Title: TREMATODA DARAH Adrial
1TREMATODA DARAHAdrial
2TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA
- Schistosoma japonicum
- Schistosoma mansoni
- Schistosoma haematobium
- Schistosoma intercalatum
- Schistosoma mekongi
- Schistosoma binatang
3Schistosoma
- Penyakit skistosomiasis bilharziasis
- Morfologi dan Daur Hidup
- Hidup in copula di dalam pembuluh darah vena-vena
usus, vesikalis dan prostatika. - Di bagian ventral cacing jantan terdapat canalis
gynaecophorus, tempat cacing betina. - Telur tidak mempunyai operkulum dan berisi
mirasidium, mempunyai duri dan letaknya
tergantung spesies.
4- Telur dapat menembus keluar dari pembuluh darah,
bermigrasi di jaringan dan akhirnya masuk ke
lumen usus atau kandung kencing - Telur menetas di dalam air mengeluarkan
mirasidium.
5Cacing dewasa schistosoma
6HP Schistosoma
7(No Transcript)
8 Serkaria Schistosoma
9Daur hidup Schistosoma sp.
10Schistosoma waktu kopulasi
11Patologi dan Gejala Klinis
- Perubahan yang terjadi disebabkan oleh 3 stadium
cacing yaitu serkaria, cacing dewasa dan telur. - Perubahan-perubahan pada skistosomiasis dibagi
dalam 3 stadium - Masa tunas biologik
- Gejala kulit dan alergi eritema, papula
disertai rasa gatal dan panas hilang dalam 2-3
hari.
12- Gejala paru batuk, kadang-kadang pengeluaran
dahak yang produktif - Gejala toksemia timbul minggu ke-2 sampai ke-8
setelah infeksi. Berat gejala tergantung jumlah
serkaria yang masuk - Gejala berupa lemah, malaise, tidak nafsu
makan, mual dan muntah. Diare disebabkan
hipersensitif terhadap cacing - Hati dan limpa membesar dan nyeri raba.
13- 2. Stadium Akut
- Mulai sejak cacing bertelur
- Efek patologis tergantung jumlah telur yang
dikeluarkan dan jumlah cacing . - Keluhan demam, malaise, berat badan menurun
- Pada infeksi berat ?Sindroma disentri
- Hepatomegali timbul lebih dini disusul
splenomegali terjadi 6-8 bulan setelah infeksi.
14- 3. Stadium menahun
- Penyembuhan dengan pembentukan jaringan ikat dan
fibrosis - Hepar kembali mengecil karena fibrosis. Hal ini
disebut sirosis - sirosis ? sirosis periportal
- Gejala splenomegali, edema tunbgai bawah dan
alat kelamin, asites dan ikterus. - Stadium lanjut sekali dapat terjadi hematemesis.
15- Diagnosis
- Menemukan telur dalam tinja, urin atau jaringan
biopsi - Reaksi serologi
16Pengobatan
- Umumnya tidak ada yang aman atau agak toksik
- Semuanya mempunyai risiko
- Pengaruh obat anti schistosoma dapat menyebabkan
terlepasnya cacing dari p. darah dan
mengakibatkan tersapunya cacing ke dalam hati
oleh sirkulkasi portal? disebut hepatic shift.
17- Obat-obat anti schistosoma
- Emetin (tartras emetikus)
- Fuadin stibofen, Reprodal, neo-antimosan
- Astiban TW 56
- Lucanthone-HCl, Miracil D. Nilodin
- Niridazol
- Prazikuantel (Embay 8440 Droncit,Biltricide)
18Epidemiologi
- Penyakit skistosomiasis merupakan masalah
kesehatan masyarakat di berbagai negara. Di
Indonesia hanya skistomiasis japonikum ditemukan
endemik di Sulawesi Tengah. - Berhubungan erat dengan air dari irigasi dengan
adanya fokus keong sebagai hospes perantara - Infeksi berlangsung pada orang yang bekerja di
sawah. - Kelompok usia yang terkena 5 50 tahun.
19Schistosoma japonicum
- Hospes Manusia, kucing, anjing,rusa, tikus
sawah (rattus), sapi, babi rusa dll. - Penyakit Oriental schistosomiasis,
skistosomiasis japonika, penyakit Katayama atau
penyakit demam keong. - Penyebaran geografis
- Di Indonesia hanya di Sulteng? daerah D. Lindu
dan lembah Napu.
20Schistosoma japonicum
TELUR BENTUK BULAT AGAK LONJONG DNG
TONJOLAN DI BAGIAN
LATERAL DEKAT KUTUB UKURAN 100 x 65 µm TELUR
BERISI EMBRIO TANPA OPERKULUM
SERKARIA Schistosoma sp EKOR BERCABANG
21 Morfologi S. japonicum
22Telur S.japonicum
23Telur S.japonicum
24Telur S. japonicum
25S. japonicum jantan dan betina
26DAUR HIDUP Schistosoma sp
27 Daur S. japonicum
28INANG ANTARA Schistosoma japonicum
Oncomelania sp
29Patologi dan Gejala Klinis
- Satdioum I
- Gatal-gatal (urtikaria)
- Gejala intoksikasi demam hepatomegali dan
eosinofilia tinggi - Stadium II
- Sindroma disentri
- Stadium III
- Sirosis hepatis dan splenomegali serta emasiasis
30Diagnosis
- Menemukan telur dalam tinja atau jaringan biopsi
- Reaksi serologi
- COPT (circumoral precipitin test)
- IHT (Indirect haemagglutinination test)
- CFT (complement fixation test)
- FAT (Fluorescense antibody test)
- ELISA(Enzyme linked immunosorbent assay)
31Schistosoma mansoni
- Hospes Manusia dan kera babon di Afrika sbg
hospes reservoir. - Penyakit skistomiasis usus
- Patologi dan gejala Klinis
- Seperti pada S. japonicum, tetapi lebih ringan.
- Splenomegali dapat jadi berat sekali.
32Morfologi S. mansoni
33Telur S. mansoni
34Telur S. mansoni
35Daur S. mansoni
36INANG ANTARA Schistosoma mansoni
Biomphalaria sp
37Telur S. mansoni dlm usus
38Telur S. mansoni pada jaringan usus (pd lapisan
mukosa dan submukosa)
39Schistosoma haematobium
- Hospes Manusia. Babon dan kera lain sbg hospes
reservoir. - Penyakit skistosmiasis vesika urinaria
- Tidak ditemukan di Indonesia.
- Patologi dan Gejala Klinis
- Hematuria dan disuria bila terjadi sistitis
- Sindroma disentri bila terjadi kelainan di
rektum. - Diagnosis Menemukan telur di dalam urin.
40 Morfologi S. haematobium
41Telur S. haematobium
42Telur S. haematobium
43Daur S. haematobium
44INANG ANTARA Schistosoma haematobium
Bulinus sp
45Telur S. haematobium pada jaringan kandung
kencing, terlihat telur terkalsifikasi
46 Telur S. haematobium pada jaringan kandung
47Lokasi S. haematobium dlm Plexus V. vesicalis
48Schistosoma intercalatum
- Kadang-kadang menginfeksi manusia di Afrika
(Kamerun, Gabon, Guyinea equator, Republik Afrika
Tengah, Chad dan Zaire). - Serupa dengan S. haematobium, telur berduri
terminal. - Cacing dewasanya ditemukan dalam plekxus
vena-vena usus manusia - Hospes perantara Bulinus africanus dan
B. globosus
49Schistosoma mekongi
- Serupa dengan S. japonicum
- Ditemukan di daerah sekitar Sungai Mekong
50Schistosoma binatang
- Hospes mammalia dan burung (termasuk itik)
- Penyakit Swimmers itch, clam diggers itch.
- Penyebaran geografis kosmopolit.
- Hospes perantara 25 spesies keong air tawar dan
4 spesies keong air laut.
51Patologi dan gejala klinis
- Serkaria asing di tempat asing(stranger in a
strange land) masuk menembus kulit lalu
dihancurkan dalam lapisan epitel kulit,
kadang-kadang lolos ke paru-paru. - Menimbulkan reaksi radang akut dengan edema,
infiltrasi neutrofil dan limfosit, kemudian
eosinophil. - Gejala urtikaria, gatal hebat , edema , terjadi
pemebentukan papula dan pustula dan mencapai
maksimum dalam 2-3 hari.
52- Diagnosis
- Riwayat kontak dengan air
- Kemerahan pada kulit
- Reaksi serologi mungkin positip
- Pengobatan
- Lotion anti gatal dan anti histamin.
- Reaksi alergi urtikaria atau edema
angioneurotik
53 S. haematobium S. mansoni S. japonicum
Cacing jantan
Ukuran 10-15 x 1 mm 10 x 1 mm 12-20 x 0.5 mm
Kutikula Tuberkula halus Tuberkula kasar Tidak bertuberkel
Testis 4-5, berkelompok 8-9, deret zig-zag 6-7, berderet
Cacing betina
Ukuran 20 X 0.25 mm 14 x 0.25 mm 26 x 0.3 mm.
Ovarium Posterior pertengahan badan Anterior pertengahan badan Pertengahan badan
Telur dalam uterus 20-30 butir 1-3 butir 50 butir atau lebih
Sekum yang menyatu Panjang (menyatu di pertengahan badan) Terpanjang(menyatu di anterior perte-ngahan badan) Pendek(menyatu di posterior perte-ngahan badan)
Hospes perantara Bulinus (Physopsis dan Planorbarius) Biomphalaria dan Australorbis Oncomelania hupensis
Hospes Definitif Manusia Babon Manusia Babon Manusia hewan domestik
Penyebaran Geografis Afrika, Timur Tengahd Timur Dekat Afrika dan Amerika Selatan Timur Jauh (Oriental)
Habitat Pleksus vena vesikalis dan prostatika Plexus mesenterikus daerah sigmoidorektal (v. mesenterika inferior dan cabang-cabangnya Plexus mesenterikus daerah ileocaecalis (v. mesenterika superior dan cabang-cabangnya)
Telur Duri terminal Duri lateral Bejolan lateral
54Terima kasih