Perdamaian dan Keadilan Dalam Kehidupan Kita - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Perdamaian dan Keadilan Dalam Kehidupan Kita

Description:

Perdamaian dan Keadilan Dalam Kehidupan Kita: Zuly Qodir (Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) Perdamaian dan Keadilan Mengikuti perspektif human security ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:81
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 8
Provided by: MyT3
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Perdamaian dan Keadilan Dalam Kehidupan Kita


1
Perdamaian dan Keadilan Dalam Kehidupan Kita
  • Zuly Qodir
  • (Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

2
Perdamaian dan Keadilan
  • Mengikuti perspektif human security, maka dalam
    menciptakan keadilan dan perdamaian mewajibkan
    melakukan hal-hal seperti
  • Menciptakan rasa aman dalam aspek akses ekonomi
    untuk semua orang, tanpa pandang kelas sosial
  • Menciptakan rasa aman dalam akses pada kesehatan
    masyarakat (pembelian obat dan periksa) untuk
    penyakit-penyakit menular dan berbahaya
  • Menciptakan rasa aman dalam bidang pendidikan,
    pendidikan untuk semua kalangan masyarakat
    minimal dari dasar sampai menengah dijamin oleh
    negara
  • Menciptakan rasa aman dalam aspek kultural,
    seperti aspek untuk mengekspresikan
    perbedaan-perbedaan kultural sekaligus
    identitas-indentitas yang berbeda
  • Menciptakan rasa aman dalam bidang politik,
    kebebasan berpolitik, termasuk berasosiasi,
    berpartai dan mengontrol pemerintahan dengan
    cara-cara yang beradab
  • Menciptakan rasa aman dalam ruang publik seperti
    keselamatan dalam terminal, dijalan raya, di
    kereta, dalam pesawat dan seterusnyas

3
Tantangan Perdamaian
  • Sekala kekerasan dari bersifat kecil menjadi
    sangat besar, seperti kekerasan antar kelompok
    (suku) yang semula indivudal. Contoh kekerasan
    Tarakan-antara suku Tidung dan Bugis (2010),
    Ampera-antarpreman Flores dan Ambon (2010) dan
    Bogor-seorang Ahmadiyah versus non Ahmadiyah
    (2010)
  • Terorisme yang dilakukan oleh kelompok masyarakat
    (beragama) atas masyarakat lainnya dengan
    menggunakan modus-modus baru dalam menyebarkan
    kekerasan. Dari teror sms bom sampai perampokan
    bersenjata sehingga menyebabkan adanya gerakan
    kekerasan dalam masyarakat
  • Konflik individual (Bogor), konflik antar militer
    (seperti di Israel-Palestina), konflik Tarakan,
    dan Ampera Jakarta bergerak dalam bingkai lebel
    konflik angama dan etnis.
  • Munculnya gerakan kekerasan yang mendapatkan
    justifikasi dari aspek religius dan etnis,
    sehingga merasa menjaid martir dalam aktivitas
    gerakan kekerasan
  • Ketidakadilan, ketidakpastian hukum,
    ketidakpastian politik, ekonomi dan kultural
    sehingga memunculkan diskriminasi dan kekerasan
    kolektif

4
Membumikan Perdamaian
  • Memulai dengan hal-hal yang sifatnya
    (cronological manner) menguraikan kronologi
    kejadian konflik kekerasan, dengan memulai dari
    kondisi pra konflik, aktivitas perdamaian
    (peacemaking dan peace building) dengan negosiasi
    dan mediasi, serta aktivitas pasca konflik dengan
    intervensi kemanusiaan dan pendidikan perdamaian.
    Perseptktif historis-cronologis
  • Mengerjakan aktivitas perdamaian mendasarkan pada
    kekayaan-kekayaan kultural (local wisdom) seperti
    untuk kasus-kasus di Ambon, Poso, Tarakan dan
    seterusnya. Persepktive kultural didahulukan
  • Mengerjakan aktivitas perdamaian yang berhubungan
    dengan persoalan-persoalan pemerintahan. Seperti
    memperbaiki tata kelola dan kinerja pemerintahan
    yang buruk (tidak efektif dan efisien), membuat
    keberlangsungan pemerintahan yang bersih dan
    transparan, jujur dan bertanggung jawab, sehingga
    masyarakat mengakui kinerja pemerintahan yang
    baik (good governance). Perspektif pemerintahan
    yang baik
  • Melibatkan para aktor-aktor pemimpin agama,
    pemimpin adat (tokoh adat), selain aktor-aktor
    pemerintah seperti Kepala Daerah (I, II, ataupun
    Menteri). Dengan demikian mempertimbangkan
    perspektif religius
  • Melibatkan perempuan dalam proses perdamaian
    karena banyak perempuan memiliki potensi
    membangun perdamaian tetapi tidak dilibatkan,
    perspektif perempuan

5
Menciptakan Keadilan
  • Mengikuti perspektif human security, maka dalam
    menciptakan keadilan dan perdamaian mewajibkan
    melakukan hal-hal seperti
  • Menciptakan rasa aman dalam aspek akses ekonomi
    untuk semua orang, tanpa pandang kelas sosial
  • Menciptakan rasa aman dalam akses pada kesehatan
    masyarakat (pembelian obat dan periksa) untuk
    penyakit-penyakit menular dan berbahaya
  • Menciptakan rasa aman dalam bidang pendidikan,
    pendidikan untuk semua kalangan masyarakat
    minimal dari dasar sampai menengah dijamin oleh
    negara
  • Menciptakan rasa aman dalam aspek kultural,
    seperti aspek untuk mengekspresikan
    perbedaan-perbedaan kultural sekaligus
    identitas-indentitas yang berbeda
  • Menciptakan rasa aman dalam bidang politik,
    kebebasan berpolitik, termasuk berasosiasi,
    berpartai dan mengontrol pemerintahan dengan
    cara-cara yang beradab
  • Menciptakan rasa aman dalam ruang publik seperti
    keselamatan dalam terminal, dijalan raya, di
    kereta, dalam pesawat dan seterusnyas

6
Agenda Bersama
  • Melakukan aktivitas bersama dari level yang
    paling kecil dan terdnedah sekalipun terkait
    dengan meminimalisasi kekerasan yang bersifat
    membahayakan kemanusiaan (human security, seperti
    counter of terrorism, radikalisme dan kekerasan
    antar kelompok (komunalisme)
  • Membuat pendidikan perdamaian sebagai basis dalam
    mengajarkan nilai-nilai universal dalam
    masyarakat. Seperti pengajaran dan pembiasaan
    tentang kejujuran, keadilan, dan semangat
    menghargai liyan
  • Memikirakn dan melakukan aktivitas yang berbasis
    pada memanusiakan manusia, tidak memandang basis
    agama, etnis, dan sukuisme. Aktivitas berdasarkan
    pada kehendak untuk menolong masyarakat yang
    membutuhkan
  • Mendorong negara untuk menciptakan pemerintahan
    yang baik dalam pelayanan publik, seperti
    menghentikan perlakuan diskriminasi dalam
    pelayanan, meningkatkan mutu pendidikan dasar
    sampai menengah, pelayanan kesehatan dan
    kesejahteraan ekonomi
  • Mendorong negara dan masyarakat umum (publik)
    untuk menghentikan tindakan-tindakan korup,
    seperti melakukan korupsi, pungutan liar
    (pungli), ingn menang sendiri (egoisme kelompok)
    dan arogan karena dorongan chauvinisme etnis dan
    suku.

7
Bacaan
  • John Burton, (ed) Conflict Resolution and
    Prevention, St. Martins Press, New York, 1990
  • Gerrie ter Haar, (ed) Religion and Society,
    Brill, Leiden, 2007
  • Helen james (ed), Civil Society, Religion and
    Global Governance, Roudledge, San Franscisco,
    2007
  • Jefrey Haynes (ed), Religion and Politics,
    Roudledge Handbooks, Madison, 2009
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com