KARAKTERISTIK ORGANISASI SOSIAL - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

KARAKTERISTIK ORGANISASI SOSIAL

Description:

KARAKTERISTIK ORGANISASI SOSIAL Produknya bukan barang (goods) yg bersifat tangible, melainkan pelayanan (services) yang bersifat intangible. Misi dan tujuan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:45
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 17
Provided by: Axi72
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: KARAKTERISTIK ORGANISASI SOSIAL


1
KARAKTERISTIK ORGANISASI SOSIAL
  • Produknya bukan barang (goods) yg bersifat
    tangible, melainkan pelayanan (services) yang
    bersifat intangible.
  • Misi dan tujuan organisasi diwarnai oleh
    nilai-nilai pekerjaan sosial, bukan nilai-nilai
    ekonomi semata. Karenanya pelayanan yang
    dihasilkan tidak bebas nilai (value free),
    melainkan sarat nilai (value ladden).
  • Tidak bergerak di pasar ekonomi dan tujuannya
    utamanya tidak mencari keuntungan (non profit
    oriented). Strategi pemasarannya berlandaskan
    pada prinsif social marketing.
  • Biaya produksinya umumnya bukan berasal dari
    klien secara langsung, melainkan dari biaya
    publik (anggaran negara, pajak dll). Harga yang
    dibayar klien bukan berbentuk uang yang secara
    langsung menyentuh faktor produksi, melainkan
    berupa peningkatan pengetahuan, kesadaran,
    antusiasme, partisipasi dll.

2
  • Standar unjuk kerjanya (performance) bukan pada
    efisiensi melainkan lebih kepada efektivitas.
  • Tehnologinya bukan terletak pada mesin, melainkan
    pada manusia. Tanpa kehadiran mereka tidak akan
    ada produk no man no product. Dari ke empat
    aspek tehnologi, humaware, technoware, orgaware,
    manusialah (humanware) yang menentukan proses
    produksi.

3
ORGANISASI SOSIAL DAN ORGANISASI LOKAL
  • Salah satu sasaran perubahan pekerjaan sosial
    adalah organisasi kemasyarakatan meliputi
    organisasi sosial (social organization) dan
    organisasi lokal (local organization).
  • Melalui organisasi ini pekerja sosial melakukan
    perubahan terencana meningkatkan keberfungsian
    sosial pengurus dan anggotanya.
  • Organisasi sosial adalah organisasi formal,
    fungsi utamanya menyelenggarakan pelayanan
    kesejahteraan sosial ditujukan untuk memecahkan
    masalah dan atau memenuhi kebutuhan masyarakat.
  • Organisasi ini berperan sebagai mediator antara
    kepentingan dan program pemerintah disatu pihak
    dengan kebutuhan masyarakat di pihak lain.
    Organisasi sosial merupakan wahana dan wujud
    partisipasi masyarakat dalam pembangunan
    kesejahteraan sosial.

4
  • Pengertian organisasi sosial sering dipertukarkan
    dengan organisasi lokal. Sebenarnya keduanya
    memiliki karakteristik yang berbeda.
  • Secara luas organisasi sosial adalah organisasi
    formal, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan
    hukum.
  • Di Indonesia organisasi sosial umumnya menunjuk
    pada lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang
    dikelola oleh masyarakat (cont Panti asuhan,
    panti jompo dll) bernaung pada sebuah yayasan.
  • Organisasi lokal dapat dikategorikan ke dalam
    organisasi non formal yang berada di tingkat
    lokal (desa/kelurahan) dimana anggota, jangkauan
    dan sasarannya pelayannya pun relatif terbatas.
  • Persamaannya orsos maupun orlok merupakan
    organisasi sukarela atau nir laba (voluntary atau
    non profit organization). Para pengurus dan
    anggota tidak menggantungkan hidupnya dari
    organisasi ini, walaupun untuk posisi tertentu
    ada pengurus yang menerima bayaran.

5
PERMASALAHAN ORGANISASI SOSIAL
  • Kekurangan dana, sangat tergantung pada dukungan
    dana dari luar.
  • Kurang mampu memenuhi kebutuhan anggota dan
    masyarakat. Manfaat produknya kurang dirasakan
    oleh masyarakat.
  • Rendahnya motivasi dan unjuk kerja pengurus dalam
    melaksanakan tugas.
  • Sulit mengukur pengaruh atau dampak pelayanan.
  • Masyarakat dan lembaga donor kurang percaya dalam
    memberikan dukungan finansial.

6
MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI(REINVENTING
GOVERNMENT)Osborne dan Gaebler (1996)
  • Steering rather than rowing. Lembaga sebaiknya
    menjadi pengarah dan penggerak ketimbang hanya
    menjadi pelaksana kegiatan itu sendiri.
  • Empowering rather than serving. Lembaga sebaiknya
    lebih dapat memberdayakan klien daripada terus
    menerus memberikan pelayanan kepada mereka.
  • Injecting competition into service delivery.
    Lembaga sebaiknya dapat menyuntikkan semangat
    kompetisi kedalam tubuh para petugas dan
    organisasi pelayanannya.
  • Transformating rule-driven organizations. Lembaga
    sebaiknya memberikan kebebasan dalam berkreasi,
    daripada mengaturnya dengan peraturan-peraturan
    dan petunjuk pelaksanaan yang ketat.

7
  • Funding outcomes, not inputs. Strategi pembiayaan
    lembaga sebaiknya lebih berorientasi kepada hasil
    (outcomes) yang ingin dicapai, daripada terlalu
    memfokuskan kepada faktor masukan (inputs).
  • Meeting the needs of the customer, not the
    bureaucracy. Lembaga sebaiknya lebih mementingkan
    terpenuhinya kepuasan penerime pelayanan, klien
    atau pelanggan (customer), daripada memenuhi
    kemauan birokrasi.
  • Earning rather than spending. Lembaga sebaiknya
    pandai mencari dana dan jangan hanya pandai
    membelanjakan saja.
  • Prevention rather than cure. Lembaga sebaiknya
    mampu bertindak untuk mencegah masalah, daripada
    hanya menanggulanginya.

8
  • From hierarchy to participation and teamwork.
    Lembaga sebaiknya mampu menggeser pola kerja
    hierarki yang dianutnya ke model kerja
    partisipatif dan kerjasama.
  • Leveraging change through the market. Lembaga
    sebaiknya berorientasi kepada pasar, dan mampu
    melakukan perubahan melalui penguasaan terhadap
    mekanisme pasar

9
KARAKTERISTIK ORGANISASI PELAYANAN KEMANUSIAAN
  • Proses pelayanan hendaknya berorientasi pada
    pemenuhan kebutuhan klien
  • Diperlakukan sebagai individu
  • Menyatakan perasaan
  • Memperoleh tanggapan terhadap masalah yang
    dialami
  • Diakui sebagai pribadi yang bermartabat
  • Tidak dipersalahkan
  • Menentukan keputusan sendiri
  • Dilindungi kerahasiaannya.

10
  • Proses pelayanan hendaknya bersifat mendorong dan
    menambah energi
  • Pemberian kemampuan
  • Pemberian motivasi
  • Pemberian saran
  • Pemberian kemudahan dalam akses pasilitas.

11
  • Proses pelayanan hendaknya bersifat integratif
    dan inklusif
  • Kerjasama
  • Keakraban
  • Persahabatan
  • Saling menghargai
  • Cinta kasih
  • Dukungan sosial.

12
  • Proses pelayanan hendaknya bersifat
    transaksional
  • Pertukaran sumber yang dibutuhkan
  • Pertukaran pengalaman
  • Saling mengerti dan memahami
  • Resiprokal dan responsif

13
  • Proses pelayanan hendaknya bersifat murni, jujur
    dan realistik
  • Menghindari kebohongan
  • Memberikan kepuasan pada kedua belah pihak
  • Saling mempercayai
  • Saling menghargai

14
  • Proses pelayanan hendaknya bersifat
    komplementaritas peranan
  • Penuh perhatian
  • Memberi respon terhadap hal yang disampaikan
  • Mampu menggunakan otoritas dan kontrol.

15
Prinsip-prinsip pelayanan
  • Individualisasi, pengakuan terhadap sifat-sifat
    unik yang dimiliki klien, sbg hak dasar manusia
    ut menjadi diri sendiri yg memiliki perbedaan
    pribadi.
  • Pernyataan perasaan secara bertujuan, yaitu
    pengakuan akan kebutuhan klien untuk menyatakan
    perasaan 1) mendengarkan apa yg disampaikan
    tanpa menilai/mencela, memberikan dorongan jika
    diperlukan.

16
  • Keterlibatan emosi secara terkendali 1) kepekaan
    terhadap klien, 2)pemahaman terhadap makna
    perasaan klien, 3) pemberian respon secara tepat
    terhadap perasaan klien.
  • Akseptansi, melihat dan memperlakukan klien apa
    adanya 1) menerima bahwa klien memiliki
    kelebihan dan kekurangan, 2) menerima perasaan
    klien baik positif maupun negatif, 3) menerima
    tingkah laku dan sikap klien, baik yang
    konstruktif maupun destruktif.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com