknya. Bell melihat peran besar dari
    peramalan dan kontrol serta teknik-teknik
    pemetaan yang melahirkan sejarah baru ekonomi,
    karena lebih memungkinkan ekonomi dan kemajuan
    yang terencana, sehingga memperkecil ketidak
    menentuan ekonomi dan masa depan.
  • Pengambilan kebijakan ikut menciptakan sebuah
    teknologi intelektual baru seperti teori
    informasi, sibernetika, teori keputusan, teori
    permainan, teori daya guna, proses-proses yang
    melibatkan variable yang bervariasi (Giddens,
    1973 29).

97
Pengantar Ke Pemikiran Posmodernis Lyotard
  • Gagasan Teori Kritis
  • Pada Teori kritis sudah dikemukakan kritik
    tokohnya pada ilmu pengetahuan Kebudayaan
    modern.
  • Max Horkheimer Theodor Adorno, Dialectic of
    Enlightenment (1944) mengkritik dorongan untuk
    menguasai alam dan dominasi kapitalisme lanjut
    adalah satu bentuk fasisme barbar dan irasional.
    Teori kritis sudah tidak mempercayai Narasi
    modern.
  • Melalui buku itu Habermas membedakan
  • a) tindakan instrumental strategis tujuannya
    keberhasilan dlm relasinya dengan lingkungan
    (fisik-sosial)
  • B) tindakan komunikatif tujuan bukan kepentingan
    ehois, tapi untuk mendapatkan saling pemahaman
  • Habermas melalui teori komunikatifnya mengusulkan
    untuk menggantikan subyektivitas rasionalitas
    yang monologis dengan konsep yang dialogis
  • Habermas sudah mengemukakan tentang keberagaman
    rasionalitas diskursus. Tanpa terjebak pada
    relativisme/skeptisisme dgn asumsi rasionalitas
    komunikatif karena pencapaian kesepahaman tanpa
    tekanan diantara subyek yang bertemu bertindak.
    (Habermas masih mempercayai keunggulan
    rasionalitas- Neonitszchean justru melihat
    kekurangannya).

98
Pokok Pikiran Strukturalis
99
Pemikir Postrukturalis
  • Jaen Francois Lyotard
  • Jacques Derrida
  • Michel Foucault
  • Richard Rorty
  • Jean Baudrillard
  • Gillesd Deleuze Guattari
  • Anthony Giddens
  • Pierre Baourdieu
  • Dll.

100
Jean Francois Lyotard (1924-
  • Lahir di Versailles tahun 1924-
  • Belajar Filsafat dan sastra di Sorbonne
  • Ia dipengaruhi oleh Kant , Husserl (buku
    pertamanya La phenomenologie (1954)
  • Ia pernah mengajar di Algeria, pengalaman ini
    membuatnya menjadi seorang ilmuwan politisi yg
    radikal. Skembalinya di Prancis ia bergabung
    dengan kelompok Socialisne ou Barbarie (kiri dan
    anti perang. Ia mengritik dan menyatakan Marxisme
    tidak lagi memadai. Tahun 1966 Ia keluar dari
    Socialisme ou Barbarie
  • Ia menjadi dosen di Universitas Nanterre dan
    aktif terlibat dlm gerakan mahasiswa 1968 dan
    politik oposisi

101
  • Tahun 1971 ia menyelesaikan Disertasinya
    Discourse Figure dan ia diangkat menjadi profesor
    filsafat di Vincennes University.
  • Karyanya
  • 1. Discours Figure (1971)
  • 2. Derive a partirr de Marx et Freud (1973),
  • 3. Des dispositifs pulsionels (1973)
  • 4. Economic Libidinale (1974)
  • 5. The Postmodern Condition

102
Penolakan terhadap grand-narrative ini sering
disebut sebagai anti fundasioal sebagai salah
satu ciri posmodernisme
  • Antifundasionalisme itu dapat dimengerti sebagai
    berikut
  • 1. Antifundasionalis dalam teori sosial-budaya
    dan filsafat me-negaskan bahwa meta-narasi yang
    dijadikan fundasi dituntut dalam modernitas Barat
    dengan universalitas dan hak-hak isti-mewanya
    dalam gagasan mengenai ilmu pengetahuan,
    humanisme, sosialisme dan lain-lain adalah cacat,
    karena itu kita harus mencoba untuk menghasilkan
    mode pengetahuan yang lebih sensitif terhadap
    berbagai bentuk perbedaan. Hal ini dimungkinkan
    ketika para intelektual mengganti peran mere-ka
    sebagai legislator kepercayaan menjadi seorang
    interpre-ter (Lyotard, 1984, Keller, 1988,
    Bauman, 1988).( 234).

103
  • Pemberian hak istimewa pada hal-hal yang bersifat
    lokal dan vernakuler (daerah), ini diterjemahkan
    sebagai seorang demokrat dan populis yang
    menghancurkan hierarkhi simbolik di kalangan
    akademisi dan intelektual serta seni (perbedaan
    seni tinggi dan populer).
  • Peralihan dari bentuk upaya diskursif ke arah
    bentuk budaya figural yang tampak dalam penekanan
    dan imaji visual dan bukan kata-kata, proses
    primer ego dan bukan proses sekunder, apresiasi
    dengan cara membenamkan/ melibatkan diri dan
    bukan dengan cara mengambil jarak dari penonton
    yang tidak memihak (Lash, 1988),
  • Aspek ini ditangkap sebagai fase budaya dangkal
    posmodern
  • (Jameson, 1984).
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com