KEBIJAKAN PENGANGGARAN Dr. H. DIDIK SUSETYO, SE. MSi. - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

KEBIJAKAN PENGANGGARAN Dr. H. DIDIK SUSETYO, SE. MSi.

Description:

Title: PowerPoint Presentation Last modified by: LENOVO Created Date: 1/1/1601 12:00:00 AM Document presentation format: On-screen Show (4:3) Other titles – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:356
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 23
Provided by: pascaunis
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: KEBIJAKAN PENGANGGARAN Dr. H. DIDIK SUSETYO, SE. MSi.


1
KEBIJAKAN PENGANGGARANDr. H. DIDIK SUSETYO, SE.
MSi.
  1. Historis Keuangan Negara
  2. Perkemb KeuNeg masa krisis
  3. APBN dan Dasar Hukum
  4. Struktur dan Format APBN
  5. Kesepakatan DPR dan Pemerintah
  6. Siklus APBN
  7. Strategi mencapai Fiskal berdaya tahan dan
    berkelanjutan
  8. Strategi memelihara Fiskal yang berkelanjutan
  9. Konsolidasi lebih lanjut Anggaran Negara

2
Pendahuluan
  • Menempatkan kebijakan sosial-ekonomi sebagai
    prioritas utama dalam alokasi sumber daya dan
    kapital
  • Kebijakan Keuangan Negara berfungsi dalam
    mencapai keseimbangan pembangunan sosial dan
    ekonomi, fungsi alokasi
  • Pengalaman pertumbuhan ekonomi pada jalur yang
    cepat periode70-90an

3
Pendahuluan
  • Struktur ekonomi didukung industri maknufaktur
    berorientasi ekspor, tabungan domestik, investasi
    langsung, pengendalian inflasi, dan defisit NP
    rendah
  • Intervensi yg berlebihan dan monopoli impor
  • Tingginya kredit macet (non performing loan)
  • Utang yg tinggi sekitar 100 dari PDB (apakah
    lampaui batas psikologis)
  • Rupiah terdepresiasi, naiknya pembayaran tingkat
    bunga domestik, beban utang naik tajam, shg
    memburuknya keadaan keuangan dan institusi
    finansial

4
Perkemb KeuNeg Masa Krisis
  • Masa krisis keuangan, surplus APBN menunda
    proyek-proyek infrastruktur, memangkas
    program-program pembangunan, dan memperluas
    cakupan pajak PPnBM
  • Menerapkan paket kebijakan mengembalikan
    kepercayaan masyarakat
  • Kebijakan fiskal dgn prinsip anggaran berimbang,
    bersifat ekspansif
  • Kondisi fiskal memburuk, penerimaan rendah dan
    depresiasi rupiah yang tajam
  • Upaya penguatan fiskal sisi penerimaan dan
    pengeluaran mengalami distorsi kebijakan
  • Rekomendasi untuk memasukkan dana off-budget ke
    APBN

5
APBN dan Dasar Hukum
  • APBN manifestasi pelaksanaan kewajiban
    konstitusional Pemerintah DPR
  • APBN disusun dgn memperhatikan faktor-faktor
    internal dan eksternal, kondisi ekonomi nasional
    global dan pelaksanaan APBN sebelumnya
  • Dasar hukum pasal 23 ayat 1, 2, 3 amandemen UUD
    1945 (GBHN), RPJP RPJM, RKP
  • Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
    Keuangan Negara
  • Pembahasan APBN oleh DPRPemerintah

6
Struktur dan Format APBN
  • APBN merupakan penjabaran rencana kerja
    penyelenggara negara 12 (dua belas) bulan
  • Periode 1 April-31 Maret berubah ke periode
    kalender 1 Januari-31 Desember
  • Struktur dan format memuat jenis transaksi
    berkaitan dgn rencana kegiatan penyelenggaran
    negara terhadap posisi keuangan negara dalam
    kurun waktu satu tahun
  • Rencana kerja dituangkan dalam angka-angka yg
    dikategorikan ke dalam pendapatan negara hibah,
    belanja negara, dan pembiayaan anggaran

7
Struktur dan Format APBNcont
  • Secara ekonomi ada tiga kel Pos pendapatan dan
    hibah, pos belanja negara, dan pembiayaan
    anggaran
  • Sebelum sampai TA 1999/2000 berbentuk
    skontro/T-account diletakkan berdampingan,
    prinsip berimbang dan dinamis
  • Mulai TA 2000 berbentuk staffel/I-account
    pendapatan belanja dalam satu kolom
  • Berubahnya struktur format ke arah universal
    yang mengacu pada Government Financial Statistic
    (GFS)

8
Struktur Format APBNcont
  • Sistem Akuntansi Keu Negara (Fiscal Gov
    Accounting) bahwa transaksi pendapatan negara
    menambah aktiva/kekayaan bersih, sedangkan
    belanja negara berakibat sebaliknya
  • Transaksi pembiayaan (below the line) tdk
    mengakibatkan perubahan nilai aktiva, karena
    nilai aktiva dan pasiva sama besarnya.
  • Konsep ini untuk transparansi akuntabilitas
    publik dalam formulasi, memantau, dan
    melaksanakan APBN

9
Kesepakatan DPR Pemerintah
  • APBN merupakan produk kebijakan publik yang
    sesuai dengan teknis budgeting, analisis ekonomi
    dan sosial, yuridis formal konstitusional,
    serta juga didahului dengan adanya konsolidasi
  • Indikator ekonomi sebagai dasar penyususnan APBN
    pertumbuhan ekonomi, inflasi, kurs, suku bunga
    SBI 3 bln, harga minyak, produksi minyak
  • Kebijakan fiskal harus memperhatikan kebijakan
    moneter, NP, dan kebijakan publik lain

10
Basic Assumption of Budget
Macro Indicator 2002 2003 2004 2005
Pendapatan Negara Hibah 298,6 341.1 349,9
Belanja Negara 322,2 374,8 374,3
Oil Price (US/barrel) 23,53 21,0 22,0 22,0-25,0
Oil Production 1,26 1,150 1,150 1,1
GDP (Trillion Rp.) 1.610,565 1.786,691 1999.600
Economic Growth 3,7 4,5 4,8 5,0-5,5
Inflation Rate 10,03 7,0 6,5 5,0-6,0
Rupiah/US Exchange R 9.311 8.700 8.600 8.400-8.600
Defisit 23,6 33,7 24,4
11
Siklus APBN
  • Penyusunan APBN (pembicaraan tahap awal akhir)
  • Pembahasan dan Penetapan APBN (pembicaraan di
    provinsi kab/kota)
  • Pelaksanaan APBN (SKO, SPP, SPMU)
  • Pengawasan pelaksanaan APBN
  • Pertanggung jawaban pelaksanaan APBN

12
Strategi Fiskal Berdaya Tahan
  • Upaya menurunkan beban hutang secara berurutan
  • Indek Fiskal yang sehat (IFS) diukur dengan rasio
    antara total utang dengan nominal PDB
  • IFS dD/D dY/Y atau
  • IFS dD/D (dP/P dy/y)
  • Bila IFS negatif berarti ada tendensi utang
    pemerintah menurun, maka fiskal berdaya tahan

13
Strategi Fiskal Berkelanjutan
  • Lima Kebijakan
  • Konsolidasi lebih lanjut anggaran negara
  • Memperluas basis pendapatan
  • Mengutamakan pengeluaran penting
  • Pemerintahan yang lebih baik dan pengelolaan
    sektor publik yang efisien
  • Membangun pasar obligasi domestik

14
Strategi Memelihara Fiskal yang Berkelanjutan
Konsolidasi lebih lanjut anggaran negara
Memperluas basis pendapatan
Mengutamakan pengeluaran penting
Pengelolaan sektor publik yg efisien
Membangun pasar obligasi domestik
15
KERANGKA PERTUMBUHAN
H (Modal Manusia)
PFT
-Menekan korupsi -Mengurangi distorsi-distorsi
yang lebih menguntungkan K -Mengoreksi
kegagalan-kegagalan pasar yang merugikan H,
R -Memperkuat regulasi
K (Modal Fisik)
Pertumbuhan
Kesejahteraan
PFT
H (Modal Alam dan Ekosistem)
Thomas Vinod et al, 2000, Kualitas Pertumbuhan,
The International Bank for Reconstruction and
Development/The World Bank, Washington DC,
(terjemahan)
PFT Produktivitas Faktor Total
16
Konsolidasi lebih lanjut anggaran negara
  • Pengendalian pengeluaran dan pendapatan
  • Mendata dan memindahkan dana non-budgeter ke APBN
  • Pengawasan yang efisien dan efektif, tidak
    overlapping

17
Memperluas basis pendapatan
  • Melakukan rasionalisasi sejumlah pengecualian dan
    tunjangan pajak shg basis pajak meningkat
  • Melakukan intensifikasi basis pajak, tanpa
    mengenakan beban pajak baru

18
Mengutamakan pengeluaran penting
  • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
  • Membenahi sistem politik yg demokratis
  • Mempercepat pemulihan ekonomi
  • Meningkatkan pembangunan ekonomi
  • Penegakan hukum
  • Pengeluaran pembangunan diarahkan untuk
    penyediaan pelayanan kebutuhan sosial dasar,
    seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan
    nasional.

19
Pemerintah yg lebih baik dan Pengelolaan Sektor
Publik yg Efisien
  • Reformasi pegawai negeri sangat penting untuk
    efisiensi anggaran
  • Penyesuaian gaji sangat penting
  • Meningkatkan peran sektor publik, terutama
    penataan BUMN
  • Privatisasi BUMN menuju perusahaan yang berdaya
    saing

20
Membangun Pasar Obligasi Domestik
  • Pasar obligasi diarahkan untuk memfasilitasi
    roll-over utang jatuh tempo
  • Untuk menarik minat kelompok investor secara
    lebih luas untuk menjamin berfungsinya pasar
    sekunder
  • Manajemen utang yang sehat dan pengembangan pasar
    oligasi domestik
  • Membangun pusat informasi tentang biaya dan
    resiko berkaitan dengan kebutuhan finansial
    pemerintah dan posisi utang kepada otoritas fiskal

21
Pembagian Tanggung jawab
  • DepKeu (otoritas fiskal) dan BI (otoritas
    moneter)
  • Pengelolaan utang dan isu utang pokok
  • Persiapan pasar sekunder
  • Fasilitas depository
  • Persiapan kliring
  • Penempatan perdagangan sekuritas pemerintah
  • Info tentang posisi komposisi utang serta aset
    finansial pemerintah, termasuk jenis mata uang,
    jatuh tempo dan struktur tingkat bunga

22
Sekian
Terima Kasih
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com