Title: TOPIK II : BERPIKIR LOGIS
1TOPIK II BERPIKIR LOGIS
pendahuluan
Deskripsi Logika adalah ilmu penalaran atau
ketrampilan berpikir dengan tepat. Ketepatan
berpikir sangat tergantung pada jalan pikiran
yang logis atau tidak amburadul. Apakah Anda
pernah berpikir bahwa cinta kasih itu sama dengan
binatang? Bagaimana jalan pikirannya atau
logikanya? Coba simak cinta kasih nampak
sebagai penyayang, Dedi penyayang binatang. Jadi
cinta kasih identik dengan binatang. Apa yang
keliru? Antara premis dan kesimpulan tidak ada
hubungannya. Dalam topik bahasan ini Anda akan
belajar menguji jalan pikiran dengan tepat atau
logis. Relevansi Dalam kehidupan sehari-hari,
peristiwa yang terjadi (fakta) bisa dicari
sebabnya, hubungannya, mengapa terjadi demikian
dan apakah logis? Hal ini sangat penting bagi
mahasiswa untuk membantu dalam mempelajari mata
kuliah lain. Standar kompetensi Mahasiswa mampu
menguji suatu jalan pikiran dengan benar, mencari
hubungan antarvariabel, dan menarik kesimpulan
dengan tepat.
2TOPIK II BERPIKIR LOGIS
penyajian
Dalam berpikir membutuhkan
ketrampilan untuk bisa mengerti fakta, memahami
konsep, saling keterkaitan atau hubungan, sesuatu
yang tersurat dan tersirat, alasan, dan menarik
kesimpulan. Namun yang pertama kali harus
dipelajari adalah menguji suatu jalan pikiran
secara logis. Caranya adalah siapkan suatu skema
seperti berikut ini Jalur dari A ke C adalah
merupakan kesimpulan Kesimpulan itu diperoleh
karena premis B Biasanya A adalah Subyek dan C
predikat B adalah premis atau alasan Contoh
Seorang anak tenggelam ke sungai, dalam
keadaan pingsan ditarik keluar. Ada yang
berteriak, dia tak bernafas lagi. Sang ibu
histeris. Anakku mati...
B
Uji Jalan Pikiran
C
A
3TOPIK II BERPIKIR LOGIS
penyajian
- Bagaimana Anda harus menguji jalan
pikiran dari peristiwa tenggelamnya anak di
sungai tersebut? - Kotak A anda ganti dengan Dia, kotak C
anda ganti dengan mati dan kotak B anda tuliskan
tak bernafas lagi. A ke B merupakan kesimpulan
dan kotak B merupakan premis atau alasan. - Uji jalan pikiran melalui skema di bawah
ini sudah benar, tapi benarkah kesimpulan yang
menyatakan bahwa anak itu mati? Bila tidak
mengapa?
tak bernafas lagi
Dia
mati
4TOPIK II BERPIKIR LOGIS
penyajian
Setelah belajar menguji jalan pikiran dengan
skema, langkah berikutnya adalah mengkritisi
apakah kesimpulan yang ditarik itu betul ?
Benarkah dia mati karena tak bernafas lagi?
Cobalah Anda menahan nafas, apakah anda mati?
Tidak bukan?
Selain kesimpulan yang harus dikaji
ketepatannya, maka alasan atau premis juga harus
kita cek, apakah alasan itu kuat dan meyakinkan?
Premis umumnya merupakan suatu fakta, tapi sejauh
manakah fakta itu benar? Adakah premis itu
sekedar isu atau salah kaprah atau kata orang
saja?
- Langkah yang harus Anda kerjakan
- Tentukan kesimpulan
- Alasan / premis yang diajukan
- Uji jalan pikiran dengan skema
- Cek apakah kesimpulan benar
- Cek apa alasan kuat?
Kata kunci Uji jalan pikiran, Kesimpulan dan
Premis
5TOPIK II BERPIKIR LOGIS
penyajian
Contoh hubungan kausal kinerja perusahaan
meningkat karena motivasi kerja karyawan
tinggi. Contoh hubungan final kesejahteraan
karyawan ditingkatkan untuk memotivasi kerja
karyawan. Contoh hubungan kondisional Kalau
kepuasan kerja karyawan ingin ditingkatkan, maka
berbagai fasilitas kantor harus diperbaiki.
Hubungan atau keterkaitan sering kita jumpai dari
suatu peristiwa atau fenomena kehidupan
sehari-hari. Misalnya, adakah keterkaitan antara
besarnya tingkat konsumsi dan penghasilan
seseorang? Ada tiga bentuk hubungan, yakni
kausal-final-kondisional.
Namun hubungan itu tidak selalu nampak nyata
atau eksplisit (tersurat), ada kemungkinan secara
implisit (tersirat). Contohnya, nenek Anda
bilang jaman dulu beras murah. Secara eksplisit
dikatakan beras dulu murah, secara implisit
harga beras sekarang mahal.
Kata kunci Hubungan, Eksplisit-Implisit
6TOPIK II BERPIKIR LOGIS
penyajian
- INDUKSI-DEDUKSI
- Proses pemikiran memiliki dua pola, yakni
- Pola Induksi, dari fakta/kejadian/peristiwa/hal
nyata yang khusus disimpulkan menjadi pengetahuan
lebih umum. - Pola deduksi, dari pengetahuan lebih umum
diterapkan pada kondisi yang nyata atau hal
khusus.
Pengetahuan bersifat UMUM (teori)
Logika
INDUKSI
DEDUKSI
Statistika
Kenyataan /Fakta yang KHUSUS (empirik)
7TOPIK II BERPIKIR LOGIS
latihan
- Simaklah kasus-kasus berikut ini
- Kasus 1 Para penonton sepakbola anarkis, lebih
baik PSSI dibubarkan saja. - Kasus 2 Eva dan Roby baru saja bercerai, tak
mengherankan karena mereka dulu dipaksa nikah - Kasus 3 Ni Nyoman itu pasti pandai menari. Ia
kan kelahiran dan orang asli Bali. - Kasus 4 Banyak orang sukses dalam hidupnya,
tetapi tidak pandai di sekolah. Lihat seperti
Winston Churchill. Jadi orang tak perlu bersusah
payah sekolah agar sukses hidupnya. - Kasus 5 Suami saya suka perhatikan wanita
lain, kalau sedang jalan sore, matanya selalu
melirik ke kanan kiri melihat wanita lain.
Jelaslah bahwa suamiku suka selingkuh.
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan
kasus di atas 1. Buatlah skema uji jalan pikiran
untuk lima kasus tersebut. 2. Berdasarkan kasus
di atas, cek apakah kesimpulan benar dan alasan
kuat? 3. Manakah kasus yang bersifat induksi dan
mana deduksi? 4. Tentukan pernyataan eksplisit
dan implisit dari kasus tersebut.
8TOPIK II BERPIKIR LOGIS
penutup
Rangkuman Uji jalan pikiran melalui skema,
apa kesimpulannya dan apa premis/titik
pangkal/alasannya. Cek apakah kesimpulan tepat
dan alasan kuat. Hubungan apa yang terjadi,
(kausal-final-kondisional), apa eksplisitnya dan
apa implisitnya, proses pemikiran induksi atau
deduksi.