Epidemiologi Tuberkulosis - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Epidemiologi Tuberkulosis

Description:

Riwayat Alamiah Penyakit TB yang ... waktu diagnosis. Awal terapi yang tepat. Title: Epidemiologi Tuberkulosis Author: Satellite A10-S100 Last modified by: Lab ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:137
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 31
Provided by: Satel95
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Epidemiologi Tuberkulosis


1
Epidemiologi Tuberkulosis
2
Etiologi
  • Mikobakteria - Mycobacterium tuberculosis
    complex
  • M. tuberculosis (plg sering dan penting bagi
    manusia)
  • Bentuk batang ramping, tidak ada spora, ukuran
    0,5 3,0 mili mikron, basil tahan asam

3
Besaran Masalah
  • 1990 90 dari kasustersebut berasal dari negara
    sedang berkembang.
  • 1995 95 berasal dari negara sedang berkembang.

4
Riwayat Alamiah Penyakit
  • TB yang tidak diterapi adalah fatal, 1/3 mati
    dalam satu tahun dan 1/2 mati dalam 5 tahun
    setelah diagnosis.
  • Diantara pasien BTA , 5 years mortality 65.
  • Diantara pasien yang hidup pada 5 tahun 60
    remisi spontan

5
Gejala klinis
  • batuk (paling dini dan paling sering) gt 2 mg ,
    dahak (kental dan sedikit, kuning/kuning hijau),
  • batuk darah,
  • nyeri dada, wheezing, sesak nafas (dyspnea)
  • Gejala umum seperti panas badan, menggigil,
    keringat malam, gangguan menstruasi, anoreksia,
    dan berat badan menurun.

6
  • Gambaran rontgenologis, sudah tampak 2-3 tahun
    sebelum ada gejala klinis.
  • Pemeriksaan laboratorium
  • ? dahak terdapat basil tahan asam
  • ? cairan pleura (makroskopis dan mikroskopis)
  • ? darah (tidak khas)

7
Uji tuberkulin
  • Untuk melihat adanya reaksi imunitas selular
    setelah 4-6 minggu infeksi pertama dengan basil
    tbc. Dilakukan tes Mantoux dengan Purified
    Derivative of Tuberculin (PPD), disuntikkan
    intradermal pada 1/3 atas ektensor kiri.
    Pembacaan 6-8 jam/48 jam/72 jam, hasil positif
    bila terjadi indurasi gt 10 mm.

8
  • Uji tuberkulin dapat dipakai untuk
  • mencapai high-risk group untuk TB
  • pra vaksinasi BCG
  • survailans TB untuk menemukan prevalensi infeksi
    TB dan insidens TB

9
Diagnosa TBC
  • Dengan Pemeriksaan dahak dgn ZN , ditemukan kuman
    basil tahan asam,
  • Pada anak2 dg Sistem Skooring TB Anak
  • Diagnosa TB sangat tergantung pada
  • - Penderita
  • - Reagen
  • - Petugas TB

10
Manifestasi Prinsip Pengendalian
  • Manifestasi klinis
  • TB Paru
  • TB primer
  • TB post primer (sekunder)
  • TB Ekstra Paru
  • Jaringan tubuh selain paru pleura, pericarditis,
    saluran kemih, saluran pencernaan, meningitis.

11
  • Prinsip Pengendalian
  • Deteksi kasus yang tepat.
  • Ketersediaan obat jangka pendek dengan PMO pada
    semua pasien.
  • Skrining pada kelompok risiko tinggi (negara
    dengan prevalensi rendah)
  • Survei kontak
  • Pembatasan penularan di RS, rumah penampungan
    gelandangan/panti sosial, penjara

12
PENGOBATAN
  • Lima obat utama yang merupakan firs-tline agents
    isoniazid, rifampicin, pyrazinamide,
    ethambutol, streptomisin.
  • Obat second-line kanamisin, amikasin,
    kapreomisisn dan ethionamid, sikloserin, dan PAS
    para-aminosalisilic acid, quinolone ofloxacin,
    sparfloxacin, levofloxacin, clofazimin,
    amithiozon, dan amoksisilin/clavulanic acid.

13
  • Regimen jangka pendek
  • Fase awal (fase bakterisidal), untuk membunuh
    basil tuberkel, mengatasi gejala, dan pasiem
    menjadi tidak infeksius.
  • Fase lanjutan (fase sterilisasi), untuk
    mengeliminasi semidormant persisters.

14
  • Dua strategi pendekatan untuk mengatasi
  • ketidakpatuhan dalam minum obat TB yaitu
  • Direct Observation of Treatment (DOT)
  • Penyediaan obat-obatan dalam formulasi kombinasi

15
Monitoring respons pengobatan
  • Pemeriksaan BTA pada bulan ke 2, 5, dan 6. Bila
    gt5 bulan BTA positif menunjukkan pengobatan
    gagal.
  • Terhadap toksisitas obat. Efek samping adalah
    hepatitis (yang paling sering), artralgia,
    hiperurisemia, neuritis syaraf mata (neuritis
    optikus), kerusakan syaraf kedelapan (obat harus
    dihentikan) gatal-gatal atau rasa tidak enak
    pada perut (obat tidak perlu dihentikan).

16
  • Foto rontgen paru pada akhir pengobatan berguna
    sebagai pembanding terhadap berkembangnya
    recurrent TB.
  • Kegagalan pengobatan jika kultur tetap positif
    sesudah 3 bulan atau BTA tetap positif setelah 5
    bulan.

17
PENCEGAHAN
  • Imunisasi BCG
  • Kemoterapi dengan isoniazid
  • Prioritas utama adalah deteksi kasus dan
    ketersediaan DOTS (directly observed treatment
    short-term) dan untuk daerah/negara dengan
    prevalensi TB rendah dan sumber daya adekuat bisa
    dilakukan skrining untuk kelompok risiko tinggi
    (imigran yang berasal dari negara prevalensi TB
    tinggi dan orang dengan HIV positif).

18
  • Penyelidikan dan pengamatan kontak penderita TB.
  • Membatasi penularan dengan
  • isolasi penderita yang diduga TB sampai terbukti
    tidak infeksius.
  • Ventilasi yang tepat pada ruang penderita TB.
  • Penggunaan cahaya matahari pada tempat dengan
    risiko tinggi penularan TB.
  • Skrining periodik terhadap kontak TB atau yang
    dicurigai TB.

19
Pada daerah dengan prevalensi TB tinggi
  • Deteksi kasus terutama temua kasus pasif
    (pemeriksaan BTA sputum dari pasien dengan batuk
    lebih dari 3 minggu)
  • Supervisi Pelaksanaan standart terapi jangka
    pendek terhadap semua pasien dengan BTA positif
    dengan pengobatan
  • Pembentukan dan pemeliharaan sistem peyediaan
    obat yang teratur
  • Pembentukan dan pemeliharaan suatu sitem yang
    efektif terhadap evaluasi pasien dan manajemen
    program.

20
PAPARAN TERHADAP KUMAN TB
  • Faktor risiko
  • Jumlah kasus TB di dalam suatu masyarakat (sumber
    penularan)
  • Lamanya kasus TB tersebut bersifat infeksius
  • Lama kontak dengan sumber penularan
  • Karakteristik kontak/interaksi (keeratan kontak,
    kepadatan rumah, letak rumah desa/kota)
  • Intervensi paling penting untuk mengurangi
    paparan
  • Identifikasi kasus TB infeksius sedini mungkin
  • Pengobatan kasus TB secara efektif

21
Faktor risiko lain
  • infeksi HIV (RR gt 10)
  • lesi fibrotik (ukuran lesi ? 2 cm risiko 2x
    berkembangnya TB dibandingkan pada pasien dengan
    lesi lt 2 cm)
  • silikosis
  • kanker leher dan kepala
  • hemophilia
  • terapi imunosupresi
  • hemodialisis

22
  • Berar badan kurang
  • Diabetes
  • Perokok berat
  • Gatrectomy
  • Jejuno ileal bypass
  • Dosis injeksi

23
Gambaran insidens TB
  • Menurut usia, puncak insidens TB
  • Pada kelompok umur 1-4 tahun
  • Kelompok remaja dan dewasa muda
  • Risiko TB meningkat pada usia lebih dari 60
    tahun.
  • Menurut jenis kelamin
  • Risiko TB lebih besar pada wanita dibandingkan
    pria pada kelompok umur 15-44 tahun.
  • Risiko TB lebih rendah pada wanita dibandingkan
    pria pada kelompok umur diatas 44 tahun.

24
  • Riwayat kontak sebelumnya
  • Risiko lebih besar pada populasi yang belum
    pernah ada kontak dengan TB sebelumnya
  •  
  • Menurut golongan darah (studi di Eskimo)
  • Pasien TB secara signifikan lebih banyak memiliki
    golongan darah AB atau B dibandingkan O atau A.
  •  
  • Menurut tipe HLA (tidak konsisten)
  • Risiko meningkat pada tipe A11-B15 dan DR2.
  •  
  • Menurut berat badan
  • Risiko meningkat 3,4 kali pada orang-orang dengan
    underweight ?10 dibandingkan overweight ? 10.

25
  • Menurut perilaku
  • Diet vegetarian yang ketat merupakan faktor
    risiko TB.
  • Risiko TB meningkat dengan pengurangan konsumsi
    daging atau ikan.
  • Risiko TB lebih besar pada perokok dibandingkan
    bukan perokok (OR meningkat dengan peningkatan
    jumlah rokok).
  • Penyalahgunaan alkohol, penyalahgunaan
    obat-obatan melalui injeksi mempengaruhi kejadian
    TB.
  • Malnutrisi mempengaruhi berkembangnya TB.

26
  • Menurut kondisi medis
  • Risiko TB 26x lebih besar pada pekerja tambang
    dengan silikosis dibandingkan tanpa silikosis.
  • Risiko TB 3x lebih besar pada pasien DM
    dibandingkan populasi umum.
  • Risiko 10-15x lebih besar pada pasien dengan GGT
    dengan hemodialisis dibandingkan populasi umum.

27
  • Risiko 5x lebih besar pada laki-laki dengan
    gastrktomi diabndingkan laki-laki tanpa
    gastrektomi.
  • Lebih sering dijumpai pada pasien kanker paru dan
    limfoma maligna.
  • Lebih sering dijumpai pada obesitas dengan
    tindakan bypass jejuno-ileal.
  • Lebih sering terdapat pada psien dengan terapi
    kortikosteroid.

28
Beban TB global meningkat karena beberapa alasan
  • Kemiskinan
  • Pengabaian terhadap pengendalian TB (inadekuat
    dari temuan kasus, terapi dan penyembuhan)
  • Perubahan demografi (peningkatan penduduk dunia
    dan perubahan struktur usia)
  • Dampak dari pandemi HIV.
  • Resistensi obat TB (prevalensi dari resistensi
    obat merupakan indikasi dari kualitas
    pengendalian TB)

29
  • Tren TB di masa mendatang di negara
  • berkembang, ditentukan oleh
  • Langkah pengendalian yang efektif
  • Dinamika epidemi HIV
  • Munculnya resistensi obat

30
 KEMATIAN TB
  • Faktor risiko, tergantung pada
  • Letak, tipe, dan keparahan penyakit.
  • Jangka waktu diagnosis.
  • Awal terapi yang tepat.
  •  
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com