PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Description:

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (Sumber: Widjono Ngoedijo Pemikiran dan Praktek Perencanaan dalam Era Transformasi di Indonesia – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:111
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 27
Provided by: Univer107
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


1
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
  • (Sumber Widjono Ngoedijo
  • Pemikiran dan Praktek Perencanaan dalam Era
    Transformasi di Indonesia
  • Bandung Departemen Teknik Planologi ITB, hlm 113
    - 119

2
LATAR BELAKANG
  • Perlunya pengembangan kemampuan perencanaan untuk
    memenuhi tuntutan perubahan paradigma pembangunan
    kota dan daerah telah dibincangkan oleh berbagai
    kalangan secara luas.
  • Faktor-faktor utama yang mendorong perlunya
    perubahan paradigma pembangunan antara lain,
    adalah
  • perubahan lingkungan dan nilai-nilai sosial,
    ekonomi dan politik yang semakin pesat karena
    urbanisasi
  • semakin beragamnya aktor dan kekuatan (forces)
    yang perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan
    pembangunan
  • semakin besarnya peranan ekonomi internasional
    dan perusahaan-perusahaan multinasional dalam
    pengembangan kota dan daerah
  • semakin merosotnya kredibilitas dan kemampuan
    manajemen pemerintah daerah untuk mengatasi
    permasalahan kota dan daerah yang multi
    dimensional
  • semakin besarnya tuntutan untuk melaksanakan
    desentralisasi peranan dan tanggung jawab
    pembangunan dari pusat ke daerah dan
  • perkembangan teknologi informasi.
  • Di Indonesia, pengembangan kemampuan perencanaan
    pembangunan daerah diperlukan mendesak agar
    pemerintah daerah mampu mengimplementasikan
    desentralisasi pembangun-an daerah.

3
  • Otonomi daerah memberikan mandat, peranan,
    kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar
    kepada pemerintah daerah dalam perencanaan dan
    pengelolaan pembangunan daerah.
  • Implementasi otonomi daerah juga membawakan
    nilai-nilai baru seperti demokratisasi,
    partisipasi dan pemberdayaan yang menciptakan
    kondisi dan lingkungan politik, sosial dan
    ekonomi baru bagi perumusan kebijakan perencanaan
    pembangunan daerah.
  • Perubahan-perubahan dalam pendekatan, sistem,
    prosedur dan mekanisme perencanaan diperlukan
    agar pemerintah daerah dapat mengawal dan
    mengendalikan proses transformasi ini.
  • Pengembangan kemampuan (capacity building) secara
    bertahap, sistematis dan berkelanjutan diperlukan
    agar pemerintah daerah mampu menghadapi realitas
    baru dan mengimplementasikan desentralisasi dalam
    perencanaan dan pengelolaan pembangunan daerah
    secara efisien dan efektif.

4
  • Kemampuan perencanaan dan pengelolaan pembangunan
    daerah masih sangat terbatas dan beragam antara
    satu daerah ke daerah lainnya.
  • Diperlukan usaha yang sangat kuat dan berskala
    besar untuk meningkatkan kemampuan pemerintah
    daerah.
  • Usaha pengembangan kemampuan perlu luwes
    (flexible and adaptable) dan dapat menyesuaikan
    dengan kondisi, situasi dan learning process yang
    diperlukan di masing-masing daerah.

5
SITUASI DAN KONDISI PERKOTAAN
  • Kota-kota menghadapi situasi yang semakin
    kompleks di era desentralisasi ini. Situasi
    menunjukkan kecenderungan sebagai berikut
  • sekitar 30 persen kota-kota menghadapi
    permasalahan kemiskinan perkotaan dan keamanan
    yang cukup serius
  • sekitar 60-70 persen dari kota-kota, terutama
    kota-kota besar dan metropolitan memerlukan
    bantuan mendesak untuk memperbaiki pengembangan
    ekonomi lokal
  • hampir semua kota menghadapi masalah degradasi
    kondisi lingkungan yang serius
  • permasalahan kota yang dihadapi semakin multi
    dimensional dimana issues sosial, keamanan dan
    degradasi kondisi sosial masyarakat merupakan
    masalah utama yang menonjol di hampir semua kota
  • kota-kota menghadapi masalah urban sprawl dan
    ribbon development yang semakin mengancam
    degradasi lingkungan kota-kota dan kesenjangan
    semakin besar terhadap prinsip-prinsip
    pembangunan berkelanjutan (sustainable
    development)

6
  • kota menjalankan agenda desentralisasi seperti
    reformasi kebijakan, kewenangan, organisasi dan
    kelembagaan secara signifikan, seringkali tanpa
    disertai dengan visi, misi, pemahaman yang jelas
    atas permasalahan pengelolaan perkotaan
  • penyelenggaraan pelayanan umum belum sepenuhnya
    efisien dan efektif
  • kota-kota pada umumnya belum memiliki pengetahuan
    dan pengalaman yang memadai untuk mengembangkan
    pendekatan kemitraan dan demokratisasi yang
    merupakan asas bagi menjalankan desentralisasi
    yang efektif
  • belum adanya kerangka kerjasama yang serasi dan
    kondusif antara legislatif dan eksekutif bagi
    mengatasi masalah-masalah pengembangan perkotaan
  • penyesuaian kultur administrasi dan birokrasi di
    pemerintah dan pemerintah daerah untuk
    melaksanakan transparansi dan akuntabilitas belum
    seperti diharapkan
  • hampir semua kota memerlukan pengembangan
    kemampuan untuk dapat melembagakan secara efektif
    good governance.

7
  • Kebijakan desentralisasi yang berupa
    pendelegasian kewenangan lebih besar kepada
    pemerintah kota tidak akan serta merta dapat
    mengatasi permasalahan yang semakin kompleks.
  • Kerjasama pemerintah pusat-propinsi-kota mutlak
    masih diperlukan terutama pada masa transisi ini
    untuk mengorientasikan dan mempersiapkan kota
    dapat menjalankan peranan barunya secara efektif
    dalam era desentralisasi.
  • Implementasi desentralisasi yang efektif tidak
    mungkin terjadi tanpa diimbangi dengan
    peningkatan kemampuan perencanaan dan pengelolaan
    kota dan pengembangan kemampuan pengelolaan kota
    berjalan seiring dalam suatu proses yang saling
    mendukung (mutually reinforcing) desentralisasi.

8
PARADIGMA BARU DALAM PENGEMBANGAN KOTA DAN DAERAH
  • Kebijakan desentralisasi dapat membawa
    perubahan-perubahan yang signifikan dalam
    governance pengembangan perkotaan dan daerah,
    antara lain adalah
  • penambahan ruang lingkup kerja, kewenangan dan
    tanggung jawab serta sumber daya yang
    didelegasikan kepada daerah, termasuk bidang
    pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi
    lokal
  • perubahan signifikan dalam sistem dan proses
    perencanaan dengan diperke-nalkannya PROPENAS,
    RENSTRANAS di pusat dan PROPEDA, RENSTRADA di
    daerah yang didasarkan pada lebih pada kerangka
    isu berbanding kerangka sektoral
  • peningkatan peranan dan keterlibatan para pelaku
    (stakeholders) dan civil society secara
    keseluruhan dalam formulasi kebijakan, strategi,
    rencana dan program pengembangan sektor
    perkotaan
  • keleluasaan yang lebih besar kepada daerah untuk
    mengalokasikan sumber daya dan pembiayaan bagi
    pengembangan kota

9
  • tekanan yang lebih besar pada kota untuk menjalin
    hubungan dan kerjasama (partnerships) yang lebih
    erat dengan pusat, pemerintah daerah sekitar,
    dunia usaha dan masyarakat untuk mewujud-kan
    pembangunan kota secara ber-kelanjutan
  • perubahan signifikan peranan dan kedudukan
    pemerintah pusat dan propinsi dalam hubungan
    dengan pengembangan kota dan daerah
  • diperlukan reformasi mendesak dalam mekanisme,
    proses dan prosedur dukungan pusat bagi
    pengembangan kemampuan pemerintah kota
  • perubahan hubungan keuangan pusat-daerah
    menyebabkan kota perlu mengembangkan rating
    creditworthiness.

10
TANTANGAN PENGEMBANGAN KOTA DAN DAERAH
SUSTAINABLE DEVELOPMENT AND GOOD GOVERNANCE
  • Situasi dan kondisi permasalahan pengembangan
    kota dan daerah, memperlihatkan semakin luasnya
    dimensi, kompleksitas tantangan tugas dan
    tanggung jawab kota-kota di era desentralisasi.
  • Diperlukan pengembangan kebijakan dan strategi
    pengelolaan kota yang terpadu untuk dapat
    mencapai berbagai tujuan dan sasaran.
  • Jawaban kunci untuk mengatasi tantangan tersebut,
    kota harus menerapkan prinsip sustainability
    dalam semua aspek pembangunan dan dapat melakukan
    implementasinya melalui good governance.

11
  • Dimensi pengembangan kota secara berkelanjutan
    meliputi
  • Sustainable Urban Economy
  • Sustainable Urban Society social coherence and
    social solidarity
  • Sustainable Urban Shelter affordable housing for
    all
  • Sustainable Urban Environment
  • Sustainable Urban Access
  • Sustainable Urban Life building a livable cities
  • Sustainable Urban Democracy empowering the
    citizenry

12
  • Kota memerlukan suatu kerangka (FRAMEWORK) untuk
    dapat menganalisis seberapa jauh pencapaian
    komponen-komponen pembangunan kota berkelanjutan
    selanjutnya mengenda-likan dan memelihara
    keseimbangan di antara komponen-komponen melalui
    kebijakan terpadu dan menjamin bahwa berbagai
    pelaku pembangunan turut (share) bertanggung
    jawab dan turut menikmati manfaat pembangunan

13
  • Pengertian good governance mencakup elemen-elemen
    sebagai berikut
  • mendorong suatu kerjasama terpadu pemerintah
    daerah dan semua pelaku pembangunan untuk
    mencapai tujuan pengembangan daerah secara
    berkelanjutan
  • mendorong pengambilan keputu-san diperingkat
    terendah dan paling cost effective
  • menfungsikan governance sebagai political driving
    force untuk menjamin berbagai elemen pembangunan
    berkelanjutan berkembang se-cara seimbang
  • mengintegrasikan good governance kedalam
    kebijakan dan men-jamin berbagai instansi
    pemerintah dan para pelaku pembangunan memberikan
    sumbangan dan ber-tanggung jawab melaksanakannya
    (share of responsibilities)

14
  • mengorientasikan peranan pemerintah kepada
    tugas-tugas yang paling mendesak dan produktif
    pemerintah sebagai catalyst mendorong kerjasama
    berbagai pihak
  • memobilisasi sumber daya yang ada di masyarakat
    secara optimal
  • mendorong perumusan kebijakan yang dapat
    mengarahkan kekuatan pasar (market forces) kepada
    pencapaian tujuan
  • mendorong pendekatan entrepreneurship dan kreatif
    serta koordi-nasi berbagai usaha untuk mengatasi
    permasalahan yang dihadapi
  • mendorong kemampuan untuk menggunakan secara
    optimal sumberdaya (organisasi dan kelembagaan)
    lokal untuk menjawab permasalahan yang ada.

15
KEBUTUHAN PENDEKATAN BARU
  • Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sektor
    perkotaan memerlukan pendekatan baru agar
    implementasi desentralisasi dapat berjalan secara
    efektif.
  • Pendekatan demokratisasi diperlukan untuk
    menanamkan nilai-nilai dan paradigma baru
  • adopsi VISI BARU dalam governance kota dan
    daerah
  • demand driven dan decentralized decision making
    dalam pengambilan keputusan berkaitan
    pengembangan kota dan daerah
  • adopsi pendekatan participatory dalam proses
    penyusunan kebijakan, strategi, rencana dan
    program pengembangan kota dan daerah
  • penekanan pada client-user-orientation
  • revitalisasi kota sebagai sumber inovasi dan
    pertumbuhan ekonomi

16
  • memberikan perhatian utama pada pengentasan
    kemiskinan sebagai bagian integral dari
    pengembangan ekonomi lokal
  • mendorong pengembangan proyek yang dikaitkan
    dengan reformasi kelembagaan, mekanisme atau
    prosedur
  • peningkatan akuntabilitas dan transparansi
  • meningkatkan prinsip-prinsip kompetisi dan
    entrepreneurship (pemberian awards untuk
    management excellence)
  • mendorong kemitraan antara pusat-propinsi-kota-civ
    il society dalam implementasi desentralisasi.

17
  • New Vision in Urban Policy Making
  • cities are source of innovation and economic
    growth
  • the city subsidizes the countryside
  • the larger the city, the greater the
    opportunities
  • public policies should be aimed at making cities
    work better
  • the squatters contribute more to the economy than
    they receive in return
  • the informal sector is the primary generator of
    housing and jobs and income
  • decentralized management facilitates a more
    effective match between resources and needs
    removing the obstacles to such activities is the
    key
  • the most creative solutions arise from the bottom
    up rather than the top down
  • source UNDP

18
KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SEKTOR PERKOTAAN
  • Untuk mengatasi permasalahan, maka dengan
    mempertimbangkan
  • tujuan dan kebijakan PROPENAS serta issues yang
    berkembang secara nasional
  • issues yang berkembang di kota-kota
  • kebutuhan kota-kota untuk dapat bersaing di dunia
    internasional
  • pemenuhan prinsip-prinsip pemba-ngunan kota
    secara berkelan-jutan dan
  • mempraktekkan good governance,
  • maka kerangka kebijakan yang didorong
    pengembangannya didasarkan atas 5 (lima) policy
    drivers yaitu

19
Konsolidasi peranan ekonomi kota
  • Adalah kebijakan untuk menjadikan kota dan daerah
    sebagai lokasi yang menarik, aman dan
    menguntungkan bagi investasi.
  • Berkaitan dengan usaha untuk
  • menciptakan lapangan kerja dan pendapatan yang
    stabil bagi penduduk
  • menciptakan iklim yang kondusif untuk
    berkembangnya dunia usaha seperti penyediaan
    pelayanan umum yang efisien,
  • infrastruktur memadai,
  • pasar tenaga kerja yang responsif,
  • peraturan daerah yang luwes,
  • perizinan yang sederhana dan cepat untuk
    mendorong kegiatan usaha terutama usaha kecil dan
    menengah
  • menghilangkan hambatan birokrasi dan administrasi
    bagi kegiatan usaha mengembangkan hubungan
    dengan pasar internasional
  • meningkatkan daya saing kota (Competitiveness).

20
Pelaksanaan desentralisasi secara efektif
  • Adalah kebijakan yang ditujukan untuk mendorong
    kota dan daerah mengimplementasikan
  • transparensi, akuntabilitas (GOOD GOVERNANCE),
    pelaya-nan yang cost-effective
  • pendekatan entrepreneurship dalam pengaturan
    organisasi dan kelembagaan daerah
  • alokasi kewenangan dan tanggung jawab dengan
    mengikut sertakan para pelaku pembangunan
  • meningkatkan rating credit-worthiness kota
    (bank-ability) melalui perbaikan pengelolaan
    keuangan daerah.

21
Pengembangan kemitraan secara efektif
  • Adalah kebijakan yang ditujukan untuk mendorong
    kota dan daerah menerapkan
  • pendekatan kemitraan PARTNERSHIPS dengan berbagai
    pelaku pembangunan seperti kemitraan dengan Pemda
    tetangga (cross jurisdictions)
  • kemitraan dengan universitas lokal
  • pengembangan forum atau dewan kota yang
    merepresentasikan berbagai kelompok masyarakat
  • kemitraan dengan kota-kota global dalam kerangka
    pengembangan ekonomi sub regional
  • pertukaran pengalaman dan best practices dalam
    pengelolaan kota dan daerah.

22
Peningkatan kemampuan mengelola masalah sosial
dan perubahan sosial
  • Kebijakan ini ditujukan untuk mening-katkan
    kemampuan kota untuk me-ngelola masalah-masalah
    berkaitan dengan degradasi kondisi sosial seperti
    kemiskinan, pengangguran, anak jala-nan,
    HIV/AIDS, ketidakberdayaan ma-syarakat miskin,
    keamanan dan krimi-nalitas, ancaman disintegrasi
    dan kon-flik sosial.

23
Pembangunan (lingkungan) kota secara berkelanjutan
  • Kebijakan ditujukan untuk meningkat-kan
    livability kota melalui perbaikan penyediaan
    prasarana, sarana, kondisi lingkungan serta
    fasilitas pelayanan masyarakat.

24
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
  • Adanya perubahan-perubahan paradigma pembangunan
    kota dan daerah seperti
  • desentralisasi pengambilan keputusan, perubahan
    sistem dan prosedur perencanaan kearah
    participatory planning,
  • pembentukan organisasi-organisasi baru di
    pemerintah daerah kesemuanya menciptakan
    lingkungan dan suasana baru yang memerlukan
    pengetahuan, ketrampilan dan sikap dan perilaku
    professional perencanaan baru.
  • Semuanya memerlukan pengembangan kemampuan
    perencanaan yang sangat substansial.
  • Pengembangan kemampuan
  • pendidikan dan pelatihan,
  • penciptaan sistem, prosedur kerja, perlengkapan
    kerja dan suasana kelembagaan yang kondusif

25
  • Tujuh core kemampuan yang mendukung terdapatnya
    strategic planning process adalah
  • Pemahaman terhadap Peraturan dan Perundangan
    Perencanaan
  • Pengetahuan dan Ketrampilan Perencanaan
  • Organisasi dan Manajemen Perencanaan
  • Kelengkapan dan Kualitas Dokumen Rencana Daerah
  • Anggaran Perencanaan Daerah
  • Kerjasama dan Partisipasi Masyarakat
  • Kerjasama dengan Lembaga Perencanaan Nasional/
    Internasional

26
  • Terimakasih ..
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com