ORGANISASI K3 - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

ORGANISASI K3

Description:

ORGANISASI K3 Masalah Penanganan Keselamatan Kerja Walaupun masalah keselamatan kerja sudah dianggap penting dalam aspek kegiatan operasi namun didalam pelaksanaannya ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1187
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 29
Provided by: IrIndroS2
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: ORGANISASI K3


1
ORGANISASI K3
2
Masalah Penanganan Keselamatan Kerja


3
  • Walaupun masalah keselamatan kerja sudah dianggap
    penting dalam aspek kegiatan operasi namun
    didalam pelaksanaannya masih saja ditemui
    hambatan serta kendala-kendala. Hambatan tersebut
    ada yang bersifat makro ( di tingkat nasional)
    dan ada pula yang bersifat mikro (dalam
    perusahaan).Masalah MakroDi tingkat nasional
    (makro) ditemui banyak faktor yang merupakan
    kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya
    program keselamatan kerja antara lain
    PemerintahMasih dirasakan adanya kekurangan
    dalam masalah pembinaan (formal non formal),
    bimbingan (pelayanan informasi, standar, code of
    pratice), pengawasan (peraturan, pemantauan /
    onitoring serta sangsi terhadap pelanggaran),
    serta bidang-bidang pengendalian
    bahaya.TeknologiPerkembangan teknologi perlu
    diantisipasi agar bahaya yang ditimbulkannya
    dapat diminimalisasi atau dihilangkan sama sekali
    dengan pemanfaatan ketrampilan di bidang
    pengendalian bahaya. Sosial BudayaAdanya
    kesenjangan sosial budaya dalam bentuk rendahnya
    disiplin dan kesadaran masyarakat terhadap
    masalah keselamatan kerja, kebijakan asuransi
    yang tidak berorientasi pada pengendalian bahaya,
    perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya
    mengerti terhadap bahaya-bahaya yang terdapat
    pada industri dengan teknologi canggih serta
    adanya budaya santai dan tidak peduli dari
    masyarakat.Faktor-faktor diatas ini akan ikut
    menentukan bentuk dan mutu penanganan usaha
    keselamatan di perusahaan.

4
  • Masalah MikroMasalah yang bersifat mikro yang
    terjadi di perusahaan antara lain Kesadaran,
    dukungan dan keterlibatan.Kesadaran, dukungan
    dan keterlibatan manajemen operasi terhadap usaha
    pengendalian bahaya dirasakan masih sangat
    kurang. Keadaan ini akan membudaya mulai dari
    lapis bawah sehingga banyak para karyawan memilki
    kesadaran keselamatan yang rendah, disamping itu
    pengetahuan mereka terhadap bidang rekayasa dan
    manajemen keselamatan kerja juga sangat
    terbatas.Kemampuan yang terbatas dari petugas
    keselamatan kerja. Kemampuan petugas keselamatan
    kerja dibidang rekayasa operasi, rekayasa
    keselamatan kerja, manajemen pengendalian bahaya
    dirasakan sangat kurang sehingga merupakan
    kendala diperolehnya kinerja keselamatan kerja
    yang baik.Akibat daripada kekurangan ini
    terdapatnya kesenjangan antara makin majunya
    teknologi terapan dengan dampak negatif yang
    makin tinggi dengan kemampuan para petugas
    keselamatan kerja dalam mengantisipasi keadaan
    yang makin berbahaya.Standard, code of
    praticeMasih kurangnya standard-standard dan
    code practice di bidang keselamatan kerja serta
    penyebaran informasi di bidang pengendalian
    bahaya industri yang masih terbatas akan menambah
    memperbesar resiko yang dihadapi.

5
UU Keselamatan Kerja No.1 Tahun 70

6
  • Pasal 27 ayat (2) Undang-Undand Dasar 1945,
    menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
    atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
    kemanusiaan. Atas dasar pasal 27 ayat (2)
    tersebut dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 14
    tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Tenaga Kerja,
    dimana pada pasal 9 Undang-Undang tadi dinyatakan
    sebagai berikut Setiap tenaga kerja berhak
    mendapat perlindungan atas keselamatan kesehatan,
    pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang
    sesuai dengan martabat manusia dan moral
    agama.Yang dimaksud tenaga kerja didalam
    rumusannya adalah manusia-manusia Indonesia yang
    telah mencapai usia kerja, mampu dan mau
    bekerja.Dalam pengertian tenaga kerja tadi
    dibagi menjadi dua yaitu 1. Tenaga Kerja
    Potensiil2. Tenaga Kerja Aktif.Tenaga Kerja
    Aktif inilah yang terkena oleh pasal 9
    Undang-Undang No. 14 tahun 1969, tentang
    ketentuan pokok-pokok mengenai tenaga kerja.

7
  • Pada hakekatnya tenaga kerja sebagai manusia pada
    umumnya tentu mengharapkan selalu dalam keadaan
    selamat dan sehat selama melakukan pekerjaannya,
    atau dengan perkataan lain terhindar dari
    kecelakaan.Sehubungan dengan itu dan atas dasar
    Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang
    Keselamatan Kerja. Walaupun nama Undang-Undang
    tersebut adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja,
    namun materi didalamnya mencakup pula masalah
    Kesehatan Kerja.Sebagai pertimbangan
    dikeluarkannya Undang-Undang No. 1 tahun 1970
    antara lain adalah 1.Agar setiap tenaga kerja
    yang berada ditempat kerja selalu dalam keadaan
    selamat dan sehat.2.Agar setiap sumber produksi
    digunakan dan dipakai secara aman dan
    efektif.Sasaran tersebut dimungkinkan terwujud
    apabila malapetaka atau kecelakaan yang mungkin
    timbul dapat ditanggulangi.

8
  • Dengan demikian sebagai tujuan pokok usaha
    Keselamatan Kerja adalah Pertama Mencegah
    dan mengurangi peristiwa terjadinya kecelakaan
    termasuk kebakaran, peledakan dan penyakit akibat
    kerja.Kedua Mengamankan tempat kerja, alat -
    alat kerja, bahan dan usaha produksi.Ketiga
    Menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat
    serta nyaman.Sehingga kiranya dapat disimpulkan
    bahwa usaha keselamatan kerja tidak hanya
    mempunyai sasaran yang bersifat ekonomis saja,
    tetapi juga bersifat kemanusiaan

9
Organisasi K3
10
  • Ketrampilan yang diperlukan untuk mengelola usaha
    keselamatan dan kesehatan dalam suatu organisasi
    tergantung pada banyak faktor. Bahaya dan resiko
    apa yang ada dalam organisasi?
  • Jenis teknologi apa yang menjalankan organisasi?
  • Apakah pekerjaan memerlukan profesional manajemen
    keselamatan dan kesehatan?
  • Apakah memerlukan ketrampilan untuk mempengaruhi
    manajer operasi?
  • Apakah memerlukan ketrampilan teknis untuk
    masukan pada rancangan peralatan dan fasilitas?
    Apakah masalah interpretasi legal diperlukan
    dalam pekerjaan ini?
  • Pada masa lalu, beberapa orang mempertimbangkan
    cara keselamatan secara sederhana sebagai
    mengikuti akal sehat.
  • Pada saat ini, safety dapat dengan mudah diamati
    pada situasi dimana koreksi terlihat jelas. Usaha
    awal pada safety juga mencakup safety contest,
    safety slogans, dan safety poster.
  • Ini memberikan usaha awal bahwa keselamatan dan
    kesehatan adalah suatu permainan dan bahwa setiap
    orang dapat melakukannya.
  • Kemudian muncul tiga "E dalam bidang safety
    engineering, education, dan enforcement.

11
  • Beberapa orang menambahkan E yang kelima
    enthusiasm. Menerapkan elemen-elemen ini akan
    memecahkan banyak permasalahan safety.
  • Kita sekarang tahu bahwa terdapat pendekatan
    sederhana untuk menetapkan sistem manajemen
    keselamatan dan kesehatan yang kokoh.
  • Para praktisi keselamatan dan kesehatan saat ini
    harus menghadapi dan memecahkan berbagai masalah
    rumit dengan peralatan yang baru dan lebih
    efektif.
  • Ketrampilan yang diperlukan untuk menerapkan
    peralatan ini sekarang dikenal sebagai
    multifaceted. Beberapa sertifikasi profesional
    telah muncul.
  • American Industrial Hygiene Association telah
    mengadopsi beberapa code yang mengatur para
    anggotanya.
  • Mereka mempersyaratkan bahwa anggotanya
    melakukan profesinya mengikuti prinsip-prinsip
    ilmiah yang dikenal dengan realisasinya bahwa
    kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan manusia
    tergantung pada ketetapan profesional mereka....

12
  • Demikian juga, American Society of Safety
    Engineers mempunyai kode etik dan mengizinkan
    sertifikasi bahwa seseorang mempunyai bachelor
    degree dalam bidang safety dari institusi yang
    terakreditasi (atau pilihan lainnya), mempunyai
    empat tahun pekerjaan safety, memenuhi kriteria
    pemilihan dan lulus ujian Safety Fundamentals and
    Comprehensive Practice.
  • Mereka menggambarkan profesional safety sebagai
    seorang yang terlibat dalam pencegahan
    kecelakaan, insiden dan kejadian yang
    membahayakan manusia, property atau lingkungan.
  • Mereka menggunakan analisa kuantitatif dan
    kualitatif terhadap produk yang sederhana dan
    kompleks, system, operasi dan kegiatan untuk
    mengidentifikasi bahaya....
  • Selain pengetahuan yang luas mengenai bahaya,
    pengendalian dan metode assessment, profesional
    safety harus mempunyai pengetahuan mengenai
    fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku,
    matematika, bisnis, pelatihan dan teknik
    pendidikan, konsep engineering, dan jenis-jenis
    operasi khusus...

13
  • Derajat praktisi keselamatan dan kesehatan kerja
    yang perlu untuk menyusun dan menerapkan semua
    ketrampilan ini tentunya tergantung pada sifat
    bahaya dan pekerjaan dalam organisasi.
  • Corporate downsizing telah mendorong praktisi
    safety menjadi kurang sebagai pelaksana dan lebih
    menjadi pendorong. Ini memerlukan penerapan
    ketrampilan fasilitasi, advokasi dan menjadi tim
    atau group leader.
  • Bahaya dengan kecenderungan ini adalah potensi
    dilusi dan/atau disolusi dari praktek profesional
    keselamatan dan kesehatan.
  • Apakah ini tampaknya akan dipertimbangkan sebagai
    pendekatan manajemen dengan cara profesional lain
    seperti biologi, akuntansi atau engineering?

14
  • Pada beberapa organisasi, Corporate CEO
    menempatkan diri sebagai pejabat kepala safety.
  • Dalam kasus ini, gaya manajemen telah muncul pada
    titik dimana ini diketahui bahwa safety dimulai
    dari puncak.
  • Organisasi besar mempunyai Senior Vice President
    Health Safety and Environment dengan staf
    profesional kesehatan dan keselamatan yang
    bekerja secara sentral atau secara tidak langsung
    melalui lini organisasi.
  • Pada banyak perusahaan kecil atau menengah,
    personel yang menangani masalah keselamatan dan
    kesehatan memakai berbagai topi seperti sumber
    daya manusia atau manajemen fasilitas.
  • Pemikiran organisasional yang muncul mempunyai
    keselamatan dan kesehatan yang terintegrasi dalam
    unit bisnis strategis dimana semua keperluan
    organisasi tersedia dalam kelompok.
  • Beberapa orang menambahkan hal ini dengan
    meletakkan matriks kecil yang tersentralisasi
    dari ahli-ahli fungsional.

15
  • Sebagian besar ahli organisasional akan
    menyarankan bahwa keselamatan dan kesehatan perlu
    untuk sepenuhnya dihubungkan dengan aspek-aspek
    lain dari struktur organisasi.
  • Menetapkan fungsi keselamatan dan kesehatan yang
    tersentralisasi secara kuat yang bekerja mengatur
    secara top-down jelas tidak masuk akal untuk
    suatu organisasi yang bekerja secara
    desentralisasi.
  • Dalam beberapa kasus, dimanapun kesehatan dan
    keselamatan ditempatkan dalam struktur, dengan
    maksud untuk keberhasilannya, kegiatan
    keselamatan dan kesehatan harus sepenuhnya
    dihubungkan dengan tujuan bisnis dari organisasi.
  • Usaha kesehatan dan keselamatan harus memberikan
    nilai bisnis yang jelas dan dapat diukur.
  • Diskusi dengan bagian-bagian kunci dari
    organisasi utnuk menentukan misi bersama dengan
    tujuan keselamatan dan kesehatan merupakan
    langkah pertama yang baik dalam penyelarasan ini.
  • Menyediakan saran keselamatan dan kesehatan
    secara masuk akal dan profesional ke atas dan ke
    bawah dalam organisasi merupakan langkah
    selanjutnya untuk usaha yang berhasil serta
    bernilai.

16
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

17
  • Sejarah dan evolusi keselamatan dan kesehatan
    sebagaimana hubungannya dengan tempat kerja
    ditinjau bersama dengan tempat manajemen
    keselamatan dalam struktur organisasi.
  • Elemen-elemen keselamatan dan kesehatan kerja
    yang diusulkan oleh beberapa organisasi
    diringkas.
  • Fokus dari bab ini terutama adalah aspek
    keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika
    Serikat, tetapi terdapat bukti bahwa keuntungan
    dan ...kesempatan-kesempatannya untuk menerapkan
    cara-cara manajemen melampaui batas-batas negara
    telah meningkat.
  • Ini khususnya nyata dengan usaha globalisasi oleh
    International Standards Organization (ISO)
    mengenai manajemen kualitas (ISO 9000 series)
    serta manajemen lingkungan (ISO 14000 series).

18
  • Namun demikian, aspek yang paling penting dari
    kinerja manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
    harus dilakukan dengan budaya organisasi.
  • Sampai derajat dimana keselamatan, kesehatan dan
    kesejahteraan dari setiap individu dalam
    organisasi adalah nilai intinya adalah derajat
    dimana keselamatan dan kesehatan dikelola atau
    akan ditangani dengan baik.
  • Sehingga, tantangan untuk kepemimpinan dari
    berbagai organisasi adalah untuk membuat dan/atau
    meletakkan nilai-nilai ini dan membuatnya sebagai
    cara melakukan segala sesuatu.
  • Ketika ini dilakukan, menggunakan dan menerapkan
    informasi yang terdapat dalam bab-bab berikutnya
    menjadi otomatis dan terlembaga.

19
  • Satu bagian dari laporan bencana Piper Alpha
    mengatakan, Safety bukan merupakan latihan
    intelektual untuk membuat kita tetap bekerja.
  • Safety adalah menyangkut hidup dan mati. Ini
    merupakan jumlah kontribusi kita terhadap
    manajemen keselamatan yang menentukan apakah
    orang-orang yang bekerja dengan kita hidup atau
    mati.
  • Organisasi-organisasi berikut hanya daftar dasar
    dari sumber-sumber yang tersedia untuk
    profesional keselamatan dan kesehatan.
  • Peningkatan yang hebat dalam internet dan World
    Wide Web membuat akses untuk informasi yang
    up-to-date menjadi lebih cepat dan lebih baik.
    Informal networking selalu menjadi fenomena yang
    secara alamiah terjadi di antara profesional
    keselamatan dan kesehatan.- American Society of
    Safety Engineers ASSE.- American Industrial
    Hygiene Association AIHA.- National Safety
    Council NSC.- American National Standards
    Institute ANSI.- Human Factors and Ergonomics
    Society.- National Fire Protection Association
    NFPA.- Occupational Safety and Health
    Administration OSHA.

20
(No Transcript)
21
(No Transcript)
22
(No Transcript)
23
(No Transcript)
24
(No Transcript)
25
(No Transcript)
26
(No Transcript)
27
(No Transcript)
28
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com